Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2020, 11(2), 420-431

APAKAH PENGETAHUAN PAJAK DAN TINGKAT PENDIDIKAN


MENINGKATKAN KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK?
Susanti, Joni Susilowibowo, Han Tantri Hardini

Universitas Negeri Surabaya, Jl. Lidah Wetan, Surabaya 60213

Surel: susanti@unesa.ac.id

Volume 11 Abstrak: Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan Mening­


Nomor 2
Halaman 420-431
katkan Kepatuhan Membayar Pajak? Penelitian ini bertujuan untuk
Malang, Agustus 2020 menguji pengaruh antara pengetahuan pajak serta tingkat pendidikan
ISSN 2086-7603 terhadap kepatuhan dalam membayar pajak. Metode yang digunakan
e-ISSN 2089-5879 adalah regresi berganda dengan sampel warga Ketintang, Surabaya.
Penelitian ini membuktikan bahwa hanya pengetahuan pajak yang me­
Tanggal Masuk: macu kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Sebaliknya, ting­
28 Maret 2019 kat pendidikan belum mampu memberikan dampak pada kepatuhan
Tanggal Revisi: masyarakat untuk membayar pajak. Oleh karena itu, masyarakat perlu
05 Agustus 2020 diberi pemahaman intensif mengenai pengetahuan pajak melalui ber­
Tanggal Diterima: bagai kegiatan, seperti seminar, pelatihan dan sosialisasi tentang pajak.
31 Agustus 2020
Abstract: Do Tax Knowledge and Education Levels Improve Taxpay-
ing Compliance? This study aims to examine the effect of tax knowledge
Kata kunci: and education level on tax compliance. The method used is multiple regres-
sion with a sample of residents of Ketintang, Surabaya. This study proves
kepatuhan, that only tax knowledge spurs tax compliance. Instead, the level of edu-
pengetahuan perpajakan, cation has not been able to have an impact on tax compliance. Therefore,
sosialiasi, society needs to be given an intensive understanding of tax knowledge
tingkat pendidikan through various activities, such as seminars, training and socialization
about taxes.

Mengutip ini sebagai: Susanti., Susilowibowo, J., & Hardini, H. T. (2020). Apakah Pengetahuan Pajak
dan Tingkat Pendidikan Meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,
11(2), 420-431. https://doi.org/10.21776/ub.jamal.2020.11.2.25

Indonesia merupakan negara yang makmuran rakyat”. Perihal tersebut, menja­


mempunyai kebergantungan penerimaan di keharusan bagi masyarakat untuk mem­
dari pajak dan menghendaki adanya per­ bantu meningkatkan pendapatan negara.
lakuan aktif dari masyarakat agar berpar­ Mangoting (2018) dan Prastiwi et al. (2019),
tisipasi untuk membayar pajak. Pengertian menyatakan bahwa pajak dan sistem perpa­
Pajak yang didasarkan pada Undang-Un­ jakan sangat penting dalam pembangunan
dang Pajak yang merupakan hasil perubah­ negara.
an UU Nomor 16 Tahun 2009 yang keempat Setiap negara memiliki tata cara bagi
ialah “kontribusi wajib kepada negara yang warganya untuk bersama–sama membangun
terutang oleh orang pribadi atau badan yang agar perekonomian berjalan dengan baik.
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Un­ Namun, pasti ada kendala dari ma­syarakat
dang, dengan tidak mendapatkan imbal­ yang kurang mampu menaati dan sadar akan
an secara langsung dan digunakan untuk aturan terutama masalah pajak. Prastiwi et
keperluan negara bagi sebesar-besarnya ke­ al. (2019) dan Sidani et al. (2014) berargu­

420
Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 421

mentasi bahwa masalah yang se­ring terjadi kan tingkat sensitivitas serta kesadaran wa­
di negara berkembang dan maju salah sa­ jib pajak atas undang-undang perpajak­ an.
tunya ialah permasalahan kepatuh­an wajib Beberapa hasil penelitian relevan tentang
pajak. Kurangnya pemasukan ne­ gara yang kepatuhan pembayaran pajak yang bisa
didapatkan dari pajak disebabkan karena dipengaruhi oleh pengetahuan perpajak­
wajib pajak tidak mematuhi aturan perpajak­ an adalah perolehan penelitian dari Rodrí­
an. Ketika pendapatan yang diterima beru­ guez (2018) yang me­nyatakan bahwa faktor
pa pajak berkurang, maka pembangunan di penge­tahuan wajib pajak yang baik perihal
negara akan terhambat. Berbagai upaya te­ peraturan pajak, dapat berdampak pada
lah dilakukan untuk memberikan kesadar­an kepatuhan membayar pajak. Tidak ha­
para wajib pajak agar dapat patuh memba­ nya itu, penelitian Dyan & Venusita (2013)
yar pajak. Saat ini pemerintah telah mene­ menyebutkan bahwa pe­ ngetahuan perpa­
rapkan tax amnesty dengan tujuan supaya jakan juga menimbulkan inisiatif wajib pa­
para wajib pajak mau membayar pajak di jak atas pemenuhan kewajiban pembayaran
dalam negeri. Patuh membayar pajak dapat pajak, wawasan perpajak­an para wajib pa­
ditunjukkan dengan perilaku memenuhi ke­ jak, ke­ sadaran terhadap aturan-aturan
wajiban perpajakan sebagai kontribusi ter­ perpajakan, persepsi efektivitas pada me­
hadap pembangunan negara yang harap­ kanisme perpajakan, mutu penya­ jian pada
annya dapat dipenuhi dan diberikan secara wajib pajak serta ke­sediaan proses pemba­
sukarela. Mangoting (2018) menjelaskan yaran pajak. Le et al. (2020) dan Pratama
bahwa kepatuhan pajak yaitu kemampuan (2017) memperoleh hasil temuan bahwa
dan kemauan masyarakat yang wajib mem­ kepatuhan untuk membayar pajak mampu
bayar pajak untuk mematuhi undang-un­ dipengaruhi oleh faktor penge­tahuan pajak.
dang perpajakan, menyatakan pendapatan Penelitian Saad (2014) memperoleh hasil
yang benar di setiap tahun, dan bayar jum­ bahwa kepatuhan pajak warga negara New
lah pajak tepat waktu. Sementara itu, Prata­ Zealand dipengaruhi oleh penge­tahuan pa­
ma (2017) mengungkapkan kepatuh­an bagi jak mereka. Masyarakat memiliki pengeta­
yang memiliki kewajiban membayar pajak huan pajak yang buruk dikarenakan ada­
merupakan kesediaan dalam rangka melak­ nya aturan-aturan negara yang rumit yang
sanakan kewajiban perpajakan mereka tan­ akhirnya menyebabkan mereka tidak patuh
pa perlu mengadakan proses pemeriksaan, membayar pajak. Ada gap penelitian terkait
investigasi secara cermat, teguran, ataupun dengan hasil penelitian lain yang menun­
ancaman serta menerapkan sanksi hukum jukkan bahwa pengetahuan pajak tidak bisa
ataupun administrasi sesuai dengan aturan mempengaruhi kepatuhan membayar pajak.
yang telah ditetapkan. Menurut peraturan Penelitian oleh Areo et al. (2020) menyebut­
Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 kan tentang pengaruh pengetahuan perpa­
bahwa tolok ukur seseorang dikatakan jakan atas kepatuhan wajib pajak pelaku
patuh pada pajak adalah “tepat waktu dalam usaha kecil dan menengah yang menghasil­
menyampaikan SPT, dan tidak mempunyai kan data bahwa kepatuhan pro­ses pemba­
tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, yaran pajak tidak mampu dipe­ngaruhi oleh
kecuali telah memperoleh izin untuk meng­ tinggi rendahnya pengetahuan pajak. Para
angsur atau menunda pembayaran pajak”. pelaku usaha hanya mengalami kesulitan
Kepatuhan wajib pajak adalah perwujudan untuk memahami hukum pajak, tetapi me­
dari sikap disiplin para wajib pajak untuk reka juga menunjukkan pengetahuan yang
memenuhi semua kewajiban perpajakan buruk tentang tarif pajak dan konsep dasar
dan melaksanakan hak perpajakannya, ser­ perpajakan.
ta melaporkan jumlah pajak terutang sesuai Tidak hanya faktor pengetahuan per­
dengan peraturan yang sudah ditetapkan. pajakan, derajat pendidikan juga mampu
(Dyan & Venusita, 2013). mempengaruhi kepatuhan pembayaran pa­
Sejumlah penelitian terdahulu meng­ jak. Tingkat pendidikan seseorang yang lebih
hasilkan beberapa temuan terkait kepatuh­ tinggi, pada umumnya memiliki kesadaran
an masyarakat dalam pembayaran pajak. yang tinggi terhadap kepatuhan membayar
Faktor yang mampu memberikan dampak pajak. Dengan pendidikan yang tinggi dapat
atas kepatuhan wajib pajak bagi masyarakat menjadikan seseorang kaya akan informasi
salah satunya ialah pengetahuan perpa­ terutama tentang pajak dan banyak mempe­
jakan. Ibrahim et al. (2015) menyebutkan lajari seluk beluk pajak selama menempuh
bahwa pengetahuan perpajakan merupa­ pendidikan tersebut. Rodriguez-Justicia &
422 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2020, Hlm 420-431

