Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
ADENITA IMMAWATY
NIM 1911070081

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya yang

sangat melimpah. Sumber daya tersebut salah satunya berasal dari pajak. Agar

penerimaan negara semakin meningkat, pemerintah melakukan perubahan di

segala sektor. Penerimaan pajak dari dalam negeri maupun dari luar negeri

merupakan salah satu kunci agar penerimaan negara mengalami peningkatan

sehingga pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar.

Namun, masih banyak masyarakat yang cenderung menghindari pajak bahkan

masih awam dengan pentingnya pajak. Padahal kewajiban sebagai warga negara

yaitu ikut berkontribusi untuk negara salah satunya dengan menjadi wajib pajak

dan mematuhi peraturan perpajakan di Indonesia. Tanpa disadari bahwa

Indonesia memiliki banyak fasilitas yang sampai saat ini dinikmati oleh

masyarakat, seperti jalan raya, jembatan, infrastruktur, sekolah, gedung,

transportasi umum, dan sebagainya merupakan dana dari pajak. Apabila pajak

tidak ditaati oleh wajib pajak, pemerintah tidak akan berjalan dengan baik.

Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2016), pajak adalah iuran rakyat kepada

kas negara berdasarkan undang-undang di mana atas pungutan tersebut negara

tidak memberikan kontraprestasi langsung kepada pembayar pajak. Pajak

merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan umum,

pembangunan infrastruktur, dan sebagai patokan dari keberhasilan

2
perekonomian.

Sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan masih rendahnya

penerimaan perpajakan. Menurut Menteri Keuangan Brodjonegoro (2016)

menilai, rasio penerimaan perpajakan (tax ratio) Indonesia yang saat ini berada di

kisaran 11 persen masih berada di bawah standar negara-negara ASEAN dan

Organitation on Economic Cooperation and Development (OECD). Rasio ini

jelas masih rendah jika dibandingan dengan rata-rata dunia ataupun Negara

OECD yang sekitar 14%. (Wirawan, Ari Putra & Noviari, Naniek, 2017)

Agar wajib pajak dapat memenuhi kewajiban dalam perpajakan dan

penerimaan negara bisa terus meningkat, dengan ini pemerintah mengadakan

program tax amnesty (pengampunan pajak). Tax amnesty merupakan

pengampunan pajak yang diberikan dari pemerintah oleh wajib pajak orang

pribadi maupun badan yang melakukan penghindaran pajak dengan cara

menyimpan uangnya di luar negeri dengan cara melakukan pelaporan harta dan

membayar uang tebusan dengan tarif terendah sehingga wajib pajak tersebut mau

membawa kembali uangnya ke Indonesia.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 Tentang

Pengampunan Pajak, menyebutkan bahwa pengampunan Pajak adalah

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi pidana di

bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang

tebusan sebagaimana diatur di dalam undang-undang ini. (Pemerintah Indonesia,

2016)

Raginum (2011) menyatakan bahwa penerapan tax amnesty dapat mendorong

3
masuknya dana-dana dari luar negeri yang dalam jangka panjang dapat digunakan

sebagai pendorong investasi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menstimulasi

perekonomian nasional.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi”.

1.2 Rumusan Masalah

Kepatuhan pajak di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dapat

memengaruhi penerimaan negara. Agar penerimaan pajak bisa terus bertambah,

pemerintah mengadakan program pengampunan pajak (tax amnesty). Setelah

diberlakukannya tax amnesty, terjadi perubahan yang berpengaruh terhadap

penerimaan pajak.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

2. Apa pengaruh tax amnesty terhadap pemahaman peraturan perpajakan bagi

wajib pajak orang pribadi?

3. Bagaimana kontribusi kebijakan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini

4
adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi.

2. Untuk mengetahui pengaruh tax amnesty terhadap pemahaman peraturan

perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi.

