Anda di halaman 1dari 46

AKUNTANSI KEUANGAN

LANJUTAN

Umi Hanifah SE, MAk


KOMBINASI BISNIS
LATAR BELAKANG
.,

Entitas menjadi besar.


Mensinergi SD yg dimiliki.
Motivasi Menghindari
pengambilalihan oleh
entitas lain.

Imbal hasil lebih besar


kepada investor
disbanding pada entitas Keuntungan
yang belum melakukan
kombinasi bisnis

Kasus enron adanya SPE


Aspek etika (special purpose entity).

3
LATAR BELAKANG
Lanjutan.,

Jenis Strategi bisnis


kombinasi &
bisnis Bentuk entitas

Integrasi vertical
Strategi
Integrasi horizontal bisnis
Konglomerasi

Merger
Bentuk
entitas Konsolidasi
Akuisisi

4
MERGER
Perusahaan A + Perusahaan B + Perusahaan C → Perusahaan A

KONSOLIDASI
Perusahaan A + Perusahaan B + Perusahaan C → Perusahaan D

AKUISISI
Perusahaan A + Perusahaan B → Perusahaan A + Perusahaan B
Perusahaan A + Perusahaan C → Perusahaan A + Perusahaan C

5
Metode Akuntansi
1. Metode polling of interest
2. Metode purchase
Aspek perpajakan dalam kombinasi bisnis
1. Pajak harus dibayar oleh pihak yang
melakukan pengalihan aset.
Standar Akuntansi Kombinasi Bisnis
2. Jika yang dialihkan tanah dan bangunan
1. PSAK 22 : kombinasi bisnis akan dikenakan 5% pajak final atas nilai
2. Restrukturisasi entitas sepengendali jual.
3. Jika bukan tanah dan bangunan akan
dikenakan pajak penghasilan sebesar
keuntungan dari selisih nilai wajar dengan
nilai buku. Untuk pengalihan tanah dan
bangunan pihak yang mengakuisisi
dikenakan bea perolehan hak tanah dan
bangunan sebesar 5%.
6
KOMBINASI BISNIS DAN PENGENDALIAN
• Pembelian entitas yang sudah ada untuk digabungkan dengan entitas yang
sudah ada diartikan sebagai proses mengombinasikan bisnis sehingga transaksi
ini dikenal dengan istilah business combination atau pernah juga digunakan
istilah penggabungan usaha.
• PSAK 22 (Penyesuaian 2014) Kombinasi Bisnis, mendefinisikan kombinasi bisnis
sebagai transaksi atau peristiwa di mana sebuah entitas memperoleh
pengendalian atas entitas lain.
• PSAK 22 (Revisi 2010) mendefinisikan pengendalian sebagai kekuasaan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh
manfaat dari aktivitas entitas tersebut.

7
PENGENDALIAN

• Definisi pengendalian awalnya dijelaskan dalam PSAK 22


(Penyesuaian 2014) sebagai kekuasaan untuk mengatur
keuangan dan operasi entitas yang diakuisisi.
• Namun definisi pengendalian tersebut diganti dengan
definisi pengendalian seiring terbitnya PSAK 65 Laporan
Keuangan Konsolidasian dan PSAK 22 (Penyesuaian 2014)
Kombinasi Bisnis.

8
Menurut PSAK 65, investor mengendalikan investee ketika:

1. Investor memiliki kekuasaan (power) atas investee;

2. Investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil


variabel (variable return) dari keterlibatannya dengan
investee ;

3. Investor memiliki kemampuan untuk memengaruhi imbal


hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.

9
BISNIS

• Dalam transaksi kombinasi bisnis harus dipastikan bahwa transaksi


tersebut merupakan pembelian sebuah bisnis, bukan pembelian
aset perusahaan secara terpisah.

