http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: yanifebriani12@rocketmail.com
1
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
PENDAHULUAN
2
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
dan merasa dalam menghadapi objek, ide, bayar, maupun manfaat pajak yang akan
situasi, atau nilai. Sikap seseorang terhadap berguna bagi kehidupan mereka. Dengan
suatu objek adalah perasaan mendukung atau adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan
memihak maupun perasaan tidak mendukung membantu membantu kepatuhan Wajib Pajak
atau tidak memihak pada objek tersebut dalam membayar, sehingga tingkat kepatuhan
(Berkowitz, 1972 dalam Saraswati, 2012). Sikap akan meningkat. Utomo (2011) membuktikan
bukan perilaku, tetapi merupakan bahwa pengetahuan perpajakan secara
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara- signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan
cara tertentu terhadap objek sikap. Seseorang wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan
yang mendukung atas suatu objek sikap akan bangunan (PBB) di kecamatan Pamulang Kota
memiliki kecenderungan bertindak untuk Tangerang Selatan.
melakukan tindakan terhadap objek sikap. H2 : Pengetahuan tentang Perpajakan
Seorang wajib pajak yang mendukung berpengaruh terhadap kepatuhan pajak dalam
(bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan.
pajak akan memiliki kecenderungan untuk Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
melakukan tindakan kepatuhan pajak. kewajiban membayar pajak tergantung pada
Demikian pula sebaliknya. Seorang wajib pajak bagaimana petugas pajak memberikan mutu
yang tidak mendukung (bersikap negatif) pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak
terhadap tindakan kepatuhan pajak akan (Jatmiko, 2006 dalam Arum,2012) menekankan
memiliki kecenderungan untuk tidak bahwa pentingnya kualitas aparat (SDM)
melakukan tindakan kepatuhan pajak. perpajakan dalam memberikan pelayanan
Saraswati (2012) membuktikan bahwa sikap kepada wajib pajak. Kualitas pelayanan dapat
wajib pajak terhadap kepatuhan pajak diukur dengan kemampuan memberikan
berpengaruh positif terhadap perilaku pelayanan yang memuaskan. Apabila hal
kepatuhan pajak. tersebut bisa dipenuhi oleh petugas pajak maka
H1 : Sikap wajib pajak terhadap Wajib Pajak akan merasa nyaman dalam
kepatuhan pajak berpengaruh positif terhadap melakukan kewajiban kegiatan perpajakan dan
perilaku kepatuhan pajak. tingkat kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Pengetahuan perpajakan adalah Fiskus juga diharapkan memiliki
kemampuan seorang Wajib Pajak dalam kompetensi dalam arti memiliki keahlian,
mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal pengetahuan, dan pengalaman dalam hal
tarif pajak yang akan mereka bayar, maupun kebijakan perpajakan, administrasi pajak dan
manfaat pajak yang akan berguna bagi perundang-undangan perpajakan. Selain itu
kehidupan mereka. Semua Wajib Pajak tanpa fiskus juga harus memiliki motivasi yang tinggi
tergantung dengan latar belakang pendidikan sebagai pelayan publik (Ilyas dan Burton, 2010
mereka setuju bahwa pendidikan pajak dalam Arum,2012). Arum (2012) menyatakan
membantu meningkatkan kepatuhan wajib bahwa pelayanan fiskus berpengaruh positif
pajak (Noormala, 2008:6 dalam Utomo, 2011). terhadap kepatuhan wajib pajak.
Seseorang yang berpendidikan pajak H3 : Kualitas Pelayanan Fiskus
akan mempunyai pengetahuan tentang Berpengaruh Positif Terhadap Kepatuhan
perpajakan, baik soal tarif yang akan mereka Wajib Pajak.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan pada
Gambar 1.
13
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
Sikap Wajib
Pajak
Kualitas
Pelayanan Fiskus
METODE
13
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
Membayar kekurangan
pajak sebelum
dilakukan pemeriksaan.
Menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT)
ke Kantor Pajak tepat
waktu sebelum batas
akhir penyampaian
SPT.
Adanya pengawasan
dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Pajak agar
Wajib Pajak patuh
membayar pajak.
Sikap Wajib Pajak (X1) Suatu bentuk evaluasi Wajib Pajak merasa Skala Likert 1-5
atau reaksi perasaan. pemanfaatan pajak
Sikap seseorang yang transparan.
terhadap suatu objek Wajib pajak merasa
adalah perasaan biaya suap ke fiskus
mendukung atau lebih besar
memihak maupun dibandingkan pajak
perasaan tidak yang bisa dihemat.
mendukung atau tidak Wajib pajak merasa
memihak pada objek diuntungkan oleh
tersebut. sistem pajak oleh
Kantor Pelayanan
Pajak.