Theilen (2018) menjelaskan tentang penge­ METODE


tahuan pajak memegang peran vital. Pendi­ Penelitian ini menggunakan pengeta­
dikan pajak sebaiknya diperoleh setiap wajib huan perpajakan dan tingkat pendidikan
pajak, agar setiap wajib pajak mempunyai sebagai variabel bebas/independen. Selain
pengetahuan yang lebih baik mengenai per­ itu, variabel kepatuhan membayar pajak di­
pajakan. Hal ini dapat dimaknai apabila wa­ jadikan sebagai variabel dependen/terikat.
jib pajak telah mendapatkan pengetahuan Gambar 1 menerangkan rancangan peneli­
yang cukup baik mengenai pajak, maka tian ini.
kepatuh­an dalam memenuhi tanggung jawab Penelitian ini mencakup seluruh war­
perpajakan juga akan meningkat. Le et al. ga di Ketintang Surabaya sebanyak 17.246
(2020) menemukan bahwa yang bisa mem­ penduduk dengan kurang lebih ada 960
pengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pe­ kepala keluarga di 12 RW pada kelurah­
menuhan tanggung jawab perpajakan ialah an Ketintang. Pemilihan warga daerah
derajat pendidikan dan wawasan wajib pa­ Ketintang, Surabaya dilaterbelakangi kare­
jak mengenai pajak itu sendiri. Namun, ada na kota Surabaya memiliki pendapatan dari
hasil penelitian lain yang menyebutkan bah­ sektor pajak daerah tahun 2015 sebesar
wa derajat pendidikan tidak dapat mempe­ Rp2,73 triliun. Hal ini berarti bahwa target
ngaruhi kepatuhan seseorang membayar pa­ pajak tahun 2015 berjumlah Rp2,67 triliun
jak. Lai et al. (2013) dan Strawczynski (2014) telah terlampaui. Kondisi ini memperlihat­
memperoleh hasil penelitian bahwa tingkat kan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pendidikan tidak mampu mempengaruhi kota Surabaya mengalami eskalasi lebih
ketaatan pembayaran pajak. dari 100 persen. Pajak Bumi dan Bangunan
Berdasarkan beberapa hasil penelitian (PBB) menjadi kontributor terbesar dengan
serta fenomena sebelumnya yang menjelas­ jumlah senilai Rp834 miliar atau melebihi
kan adanya kajian empiris dan gap empiris, target yang hanya Rp825 miliar.
maka peneliti bermaksud untuk melak­ Peneliti menggunakan rumus finite
sanakan penelitian untuk menguji pengaruh population. Rumus ini tepat dipilih untuk
antara pengetahuan para wajib pajak ten­ menentukan sampel dikarenakan popula­
tang perpajakan dan latar belakang pendi­ si dapat dihitung dan dapat diidentifikasi
dikan di masa lalu yaitu tingkat pendidikan­ karakteristiknya (Čiginas, 2013; O’Neill &
nya terhadap kepatuhan dalam membayar Stern, 2012). Didapatkan sampel penelitian
pajak para warga. Kebaruan dari peneli­ sejumlah 202 responden. Selanjutnya pe­
tian ini terletak pada penggabungan tingkat narikan sampel tiap RT dan RW di Kelura­
pendidikan dan pengetahuan perpajakan han Ketintang dilakukan dengan teknik pro-
sebagai variabel independen. Penyesuaian porsionate random sampling.
penggunaan indikator dalam penelitian de­ Skala likert yang telah diatur dengan
ngan peraturan perpajakan yang berlaku di lima alternatif jawaban akan digunakan
Indonesia. Perolehan hasil penelitian ini juga pada instrumen penelitian. Variabel pe­
mengungkap gap theory antarpenelitian se­ ngetahuan perpajakan serta kepatuhan wa­
belumnya yang diperoleh di Indonesia atau­ jib pajak digunakan sebagai pengambilan
pun di luar negeri. data penelitian ini. Wu et al. (2015) berar­

