Anda di halaman 1dari 11

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018


Visit www.DeepL.com/pro for more information.

Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak


dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dyah Purnamasari dan Yoyo Sudaryo

pengetahuan perpajakan adalah pengetahuan tentang


Abstrak-Penelitian ini menguji hubungan antara
Pengetahuan Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak. Objek dalam penelitian Naskah diterima 23 Agustus 2018; direvisi 12 Oktober 2018.
ini adalah Pengetahuan Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak, Dyah Purnamasari adalah Dosen Program Studi Akuntansi, Universitas
Sanksi Perpajakan, dan Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini Widyatama Bandung Indonesia & Mahasiswa Program Doktoral Program
dilakukan di KPP Pratama Bandung. Oleh karena itu penulis S t u d i Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran,
menggunakan data populasi dari wajib pajak yang aktif dalam Bandung, Indonesia (e-mail: Dyah.purnamasari@widyatama.ac.id).
melaporkan pajak walaupun mungkin tidak setiap tahun. Yoyo Sudaryo adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Membangun (STIE INABA), Bandung, Indonesia (e-mail:
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
y.sudaryo@yahoo.co.id).
adalah non probability sampling. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada wajib
pajak yang sedang melakukan pembayaran SPT tahunan.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi Wajib Pajak
Orang Pribadi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tegalega Bandung. Hasil penelitian di lapangan, dapat
diketahui secara parsial pengetahuan wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di KPP Pratama Tegalega Bandung.

Indeks Istilah-Pengetahuan wajib pajak, moral wajib pajak,


sanksi pajak, wajib pajak, wajib pajak.

I. PENDAHULUAN
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
Undang-Undang dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak
didefinisikan sebagai pungutan yang dikenakan oleh suatu
negara atas nama warganya berdasarkan undang-undang, di
mana negara tidak membebankan kontraprestasi secara
langsung kepada warganya [1]-[4]. Sebagian besar wajib
pajak memperoleh pengetahuan perpajakan dari petugas
pajak, tetapi juga diperoleh dari televisi, radio, koran, dan
lain-lain. Namun, penyampaian pengetahuan perpajakan ini
tidak sering dilakukan. Kurangnya sosialisasi ini
menimbulkan rendahnya kesadaran masyarakat yang
berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
dalam melakukan kewajiban perpajakannya [5].
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang
diperoleh dari hasil penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya dapat diperoleh melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, serta melalui pendidikan
baik pendidikan formal maupun non formal [6]. Dalam
kaitannya dengan pajak, pengetahuan pajak merupakan
suatu pengetahuan tentang konsep umum perpajakan, jenis
pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subjek pajak,
objek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak yang terutang,
pencatatan pajak yang terutang sampai dengan cara
pengisian pelaporan pajak. Dapat disimpulkan bahwa
doi: 10.18178/ijtef.2018.9.5.618 214
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