3. Untuk mengetahui kontribusi kebijakan tax amnesty terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi.

4. Untuk mengetahui manfaat tax amnesty bagi wajib pajak orang pribadi.

5. Untuk mengetahui pengaruh tax amnesty terhadap pelaporan SPT Tahunan

wajib pajak orang pribadi

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, adapun manfaat dan

kegunaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber/referensi penelitian

sehingga memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai tax

amnesty.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah

ilmu pengetahuan mengenai pengaruh tax Amnesty terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sarana

5
latihan dalam penerapan ilmu perpajakan yang diperoleh selama perkuliahan.

b. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca dan dapat

memberikan informasi mengenai ilmu perpajakan khususnya tax amnesty.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Studi Pustaka dan Kajian Teori

Pada studi pustaka dan kajian teori, peneliti ini membahas tentang pengertian

pajak menurut undang-undang, pengertian pajak menurut para ahli, dan

pengertian pengampunan pajak (tax amnesty), dan kesadaran wajib pajak.

2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang

Pengertian pajak berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1

ayat 1 yaitu pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(Pemerintah Indonesia, 2007)

Dalam pengertian pajak tersebut ada beberapa komponen yang wajib

diketahui yaitu:

a. Pajak adalah kontribusi wajib warga negara.

b. Pajak bersifat memaksa untuk setiap warga negara.

c. Dengan membayar pajak, wajib pajak tidak akan mendapat imbalan

langsung.

d. Pajak berdasarkan Undang-Undang.

2.1.2 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

Menurut Andriani dalam Waluyo (2013), Pajak adalah iuran kepada

7
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara

yang menyelenggarakan pemerintah.

Menurut Soemitro dalam Resmi (2014), pajak adalah iuran rakyat kepada

kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Djajadiningrat dalam Resmi (2014), pajak sebagai suatu

kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kekas negara yang

disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang

ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal

balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

Dari beberapa pengertian pajak yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

bahwa pajak adalah iuran wajib rakyat kepada negara yang bersifat

memaksa dan tidak mendapat jasa imbalan yang langsung digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

2.1.3 Pengertian Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016

Tentang Pengampunan Pajak, menyebutkan bahwa pengampunan Pajak

adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi

8
pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan

membayar uang tebusan sebagaimana diatur di dalam undang-undang ini.

2.1.4 Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang

mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang

berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya (Muliari, 2011). Dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak diperlukan adanya kesadaran perpajakan dari wajib pajak. Oleh

sebab itu, kesadaran wajib pajak diduga berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut Erviana Dewi & Mimba (2019), reformasi administrasi perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan amnesti

pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Preferensi

risiko memperlemah hubungan antara reformasi administrasi perpajakan pada

kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan memperkuat hubungan antara tax

amnesty pada kepatuhan wajib pajak orang.

Menurut Suari & Rasmini (2018), pemahaman peraturan perpajakan

berpengaruh positif pada kemauan ikut tax amnesty. Persepsi atas efektivitas

sistem perpajakan berpengaruh positif pada kemauan ikut tax amnesty.

Kewajiban moral berpengaruh positif pada kemauan ikut tax amnesty. Kualitas

pelayanan berpengaruh positif pada kemauan ikut tax amnesty.

9
Menurut Wirawan, Ari Putra & Noviari, Naniek (2017), amnesti pajak

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Pemanfaatan

penghapusan sanksi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada program

tax amnesty dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang masih kurang atau

belum melaporkan hartanya. Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sanksi hukum yang tegas akan membuat

wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Pemberian sanksi administrasi

perpajakan berupa kenaikan 200 persen membuat wajib pajak merasa takut untuk

tidak melaporkan seluruh hartanya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, kerangka pemikiran yaitu terdapat pengaruh tax amnesty

terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, pengaruh tax amnesty terhadap

pemahaman peraturan perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi, dan pengaruh

tax amnesty terhadap kontribusi wajib pajak orang pribadi dalam melakukan

kewajiban perpajakan.

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Kepatuhan Wajib Pajak


Orang Pribadi

Pemahaman peraturan
perpajakan bagi wajib pajak Pengaruh Tax Amnesty
orang pribadi

Kontribusi wajib pajak orang


pribadi dalam melakukan
kewajiban perpajakan

10
2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, berikut ini hipotesis

penelitian yang dapat dirumuskan oleh peneliti:

H.1 : Tax amnesty memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

H.2 : Tax amnesty memiliki pengaruh terhadap pemahaman peraturan perpajakan

bagi wajib pajak orang pribadi.