• Menurut PSAK 22 (Penyesuaian 2014), bisnis adalah suatu


rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu dikelola
dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen, efisiensi
biaya atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada
pemilik entitas.
10
IDENTIFIKASI KOMBINASI BISNIS

• Entitas pertama-tama harus menentukan apakah suatu transaksi


merupakan kombinasi bisnis atau bukan dengan menerapkan
definisi dalam standar bahwa aset dan liabilitas yang diambil alih
merupakan suatu bisnis.
• Dalam melakukan pencatatan transaksi kombinasi bisnis PSAK 22
(Penyesuaian 2014) mengharuskan menggunakan metode akuisisi.
• Pada kombinasi bisnis dengan metode akuisisi, disyaratkan
dilakukan hal-hal berikut:

11
IDENTIFIKASI KOMBINASI BISNIS., LANJUTAN

Mengidentifikasi pihak pengakuisisi Menentukan tanggal akuisisi

Mengakui dan mengukur aset


teridentifikasi yang diperoleh, Mengakui dan mengukur goodwill atau
liabilitas yang diambil alih, dan keuntungan dari pembelian dengan
kepentingan nonpengendali pihak diskon
yang diakuisisi

12
IDENTIFIKASI KOMBINASI BISNIS., LANJUTAN

• Akuntansi kombinasi bisnis terkait dengan pencatatan akuntansi untuk


pihak yang melakukan akuisisi atau pengakuisisi.
• Jika pihak pengakuisisi sulit diidentifikasi ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan pihak
pengakuisisi antara lain:
a. Pihak pengakuisisi biasanya dari sisi ukuran lebih besar;
b. Pihak pengakuisisi yang mengaihkan aset, saham, atau sumber daya
untuk memperoleh kepemilikan bisnis tersebut.

13
IDENTIFIKASI KOMBINASI BISNIS., LANJUTAN

• Untuk memenuhi kualifikasi pengakuan dalam metode akuisisi, aset


teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih memiliki
persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi definisi aset dan liabillitas sesuai dengan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) pada tanggal
akuisisi.
2. Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi
dan pihak yang diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis, bukan hasil
transaksi terpisah di luar kombinasi bisnis.
14
AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Liabilitas


• Pihak pengakuisisi mengakui secara terpisah berupa goodwill, aset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan
nonpengendali dari pihak yang diakuisisi.
• Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
• Pengukuran nilai wajar atas aset dan liabilitas mengacu kepada pengukuran
nilai wajar pada PSAK 68 (2013) Pengukuran Nilai Wajar, kecuali pengukuran
tersebut sudah diatur secara spesifik pada PSAK tertentu seperti imbalan kerja,
pajak penghasilan, dan liabilitas kontinjensi.

15
BIAYA TRANSAKSI

• Biaya tersebut mencakup biaya makelar (finder’s fees), advis, hukum,


akuntansi, penilaian, dan biaya profesional atau konsultasi lainnya,
biaya administrasi umum dan biaya pendaftaran serta penerbitan efek
utang dan efek ekuitas.
• Ketentuan ini mengacu pada PSAK 55 (Revisi 2013) Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

16
IMBALAN YANG DIALIHKAN
• Dalam suatu kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi membayar imbalan
kepada pihak yang diakuisisi atas akuisisi yang dilakukan.
• Imbalan dalam kombinasi bisnis dapat berupa kas, aset non-kas
lainnya, efek utang atau efek ekuitas yang diterbitkan oleh pihak
pengakuisisi.
• Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai
wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar
tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh pihak
pengakuisisi, liabilitas yang diambil alih oleh pihak pengakuisisi
kepada pemilik pihak yang diakuisisi sebelumnya.
17
GOODWILL

Goodwill
(imbalan yang dialihkan - kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki
oleh pihak pengakuisisi - kepentingan nonpengendali pada pihak yang
diakuisisi + (aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih)

18
PENCATATAN TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS

Transaksi kombinasi bisnis secara umum dapat dikategorikan transaksi berikut:


a. Entitas yang diakuisisi menjual aset bersih dan kemudian entitas tersebut
dibubarkan.
b. Entitas yang mengakuisisi menerima aset dari entitas yang dibubarkan.
c. Entitas yang diakuisi menjual aset namun entitas tidak dibubarkan.
d. Entitas yang mengakuisisi menerima aset dari entitas yang tidak dibubarkan.
e. Entitas mengakuisisi kepemilikan entitas lain dan entitas tersebut tidak
dibubarkan.