Pengetahuan perpajakan adalah informasi perpajakan yang negara (Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000). Wajib
dapat digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk Pajak
bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh
suatu arah atau strategi tertentu dalam rangka
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang perpajakan [7].
Ref [8] dalam penelitiannya mengenai pentingnya
pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat
mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap sistem
perpajakan suatu Negara yang dianggap adil. Dengan
meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalui
pendidikan perpajakan formal maupun non formal akan
memberikan dampak positif terhadap pemahaman dan
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Dengan
penyuluhan perpajakan yang intensif dan
berkesinambungan akan meningkatkan pemahaman wajib
pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud
kegotongroyongan nasional dalam pengumpulan dana
untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan
pembangunan nasional. Fenomena pajak sebagai tulang
punggung penerimaan Negara merupakan fenomena yang
menarik untuk dikaji. Di satu sisi Negara membutuhkan
pajak sebagai sumber penerimaan terbesar, di sisi lain
dibutuhkan kesukarelaan yang tinggi dari para wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Dapat
dikatakan hanya sedikit orang di setiap Negara yang
dengan sukarela dan tanpa menggerutu melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Bahkan lebih banyak lagi wajib
pajak yang berusaha menghindari pajak baik dengan cara
memanipulasi maupun meminimalkan jumlah pajak yang
harus dibayarkan.
Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh moralitas
dari wajib pajak. Hal ini disebabkan karena membayar
pajak merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dilepaskan dari kondisi perilaku wajib pajak itu sendiri.
Aspek moral dalam bidang perpajakan menyangkut dua hal
yaitu: (1) kewajiban moral wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya sebagai warga
negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran moral
wajib pajak terhadap alokasi penerimaan pajak oleh
pemerintah. Penelitian tersebut telah menemukan bukti
empiris adanya hubungan yang signifikan antara moralitas
wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak [9]. Wajib pajak
yang memiliki kesadaran moral yang baik sebagai warga
negara dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
berbeda dengan warga negara yang tidak memiliki
kesadaran moral. Dengan demikian diharapkan dengan
adanya aspek moralitas dari Wajib Pajak akan
meningkatkan kecenderungan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Apabila Wajib Pajak
merasa bahwa peradilan pajak telah diberlakukan untuk
semua Wajib Pajak dengan tidak membedakan perlakuan
antara Wajib Pajak badan dengan perorangan, Wajib Pajak
besar dengan Wajib Pajak kecil dalam artian semua Wajib
Pajak diperlakukan secara adil maka Wajib Pajak manapun
cenderung akan menjalankan kewajiban perpajakannya
dengan baik atau dengan kata lain menimbulkan kepatuhan
dalam diri Wajib Pajak tersebut.
Kepatuhan pajak adalah tindakan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku di suatu
doi: 10.18178/ijtef.2018.9.5.618 214
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

Kriteria kepatuhan itu sendiri adalah tepat waktu dalam kepatuhan wajib pajak.
menyampaikan SPT, tidak mempunyai tunggakan pajak, 3) Bagaimana pengaruh sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
menyelenggarakan pembukuan dan tidak pernah dijatuhi
4) Bagaimana pengaruh pengetahuan wajib pajak, moral
hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
wajib pajak, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan
perpajakan. Untuk memenuhi kriteria tersebut, diperlukan wajib pajak.
tindakan preventif agar wajib pajak membayar dan
melaporkan SPT tepat waktu. Cara yang efektif agar wajib
pajak menjadi wajib pajak yang patuh adalah dengan II. KERANGKA KERJA TEORITIS
menerapkan sanksi tanpa pandang bulu dan dilaksanakan
Dalam UU No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
secara konsekuen. Pengertian Sanksi pajak itu sendiri
dan Tata Cara Perpajakan terdapat tiga sistem pemungutan
adalah: "Sanksi perpajakan adalah jaminan bahwa ketentuan
pajak, yaitu:
peraturan perundang-undangan perpajakan akan
1) Sistem Penilaian Sendiri. Sistem Penilaian Mandiri adalah
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi
sistem pajak
perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib
Pajak tidak melanggar norma-norma perpajakan" [1]-[4].
Pada intinya, pengenaan sanksi pajak yang dikenakan
kepada
menciptakan kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Oleh karena itu, penting bagi wajib pajak
untuk memahami sanksi perpajakan untuk mengetahui
konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran
bagi para pelanggar pajak. Dengan demikian, diharapkan
peraturan perpajakan dipatuhi oleh wajib pajak.
Pengetahuan mengenai sanksi dalam perpajakan menjadi
penting karena pemerintah Indonesia memilih untuk
menerapkan Self Assessment System dalam rangka
pemungutan pajak. Dalam sistem ini, wajib pajak diberikan
kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan
pajaknya sendiri. Untuk dapat menjalankannya dengan baik,
maka setiap wajib pajak memerlukan pengetahuan
perpajakan, baik dari segi peraturan maupun teknis
administrasinya. Untuk meningkatkan pembayaran pajak,
Direktorat Jenderal pajak tidak akan berhenti melakukan
sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak. Selain
tindakan persuasif, pihaknya telah menyiapkan sanksi tegas
seperti pengenaan denda atas keterlambatan pembayaran
pajak. Pemberian sanksi dilakukan untuk merealisasikan
target penerimaan pajak dan meningkatkan jumlah
kepatuhan wajib pajak khususnya di wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan uraian di atas, keberhasilan suatu negara
dalam
Penerimaan pajak bergantung pada upaya pemerintah dalam
meningkatkan kepatuhan dan menekan manipulasi pajak.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah antara
lain dengan menciptakan pelayanan publik yang profesional,
mengelola uang pajak secara adil dan transparan, membuat
peraturan perpajakan yang mudah dipahami oleh wajib pajak
dan meningkatkan tindakan penegakan hukum terhadap
wajib pajak yang tidak patuh. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul "PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK,
MORAL WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
WAJIB (Studi kasus pada KPP Pratama Bandung
Tegalega)".
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh pengetahuan wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak.
2) Bagaimana pengaruh moral wajib pajak terhadap
215
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

