Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Trisakti

https://www.e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jet
Vol. 3 No. 1 April 2023 : hal : 1679-1688
http://dx.doi.org/10.25105/jet.v3i1.16062
e-ISSN 2339-0840

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN


FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN DAN LINGKUNGAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI
KASUS WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA SERPONG)
Indah1
Nazmel Nazir2
1,2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
*Penulis korespondensi: nazmel.n@trisakti.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengukur bagaimana pengaruhkesadaran wajib pajak, kualitas
pelayanan fiscus, sanksi perpajakan, dan lingkungan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi. teknik pengambilan sampelmenggunakan Purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak
120 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan lingkungan wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiscus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak,
Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Abstract
This study aims to analyze and measure how the influence of taxpayer awareness, quality of service fiscus, tax
sanctions, and the taxpayer's environment on individual taxpayer compliance. sampling technique using
purposive sampling. The number of samples taken was 120 people. Data collection was carried out through
distributing questionnaires. The data analysis technique used is multiple regression analysis using SPSS 21.
The results of this study indicate that taxpayer awareness, tax authorities' service quality, tax sanctions, and
the taxpayer's environment have a positive effect on taxpayer compliance.

Keywords: Taxpayer Awareness, Fiscus Service Quality, Tax Sanctions, Taxpayer Environment, Individual
Taxpayer Compliance

Artikel dikirim: 30-01-2023 Artikel Revisi: 01-02-2023 Artikel diterima: 13-02-2023

PENDAHULUAN
Sektor perpajakan menampilkan kontribusi paling besar terhadap pemasukan negara melalui
pembangunan dan peningkatan fasilitas serta anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang
kemudian akan digunakan untuk mendukung dan melaksanakan inisiatif pembangunan nasioal dan
di alokasikan secara merata untuk sebesar-besarnya kemakmuran negara (Siti Resmi, 2016). Salah
satu sumber pembiayaan pembangunan adalah berasal dari pajak (Arif & Dewi, 2019). Wajib pajak
baik perorangan atau perusahanaan merupakan mayoritas pembayar pajak atau yang lebih dikenal
dengan wajib pajak oleh karena nya untuk meningkatkan pemasukan melalui sector perpajakan ini
1679
Jurnal Ekonomi Trisakti

dibutuhkan kepatuhan dari wajib pajak baik perorangan maupun badan. Sedikitnya jumlah WP
terdaftar tentu saja menjadi penyebab sedikitnya penerimaan negara dari sektor WPOP tersebut
(Kussuari & Boenjamin, 2019).
Setoran pajak bermanfaat dalam membiayai pengeluaran umum negara sebagai
penyelenggara pemerintahan (F. Kusuma, 2019). Penerimaan perpajakan berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah agar meningkat diantaranya melakukan berbagai sosialisasi, taktif
persuasi, jemput bola, penegakan hukum, peningkatan pelayanan fiscus, permohonan tax amnesty
sampai pada membuat system perhitungan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri (Self
assesment). Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan penerimaan pajak tetap
tergolong rendah dan tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia.
Hasil penelitian terkait variabel-variabel yang diteliti antara lain penelitian dari Cindy &
Yenni, (2013) dan (Luh Putu Irma Anggarini, 2019) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak,
kualitas pelayanan fiscus, sanksi perpajakan dan lingkungan wajib pajak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak, kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Arum, 2018) juga
menyatakan bahwa kualitas pelayanan fiscus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory Of Planned Behavior (Teori
perilaku terencana) dan Social Learning Theory (teori pembelajaran social) dimana dalam kedua teori
ini memuat tentang gagasan seseorang yang melakukan hal-hal tertentu sesuai dengan keyakinan
mereka disisi lain dalam teori pembelajaran social lebih menitikberatkan pada bagaimana perilaku
manusia dalam mengamati lingkungan sekitarnya dalam teori ini mengatakan bahwa seseorang dapat
belajar dari pengalaman orang lain (Yetti dan Ismanto, 2021).
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan peraturan peundang-undangan dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarya kemakmuran
rakyat (Siti Resmi, 2016). Wajib pajak atau lebih sering dikenal dengan sebutan WP merupakan orang
pribadi atau badan yang berkewajiban membayar pajak dan merupakan pemungut pajak yang
memiliki hak dan kewajiban perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yaitu wajib pajak yang berarti tunduk atau mengikuti sesuai spesifikasi
aturan yang berlaku. Menurut Kusuma, (2016) menyatakan bahwa seluruh wajib pajak menyelesaikan
kewajiban perpajakannya dan menaati segala aturan yang telah ditentukan oleh fiscus dengan wajib
pajak mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya. Kesadaran adalah
kondisi dimana seseorang tahu dan mengerti. Sesuai hal tersebut dapat diartikan bahwa kesadaran
setiap wajib pajak ialah suatu keadaan yang harus wajib pajak ketahui serta mengerti akan hak dan
kewajiban pajaknya.
Kualitas pelayanan fiskus dalam hal ini Seorang pegawai pajak dapat membantu mengatur atau
mempersiapkan permintaan selama menjadi pegawai pajak melalui dinas. Cara agen dalam hal ini
petugas pelayanan fiskus pajak untuk membantu seseorang dalam hal ini wajib pajak dalam mengatur
atau mempersiapkan segala tuntutannya dianalogikan dengan pelayanan fiskal. Pelayanan dianggap