Pengetahuan
Perpajakan
Kepatuhan
M embayar Pajak

Tingkat
Pendidikan

Gambar 1. Desain Penelitian


Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 423

gumentasi bahwa instrumen penelitian pada ki oleh wajib pajak serta kepatuhan proses
penelitian sosial dapat berupa skala likert pembayaran pajak yang dilaksanakan oleh
yang berguna untuk mengukur sikap dan wajib pajak. Digunakan analisis regresi ber­
pendapat manusia. Adapun kisi-kisi instru­ ganda ialah sebagai pengukur pengaruh an­
men penelitian untuk variabel pengetahuan tarvariabel. Berikut bentuk statistik pada
perpajakan diadaptasi dari penelitian Adkins penelitian ini.
et al. (2012) dan Blechová et al. (2016) de­
ngan indikator antara lain peraturan pajak, Y = a + b1D1 + b2X1+ e
pendaftaran sebagai wajib pajak, tata cara
membayar pajak, tarif pajak, dan pengeta­ Keterangan:
huan wajib pajak mengenai fungsi pajak. Y = Kepatuhan membayar pajak
Untuk menggali informasi tingkat pengeta­ α = Konstanta
huan perpajakan warga dari variabel penge­ b1 = Koefisien regresi tingkat pendi­
tahuan perpajakan ini, responden diberikan dikan
5 pilih­an jawaban dengan skala likert pada b2 = Koefisien regresi pengetahuan per­
tiap butir pertanyaan dari indikator yang su­ pajakan
dah dibuat. Penggunaan kisi-kisi instrumen D1 = Tingkat pendidikan (dumi)
penelitian pada variabel Kepatuhan Mem­ X1 = Pengetahuan perpajakan
bayar Pajak diadaptasi dari penelitian Boo­ e = Eror
nyarat et al. (2015). Adapun kisi-kisi terse­
but adalah pendaftaran NPWP, menghitung HASIL DAN PEMBAHASAN
pajak ter­utang, proses membayar pajak, dan Statistik deskriptif. Berdasarkan ha­
pelapor­ an SPT. Untuk menggali informasi sil kuesioner didapatkan beberapa hal ter­
tingkat kepatuhan pajak, peneliti memberi­ kait dengan karakteristik yang terdapat
kan 5 pilihan jawaban de­ ngan skala likert pada sampel penelitian ini. Hasil tabulasi
pada tiap butir pertanyaan dari indikator data menyebutkan bahwa berjumlah 112
yang sudah dibuat. res­ponden laki–laki berjumlah 112 dan wa­
Kisi-kisi instrumen penelitian untuk nita berjumlah 90. Tingkat usia responden
variabel tingkat pendidikan digolongkan rata-rata terbanyak adalah usia antara 41
berdasarkan lulusan jenjang pendidikan sampai 50 tahun yaitu 110 responden. Ting­
akhir yang pernah ditempuh sebelum­ kat pendidikan responden dengan rata-rata
nya. Tiap res­ponden harus mengisi jenjang terba­nyak yaitu SMA dengan total 114 re­
pendidikan akhir yang mereka tempuh se­ sponden. Pertama kali membayar pajak ada­
belumnya dengan cara mencentang salah lah di atas tahun 2000. Adapun pajak yang
satu pilih­an dari jenjang pendidikan akhir. dibayarkan tiap individu bervariasi mulai
Peneliti menggunakan metode dumi untuk dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak
membuktikan pengaruh tingkat pendidikan Pengha­silan (PPh) serta Pajak Bumi dan Ba­
terhadap kepatuhan membayar pajak. Vari­ ngunan (PBB).
abel dumi digunakan untuk membedakan Tabel 1 menunjukkan paparan data
tingkat pendidikan responden, yang terdiri hasil kuesioner responden tentang penge­
dari lima kategori yaitu SD, SMP, SMA, S1, tahuan perpajakan. Perolehan yang dihasil­
dan S2/S3. kan Tabel 1 tentang frekuensi pengetahuan
Instrumen yang akan disebarkan kepa­ pajak dapat disampaikan mengenai penge­
da sampel penelitian, uji validitas, dan re­ tahuan perpajakan dengan jumlah 136 re­
liabilitas harus diuji terlebih dahulu. Jika sponden dengan kategori baik, sisanya yaitu
perolehan r hitung ≥ r tabel (signifikasi 0,05 sangat baik (29 responden), dan cukup (37
dengan pengujian 2 sisi) instrumen dinya­ responden). Tidak terdapat responden yang
takan valid. Oleh karena itu, instrumen be­ pengetahuan perpajakannya tergolong ku­
rupa butir pertanyaan berkorelasi signifikan rang atau sangat kurang.
pada skor jumlah keseluruhan. Sementara Tabel 2 menunjukkan paparan data ha­
itu, disebut reliabel bila diperoleh Cronbach sil kuesioner responden tentang kepatuhan
Alpha ≥ 0,60. membayar pajak. Perolehan hasil pada Tabel
Penggunaan kuesioner/angket ialah 2 dapat disampaikan mengenai responden
untuk proses mengumpulkan data dengan memiliki kepatuhan membayar pajak yang
5 skala likert untuk menggali informasi ten­ cukup berjumlah 112 responden, sisanya
tang pengetahuan perpajakan yang dimili­ yaitu dengan kategori sangat tinggi (2 res­
424 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2020, Hlm 420-431

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perpajakan

Interval Kategori Distribusi Frekuensi


Frekuensi Persentase Kumulatif
Frekuensi
93-110 Sangat baik 29 14,35% 14,35
75-92 Baik 136 67,32% 81,67
57-74 Cukup 37 18,31% 100
39-56 Kurang 0 0 0
21-38 Sangat Kurang 0 0 0
Total 202 100%

ponden), dan tinggi (88 responden). Tidak mendekati garis miring sehingga dapat dika­
ada responden yang kepatuhan pembayaran takan data berdistribusi normal. Sementara
pajaknya masuk dalam kriteria rendah atau itu, untuk membuktikan ada tidaknya ke­
sangat rendah. miripan antarvariabel independen dalam pe­
Tabel 3 menunjukkan paparan me­ nelitian menggunakan uji multikolinearitas.
ngenai tingkat pendidikan yang dapat ditun­ Hasil uji multikolinearitas menunjuk­
jukkan dari data hasil kuesioner responden. kan bahwa nilai VIF pada variabel pengeta­
Perolehan hasil pada Tabel 3 dapat disam­ huan perpajakan terhadap kepatuhan mem­
paikan mengenai kategori tingkat pendi­ bayar pajak diperoleh 1,018. Sementara itu,
dikan responden terdiri dari lulusan SMA/ hasil pada variabel tingkat pendidikan atas
SMK dengan jumlah 114 responden. SD kepatuhan membayar pajak sebesar 1,018.
berjumlah 11 responden, SMP berjumlah 18 Hasil tersebut memperlihatkan bahwa nilai
responden, S1 dengan jumlah 57 responden VIF sudah sesuai dengan kriteria bebas mul­
dan S2/S3 hanya 2 responden. Oleh kare­ tikolinearitas yaitu kurang dari 10. Uji yang
na itu, diperoleh simpulan bahwa responden berfungsi menunjukkan jenis residual yang
dengan kategori paling banyak adalah lulus­ memiliki ketidaksamaan pada model regre­
an SMA/SMK. si ialah uji heterokedastisitas. Berdasarkan
Analisis regresi. Penggunaan regre­ hasil uji tersebut, didapatkan data bebas
si linier berganda ialah untuk menganali­ heteroskesdastisitas yang ditunjukkan pada
sis data penelitian ini. Sebelum melakukan sebaran data yang tidak membentuk pola.
analisis dengan regresi, ada beberapa per­ Langkah selanjutnya adalah melaku­
syaratan yang harus dipenuhi. Persayaratan kan uji t untuk menunjukkan ikatan antar­
ini dapat dibuktikan dengan melaksanakan variabel yang diteliti untuk menanggapi ru­
uji normalitas, uji multikolinearitas, serta uji musan masalah penelitian. Hasil uji t pada
heteroskedastisitas atau dapat dikatakan se­ Tabel 4 menunjukkan nilai pengaruh pen­
bagai uji asumsi klasik. Untuk menentukan getahuan perpajakan terhadap kepatuhan
data penelitian berdistribusi normal, peneli­ membayar pajak sebesar 8,483 dengan sig­
ti mengacu pada grafik hasil uji P-Plot yang nifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Membayar Pajak