sistem pemungutan yang menentukan besarnya pajak perpajakan, maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak akan
yang terutang sesuai dengan ketentuan undang-undang semakin tinggi. Kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
perpajakan. kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh tingkat
2) Sistem Peringkat Resmi. Official Rating System adalah pendidikan dan pengetahuan Wajib Pajak mengenai pajak
sistem pemungutan pajak, di mana aparat pajak sendiri itu sendiri.
yang menentukan (tidak termasuk wajib pajak) jumlah 2) Dampak moral wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak yang harus dibayar. pajak
3) Sistem Pemotongan. Withholding System adalah Teori penalaran moral dapat digunakan untuk
sistem pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak menjelaskan pengaruh moral wajib pajak terhadap kepatuhan
ketiga yang dihitung oleh wajib pajak. Salah satu jenis wajib pajak. Teori ini menyatakan bahwa keputusan moral
sistem pemungutan yang diterapkan di Indonesia dapat dipengaruhi oleh sanksi perpajakan pada rendahnya
adalah Self Assessment System. Sistem pemungutan tingkat penalaran moral, peer
ini akan berjalan dengan baik apabila masyarakat
memiliki pengetahuan dan disiplin yang tinggi.
Pengetahuan perpajakan adalah informasi perpajakan
yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak sebagai dasar
untuk bertindak, mengambil keputusan, dan
menentukan arah atau strategi tertentu dalam rangka
melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang
perpajakan [7].
Konsep pengetahuan atau pemahaman tentang pajak,
yaitu:
1) Pengetahuan tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan;
2) Pengetahuan tentang Sistem Perpajakan Indonesia;
3) Pengetahuan tentang Fungsi Perpajakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran
adalah keadaan tahu, keadaan mengerti dan merasakan
secara sukarela. Pengertian ini juga merupakan kesadaran
akan diri sendiri maupun kelompok. Jadi kesadaran Wajib
Pajak adalah sikap mengerti Wajib Pajak untuk memahami
arti, fungsi dan kesediaan membayar pajak secara sukarela,
kesadaran Wajib Pajak merupakan faktor yang paling
penting dalam sistem perpajakan. Pengetahuan tentang
pajak dan kesadaran akan mempengaruhi sikap Wajib
Pajak terhadap kewajiban perpajakan, semakin tinggi
pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak terhadap
peraturan perpajakan, maka semakin tinggi pula nilai
kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak
merupakan tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di
suatu negara. Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan
secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self
assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab untuk
menetapkan sendiri kewajiban perpajakannya dan
kemudian membayar serta melaporkan pajak secara tepat
waktu.
Ada dua jenis kepatuhan yaitu:
1) Kepatuhan Material. Suatu keadaan dimana Wajib
Pajak secara substantif/esensi memenuhi semua
ketentuan material perpajakan, yaitu sesuai dengan isi
dan jiwa undang-undang perpajakan.
2) Kepatuhan Formal. Suatu keadaan di mana Wajib
Pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal
sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan.
1) Pengaruh pengetahuan wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.
Semakin baik pengetahuan Wajib Pajak mengenai
216
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