19
PENCATATAN TRANSAKSI
KOMBINASI BISNIS

MERGER

A+B+C=A
1.1
AKUISISI ASSET BERSIH – IMBALAN BERUPA KAS

Pada 31 Desember 2015, PT PERMATA mengakuisisi seluruh asset bersih PT SAMARA dalam sebuah merger.
Informasi laporan keuangan untuk PT PERMATA dan PT SAMARA pada saat itu adalah:

21
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(dalam 000 Rupiah, kecuali per saham)
PT PERMATA PT SAMARA
NILAI NILAI NILAI WAJAR
TERCATAT TERCATAT
Kas 480.000 40.000 40.000
Piutang usaha 280.000 70.000 70.000
Persediaan 340.000 60.000 100.000
Tanah 160.000 80.000 120.000
Bangunan dan mesin 760.000 620.000 300.000
Akumulasi penyusutan (380.000) (400.000)
TOTAL ASET 1.640.000 470.000 630.000
Utang usaha 170.000 110.000 110.000
Utang wesel 300.000 240.000 240.000
Saham biasa
Nominal Rp 20.000 400.000
Nominal Rp 12.000 36.000
Tambahan modal disetor 320.000 20.000
Saldo laba 450.000 64.000
TOTAL LIABILTAS & EKUITAS 1.640.000 470.000

22
PT PERMATA mengalihkan imbalan sebesar Rp 352.000.000 untuk mengakuisisi asset neto PT Samara.
PT PERMATA mengeluaran Rp 20.000.000 untuk biaya legal.
Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut:

Imbalan yang dialihkan Rp 352.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya - 630.000
Kepentingan non-pengendali - (110.000)
(240.000)
Jumlah Rp 352.000.000
Aset bersih teridentifikasi Rp 280.000.000
Goodwill Rp 72.000.000

Aset bersih teridentifikasi dihitung dari nilai wajar asset dikurang liabilitas. Tidak ada kepentingan yang
dimiliki sebelumnya karena PT PERMATA tidak mengakuisisi secara bertahap, demikian juga dengan nilai
kepentingan non-pengendalian karena akuisisi dilakukan atas seluruh asset bersih PT SAMARA.
Pada contoh ini, akuisisi dilakukan terhadap asset bersih sehingga pihak pengakuisisi mengakui seluruh asset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada nilai wajarnya.

23
Berikut jurnal yang dicatat oleh PT PERMATA;
1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi
Beban 20.000.000
Kas 20.000.000

2. Jurnal untuk akuisis asset bersih


31 Desember 2015
Kas 40.000.000
Piutang usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan mesin 300.000.000
Goodwill 72.000.000
Utang usaha 110.000.000
Utang wesel 240.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 352.000.000

Atas akuisisi ini, PT SAMARA sebagai entitas yang dibubarkan akan menghapus
24 bukukan seluruh asset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan operasinya.
1.2
AKUISISI ASSET BERSIH – IMBALAN BERUPA NON-KAS

25
PT PERMATA menerbitkan 11.000 lembar saham biasa sebagai imbalan yang dialihkan atas akuisisi tersebut. Nilai
wajar saham PT PERMATA adalah Rp 32.000/lbr. Atas penerbitan saham tersebut, PT PERMATA juga membayar biaya
penerbitan saham senilai Rp 30.000.000. PT PERMATA akan mencatat jurnal sebagai berikut;
1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi
31 Desember 2015
Beban 20.000.000
Beban tangguhan 30.000.000
Kas 50.000.000

N. Wajar saham (32.000 x 11.000) Rp 352.000.000


2. Jurnal untuk akuisis asset bersih N. Nominal saham (Rp 20.000 x 11.000) Rp 220.000.000
31 Desember 2015 N. Tambahan modal disetor Rp 132.000.000
Beban tangguhan Rp 30.000.000
Kas 40.000.000 N. Tambahan modal disetor-bersih Rp 102.000.000
Piutang usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan mesin 300.000.000
Goodwill 72.000.000
Utang usaha 110.000.000
Utang wesel 240.000.000 Perbedaan jurnal contoh 1.2 dengan 1.1
Saham biasa (Rp 20.000 x 11.000) 220.000.000 adalah pada imbalan yang dialihkan (saham
Tambahan modal disetor 102.000.000
Beban tangguhan 30.000.000
biasa dan tambahan modal disetor).
26
26
Berikut jurnal yang dicatat oleh PT PERMATA;
1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi
Beban 20.000.000
Kas 20.000.000