1680
Vol. 3 No. 1 April 2023

memuaskan jika WP senang dengan kecepatan pengirimannya. Tingkat kepuasan wajib pajak
terhadap pelayanan perpajakan berkorelasi dengan tingkat kepatuhan dan pemahaman wajib pajak
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.
Sanksi perpajakan memiliki tujuan utama yakni untuk mendorong kepatuhan dan pembayaran
pajak. Denda yang akan dikenakan wajib pajak jika mereka lalai dalam membayar pajaknya. Sanksi
pajak dimaksudkan untuk mencegah wajib pajak melanggar undang-undang perpajakan yang telah
ditentukan (Mardiasmo, 2018).
Lingkungan pembayar pajak yang mencakup informasi tentang pembayar pajak, termasuk
jumlah pendapatan dan pengeluaran, nilai penerapan pajak terkait, dan jaringan sosial dan bisnis.
Pembayar pajak mematuhi persyaratan dan permintaan biaya yang berlaku serta peraturan
perpajakan.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Seorang individu harus yakin dengan hasil tindakannya jika ingin berhasil. Individu kemudian
akan memutuskan apakah akan melaksanakannya atau tidak. Dan untuk meningkatkan penerimaan
perpajakan maka dibutuhkan kesdaran wajib pajak yang paham akan hak dan kewajibannya Pada
teori perilaku terencana, ini terkait dengan keyakinan perilaku — keyakinan individu tentang
konsekuensi dari suatu perilaku.
Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cindy & Yenni, 2013) dan (Luh Putu Irma
Anggarini, 2019) yang menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak, maka berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil hipotesis sebagai
berikut:
H1: Kesadaran pembayar pajak berdampak positif terhadap kepatuhan pembayar pajak.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Cara petugas pajak menampilkan pelayanan dengan kualitas terbaik pada pembayar pajak
menentukan apakah pembayar pajak mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak atau tidak. Pada
bidang Perpajakan, administrasi Perpajakan, dan hukum Perpajakan, fiskus diperlukan memili
kompetensi berupa keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman.
Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanda arum Kartika dan Ulfa setia Iswara
(2020) dan (Yunia et al., 2021) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan fiscus berdampak
signifikan terhadap kepatuhan pembayar pajak. Berdasarkan penjelasan dan penelitian sebelumnya,
maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan pembayar pajak.
Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati dan dipatuhiHal ini berkaitan dengan control
beliefs dalam theory of planned behavior yaitu merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal
yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa
kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power).
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Irma Anggarini, (2019) serta
Priambodo & Yushita, (2017) yang menyimpulkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahulu maka
hipotesis yang di dapatkan:
H3: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pembayar pajak orang pribadi