Interval Kategori Distribusi Frekuensi


Frekuensi Persentase Kumulatif
Frekuensi
58-68 Sangat Tinggi 2 9% 9
47-57 Tinggi 88 43,56% 52,56
36-46 Cukup 112 55,44% 100
25-35 Rendah 0 0 0
14-24 Sangat Rendah 0 0 0
Total 202 100%
Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 425

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan

Kategori Distribusi Frekuensi


Frekuensi Persentase Kumulatif
Frekuensi
S2/S3 2 0,9% 0,9
S1 57 28,21% 29,11
SMA/SMK 114 56,43% 85,54
SMP 18 8,9% 94,44
SD 11 5,4% 100
Total 202 100%

terdapat pengaruh parsial antara pengeta­ lam membayar pajak. Hal ini ditunjukkan
huan perpajakan terhadap kepatuhan warga dengan nilai signifikansi 0,00<0,05. Hal ini
didalam membayar pajak. Selain itu, nilai t membuktikan bahwa ada keterpengaruhan
untuk tingkat pendidikan terhadap kepatu­ antarvariabel pengetahuan perpajakan atas
han pajak sebesar -0,785 dengan signifikan­ kepatuhan dalam pembayaran pajak.
si 0,434. Hal ini menunjukkan tidak adanya Berdasarkan kajian teoritis tentang
keterpengaruhan variabel. kepatuhan membayar pajak bahwa fak­
Selanjutnya, penulis melakukan uji R tor pengetahuan sebagai prediktor dalam
untuk menunjukkan seberapa besar kontri­ meningkatkan kepatuhan. Horodnic (2018)
busi simultan variabel independen atas vari­ dan Musimenta (2019) menjelaskan bahwa
abel dependen. Berdasarkan hasil uji pada pajak ialah iuran yang terutang dari wajib
Tabel 5 diperoleh data pada nilai Adjusted pajak yang dibayarkan kepada negara dan
R Square sebanyak 0,259. Perolehan ha­ dapat dipaksakan, di mana pembayaran­
sil pada faktor kepatuhan membayar pajak nya berdasarkan aturan tidak memperoleh
dipengaruhi secara serentak oleh variabel prestasi kembali yang langsung dapat di­
pengetahuan perpajakan serta tingkat pen­ tunjuk. Pengetahuan pajak merupakan in­
didikan sebesar 25,9%. Sisanya diakibat­ formasi mengenai pajak sebagai dasar para
kan oleh variabel di luar penelitian sebesar wajib pajak dalam berbuat, pengambilan
74,1%. keputus­an, serta sebagai dasar untuk me­
Pengujian terakhir adalah Anova, un­ nentukan arah atau kebijakan tertentu yang
tuk melihat pengaruh simultan. Pengujian berkait­
an pada pemenuhan hak dan ke­
ini dapat dilihat pada Tabel 6. Perolehan wajiban mereka dalam aspek perpajakan.
hasil pada Tabel 6 adalah 36,037 (>3,04) Di dalam pengertian tersebut dapat ditarik
de­ngan tingkat signifikansi bernilai 0,00 simpulan bahwa seseorang yang memiliki
(<0,05). Hasil ini bermakna bahwa kepatuh­ wawasan akan memiliki dasar untuk ber­
an masyarakat wajib pajak dipengaruhi se­ tindak dan mengambil keputusan dalam
cara simultan oleh pengetahuan perpajakan melaksanakan sesuatu dalam hal ini adalah
dan tingkat pendidikan. adanya dasar untuk patuh terhadap nega­
Pengetahuan Perpajakan berpe­ ra dalam membayar pajak. Sementara itu,
ngaruh terhadap kepatuhan membayar pa­ tunduk, taat, atau patuh pada aturan me­
jak. Hasil pengujian pada Tabel 6 menyim­ rupakan kepatuh­an. Kepatuhan merupakan
pulkan bahwa pengetahuan perpajak­ an cerminan perilaku individu yang tunduk ter­
memberikan pengaruh pada kepatuh­an da­ hadap aturan yang berlaku. Kamleitner et
Tabel 4. Hasil Uji t

Model Koefisien Tidak Koefisien t Signifikansi
Terstandarisasi Standar
Beta Error
Konstanta 29,694 3,195 9,295 0,000
Pengetahuan Perpajakan 0,306 0,036 0,520 8,483 0,000
Tingkat Pendidikan -0,356 0,454 -0,048 -0,785 0,434
426 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2020, Hlm 420-431

Tabel 5. Hasil Uji R

R R Square Adjusted Std. Error Durbin-Watson


R Square of the Estimate
0,516 0,266 0,259 5,02211 1,165

al. (2012) menjelaskan perilaku ditentukan akan menambah kesadaran pada kepatuhan
oleh tiga faktor yaitu predisposisi (predispos- membayar pajak. Penelitian yang diperoleh
ing factor) meliputi pengetahuan, keyakinan, Stark & Kirchler (2017) mengenai kepatuh­
kepercayaan, nilai-nilai, dan lain-lain ialah an para wajib pajak bumi menemukan fakta
faktor pertama. Pendorong (reforcing factor) bahwa seseorang yang patuh membayar pa­
meliputi sikap perilaku petugas kesehatan jak bumi dan bangunan dikarenakan ting­
ialah faktor kedua. Dan yang terakhir, pen­ ginya wawasan mereka tentang pajak. Hasil
dukung (enabling factor) meliputi lingkung­ penelitian Yee et al. (2017) menyimpulkan
an fisik yang ada atau tidak adanya fasilitas bahwa pengetahuan pajak menjadi faktor
ialah faktor ketiga. Stark & Kirchler (2017) penting yang mempengaruhi pemenuhan
menjelaskan bahwa seseorang yang telah utang pajak para wajib pajak. Begitu pula
paham tentang pajak akan semakin patuh dengan temuan Ibrahim et al. (2015) yakni
karena telah mengetahui sanksi dan hukum orang yang memiliki wawasan perpajakan,
yang mengatur pajak. Berdasarkan pada ka­ akan lebih bijaksana dalam mendorong un­
jian teoritis ini, dapat disimpulkan bahwa tuk menyelesaikan pengembalian pajak.
pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Hasil penelitian yang dilakukan pada
Hasil penelitian ini mendukung kajian teori­ warga Ketintang Surabaya diperoleh data
tis tentang keterpengaruhan antara pengeta­ bahwa pengetahuan yang mereka dapat­
huan dan perilaku. kan memang kurang saat menempuh pen­
Berdasarkan kajian empiris sebelum­ didikan sebelumnya. Namun, ketika sudah
nya dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan berke­luarga timbul kepatuhan membayar
perpajakan dapat mempengaruhi kepatuh­ pajak dan ternyata kepatuhan ini tidak dise­
an membayar pajak warga Ketintang Sura­ babkan oleh tingkat pendidikannya. Hal ini
baya. Saad (2014) menjelaskan bahwa pe­ dikarenakan adanya peningkatan penge­
ngetahuan pajak adalah komponen utama tahuan dalam perpajakan seiring dengan
pada mekanisme ketaatan pajak sukarela. timbul­nya kesadaran untuk memenuhi ke­
Hasil penelitian Sidani et. al (2014) mem­ wajiban membayar pajak. Mereka mendapat­
perlihatkan pengetahuan perpajakan mam­ kan pengetahuan terkait perpajakan seperti
pu mempengaruhi kepatuhan wajib pajak peraturan pajak, tata cara pendaftaran pa­
dengan signifikan. Pratama (2017) menun­ jak, prosedur pembayaran pajak, tarif pajak,
jukkan adanya keterpengaruhan antarvari­ dan fungsi pajak adalah karena kebiasaan
abel pengetahuan perpajakan atas kepatuh­ para warga ketika mereka membayar pa­
an wajib pajak. Hasil riset Le et al. (2020), jak pernah diberikan sosialisasi oleh kantor
Pratama (2017), dan Rodríguez (2018) juga Pajak. Selain itu, mereka mendapatkan pe­
menunjukkan adanya keterpengaruhan an­ ngetahuan dari orang lain yang sama sama
tarvariabel pengetahuan perpajakan pada memiliki kewajiban membayar pajak. De­
kepatuhan membayar pajak. Sementara ngan adanya fasilitas sosialisasi yang di­
itu, Jones & Sejati (2013) dan Tallaha et al. salurkan oleh aparatur pajak terjadi pening­
(2014) menghasilkan simpulan bahwa ke­ katan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan
percayaan pada pembayaran pajak yang di­ pada tabel 2 tentang distribusi frekuen­
tunjukkan dengan pengetahuan perpajakan, si kepatuhan membayar pajak bagi warga