H.3 : Tax amnesty memiliki pengaruh terhadap kontribusi wajib pajak orang

pribadi dalam melakukan kewajiban perpajakan.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.5 Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan,

fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan

menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan

menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap

serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua

keadaan atau lebih, hubungan antar variabel yang timbul, perbedaan antar fakta

yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.

Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-

anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

digunakan untuk menyelidiki, menggambarkan, menjelaskan, menemukan

kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan,

diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

12
3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini yaitu dengan mengambil sumber dan fakta-fakta dari

para ahli tax amnesty. Sumber-sumber dan fakta-fakta tax amnesty diambil dari

buku, artikel dan jurnal yang telah diolah sebelumnya.

Menurut Yusuf (2013), penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri

yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala,

simbol maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda,

bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara,

serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan

bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap

suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara

sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Desain penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode teori dasar.

Metode teori dasar merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan

suatu teori atau menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan

kaidah dasar yang ada lalu dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip

dasar dari suatu teori.

3.3 Peran Peneliti

Dalam penelitian ini, peran peneliti yaitu sebagai mengumpulkan data dan

menganalisis suatu data dari beberapa sumber baik dari artikel maupun jurnal.

Menurut Moeleong (2010) di dalam Sholikhah (2016) penelitian kualitatif

menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain yang

13
merupakan alat pengumpul data utama. Oleh sebab itu, peneliti merupakan hal

kunci untuk melakukan penelitian.

3.4 Unit Analisis dan Level Analisis

Menurut Hamidi (2010), unit analisis adalah satuan yang diteliti bisa berupa

individu, kelompok, organisasi, benda, atau suatu peristiwa sosial seperti aktivitas

individu atau kelompok.

Unit analisis dalam penelitian ini yaitu peristiwa sosial yang terjadi

berdasarkan fakta dari sumber artikel-artikel dan jurnal-jurnal.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2015), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,

skema, dan gambar.

Menurut Lofland dalam Moleong (2007), sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.

Data kualitatif penelitian ini berupa artikel dari para ahli tax amnesty dan

jurnal yang telah diteliti sebelumnya.

3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah proses peneliti

dalam pengumpulan data. Penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu

sendiri. Menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan

14
wawasan luas, sehingga mampu menganalisis dan mengkonstruksi situasi sosial

yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Focus Group Discussion (FGD)

2. Telaah dokumen

3. Penelitian online

3.6.1 Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) merupakan metode intervensi yang paling

banyak diminati sebab dianggap ekonomis, mudah dan menguntungkan. Menurut

Paramita & Lusi (2013), di mana keuntungan FGD adalah dapat mewawancarai

secara langsung kepada subjek dibantu dalam kelompok. Focus Group

Discussion (FGD) adalah suatu bentuk diskusi yang didesain sedemikian rupa

agar dapat memunculkan informasi mengenai keinginan, sudut pandang,

kebutuhan, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta

Menurut Dilshad & Latif (2013), kelebihan dari FGD adalah diskusi yang

dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok sehingga setiap peserta dapat

bertukar pikiran serta saling menanggapi dan memberikan pendapat.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan focus group discussion (FGD)

dengan beberapa pegawai kantor pajak dan wajib pajak yang mengikuti program

tax amnesty.

15
3.6.2 Telaah Dokumen

Telaah dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dan pencarian

informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen sangat berguna

karena dapat memberikan latar belakang yang luas mengenai pokok-pokok

penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan beberapa sumber berupa artikel

dan jurnal, kemudian ditelaah dan dianalisis, sehingga menjadi sebuah penelitian.

3.6.3 Penelitian Online

Penelitian online dalam penelitian ini menggunakan survey secara online.

Survey online ini yaitu dengan cara membuat kuesionnaire dan diisi oleh orang-

orang yang paham dengan tax amnesty.

3.7 Sampling

Berikut ini adalah sampling dari fakta yang terdapat dalam artikel dan jurnal.