1681
Jurnal Ekonomi Trisakti

Pengaruh Lingkungan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh
tertentu kepada individu. Hal ini berkaitan dengan social learning theory yang mengatakan bahwa
seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Jika masyarakat di lingkungan
wajib pajak patuh membayar pajak, sehingaga membuat wajib pajak tersebut juga akan tergerak untuk
membayar pajak.
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cindy & Yenni, (2013) dan Mahendra Bayusata
(2021) melakukan penelitian dimana mereka menyimpulkan bahwa lingkungan pembayar pajak
berdampak signifikan mengenai kepatuhan Perpajakan.
H4: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pembayar pajak orang pribadi

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gading Serpong. Pada bulan
Desember 2022 hingga Januari 2023, dimana data diambil langsung oleh wajib pajak kemudian data
diolah dan di analisis. Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian causal corporative
research yaitu jenis penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang berkaitan
dengan karakteristik masalah. Jenis pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebab
pelaksanaannya meliputi landasan teori, mencari pengaruh antara variabel satu dan variabel yang
lainnya, analisis dan interpretasi makna pada data yang diperoleh, dan metode statistik deskriptif yang
akan dipakai untuk menganalisis hasil.
Penulis memilih populasi seluruh Pembayar pajak Orang Pribadi (WPOP) di jabodetabek dan
membataskan penelitian yang terdaftar di KPP Pratama Serpong yang menjadi objek penelitian, guna
untuk efisiensi waktu dan biaya maka tidak semua wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
menjadi objek penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
(Sugiyono, 2015). Pengambilan sampel untuk penelitian ini berdasarkan teknik purposive sampling.
yaitu pengambilan data dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan
kriteria penelitian (Sugiyono, 2015).
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel
independent dimana variabel dependen yang digunakan adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran dalam perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh, serta
melaksanakan ketentuan perpajakan. Sehingga, wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat
dan mematuhi peraturan undang-undang perpajakan. Pengukuran variabel pada penelitian
menggunakan skala likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskriptif Data Penelitian
Kuesioner yang disebarkan dengan cara mengantar langsung kepada wajib pajak orang pribadi
yang pada hari tersebut melaporkan dan melakukan pekerjaan perpajakannya di KPP Pratama
Serpong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022. Kuesioner yang telah disebarkan
berjumlah 150 namun kuisioner yang digunakan hanya 120 kuisioner karena 30 kuisioner yang
menjawab adalah responden yang tidak memiliki NPWP dan tidak berdomisili di Jabodetabek.
Uji Kualitas Data
Uji validitas dan uji reliabilitas
Hasil perhitungan Uji validitas menunjukkan bahwa semua item dapat dikatakan valid, karena
semua item kuesioner memiliki nilai Factor Loading > 0.5. Uji reliabilitas menunjukan Cronbach’s
1682
Vol. 3 No. 1 April 2023