2. Jurnal untuk akuisis asset bersih


31 Desember 2015
Kas 40.000.000
Piutang usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan mesin 300.000.000
Goodwill 72.000.000
Utang usaha 110.000.000
Utang wesel 240.000.000
Kas (imbalan
yang dialihkan)

Atas akuisisi ini, PT SAMARA sebagai entitas yang dibubarkan akan menghapus
27 bukukan seluruh asset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan operasinya.
1.3 AKUISISI SAHAM – IMBALAN BERUPA KAS
Berdasarkan contoh 1.1 seandainya PT PERMATA mengakuisisi seluruh saham biasa PT
SAMARA dengan membayar tunai Rp 352.000.000. Atas akuisisi tersebut PT SAMARA
tetap beroperasi dan tidak dibubarkan. PT PERMATA akan mencatat jurnal sebagai
berikut;

1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi


31 Desember 2015
Beban 20.000.000

Kas 20.000.000

2. Jurnal untuk mencatat akuisisi saham


31 Desember 2015
Investasi pada PT SAMARA 352.000.000

Kas 352.000.000

28
CONTOH

KONSOLIDASI
A+B=C
1.4
AKUISISI ASSET BERSIH – IMBALAN BERUPA KAS

Pada 31 Desember 2015, PT MANDIRI mengakuisisi seluruh asset bersih PT PERMATA dan PT SAMARA dalam
sebuah statutory consolidation.
Akuisisi ini menyebabkan dibubarkannya PT PERMATA dan PT SAMARA dan bergabung menjadi entitas baru yaitu
PT MANDIRI.
Informasi laporan keuangan untuk PT PERMATA dan PT SAMARA pada saat itu adalah:

30
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(dalam 000 Rupiah, kecuali per saham)

PT PERMATA PT SAMARA
NILAI NILAI NILAI NILAI
TERCATAT WAJAR TERCATAT WAJAR

Kas 480.000 480.000 40.000 40.000


Piutang usaha 280.000 280.000 70.000 70.000
Persediaan 340.000 300.000 60.000 100.000
Tanah 160.000 200.000 80.000 120.000
Bangunan dan mesin 760.000 600.000 620.000 300.000
Akumulasi penyusutan (380.000) (400.000)
TOTAL ASET 1.640.000 1.860.000 470.000 630.000
Utang usaha 170.000 170.000 110.000 110.000
Utang wesel 300.000 310.000 240.000 240.000
Saham biasa
Nominal Rp 20.000 400.000
Nominal Rp 12.000 36.000
Tambahan modal disetor 320.000 20.000
Saldo laba 450.000 64.000
TOTAL LIABILTAS & EKUITAS 1.640.000 470.000
31
PT MANDIRI mengalihkan imbalan senilai Rp 1.800.000.000 untuk mengakuisisi asset neto PT PERMATA dan PT
SAMARA. PT MANDIRI mengeluarkan Rp 40.000.000 untuk biaya legal.
Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sebagai berikut:

Imbalan yang dialihkan Rp 1.800.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya -
Kepentingan non-pengendali -
Jumlah Rp 1.800.000.000
Aset bersih teridentifikasi Rp 1.660.000.000
Goodwill Rp 140.000.000

32
32
Berikut jurnal yang dicatat oleh PT MANDIRI;
1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi
Beban 40.000.000
Kas 40.000.000

2. Jurnal untuk akuisis asset bersih


31 Desember 2015
Kas 520.000.000
Piutang usaha 350.000.000
Persediaan 400.000.000
Tanah 320.000.000
Bangunan dan mesin 900.000.000
Goodwill 140.000.000
Utang usaha 280.000.000
Utang wesel 550.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 1.800.000.000

Atas akuisisi ini, PT PERMATA dan PT SAMARA sebagai entitas yang dibubarkan akan
menghapusbukukan seluruh asset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan operasinya.
33
Keuntungan atas
pembelian diskon
diakui dalam
PEMBELIAN DISKON laporan laba rugi
pengakuisisi pada
tanggal akuisisi

34
1.5
MERGER
AKUISISI ASSET BERSIH – PEMBELIAN DISKON

Merujuk contoh 1.1., PT Permata mengalihkan imbalan senilai RP 250.000.000 untuk mengakuisisi asset neto PT
SAMARA. PT PERMATA mengeluarkan RP 20.000.000 untuk biaya legal. Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang
terjadi dapat dihitung sebagai berikut:

Imbalan yang dialihkan Rp 250.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya -
Kepentingan non-pengendali -
Jumlah Rp 250.000.000
Aset bersih teridentifikasi Rp 280.000.000
Pembelian diskon Rp 30.000.000
35
Berikut jurnal yang dicatat oleh PT PERMATA;
1. Jurnal untuk mencatat biaya transaksi
Beban 20.000.000
Kas 20.000.000

2. Jurnal untuk akuisis asset bersih


31 Desember 2015
Kas 40.000.000
Piutang usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan mesin 300.000.000
Utang usaha 110.000.000
Utang wesel 240.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 250.000.000
Keuntungan pembelian diskon 30.000.000

Atas akuisisi ini, selisih pembelian diskon diakui sebagai keuntungan dalam laporan laba rugi pada
periode akuisisi.
36
Ketika proses akuisisi tidak
dilakukan sekaligus.
Contoh:
PT A saat ini memiliki 30% PT B.
Kemudian PT A menambah
AKUISISI BERTAHAP kepemilikannya 25%, sehingga
total kepemilikan 55%.

Transaksi kombinasi bisnis akan


diterapkan saat pembelian
tambahan 25% saham PT B.

37
Ketika investor memiliki
investasi pada saham entitas
lain yang awalnya tidak
memiliki pengendalian namun
KOMBINASI BISNIS pengendalian dapat diperoleh
TANPA PENGALIHAN tanpa adanya pengalihan
imbalan.
IMBALAN

38
Hal ini dapat terjadi di antaranya karena:
1. Pihak yang diakuisisi membeli kembali sahamnya dari pihak lain sehingga
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian. Hal ini disebabkan jumlah
lembar saham yang dimiliki pengakuisisi tetap namun jumlah lembar saham
beredar berkurang sehingga proporsi kepemilikan pihak pengakuisisi
meningkat.
2. Hilangnya hak veto yang sebelumnya menghalangi pengakuisisi untuk
mengendalikan. Hal ini terjadi ketika pengakuisisi memiliki hak suara mayoritas,
namun tidak memiliki pengendalian karena ada investor lain yang memiliki hak
veto. Ketika hak veto investor lain tersebut hilang, maka pihak pengakuisisi
akan memperoleh pengendalian dengan sendirinya.
3. Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengombinasikan bisnisnya
dengan kontrak semata.

39
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KOMBINASI BISNIS

• Penyajian
• Pada akuisisi aset bersih (merger dan konsolidasi), aset dan liabilitas
pihak yang diakuisisi tersebut, termasuk goodwill yang timbul akan
digabungkan dengan aset dan liabilitas pihak pengakuisisi dan
disajikan pada laporan keuangan pihak pengakuisisi.
• Pada akuisisi saham, aset dan liabilitas kedua pihak akan disajikan
pada laporan keuangan konsolidasian.

40
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KOMBINASI BISNIS., LANJUTAN

• Pengungkapan
• Berdasarkan PSAK 22 (Penyesuaian 2014), pihak pengakuisisi mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan agar dapat
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi, baik
selama periode pelaporan berjalan ataupun setelah akhir periode pelaporan tetapi
sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
• Pihak pengakuisisi juga mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang
diakui pada periode pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi
bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan sebelumnya.

41
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KOMBINASI BISNIS., LANJUTAN

Contoh Pengungkapan

42
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
• Ketika sebuah entitas melakukan transaksi kombinasi bisnis, laporan keuangan entitas
tersebut akan berbeda dibandingkan dengan laporan keuangan entitas periode
sebelumnya.
• Jika kombinasi bisnis tersebut dilakukan dengan melakukan akuisisi entitas lain
dengan ukuran yang signifikan maka akan terjadi perubahan material atas
komponen laporan keuangan.
• Jika pembaca laporan keuangan ingin membandingkan laporan keuangan dari
periode sebelumnya, padahal entitas tersebut melakukan aksi korporasi kombinasi
usaha, maka analisis harus dilakukan dengan hati-hati.
• Analisis biasanya akan memberikan perhatian besar apakah kinerja usaha sebelum
dan sesudah dilakukan kombinasi mengalami perubahan atau tetap sama.
43
Wassalamu’alaikum WR WB

“TERIMAKASIH” MATUR SUWUN….,


45
46

Anda mungkin juga menyukai