ekspektasi pada tingkat moderat, dan masalah keadilan pada dan memberikan hasil kepada prinsipalnya. Meskipun analisis
tingkat tertinggi [11]. Lebih banyak wajib pajak yang hubungan antara agen-prinsipal lebih banyak dikaitkan
menggunakan prinsip moral dalam keputusan pembayaran dengan hubungan antara manajemen-pemilik dan manajemen-
pajak akan lebih patuh daripada wajib pajak lainnya. buruh, namun aplikasi yang terkait dengan pajak penghasilan
dapat menggambarkan hubungan antara pajak
3) Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak
Perasaan takut ditangkap dan dipenjara karena melakukan
penyelundupan pajak merupakan faktor pencegah untuk
mengurangi penyelundupan pajak. Jika perasaan tidak
bersalah dalam kaitannya dengan pelaksanaan ketentuan
undang-undang perpajakan telah berkembang di kalangan
wajib pajak, hal ini berarti jalan menuju kepatuhan dan
kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakan telah
terbuka. Kepatuhan Wajib Pajak Dipengaruhi Pengetahuan
Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak, dan Sanksi Perpajakan.
Adanya beberapa teori yang berkaitan dengan kepatuhan
wajib pajak. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing:
a) Teori prospek
Teori prospek merupakan salah satu teori yang berkaitan
dengan kepatuhan wajib pajak. Teori ini menjelaskan
bagaimana keputusan secara dramatis dipengaruhi oleh
sarana atau batasan yang dihadapi. Batasan-batasan ini
penting untuk pengambilan keputusan karena tiga hal: (1)
apakah pengeluaran digambarkan sebagai kerugian yang
tidak dapat dikompensasikan atau sebagai biaya, (2) apakah
tingkat referensi ditentukan oleh hal-hal spesifik di mana
keputusan itu dibuat, yang lebih komprehensif, seperti total
aset atau total biaya tahunan, dan (3) apakah poin utamanya
adalah laba atau rugi.
b) Teori Pencegahan
Teori Deterrence merupakan salah satu teori yang
berhubungan dengan kepatuhan wajib pajak. Teori ini
didasarkan pada paradigma manfaat. Teori ini
menggambarkan suatu model yang memperhitungkan
potensi biaya dan manfaat yang akan diperoleh dari suatu
tindakan yang dipilih. Sanksi hukum merupakan potensi
kerugian yang timbul akibat perbuatan melanggar hukum
yang telah dilakukan. Persepsi seseorang terhadap kepastian
hukum akan mempengaruhi komitmennya terhadap tindakan
ilegal. Seseorang akan berusaha untuk menghindari segala
bentuk potensi kerugian akibat tindakan melanggar aturan.
c) Struktur Kognitif
Asumsi yang tidak ditemukan dalam penelitian
sebelumnya, bahwa sikap terhadap pajak mempengaruhi
perilaku wajib pajak melalui niat dan niat pada akhirnya
mempengaruhi perilaku membayar pajak. Theory of
Reasoned Action mengidentifikasi tiga aspek utama dari
hubungan sikap-perilaku. Pertama, terkait dengan
paralelisme antara sikap dan perilaku, dimana terdapat
hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Hal ini
berasal dari hubungan yang kuat antara elemen target dan
tindakan dari sikap dan perilaku. Kedua, berkaitan dengan
sikap sebagai pendorong perilaku, maka sikap akan
mempengaruhi tindakan dan bukan sikap yang
mempengaruhi objek. Ketiga, seluruh kriteria perilaku
merupakan suatu faktor.
d) Teori Keagenan
Teori keagenan berkaitan dengan situasi di mana seorang
individu bekerja sebagai agen untuk individu lain (prinsipal)

217
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

penyusun, pembayar pajak, dan pemerintah [10].


Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gbr. 1. Kerangka kerja teoretis.

III. METODOLOGI PENELITIAN


Objek dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Wajib
Pajak, Moral Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, dan
Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini dilakukan di KPP
Pratama Bandung. Mengacu pada tujuan penelitian yang
dilakukan yaitu Untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan
Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak, dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi
yang terdaftar dan wajib melaporkan SPT tahunan ke KPP
Pratama Bandung. Namun, jumlah tersebut tidak
menunjukkan seluruh Wajib Pajak yang aktif membayar
pajak. Banyak Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Tegalega
yang memiliki NPWP tetapi tidak aktif membayar pajak.
Oleh karena itu penulis menggunakan data populasi dari
Wajib Pajak yang aktif dalam melaporkan pajak walaupun
mungkin tidak setiap tahun. Teknik penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sedang
melakukan pembayaran SPT tahunan. Sampel dalam
penelitian ini diambil dari populasi Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega
Bandung yang melaporkan SPT sebanyak 35.704 orang
(akhir tahun 2016).
Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu yang
ada, penulis menetapkan jumlah sampel maksimal minimal
100 kuesioner yang akan disebarkan dan perhitungannya
akan diolah dengan menggunakan SPSS 24. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah:
1) Pribadi Orang yang menjalankan bisnis atau pekerjaan
bebas;
2) Orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas yang memperoleh penghasilan di
atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib
mendaftarkan diri selambat-lambatnya pada akhir
bulan berikutnya;
3) Wanita yang sudah menikah yang dikenakan pajak
secara terpisah, karena mereka tinggal terpisah
berdasarkan keputusan hakim atau diwajibkan secara
tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta;
4) Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang
memiliki tempat usaha yang berbeda dengan tempat
tinggal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Moral Wajib
Pajak

218
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak termasuk dalam kategori baik, dalam artian wajib pajak orang
(Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung Tegalega). pribadi yang terdaftar dan wajib melaporkan SPT Tahunan ke
Menganalisis pengaruh pengetahuan wajib pajak, moral KPP Pratama Bandung Tegalega memiliki moral yang baik
wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib untuk patuh terhadap peraturan perpajakan. Namun
pajak, akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier persentasenya masih rendah dan jika dilihat dari setiap
berganda. Syarat dalam analisis regresi variabel independen indikator yang dikemukakan, terdapat beberapa indikator
dan variabel dependen disyaratkan memiliki skala
pengukuran data interval/rasio. Karena skala data yang
digunakan diasumsikan ordinal, maka harus dilakukan
transformasi data menjadi interval dengan menggunakan
program SPSS 24.0.
A. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Hipotesis yang menyatakan bahwa pengetahuan wajib
pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi telah dibuktikan melalui pengujian. Melalui
uji-t diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan
pengetahuan wajib pajak tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
(Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa pengetahuan wajib pajak
di KPP Pratama Tegalega Bandung dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan hasil
penelitian wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan
kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 15%.
1) Pengetahuan wajib pajak mengenai fungsi pajak sangat
mempengaruhi tingkat kewajiban wajib pajak orang
pribadi dalam membayar pajak, oleh karena itu wajib
pajak orang pribadi harus mengetahui bagaimana
fungsi pajak, peraturan perpajakan, pendaftaran
sebagai wajib pajak orang pribadi, tata cara membayar
pajak dan mengetahui tarif pajak.
2) Pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan,
artinya semakin banyak pengetahuan perpajakan
seseorang, maka kepatuhannya akan semakin baik.
3) Pengetahuan Wajib Pajak tentang cara pendaftaran
sebagai wajib pajak, artinya seseorang yang telah
bekerja dan memiliki gaji di atas PTKP sudah
seharusnya memiliki NPWP.
4) Pengetahuan Wajib Pajak tentang tata cara pembayaran
pajak, artinya Wajib Pajak harus mengetahui tata cara
pembayaran pajak yang baik dan benar.
5) Pengetahuan Wajib Pajak mengenai tarif pajak, artinya
Wajib Pajak harus mengetahui besarnya tarif pajak
yang berlaku di Indonesia.
B. Dampak Moral Wajib Pajak terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Hipotesis yang menyatakan bahwa moralitas wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi telah terbukti melalui pengujian. Melalui uji t
diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan moral
wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap wajib
pajak orang pribadi (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa
moral wajib pajak di KPP Pratama Bandung Tegalega dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Berdasarkan hasil penelitian moral wajib pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar
4,3%. Dalam penelitian ini, moralitas wajib pajak di KPP
Pratama Bandung Tegalega yang menjadi responden
219
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