Alpha untuk semua pernyataan variabel pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiscus,
sanksi perpajakan dan lingkungan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak > 0,6 yaitu nilai
cronbach’s alpha dari masing– masing variabel sebesar 0,75, 0,71, 0,76, 0,61, 0,67 > 0,60, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel independen dan dependen didalam penelitian ini
masih bersifat reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas disimpulkan bahwa hasil pengujian diketahui pada model diketahui
nilai asymp sig sebesar 0,964 lebih besar dari 0,05 (alpha 5%) maka Ho diterima dan disimpulkan
pada tingkat kepercayaan 95% asumsi distribusi normalitas untuk variabel error terpenuhi.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen. dapat dilihat besaran nilai tolerance dari masing–masing variabel
independennya yang didapatkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) masing–masing variabel
sebesar 1,13, 1,18, 1,13, 1,27 atau lebih kecil dari 10, maka dari hasil nilai tolerance dan VIF, dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas di dalam model regresi
penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara masing-masing
variabel independen. Suatu data dapat dikatakan baik atau tidak terjadi multikolinearitas apabila
masing-masing variabel independen tidak saling berhubungan. Pada table dapat dilihat dari besaran
nilai VIF nya dimana masing-masing bernilai 0.88, 0,9, 0,9, 0,9 dimana berdasarkan hasil pengujian
menggunakan alat analysis gletser test diketahui pada model didapatkan nilai sig untuk semua
variabel dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05 (5%) maka Ho diterima dan
disimpulkan asumsi homokedastisitas terpenuhi sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas pada
variabel penelitian ini.
Uji Autokorelasi
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah asumsi no autokorelasi dalam penelitian ini
terpenuhi atau tidak. hasil pengujian menggunakan alat analisis Durbin Watson Test, menunjukkan
hasil nilai pada model sebesar 2,15 artinya Ho diterima dan disimpulkan bahwa asumsi no
autokorelasi terpenuhi.
UJI HIPOTESIS
Uji Koefisien Determinasi
Pengujian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan perilaku variabel depeden. Semakin mendekati 1 atau 100% maka semakin besar
informasi yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini
menunjukkan niai Adj R2 sebesar 0.316 atau 31.6% yang artinya memiliki pengertian besarnya
kemampuan variabel independen dimana kesadaran wajib pajak (X1), kualitas pelayanan fiscus (X2),
sanksi perpajakan (X3) dan lingkungan wajib pajak (X4) dalam menjelaskan varaibel dependen yakni
kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y) sebesar 31,6% sedangkan sisa dijelaskan oleh variabel
independen lain yang tidak dimasukkan kedalam model.
Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah model yang diajukan bagus atau tidak dimana
untuk melihatnya adalah dengan melakukan pengujian hipotesa dimana Ho yang diajukan adalah
tidak terdapat satu pun variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen dan Ha

1683
Jurnal Ekonomi Trisakti

berbunyi paling tidak terdapat satu variabel independen yang signifikan terhadap variabel depeden,
sehingga model yang baik itu jika Ha diterima didalam pengujian global. Hasil pengujian ini
menujukkan nilai signifikan nya sebesar 0.000 sehingga didapatkan nilai f signifikansinya < 0.05.
Uji Parsial (Uji t)
Pengujian uji t dapat dilihat bahwa hasil pengujian menghasilkan signifikansi (1-tailed) dari
X1,X2,X3 kurang dari 0,05 sehingga variabel masing masng dari X1, X2, dan X3 berpengaruh
terhadap Y, sementara X4 < 0,1 (menggunakan alfa 10%) juga berpengaruh pada tingkat kepercayaan
90% terhadap variabel Y.
Tabel 1 Uji t
Variabel Beta Std. T Stat Sig Sig Keputusan
Error (2 Tail) (1 Tail)
(Constant) 0,756 0,294 2,574 0,011 0.005
Kesadaran Wajib Pajak (X1) 0,322 0,072 4,481 0,000 0.000 H1 diterima
Kualitas Pelayanan Fiskus (X2) 0,133 0,069 1,926 0,057 0.028 H2 diterima
Sanksi Perpajakan (X3) 0,252 0,071 3,527 0,001 0.000 H3 diterima
Lingkungan Wajib Pajak (X4) 0,103 0,069 1,498 0,137 0.068 H4 diterima
Sumber : Pengolahan data di SPSS