Tabel 6. Hasil Uji Anova

Model Sum Df Mean F Signifikansi


of Squares Square
Regresi 1817,802 2 908,901 36,037 0,000
Residu 5019,089 199 25,222
Total 6836,891 201
Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 427

Ketintang tergolong cukup (112 orang) dan penelitian dari Bornman & Ramutumbu
tinggi (88 orang). Pengetahuan pajak yang (2019) dan Inasius (2019) yang menghasil­
mereka dapatkan selama membayar pajak di kan data pelaku usaha kecil menengah ti­
kantor Pajak Surabaya dirasa cukup berarti dak mematuhi undang-undang perpajakan.
untuk menambah kepatuhan mereka dalam Mereka hanya memiliki pengetahuan dasar
melakukan pembayaran pajak. Pelayanan tentang pajak dan tidak memiliki pemaham­
yang baik dari lembaga perpajakan berupa an yang lebih mendalam tentang masalah
keramahan dalam memberikan informasi, perpajakan. Hal ini mengisyaratkan bahwa
adanya fasilitas memadai, brosur dan sistem tinggi rendahnya kepatuhan pelaku usaha
yang cepat dan memudahkan, maka para kecil dan mene­ngah tidak dipengaruhi oleh
warga mendapatkan manfaat itu sehing­ tingkat pengetahuan yang dimiliki.
ga dengan sukarela mereka akan memba­ Tingkat Pendidikan tidak berpen­
yar pajak di kemudian hari pada saat pajak garuh pada kepatuhan membayar pajak.
tersebut harus dibayarkan. Hal ini dibukti­ Hasil pada Tabel 4 menunjukkan nilai sig­
kan dengan meningkatkan pembayar pajak nifikansi sebesar 0,434. Hal ini dapat din­
di kota Surabaya dari waktu ke waktu. Para yatakan bahwa tingkat pendidikan tidak
warga yang membayar sukarela adalah cer­ mempe­ngaruhi kepatuhan membayar pajak.
minan dari perilaku mereka yang dikatakan Kajian teoritis menjelaskan bahwa
memiliki kepatuhan dalam membayar pajak. tingkat pendidikan seseorang dapat mempe­
Terdapat hasil yang tidak sesuai dari ngaruhi kepatuhan seseorang. Kowk & Yip
penelitian yang telah dilaksanakan ini de­ (2018) berargumentasi bahwa orang yang
ngan hasil penelitian sebelumnya oleh Areo berpendidikan tinggi akan lebih mengeta­
et al. (2020), yaitu bahwa pengetahuan pa­ hui perpajakan dan memahami manfaat pa­
jak tidak memberikan pengaruh apa pun jak daripada individu yang berpendidikan
atas kepatuhan membayar pajak. Fenome­ rendah. Dari pernyataan tersebut dapat di­
na yang berbeda tersebut dikarenakan bah­ simpulkan bahwa orang yang berpendidikan
wa sampel penelitian yang diambil berbeda tinggi akan lebih taat dan lebih patuh ter­
karakteristiknya dengan penelitian ini. Hasil hadap peraturan pajak. Semakin baik ting­
penelitian Bilgin (2014) menyimpulkan bah­ kat pendidikan yang diraih, maka pengeta­
wa penyebab tidak terdapatnya pengaruh huan dan informasi juga akan semakin baik
terhadap kepatuhan membayar pajak ada­ sehingga orang akan patuh terhadap atur­
lah adanya perbedaan pandangan atas pa­ an yang berlaku. Motivasi dalam membayar
jak pada masing-masing wajib pajak. Perihal pajak dipicu oleh tingkat pendidikan, jenis
tersebut membuat wajib pajak mempertim­ kelamin, dan status perkawinan (Ibrahim
bangkan kategori wajib pajak untuk tunduk et al., 2015). Perolehan pada penelitian ini
pada peraturan yang berlaku ternyata terla­ belum mampu membuktikan adanya pema­
lu sulit untuk dilakukan dan tidak seban­ haman ini. Didapatkan hasil penelitian yang
ding dengan penghargaan atau kegunaan menunjukkan bahwa warga tidak semua­
yang diraih wajib pajak. Jawaban respon­ nya berpendidikan tinggi, tetapi kebanyak­
den banyak menunjukkan angka ketidak­ an adalah lulusan SMA/SMK. Meskipun
tahuan wajib pajak akan aturan yang telah demikian, mereka memiliki kepatuhan yang
ditetapkan. Wajib pajak orang pribadi belum lebih baik daripada lulusan yang berpendi­
memiliki pemahaman yang mendalam me­ dikan tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan pada
ngenai pengetahuan pajak (tax knowledge). Tabel 3 tentang distribusi tingkat pendidikan
Perubahan regulasi dengan waktu cepat dan bahwa sampel terbanyak adalah warga den­
sistem yang rumit serta adanya sanksi pa­ gan kategori pendidikan SMA (114 orang).
jak yang dipungut oleh aparat pajak, mem­ Hasil empiris dalam penelitian ini kon­
buat pandangan yang berbeda untuk setiap sisten dengan penelitian Lai et al. (2013) dan
wajib pajak. Hal itu mengharuskan pemba­ Strawczynski (2014). Tingkat pendidikan
yar pajak untuk belajar banyak mengenai tidak memiliki kemampuan untuk mem­
hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan, pengaruhi naik turunnya kepatuhan dalam
tetapi tidak mudah bagi wajib pajak karena membayar pajak. Wajib pajak dengan ber­
keinginan untuk belajar perpajakan sendiri bagai karakteristik tingkat pendidikan yang
harus muncul dari wajib pajak itu sendiri. tidak hanya sarjana, tetapi lulusan SD pun
Hasil penelitian di luar negeri juga tidak se­ sudah sanggup untuk memenuhi kewajiban­
jalan de­ngan hasil penelitian ini, di mana nya membayar pajak apabila pemerintah
428 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2020, Hlm 420-431