mengindikasikan moral wajib pajak yang belum baik moral wajib pajak, dan sistem perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan pajak antara lain, wajib pajak merasa terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Ho) ditolak.
ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan yang tidak Hal ini berarti pengaruh pengetahuan wajib pajak, moral
melanggar etika, wajib pajak tidak merasa bersalah ketika wajib pajak, dan sistem perpajakan yang ada dirasakan oleh
melakukan ketidakpatuhan pajak, dan wajib pajak wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan di KPP
menyatakan ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan Pratama Bandung Tegalega. Besarnya pengaruh secara
yang tidak melanggar dalam kehidupannya. Dari indikator- simultan pengetahuan wajib pajak, moral wajib pajak, dan
indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat sanksi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
kepatuhan yang masih rendah salah satunya disebabkan orang pribadi di KPP Pratama Bandung Tegalega adalah
oleh moral wajib pajak yang belum begitu baik untuk sebesar 64,7%.
menaati peraturan perpajakan. Hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan yang
Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak didefinisikan
oleh [12] yang menyatakan bahwa moral wajib pajak sebagai memasukkan dan melaporkan
merupakan motivasi intrinsik untuk membayar pajak yang
timbul karena adanya kewajiban moral untuk membayar
pajak atau kepercayaan untuk berkontribusi dalam
penyediaan publik. Aspek moral dalam bidang perpajakan
menyangkut dua hal, yaitu (1) kewajiban perpajakan
merupakan kewajiban moral yang harus dipenuhi oleh
setiap wajib pajak, dan (2) menyangkut kesadaran moral
yang berkaitan dengan alokasi atau distribusi penerimaan
pajak. Wajib pajak yang memiliki kesadaran moral yang
baik sebagai warga negara dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya berbeda dengan warga negara yang tidak
memiliki kesadaran moral. Dengan demikian diharapkan
dengan adanya aspek moralitas dari wajib pajak akan
meningkatkan kecenderungan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
C. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat thitung dan
t_tabel menunjukkan nilai 8,174 > 1,661. Jika nilai
t_hitung > t_tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya secara parsial penerapan sanksi perpajakan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung
Tegalega. Sanksi yang diberikan harus jelas agar Wajib
Pajak Orang Pribadi mengetahui bagaimana aturan dan
sanksi tersebut dapat membuat efek jera kepada Wajib
Pajak Orang Pribadi jika melakukan pelanggaran pajak.
Sanksi yang diberikan tidak mengenal kompromi, artinya
semua lapisan masyarakat harus dikenakan sanksi yang
sama tanpa adanya perbedaan. Sanksi yang diberikan
berimbang, artinya apabila wajib pajak tidak membayar
pajak maka sanksinya harus jelas atau tidak memberatkan
wajib pajak. Sanksi harus memberikan efek jera, artinya
jika wajib pajak melanggar ketentuan perpajakan maka
sanksi harus sesuai agar wajib pajak tidak melakukan
pelanggaran pajak.
D. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Moral
Wajib Pajak, dan Sanksi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Hipotesis yang menyatakan bahwa pengetahuan wajib
pajak, moral wajib pajak, dan sistem perpajakan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi telah terbukti melalui pengujian. Melalui uji F
dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh hasil bahwa
hipotesis yang menyatakan pengetahuan wajib pajak,