PEMBAHASAN
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Kesadaran wajib pajak merupakan indikator seberapa jauh wajib pajak telah mengetahui serta
memiliki rasa kesungguhan dan keinginan untuk menjalankan kewajiban perpajakannya Berdasarkan
hasil penelitian ini variabel X1 yakni kesadaran wajib pajak memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000
dan nilai t hitung sebesar 0.294 sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak (X1)
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hal ini di dukung dengan semakin tinggi nya kesadaran yang dimiliki seorang wajib pajak
terkait hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak maka tingkat kepatuhan pun akan semakin
meningkat.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Cindy & Yenni,
2013) dan (Luh Putu Irma Anggarini, 2019) serta (Tulenan et al., 2017) dan (Tulenan et al., 2017)
bahwa kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak,
indicator kesadaran wajib pajak meliputi mengetahui adanya undang- undang dan ketentuan
perpajakan, mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan Negara, serta memahami bahwa kewajiban
perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan hasil penelitian ini yaitu pada Variabel Kualitas pelayanan fiscus (X2) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.057 dan nilai t hitung sebesar 0,069 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variable kualitas pelayanan fiscus (X2) berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). hal
ini didukung dengan semakin semakin bagus pelayanan petugas pajak di kantor pelayanan pajak maka
kepatuhan akan kewajiban perpajakannya semakin meningkat
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arum (2018) serta
Yunia et al., (2021) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan fiscus berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak.

1684
Vol. 3 No. 1 April 2023

Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi


Berdasarkan hasil dari penelitian ini dimana Variabel sanksi perpajakan (X3) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0.001dan nilai t hitung sebesar 0.071 sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi
pajak (X3) berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). hal ini didukung dengan semakin
tinggi sanksi perpajakan yang diterapkan sesuai dengan peraturan maka tingkat kepatuhan wajib
pajak akan semakin meningkat.
Penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Luh Putu Irma
Anggarini, Anik Yuesti, I Made Sudiartana (2017), Puput Priambodo (2017), dan Nahdah Fistra
Karnedi, Amir Hidayatulloh (2019) yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Lingkungan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan hasil penelitian ini dimana pada Variabel lingkungan wajib pajak (X4) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0.068 dan nilai t hitung sebesar 0.069 sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan wajib pajak (X4) berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). hasil penelitian
ini relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahendra Bayusata (2021) yang
menyatakan bahwa Lingkungan wajib pajak (X4) berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Lingkungan sosial menjadi salah satu faktor penentu terhadap perubahan- perubahan perilaku
yang terjadi pada setiap individu atau kelompok.. Rata-rata responden memilih penilaian pada
variabel lingkungan wajib pajak lingkungan wajib pajak memiliki nilai rata-rata (mean) yang
dihasilkan sebesar 3,260 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang menjawab variabel
lingkungan wajib pajak rata-rata menjawab 3.0 dari skala 1-4 yang berarti memilih setuju.

KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kesadaran wajib pajak, kualitas
pelayanan fiscus, sanksi perpajakan dan lingkungan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Serpong – Tangerang secara lebih mendetail dan
menyeluruh. Berdasarkan hasil penelitian Dapat disimpulkan bahwa:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Serpong. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang bernilai positif yaitu sebesar 0.005 sehingga kesadaran wajib pajak berpengaruh
positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena nilai signifikansi nya 0.005 < 0.05.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi di KPP Pratama Serpong. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang bernilai
positif yaitu 0,028 sehingga kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak karena nilai signifikansinya 0,028 < 0,10
Terdapat pengaruh positif positif dan signifikan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi di KPP Pratama Serpong. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang bernilai
positif yaitu 0,000 sehingga sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi di KPP Pratama Serpong. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang bernilai
0.068 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi nya yaitu 0.068 < 0.10. sehingga dapat
disimpulkan bahwa lingkungan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
karena lebih kecil dari nilai signifikansi (0,068 < 0,10).