setempat berinisiatif menyosialiasikan arti dikan atau tidak belum tentu patuh mem­
penting perpajakan serta kewajiban sebagai bayar pajak.
wajib pajak. Pengawasan yang baik ditambah Meskipun demikian, gap penelitian
dengan sosialisasi yang terus dilakukan oleh sebelumnya menjelaskan adanya keterpe­
pemerintah ataupun perangkat desa ternya­ ngaruhan antara tingkat pendidikan atas
ta mampu membagikan informasi yang baik kepatuhan dalam proses pembayaran pa­
bagi wajib pajak dalam proses pembayaran jak. Perolehan hasil penelitian Steinberg et
pajak. Apalagi sampel penelitian ini dilaku­ al. (2016) menjelaskan bahwa berbagai jenis
kan pada warga tentunya memiliki berbagai tingkat pendidikan mempengaruhi kepatuh­
kemudahan dalam mengakses informasi, sa­ an membayar pajak. Hasil penelitian yang
rana dan prasarana tentang pajak. berbeda disebabkan adanya karakteristik
Fakta di lapangan ditemukan bahwa responden penelitian yang berbeda pula.
beberapa orang yang memiliki tingkat pendi­ Adanya kursus terkait dengan perpajakan
dikan tinggi dan bekerja di perusahaan besar, menyebabkan seseorang bertambah patuh
mereka memiliki NPWP. Hal ini dikarenakan dan taat untuk melakukan pembayaran pa­
adanya peraturan agar setiap yang bekerja jak. Perolehan penelitian ini juga tidak se­
di perusahaan tersebut agar mendaftarakan laras dengan Amponsah & Adu (2017) yang
kepemilikan NPWP. Sebagian yang memiliki menghasilkan simpulan bahwa status peker­
tingkat pendidikan tinggi tapi bekerja di pe­ jaan, lokasi tempat tinggal, jenis kelamin, je­
rusahaan yang tidak menganjurkan untuk nis operasi bisnis, usia, tingkat pendidikan,
mendaftarakan kepemilikan NPWP, tidak dan rumah tangga adalah prediktor yang
memiliki NPWP. Hal ini mematahkan teori signifikan dalam mempengaruhi kepatuhan
bahwa tingkat pendidikan tinggi selalu mem­ membayar pajak.
pengaruhi kepatuhan seseorang membayar Studi empiris yang lain juga belum
pajak. Sementara itu, masyarakat dengan memberikan jawaban yang pasti tentang pe­
pendidikan SD, SMP, atau SMP yang bekerja ngaruh antara level pendidikan dan kepatuh­
tapi bukan di perusahaan besar juga memili­ an pajak. Alstadsæter & Jacob (2017) dan
ki NPWP tanpa adanya kewajiban dari peru­ Mangoting (2018) mengamati bahwa wa­
sahaan untuk membuat NPWP. Hal ini kare­ jib pajak yang kurang memiliki pendidikan
na kesadaran dari masyarakat sendiri untuk cenderung menghindari pajak lebih sering
patuh membayar pajak. Berpendidikan ting­ daripada wajib pajak berpendidikan tinggi.
gi tidak menjamin orang mau membayar Namun, Bergman et al. (2019) dan LaLumia
pajak. Seharusnya tingkat pendidikan yang (2012) menemukan bahwa tingkat pendi­
tinggi menjadi pengukur sese­ orang untuk dikan dasar juga menurunkan kecenderung­
dapat lebih nalar dalam berpikir dan mema­ an untuk menghindari pajak lebih dari pen­
hami sesuatu dengan baik. didikan tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
Fakta lainnya juga ditemukan bahwa tentunya masyarakat tidak perlu mencapai
ada beberapa hal yang menyebabkan latar tingkat pendidikan tertinggi sebelum mere­
belakang pendidikan tidak berhubungan ka menjadi wajib pajak. Setidaknya, tingkat
dengan patuh tidaknya warga. Berdasar­ pendidikan yang lebih rendah sudah cukup
kan pada hasil wawancara bahwa seseo­ untuk menanamkan rasa kepatuhan pajak
rang yang pendidikannya tinggi belum tentu sebagai tanggung jawab warga negara.
melaporkan kekayaannya kepada ne­ gara. Pengaruh secara simultan antara pe­
Hal ini menurut sebagian orang bahwa ke­ ngetahuan perpajakan serta tingkat pen­
sadarannya kurang di dalam membantu didikan wajib pajak terhadap kepatuhan
pemerintah untuk membayarkan pajak­ membayar pajak. Penelitian ini menemukan
nya secara jujur. Kekayaan yang tinggi ter­ bahwa variabel kepatuhan membayar pajak
kadang tidak dilaporkan oleh mereka yang mampu dipengaruhi secara serentak (simul­
berpendidikan. Namun, hal itu mungkin tan) oleh variabel pengetahuan perpajakan
jumlahnya hanya beberapa orang di antara dan tingkat pendidikan berpengaruh. Hal ini
masyarakat. Demikian juga bagi masyarakat ditunjukkan dengan hasil pada Tabel 6, de­
yang tidak berpendidikan, walapun mereka ngan nilai F sebesar 3,04 (<36,037) dan ting­
telah mendapatkan informasi mendaftarkan kat signifikansi sebesar 0,00 (< 0,05).
pajak, tidak semuanya mengikuti informasi Ikatan yang terbentuk antarvariabel
dan melaporkan pajaknya. Oleh karena itu, independen atas variabel dependen pada
masyarakat wajib pajak dengan berpendi­ sampel penelitian berlaku untuk popula­
Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 429