Tabel 3.7

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


(Erviana Dewi & Mimba, Pengaruh Reformasi Reformasi administrasi

2019) Administrasi Perpajakan perpajakan berpengaruh

dan Tax Amnesty pada positif terhadap

Kepatuhan WPOP kepatuhan wajib pajak

dengan Preferensi Risiko orang pribadi dan

Sebagai Pemoderasi amnesti pajak tidak

berpengaruh terhadap

16
kepatuhan wajib pajak

orang pribadi. Preferensi

risiko memperlemah

hubungan antara

reformasi administrasi

perpajakan pada

kepatuhan

wajib pajak orang pribadi

dan memperkuat

hubungan antara tax

amnesty pada kepatuhan

wajib pajak orang.


(Suari & Rasmini, 2018) Pemahaman Peraturan, Pemahaman peraturan

Efektivitas Sistem, perpajakan berpengaruh

Kewajiban Moral, positif pada kemauan

Kualitas Pelayanan, ikut tax amnesty.

Sanksi Perpajakan pada Persepsi atas efektivitas

Kemauan Ikut Tax sistem perpajakan

Amnesty berpengaruh positif pada

kemauan ikut tax

amnesty. Kewajiban

moral berpengaruh

positif pada kemauan

ikut tax amnesty.

17
Kualitas pelayanan

berpengaruh positif pada

kemauan ikut tax

amnesty.
(Wirawan, Ari Putra & Pengaruh Penerapan Amnesti pajak

Noviari, Naniek, 2017) Kebijakan Tax Amnesty berpengaruh positif

dan Sanksi Perpajakan terhadap kepatuhan wajib

Terhadap Kepatuhan pajak orang pribadi.

Wajib Pajak Orang Pemanfaatan

Pribadi penghapusan sanksi yang

diberikan oleh Direktorat

Jenderal Pajak pada

program tax amnesty

dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak

yang masih kurang atau

belum melaporkan

hartanya. Sanksi

perpajakan berpengaruh

positif terhadap

kepatuhan wajib pajak

orang pribadi. Sanksi

hukum yang tegas akan

membuat wajib pajak

18
memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Pemberian sanksi

administrasi perpajakan

berupa kenaikan 200

persen membuat wajib

pajak merasa takut untuk

tidak melaporkan seluruh

hartanya.

3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan penelitian ini menggunakan paradigma penelitian

kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau

fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian

berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

Analisis data dalam penelitian ini adalah dari sampling artikel dan jurnal,

bahwa masih banyak masyarakat yang mengikuti program tax amnesty namun

masih belum paham dengan pengertian tax amnesty. Sehingga masih banyak

masyarakat yang belum patuh atau taat dengan perpajakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dilshad, & Latif. (2013). Focus Group Interview as a Tool for Qualitative

Research: An Analisys. Pakistan Journal of Social Science (PJSS), 33 (1),

191–198.

Erviana Dewi, I. G. A. P., & Mimba, N. P. S. H. (2019). Pengaruh Reformasi

Administrasi Perpajakan dan Tax Amnesty Pada Kepatuhan WPOP

Dengan Preferensi Risiko Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 2210.

https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i03.p20

Hamidi. (2010). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Pers.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan. Andi.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya

Offset.

Paramita, A., & Lusi, K. (2013). Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian

Kualitatif. Jurnal Pendidilan, 16.

Pemerintah Indonesia. (2007). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN

UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN.

Pemerintah Indonesia. (2016). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK.

Resmi, S. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus, Buku 1 edisi 8. Salemba Empat.

Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

20
Sholikhah, A. (2016). STATISTIK DESKRIPTIF DALAM PENELITIAN

KUALITATIF. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 10(2),

342–362. https://doi.org/10.24090/komunika.v10i2.953

Suari, E. V., & Rasmini, N. K. (2018). Pemahaman Peraturan, Efektivitas Sistem,

Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Pada Kemauan

Ikut Tax Amnesty. E-Jurnal Akuntansi, 108.

https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v22.i01.p05

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.

Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.

Wirawan, Ari Putra, & Noviari, Naniek. (2017). Pengaruh Penerapan Kebijakan

Tax Amnesty dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. E-Jurnal Akuntansi, 2165.

https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i03.p17

Yusuf, A. M. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian

Gabungan (Pertama). Renika Cipta.

21

Anda mungkin juga menyukai