1685
Jurnal Ekonomi Trisakti

Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya Sebagian dari
wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Serpong, sehingga dirasa belum mampu mewakili jumlah
wajib pajak secara keseluruhan di wilayah JABODETABEK. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner, sehingga ada kemungkinan bahwa
responden tidak bersungguh-sungguh dalam mengisi kuseioner penelitian ini. Penelitian ini hanya
menggunakan empat variabel independen, yaitu kesadaran pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi
perpajakan, dan lingkungan wajib pajaksehingga masih banyak faktor-faktor lain yang bisa digunakan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Implikasi
Wajib diharapkan lebih sadar untuk diharapkan lebih sadar untuk memnuhi kewajiban
perpajakannya karena dengan adanya kesadaran yang tinggi dari wajib pajak maka akan membantu
pemerintah dalam menaikkan tingkat ketaatan terhadap hak dan kewajiban perpajakannya.
Pemerintah dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak
melalui kampanye edukasi, meningkatkan kualitaspelayanan fiskus, meningkatkan efektivitas sanki
perpajakan, dan memperbaiki lingkungan wajib pajak. Serta dapat digunakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan sistem perpajakan dan membuat kebijakan yang lebih efektif dalam menegakkan
peraturan perpajakan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diusulkan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi
penelitian yaitu menekankan pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat untuk patuh
melaksanakan/menyelesaikan kewajiban perpajakannya. Peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap
kewajiban perpajakannya dengan mendukung para wajib pajak dalam untuk melakukan kajian
dibidang yang sama hendaknya dapat menambah variabel independen maupun dependen yang
memiliki keungkinan pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan
dan lingkungan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak atau dapat menggunakan variabel lain
yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat ditemukan variabel baru yang dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, A., & Dewi, R. R. (2019). Analisis Kausalitas Antara Penerimaan Pajak Dengan Tingkat
Kegiatan Ekonomi Indonesia Dengan Pendekatan Granger Causality. In Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik FEB Usakti (Vol. 8, Issue 1, pp. 1–12).
https://doi.org/10.25105/jipak.v8i1.4502
Arum, N. (2018). Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Journal Of Accounting.
Cindy, J., & Yenni, M. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus , sanksi
perpajakan, lingkungan wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
Surabaya. Tax & Accounting Review, 1, 51.
Kussuari, K., & Boenjamin, P. (2019). Pengaruh Kebijakan Pengampunan Pajak Dan Modernisasi
Sistem Informasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik FEB Usakti, 14(1), 59–80.
https://doi.org/10.25105/jipak.v14i1.5080
Kusuma, F. (2019). Pengaruh Pemahaman Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di Samsat Polda
Jakarta Timur). In Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik FEB Usakti
(Vol. 12, Issue 2, pp. 157–172). https://doi.org/10.25105/jipak.v12i2.5117
1686
Vol. 3 No. 1 April 2023

Kusuma, K. C. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan Serta
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Effect. Jurnal Profita Edisi 3 Tahun 2017
Indonesia., 2, 1–14.
Luh Putu Irma Anggarini, D. (2019). Pengaruh penerapan kebijakan. Pengaruh Penerapan
Kebijakan, 9 No 1, 48–61.
Mardiasmo. (2018). Perpajakan.
Priambodo, P., & Yushita, A. N. (2017). Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Purwrejo Tahun 2017. Jurnal Profita Edisi 5
Tahun 2017, 5(2), 1–16.
Siti Resmi. (2016). Perpajakan teori dan kasus.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan.
Tulenan, R. A., Sondakh, J. J., & Pinatik, S. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp
Pratama Bitung. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2), 296–303.
https://doi.org/10.32400/gc.12.2.17682.2017
Yetti dan Ismanto. (2021). Pengaruh Penerapan E-Filing, Pengetahuan Pajak Dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pegawai Kemendikbud. 4(2), 139–155.
Yunia, N. N. S., Kusuma, I. N., & Sudiartana, I. M. (2021). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Penurunana Tarif Pajak
UMKM PP No. 23 Tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko
Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Kharisma, 3(1), 106–116.

1687
Jurnal Ekonomi Trisakti

1688

Anda mungkin juga menyukai