si dalam penelitian ini. Kombinasi variabel babkan tingkat pelayanan kantor pajak yang
yang terjadi secara kuat antara pengeta­ baik, sosialisasi saat membayar pajak, ada­
huan perpajakan serta tingkat pendidikan nya informasi dan teknologi yang mendorong
menyebabkan keterpengaruhan atas varia­ untuk membayar pajak, serta adanya ber­
bel kepatuhan membayar pajak secara posi­ bagai pelatihan pajak. Usia dan tingkat pen­
tif. Salah satu dari beberapa variabel yang didikan tidak menyebabkan warga untuk
mampu menyebabkan orang untuk berpe­ patuh membayar pajak, sehingga adanya
rilaku secara baik sesuai dengan pengeta­ hasil uji empiris bahwa faktor pengetahuan
huannya, dalam hal ini kepatuhan dalam pajak mempengaruhi kepatuhan pajak,
membayar pajak, merupakan keterkaitan memberikan implikasi bahwa baik warga
antara pengetahuan yang baik tentang pa­ maupun pemerintah tetap perlu meningkat­
jak. Pengetahuan ini akan lebih baik jika kan pengetahuan pajak agar semua berkon­
pendidikan yang ditempuh selama menem­ tribusi membayar pajak secara sukarela.
puh pengetahuan pajak di lembaga pen­ Salah satu bentuk upaya peningkat­ an pe­
didikan juga tinggi, maka akan lebih kuat ngetahuan pajak adalah dengan tetap meng­
pengaruhnya terhadap patuhnya seseo­ adakan kegiatan seminar, pelatihan dan so­
rang dalam menyetor pajak. Hal ini terbuk­ sialisasi tentang pajak. Berdasarkan pada
ti berdasarkan pada hasil penelitian, keti­ perkembangan era industri 4.0, ba­ nyak
ka wajib pajak mendapatkan wawasan dan perubahan dari segala aktivitas manusia
pendidikan yang baik mampu membuat berbasis teknologi sehingga untuk mening­
kepatuh­an membayar pajak lebih baik dar­ katkan kepatuhan membayar pajak dapat
ipada yang lain. Mereka memiliki loyalitas menggunakan teknologi sebagai solusi un­
yang baik dalam membayar pajak. Namun, tuk sosialisasi pajak, sehingga pengetahuan
secara parsial tingkat pendidikan tidak warga baik akan meningkat.
mempe­ ngaruhi kepatuhan menyetor pajak. Bagi lembaga pendidikan, sejak SD
Hal tersebut dikarenakan warga Ketintang sampai perguruan tinggi, perlu adanya tam­
Surabaya mempunyai pengetahuan tentang bahan informasi berupa pengetahuan ten­
pajak le­bih baik. Pengetahuan yang mere­ tang pajak bagi peserta didik. Hal ini bisa
ka dapatkan tidak hanya berasal pada saat dimasukkan ke dalam materi tertentu atau
mereka menempuh pendidikan saja, tetapi masuk ke dalam kurikulum perpajakan dan
berasal dari berbagai hal di antaranya ada­ bisa diprogram oleh peserta didik secara wa­
lah adanya sosialisasi pajak baik informasi jib untuk ditempuh. Dosen/guru perlu mem­
langsung dari dirjen pajak maupun informa­ berikan kesadaran dan pengetahuan kepada
si dari berbagai hasil teknologi yang saat ini peserta didik untuk patuh membayar pajak
berkembang. Kesadaran pribadi membayar di masa depan, memberikan kesadaran bah­
pajak cukup baik yang ditunjukkan dengan wa pajak adalah sumber pendapatan untuk
sikap mereka bahwa melaksanakan pajak negara dan tentunya dapat digunakan untuk
adalah tanggung jawab warga negara bagi membangun infrastruktur dan memenuhi
yang mampu membayarnya. berbagai kebutuhan negara. Sementara itu,
pemerintah dan aparat pajak tetap memban­
SIMPULAN tu peserta didik selama menempuh pendi­
Simpulan dari penelitian ini adalah dikan berupa sosialisasi tentang pentingnya
pe­ngetahuan perpajakan berpengaruh sig­ pajak dan kewajiban membayar pajak.
nifikan terhadap kepatuhan seseorang un­ Agenda penelitian pada periode men­
tuk membayar pajak, sementara tingkat datang yang bisa diajukan dari adanya ha­
pendidikan tidak berpengaruh terhadap sil penelitian ini yaitu penelitian mendatang
patuh tidaknya seseorang untuk membayar­ perlu memperluas beberapa variabel lain
kan pajaknya. Implikasi dari penelitian ini yang mampu mempengaruhi kepatuhan
adalah bagi pemerintah dan lembaga perpa­ perpajakan. Dengan demikian, peneliti dan
jakan agar terus meningkatkan kepatuhan pembaca dapat mengetahui berbagai faktor
masyarakat dalam membayar pajak karena lainnya selain faktor pengetahuan dan ting­
masih ditemukan warga negara yang eng­ kat pendidikan. Penelitian selanjut­ nya se­
gan membayar pajak. Bersumber dari hasil baiknya juga dapat menambah sampel pene­
penelitian dan pembahasan, terbukti bah­ litian pada objek penelitian agar mendapat
wa pengetahuan perpajakan bisa mempe­ hasil yang lebih ideal dan lebih umum se­
ngaruhi kepatuhan membayar pajak dise­ hingga dapat digeneralisasikan ke dalam
430 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2020, Hlm 420-431

populasi yang lebih luas. Hal ini tentunya agement, 9(2), 182-190. https://doi.
dapat menambah referensi keilmuan dan org/10.3923/ibm.2015.182.190
empiris terhadap berbagai faktor yang ber­ Bornman, M., & Ramutumbu, P. (2019).
pengaruh terhadap kepatuhan membayar A Conceptual Framework of Tax
pajak. Knowledge. Meditari Accountancy Re-
search, 27(6), 823-839. https://doi.
DAFTAR RUJUKAN org/10.1108/MEDAR-09-2018-0379
Adkins, N., Charlene Henderson, B., & Key, Čiginas, A. (2013). Second-Order Approxima­
K. G. (2012). Graphical Organizers in tions of Finite Population L-statistics.
Tax Education. Journal of Accounting Statistics, 47(5), 954-965. https://doi.
Education, 30(1), 2-21. https://doi. org/10.1080/02331888.2012.658398
org/10.1016/j.jaccedu.2012.06.011 Dyan, F., & Venusita, L. (2013). Analisis
Alstadsæter, A., & Jacob, M. (2017). Who Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, dan
Participates in Tax Avoidance? Evi­ Kontrol Keperilakuan terhadap Pe­
dence from Swedish Microdata. Applied rilaku Kepatuhan Wajib Pajak Restoran
Economics, 49(28), 2779-2796. https:// di Surabaya. Jurnal Akuntansi Akrual,
doi.org/10.1080/00036846.2016.1248 5(1), 59-74. https://doi.org/10.26740/
285 jaj.v5n1.p59-74
Amponsah, S., & Adu, K. O. (2017). So­ Horodnic, I. A. (2018). Tax Morale and Institu­
cio-Demographics of Tax Stamp Com­ tional Theory: A Systematic Review. In-
pliance in Upper Denkyira East Munici­ ternational Journal of Sociology and So-
pal and Upper Denkyira West District cial Policy, 38(9/10), 868-886. https://
in Ghana. International Journal of doi.org/10.1108/IJSSP-03-2018-0039
Law and Ma­ nagement, 59(6), 1315- Ibrahim, M., Musah, A., & Abdul-Hanan,
1330. https://doi.org/10.1108/IJL­ A. (2015). Beyond Enforcement: What
MA-10-2016-0092. Drives Tax Morale in Ghana? Human­
Areo, O. S., Gershon, O., & Osabuohien, E. omics, 31(4), 399-414. https://doi.
(2020). Improved Public Services and Tax org/10.1108/H-04-2015-0023
Compliance of Small and Medium Scale Inasius, F. (2019). Factors Influencing SME
Enterprises in Nigeria: A Generalised Tax Compliance: Evidence from Indone­
Ordered Logistic Regression. Asian Eco- sia. International Journal of Public Ad-
nomic and Financial Review, 10(7), 833- ministration, 42(5), 367-379. https://
836. https://doi.org/10.18488/jour­ doi.org/10.1080/01900692.2018.1464
nal.aefr.2020.107.833-860 578
Bergman, P., Denning, J. T., & Manoli, D. Jones, C. R., & Sejati, Y. (2013). Improving
(2019). Is Information Enough? The Use-Tax Compliance by Decreasing Ef­
Effect of Information about Education fort and Increasing Knowledge. ATA
Tax Benefits on Student Outcomes. Journal of Legal Tax Research, 11(1),
Journal of Policy Analysis and Mana­ 1-18. https;//doi.org/10.2308/jltr-
gement, 38(3), 706-731. https://doi. 50457
org/10.1002/pam.22131 Kamleitner, B., Korunka, C., & Kirchler, E.
Bilgin, C. (2014). Determinants of Tax Morale (2012). Tax Compliance of Small Busi­
in Spain and Turkey: An Empirical Anal­ ness Owners: A Review. International
ysis. European Journal of Government Journal of Entrepreneurial Behavior &
and Economics, 3(1), 60-74. https:// Research, 18(3), 330-351. https://doi.
doi.org/10.17979/ejge.2014.3.1.4297 org/10.1108/13552551211227710
Blechová, B., & Sobotovičová, Š. (2016). Kwok, B. Y. S., & Yip, R. W. Y. (2018). Is Tax
Analysis of Tax Education in a Busi­ Education Good or Evil for Boosting Tax
ness School: A Case Study. Periodica Compliance? Evidence from Hong Kong.
Polytechnica Social and Management Asian Economic Journal, 32(4), 359-386.
Sciences, 24(2), 113-118. https://doi. https://doi.org/10.1111/asej.12163
org/10.3311/PPso.8486 Lai, M. L., Zalilawati, Y., Amran, M. M., &
Boonyarat, N., Sofian, S., & Wadeecharoen, Choong, K. F. (2013). Quest for Tax
W. (2015). The Antecedents of Taxpay­ Education in Non-Accounting Curricu­
ers Compliance Behavior and the Ef­ lum: A Malaysian Study. Asian Social
fectiveness of Thai Local Government Science, 9(2), 154-162. https://doi.
Levied Tax. International Business Man- org/10.5539/ass.v9n2p154
Susanti, Susilowibowo, Hardini, Apakah Pengetahuan Pajak dan Tingkat Pendidikan... 431