220
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

tepat waktu, mengisi dengan benar jumlah pajak yang VI. SARAN
terutang dan membayar pajak pada waktunya tanpa adanya Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran-
tindakan pemaksaan. Tingkat kepatuhan tersebut saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi sistem bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
administrasi perpajakan suatu Negara, pelayanan kepada berikut:
wajib pajak, penegakan hukum pajak, pemeriksaan pajak 1) Direktorat Jenderal Pajak
dan tarif pajak. Kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban a) Pengetahuan Wajib Pajak. Sistem Penilaian Sendiri,
perpajakan juga tergantung pada kemauan wajib pajak, memberikan
sejauh mana wajib pajak akan mematuhi ketentuan undang-
undang. Dalam hal perpajakan, wajib pajak yang dimaksud
patuh mendefinisikan arti dan kriteria. Wajib pajak yang
dimaksud adalah menyampaikan (membayar dan
melaporkan) SPT tepat waktu dan juga SPT yang
disampaikan benar dalam penulisan dan perhitungannya
serta lengkap dengan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan. Oleh karena itu, sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
192/PMK. 03/2007, pada prinsipnya kepatuhan perpajakan
adalah suatu tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku di suatu
Negara.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh
pengetahuan wajib pajak, moral wajib pajak dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan
berdasarkan hasil pengolahan, dapat diketahui secara
parsial pengetahuan wajib pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP
Pratama Bandung Tegalega, artinya jika pengetahuan
wajib pajak meningkat maka kepatuhan wajib pajak
akan meningkat.
2) Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan
berdasarkan hasil pengolahan, dapat diketahui secara
parsial moral wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Bandung Tegalega, artinya apabila moral wajib pajak
untuk menaati peraturan perpajakan yang ada meningkat
maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
3) Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan
berdasarkan hasil pengolahan, dapat diketahui secara
parsial sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Bandung Tegalega, hal ini berarti jika sanksi perpajakan
ditegakkan maka kepatuhan wajib pajak akan
meningkat.
4) Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan
berdasarkan hasil pengolahan, dapat diketahui
pengetahuan wajib pajak, moral wajib pajak, dan sanksi
perpajakan secara simultan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
Tegalega Bandung, artinya pengetahuan wajib pajak,
dan sanksi perpajakan dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.

221
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

terhadap kepatuhan wajib pajak pada industri perbankan di Surabaya,"


