Disusun oleh :
Dwiki Hairandi / 195030407111014
Dani Andrian / 1930407111014046
Tiara Tyas / 195030401111013
II. Permasalahan
Tax ratio adalah perbandingan antara jumlah pajak yang berhasil
dipungut dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dari rasio ini dapat
diketahui nilai tingkat kepatuhan pembayaran pajak oleh masyarakat suatu
negara (Jatmiko, 2006:3). Pada tahun 2012, dibandingkan dengan negara-
negara Asia Tenggara tax ratio di Indonesia termasuk yang terendah
contohnya Malaysia (20,17%), Singapura (22,44%), Filipina (13,68%) dan
Thailand (17,28%) (ortax, 2015). Nilai tax ratio di Indonesia tahun 2012
(11,90%).
Diketahui bahwa angka jumlah UMKM di Kota Batu memang
tinggi, namun jika dibandingan dengan jumlah Wajib Pajak sektor UMKM
masih begitu terasa tidak relevan. Kondisi ini memberikan asumsi bahwa
masih terdapat permasalahan terkait Kepatuhan Wajib Pajak. Tingginya
jumlah UMKM di Kota Batu sebenarnya dapat menjadikan potensi yang
besar terhadap penerimaan daerah. Pemahaman perpajakan juga menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Kurangnya
pemahaman Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan cenderung akan
menjadi tidak taat terhadap kewajiban perpajakannya (Julianti, 2014:30).
Tarif pajak juga mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Tarif
pajak akan berpengaruh negatif pada utility Wajib Pajak. Tarif yang
rendah akan meningkatkan utility Wajib Pajak sehingga memberikan
inisiatif dalam melaporkan penghasilan kepada admisnitrasi pajak
(Santoso,2008:91).
III. Tujuan
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib
pajak dan pengaruh sosialisasi perpajakan, tarif pajak, dan pemahaman
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, apabila penghasilan yang
dilaporkan sesuai dengan semestinya (tax compliance).
B. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan
perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian ini. Maka peneliti mencantumkan hasil –
hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :
“PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI
TARIF PAJAK, DAN KEADILAN PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK” Penelitian dari Pipit Annisa Fitria, Edy
Supriyono pada tahun 2019. Dalam penelitian tersebut Orang yang
mengerti dan memahami bahwa pajak merupakan salah satu sumber
pendapatan negara yang digunakan untuk pembangunan cenderung
berfikir akan membayar pajak demi pembangunan. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa pemahaman peraturan perpajakan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak diterima. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Lovihan (2014) yang
menyimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak dan pengetahuan
pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
kemauan membayar pajak. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Masruroh (2013) juga menyimpulkan hal yang sama bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pemahaman peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian lain yang dilakukan
Rahmawati (2017) juga menyimpulkan hal yang sama yaitu terdapat
pengaruh yang positif antara pemahaman peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Di sisi lain penelitian yang dilakukan
oleh Achmad, Kertahadi, dan Mirza (2016) juga menyimpulkan hal
yang sama bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
C. Tinjauan Berpikir
Teori kepatuhan (compliance theory) merupakan teori yang
menjelaskan suatu kondisi dimana seseorang taat terhadap perintah
atau aturan yang diberikan.
Menurut Tahar dan Rachman (2014) kepatuhan mengenai
perpajakan merupakan tanggung jawab kepada Tuhan, bagi pemerintah
dan rakyat sebagai Wajib Pajak untuk memenuhi semua kegiatan
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Kepatuhan wajib pajak merupakan perilaku yang didasarkan pada
kesadaran seorang wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya
dengan tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang
telah ditetapkan. Kesadaran itu sendiri merupakan bagian dari motivasi
instrinsik yaitu motivasi yang datangnya dalam diri individu itu sendiri
dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar
individu, seperti dorongan dari aparat pajak untuk meningkatkan
kepatuhan perpajakan
V. Model Hiporesa
1. Model konsep
Konsep adalah gambaran umum yang menjelaskan mengenai suatu
fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari beberapa
karakteristik keadaan, kelompok atau individu tertentu.
2. Model Hipotesis
Model hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumursan
masalah pada penelitian yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat
pernyataan.
H1 : Sosialisasi perpajakan, tarif pajak dan pemahaman perpajkan
memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
kepatuhan wajib pajak.
H2 : Sosialisasi perpajakan, tarif pajak dan pemahaman perpajakan
memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
H3 : Terdapat variable mempunyai pengaruh dominan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
VI. Analisis
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini non probabilitas
atau pengambilan sampel secara tidak acak dengan teknik pengambilan
sampel bertujuan (purposive sampling) yang ditentukan hanya pada Wajib
Pajak sektor UMKM (Sugiyono, 2010:218), yaitu UMKM yang
mempunyai omzet satu tahun di bawah Rp 4.800.000.000,- terdaftar di
KPP Pratama Batu.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research (Singarimbun dan
Effendi, 2006:5). Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang
terdaftar sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu
berjumlah 2.107. Sampel sebanyak 96 orang responden.
VIII. Penutup
Kesimpulan
Saran
1
1. Ananda D. Pengaruh Sosialisasi Pajak, Tarif Pajak, dan Pemahaman
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada UMKM yang
Terdaftar sebagai Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu). J
Perpajak. 2015;8(2):274-282.