LaLumia, S. (2012). Tax Preferences for Saad, N. (2014). Tax Knowledge, Tax Com­
Higher Education and Adult College plexity and Tax Compliance: Taxpayers’
Enrollment. National Tax Journal, 65(1), View. Procedia - Social and Behavioral
59-90. https://doi.org/10.17310/ Sciences, 109, 1069-1075. https://doi.
ntj.2012.1.03 org/10.1016/j.sbspro.2013.12.590
Le, H. T. H., Tuyet, V. T. B., Hanh, C. T. B., Sidani, Y. M., Ghanem, A. J., & Rawwas, M.
& Do, Q. H. (2020). Factors Affecting Y. A. (2014), When Idealists Evade Tax­
Tax Compliance among Small-and Me­ es: The Influence of Personal Moral Phi­
dium-Sized Enterprises: Evidence from losophy on Attitudes to Tax Evasion – A
Vietnam. Journal of Asian Finance, Eco- Lebanese study. Business Ethics: A Eu-
nomics and Business, 7(7), 209-217. ropean Review, 23(2), 183-196. https://
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020. doi.org/10.1111/beer.12046
vol7.no7.209 Stark, J. A., & Kirchler, E. (2017). Inheri­
Mangoting, Y. (2018). Quo Vadis Kepatuh­ tance Tax Compliance – Earmarking
an Pajak? Jurnal Akuntansi Multipa­ with Normative Value Principles. Inter-
radigma, 9(3), 451-470. https://doi. national Journal of Sociology and Social
org/10.18202/jamal.2018.04.9027 Policy, 37(7/8), 452-467. https://doi.
Musimenta, D., Naigaga, S., Bananuka, J., org/10.1108/IJSSP-07-2016-0086
& Najjuma, M. S. (2019). Tax Compli­ Steinberg, M. P., Quinn, R., Kreisman, D., &
ance of Financial Services Firms: A De­ Anglum, J. C. (2016). Did Pennsylva­
veloping Economy Perspective. Journal nia’s Statewide School Finance Reform
of Money Laundering Control, 22(1), 14- Increase Education Spending or Provide
31. https://doi.org/10.1108/JMLC- Tax Relief? National Tax Journal, 69(3),
01-2018-0007 545-582. https://doi.org/10.17310/
O’Neill, T. J., & Stern, S. E. (2012). Finite ntj.2016.3.03
Population Corrections for the Kolm­ Strawczynski, M. (2014). The Optimal Inheri­
ogorov–Smirnov Tests. Journal of Non- tance Tax in the Presence of Investment
parametric Statistics, 24(2), 497-504. in Education. International Tax and
https://doi.org/10.1080/10485252.20 Public Finance, 21(4), 768-795. https://
11.650169 doi.org/10.1007/s10797-014-9324-1
Prastiwi, D., Narsa, I. M., & Tjaraka, H. Tallaha, A. M., Shukor, Z. A., & Hassan,
(2019). Sistensis Sistem Akuntansi N. S. A. (2014). Factors Influencing
Perpajakan. Jurnal Akuntansi Multipa­ E-Filing Usage among Malaysian Tax­
radigma, 10(2), 276-294. https://doi. payers: Does Tax Knowledge Mat­
org/10.18202/jamal.2019.08.10016 ters? Jurnal Pengurusan, 40, 91-101.
Pratama, A. (2017). Machiavellianism, Tax https://doi.org/10.17576/penguru­
Knowledge, and Ethical Perceptions of san-2014-40-08
Tax Avoidance: Survey of Undergradu­ Wu, W., Jia, F., & Enders, C. (2015). A Com­
ate Students in West Java, Indonesia. parison of Imputation Strategies for Or­
International Journal of Trade and Glob- dinal Missing Data on Likert Scale Vari­
al Markets, 10(1), 83-90. https://doi. ables. Multivariate Behavioral Research,
org/10.1504/IJTGM.2017.082370 50(5), 484-503. https://doi.org/10.108
Rodríguez, V. M. C. (2018). Tax Determinants 0/00273171.2015.1022644
Revisited. An Unbalanced Data Panel Yee, C. P., Moorthy, K., & Soon, W. C. K.
Analysis, Journal of Applied Economics, (2017). Taxpayers’ Perceptions on
21(1), 1-24. https://doi.org/10.1080/1 tax Evasion Behaviour: An Empirical
5140326.2018.1526867 Study in Malaysia. International Jour-
Rodriguez-Justicia, D., & Theilen, B. nal of Law and Management, 59(3),
(2018). Education and Tax Morale. 413-429. https://doi.org/10.1108/IJL­
Journal of Economic Psychology, 64, MA-02-2016-0022
18-48. https://doi.org/10.1016/j.
joep.2017.10.001

Anda mungkin juga menyukai