NPM : 20.0102.0056
Kelas : Akuntansi 20 B
RESUME AKUNTANIS KEUANGAN LANJUTAN
KOMBINASI BISNIS
LATAR BELAKANG
A. PENGERTIAN KOMBINASI BISNIS
Kombinas bisnis yaitu termonologi akuntansi yang substansinya di Indonesia di bahas
dalam PSAK 22 yang telah direvisi pada tahun 2010. Transaksi kombinasi bisnis menurut
PSAK 22 revisi tahun 2010 terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas
lain yang berupa bisnis. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
Kombinasi bisnis melibatkan dua pihak yaitu pihak pengakuisisi: entitas yang memperoleh
pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis. Lalu, entitas
yang diakuisisi(entitas target) merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis
dikendalikan oleh entitas lain pengakuisisi.
Bisnis vs Perusahaan
Bisnis merupakan substansi usaha tanpa memandang bentuk usaha, sementara “perusahaan”
mengacu pada bentuk atau badan usaha. Faktor-faktor yang menentukan apakah suatu
aktivitas merupakan bisnis atau tidak, yaitu:
1. Aktivitas utama yang direncanakan telah dimulai
2. Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta input dan proses ainnya yang dapat
diterapkan pada input
3. Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi output
4. Dapat diperoleh akses ke pelanggan yang akan membeli output dan lainnya.
Pengendalian
Definisi pengendalian awalnya dijelaskan dalam PSAK 22 (Penyesuaian 2014) sebagai
kekuasaan untuk mengatur keuangan dan operasi entitas yang diakuisisi. Namun definisi
pengendalian tersebut diganti dengan definisi pengendalian seiring terbitnya PSAK 65 dan
PSAK 22 (Penyesuaian 2014) Kombinasi Bisnis. Menurut PSAK 65 investor mengendalikan
investee ketika:
1. Investor memiliki kekuasaan atas investee
2. Investor terekspos atau memiliki hak atas timbal hasil variabel (variabel return) dari
keterlibatannya dengan investee
3. Investor memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee
Identifikasi Kombinasi Bisnis
Entitas pertama-tama harus menentukan apakah suatu transaksi merupakan kombinasi bisnis
atau bukan dengan menerapkan definisi dalam standar bahwa aset dan liabilitas yang diambil
alih merupakan suatu bisnis.
Pada kombinasi bisnis dengan metode akuisisi, diisyaratkan dilakukan hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi pihak pengakuisisi
2. Menentukan tanggal akuisisi
3. Mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih,
dan kepentingan non pengendali pihak yang diakuisisi.
4. Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pengembalian dengan diskon.
Jika pihak mengakuisisi sulit diidentifikasi ada beberapa kriteria yang digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan pihak pengakuisisi antara lain:
a. Pihak pengakuisisi biasanya dari sisi ukuran lebih besar
b. Pihak pengakuisisi yang mengalihkan aset, saham atau sumber daya untuk memperoleh
kepemilikan bisnis tersebut.
Untuk memenuhi kualifikasi pengakuan dalam metode akuisisi aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi definisi aset dan liabilitas sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) pada tanggal akuisisi.
2. Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuan sisi dan pihak yang
diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis, bukan hasil transaksi terpisah di luar kombinasi
bisnis.
B. KEUNTUNGAN KOMBINASI BISNIS
Keuntungan kombinasi bisnis adalah diperolehnya imbal hasil yang lebih besar kepada
pemegang saham dibandingkan pada saat entitas belum melakukan kombinasi bisnis.
Tercipta karena entitas mampu menghasilkan sinergi dalam kombinasi bisnis tersebut.
C. PENGEMBANGAN BISNIS
Pengembangan bisnis dapat dilakukan secara internal yaitu dengan cara pembentukan entitas
baru dengan cara internal. Tujuan pembentukan entitas baru tersebut biasanya untuk
membuka pasar yang lebih luas atau memperluas jaringan produksi. Pembentukan entitas
baru dapat dilakukan melalui mekanisme spin-off atau pemisahan satu unit divisi
perusahaaan menjadi anak entitas sendiri yang tujuannya adalah untuk fleksibilitas dalam
menjalankan usaha, alas an regulasi yang mengharuskan menjadi bentuk hukum terpisah
atau karena tujuan perpajakan. Pengembangan bisnis secara eksternal dilakukan dengan
membeli atau mengakuisisi entitas lain di luar entitas. Dan ini menjadikan perusahaan
menjadi bertambah besar.
D. ASPEK ETIKA DALAM KOMBINASI BISNIS
Kombinasi bisnis mampu mengakselerasi pertumbuhan perusahaan sehingga dapat
berkembang jauh lebih cepat jika melakukan pertumbuhan secara alami melalui peningkatan
produksi dan skala usaha. Kombinasi bisnis akan menjadi perusahaan besar sehingga
struktur kepemilikannya menjadi rumit. Dan dimanfaatkan untuk manajemen laba yang
merugikan pemegang saham dan seluruh stakeholder.
E. JENIS KOMBINASI BISNIS
Strategi Bisnis
a. Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas yang
memiliki hubungan pemasok atau distribusi.
b. Integrasi horizontal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas yang
menghasilkan produk sejenis atau produk yang berkaitan
c. Konglomerasi adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas yang tidak
memiliki hubungan dengan entitas.
Bentuk Entitas
Berdasarkan bentuk hukum;
a. Merger (statutory merger) adalah kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
menggabungkan dua atau lebih entitas, dimana entitas yang diakuisisi dibubarkan serta
semua asset dan liabilitasnya diambil alih pihak yang mengakuisisi.
b. Konsolidasi (statutory consolidation) adalah kombinasi bisnis dengan membentuk satu
entitas baru yang akan mengambil alih semua asset dan liabilitas dari entitas yang
bergabung.
c. Akuisisi (stock acquisition) adalah kombinasi dengan membeli kepemilikan entitas
yang diakuisisi, namun entitas yang diakuisisi tetap berdiri hanya dikendalikan oleh
entitas pengakuisisi.
Metode Akuntansi
a. Metode pooling of interest atau penyatuan kepentingan. Masing-masing pihak akan
menyatukan kepentingan masing-masing pihak akan menyatukan kepentingan bisnisnya
sehingga tidak diperlukan penilaian ulang asset dan liabilitas yang bergabung. Dalam
metode tersebut dasar pencatatannya adalah nilai buku entitas yang bergabung.
b. Metode purchase atau pembelian atau akuisisi. Dasar pencatatan adalah nilai wajar pada
tanggal akuisisi, karena kombinasi bisnis dianggap sebagai pembentukan entitas baru,
sehingga dilakukan penilaian atas asset bersih entitas yang bergabung.
Sumber:
Martani, Dwi, dkk. 2016, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Salemba, Jakarta.