Pengetahuan tentang Kemampuan seorang Wajib Pajak Skala Likert 1-5
Perpajakan (X2) Wajib Pajak dalam mengetahui fungsi dari
mengetahui peraturan pajak yang dibayar.
perpajakan baik itu soal Wajib Pajak
tarif pajak yang akan mengetahui bahwa
mereka bayar, maupun membayar pajak
manfaat pajak yang merupakan kewajiban
akan berguna bagi setiap warga negara.
kehidupan mereka. Wajib Pajak
mengetahui perubahan
peraturan perpajakan
yang berlaku.
Wajib Pajak mengerti
bagaimana cara
menghitung pajak yang
harus dibayar.
Wajib Pajak membayar
sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Apabila wajib pajak
tidak membayar pajak
maka akan mendapat
sanksi.
13
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
Kualitas Pelayanan Cara petugas pajak Pemberikan sosialisasi Skala Likert 1-5
Fiskus (X3) dalam membantu, tentang pajak akan
mengurus atau pentingnya melakukan
menyiapkan segala kepatuhan pajak.
keperluan yang Teknologi informasi
dibutuhkan seseorang yang digunakan sudah
yang dalam hal ini modern.
adalah Wajib Pajak. Petugas tanggap dan
membatu wajib pajak
apabila mengalami
kesulitan.
Petugas memberikan
pelayanan dengan cepat
dan memuaskan.
Gedung Kantor
Pelayanan Pajak (KPP)
sudah cukup memadai.
Peralatan pada KPP
sudah cukup memadai.
Perlunya dilakukan
perbaikan infrastruktur.
14
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
Analisis Statistik Deskriptif Sikap Wajib penelitian Sri Hardaya (2013) yang terdiri dari 3
Pajak pertanyaan.
Sikap Wajib Pajak pada penelitian ini
diukur berdasarkan indikator yang diadopsi dari
13
Berdasarkan Tabel 5 dapat dikatakan Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang
bahwa kualitas pelayanan fiskus dalam Candisari masuk dalam kategori tinggi dengan
memanfaatkan fasilitas umum dan tingkat persentase 63,3%. Kualitas pelayanan
memanfaatkan untuk berkonsultasi dalam fiskus dikategorikan tinggi karena masuk dalam
menangani permasalahan perpajakan di Kantor interval 11-15.
Uji Hipotesis
Tabel 6. Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,316 1,400 2,369 ,020
Sikap -,091 ,098 -,066 -,930 ,355
Pengetahuan ,719 ,081 ,661 8,821 ,000
Berdasarkan Tabel 6 ditunjukkan bahwa Nur Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani
koefisien regresi variabel sikap wajib pajak (2008) dalam Utomo (2011) bahwa
dengan tanda negatif sebesar 0,091. Nilai t pengetahuan perpajakan secara signifikan
hitung variabel bebas sikap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
terhadap kepatuhan adalah 0,930 yang lebih dalam membayar wajib pajak bumi dan
kecil apabila dibandingkan dengan nilai t tabel banguan (PBB) di Kecamatan Pamulang Kota
dengan derajat bebas (df) sebesar 96 pada Tangerang Selatan. Namun hasil penelitian ini
tingkat signifikansi 5% sebesar 1,98. tidak konsisten dengan hasil penelitian Linting,
Berdasarkan hal tersebut maka H0 diterima. Reynaldi Manuel (2012) yang menyatakan
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian bahwa pengetahuan tentang perpajakan tidak
yang dilakukan oleh Utomo (2011) bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak kurang mendukung dan tidak Wajib Pajak.
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Koefisien regresi variabel kualitas
wajib pajak. Namun hasil penelitian ini tidak pelayanan fiskus dengan tanda positif sebesar
konsisten dengan hasil penelitian Saraswati 0,156. Nilai t hitung variabel bebas kualitas
(2012) yang menyatakan bahwa sikap Wajib pelayanan fiskus terhadap kepatuhan adalah
Pajak berpengaruh signifikan terhadap 2,239 yang lebih besar apabila dibandingkan
kepatuhan Wajib Pajak. dengan nilai t tabel dengan derajat bebas (df)
Koefisien regresi variabel pengetahuan sebesar 96 pada tingkat signifikansi 5% sebesar
tentang perpajakan dengan tanda positif 1,98. Berdasarkan hal tersebut maka Ha
sebesar 0,719. Nilai t hitung variabel bebas diterima. Hasil penelitian ini didukung dengan
pengetahuan tentang perpajakan terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko
kepatuhan adalah 8,821 yang lebih besar (2006) yang menyatakan bahwa kualitas
apabila dibandingkan dengan nilai t tabel pelayanan fiskus berpengaruh signifikan
dengan derajat bebas (df) sebesar 96 pada terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Namun hasil
tingkat signifikansi 5% sebesar 1,98. penelitian ini tidak konsisten dengan hasil
Berdasarkan hal tersebut maka Ha diterima. penelitian Ardyansyah (2013) yang menyatakan
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian bahwa kualitas pelayanan fiskus tidak
12
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
13
Yani Febriani & Kusmuriyanto/ Accounting Analysis Journal 4 (4) (2015)
13