kepercayaan Wajib Pajak untuk mendaftarkan, Skripsi, Surabaya: STIE Perbanas, 2009.
menghitung, membayar dan melaporkan sendiri [7] A. Icek, Perilaku Organisasi dan Proses Keputusan Manusia,
kewajiban perpajakannya. Dengan sistem ini, wajib University of Massachusetts Amherst, Amerika Serikat, 1991.
[8] N. Cahyonowati, "Model moral dan kepatuhan pajak: wajib pajak
pajak diharuskan mempelajari tata cara pendaftaran,
orang pribadi," JAAI, vol. 15, no. 2, hal. 161-177, 2011.
peraturan perpajakan dan perhitungan pajak, oleh [9] J. A. Nugroho, "Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
karena itu peran KPP dan DJP sangat diperlukan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
dalam melakukan sosialisasi dan penyuluhan Kepatuhan Wajib Pajak," Tesis, Semarang: Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, 2006.
mengenai tata cara pendaftaran, peraturan perpajakan [10] Waluyo, "Perpajakan Indonesia" , Jakarta: Salemba Empat, 2011.
dan perhitungan pajak terutang. Apabila pengetahuan
wajib pajak terhadap peraturan perpajakan semakin
tinggi, maka akan meningkatkan kepatuhan wajib
pajak yang akan berpengaruh terhadap penerimaan
negara dari sektor pajak.
b) Moral Wajib Pajak. Kepercayaan juga mempengaruhi
moral wajib pajak, dengan timbulnya motivasi untuk
membayar pajak, salah satunya dalam bentuk
sosialisasi pajak yang optimal kepada masyarakat. Hal
ini akan mempengaruhi masyarakat dengan membayar
pajak secara sukarela.
c) Sanksi Perpajakan. Variabel Sanksi perpajakan
merupakan variabel yang paling berkontribusi dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak, oleh karena itu
institusi perpajakan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega
Bandung sebaiknya memberikan perhatian khusus
dalam hal ini.
2) Kantor Pelayanan Pajak. Dalam menyelesaikan
administrasi KPP sebaiknya menambah loket untuk
mempermudah proses pembayaran pajak. Selain itu,
pegawai sebaiknya diberikan pelatihan kerja yang
berkualitas untuk memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada wajib pajak.
3) Peneliti Selanjutnya. Penelitian yang dilakukan oleh
penulis terbatas pada pengetahuan wajib pajak, moral
wajib pajak, dan sanksi perpajakan. Peneliti tidak
meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak, oleh
karena itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat
meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis berterima kasih kepada para pengulas anonim
atas komentar mereka pada versi awal artikel ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Universitas Widyatama,
Bandung, Indonesia, dan terima kasih khusus kepada Dr.

REFERENSI
[1] D. Esy, 2012, "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Fasilitas E-Filling oleh Wajib Pajak sebagai Sarana Penyampaian
SPT Secara Online dan Realtime," Tesis, Semarang: Universitas
Diponegoro, April 2017.
[2] C. S. Troutman, "Komentar moral terhadap kepatuhan pajak yang
diukur dari perkembangan penalaran moral dan sikap terhadap
keadilan hukum pajak," Disertasi, Oklahoma State University, AS,
1993.
[3] H. A. Asri, Paradigma Baru Perpajakan Indonesia: Perspektif
Ekonomi Politik, Dinamika Integrita, 2004.
[4] B. Witono, "Peran pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak,"
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 7, no. 2, hal. 196-208, 2008.
[5] H. N. Sentosa, "Pengaruh Lingkungan dan Moral Pajak terhadap
Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di
Provinsi Bali," Disertasi, Universitas Airlangga: Surabaya, 2006.
[6] K. R. Salman dan M. Farid, "Pengaruh sikap dan moral perpajakan

222
Jurnal Perdagangan, Ekonomi dan Keuangan, Vol. 9, No. 5, Oktober 2018

[11] Dyah Purnamasari, "Pengaruh Perubahan Return on Asset, Return on Dyah Purnamasari memperoleh gelar magister di
equity dan Economic Value Added terhadap Perubahan Harga Saham bidang akuntansi dengan konsentrasi perpajakan dari
dan Dampaknya pada Laba per Lembar Saham," Jurnal Riset Universitas Padjadjaran. Dyah Purnamasari adalah
Keuangan dan Akuntansi, 6/6/2015 mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi
[12] Dyah Purnamasari dan Yoyo Sudaryo, "Strategi Pengembangan dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung,
Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Usaha Kecil Indonesia. Dia bekerja sebagai dosen di Universitas
Menengah (UKM) Sepatu Cibaduyut Bandung," Jurnal Ilmiah dan Widyatama. Minat penelitiannya meliputi perpajakan,
Riset Teknologi, 6/3/2017. pelaporan keuangan dan akuntansi keuangan.

223

Anda mungkin juga menyukai