Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

PERPAJAKAN

OLEH :
AHUSRIN
1866 01 450

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM –ENAM
( STIE-66 )
KENDARI

2021
SOAL

1. Jelaskan pengertian pajak menurut UU KUP!


2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur pajak!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi pajak!
4. Sebutkan dan jelaskan asas pemungutan pajak!
5. Sebutkan dan jelaskan teori pemungutan pajak!

JAWABAN
1. Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2. Unsur- unsur pajak :
a. Subjek Pajak
Subjek pajak merupakan unsur yang pertama. Di dalamnya terdapat orang dan
lembaga yang tinggal di dalam satu negara yang menjadikan pajak sebagai bentuk
kewajiban para warganya. Disebut unsur yang pertama, karena tanpa subjek pajak,
tidak mungkin ada pajak yang harus dibayarkan. Karena yang akan membayar saja
tidak ada. Kelazimannya memang demikian. Bahkan yang dikenakan beban pajak
adalah orang atau lembaga bukan benda atau jasa.

b. Wajib Pajak

Unsur pajak selanjutnya ialah wajib pajak. Ini juga termasuk orang dan lembaga yang
sudah layak untuk membayar pajak. Artinya, pajak menjadi beban baginya yang harus
dibayarkan. Jika tidak dibayar, mereka akan mendapatkan denda dan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku. Wajib pajak hanya berupa manusia atau lembaga. Sedangkan
produk dan jasa adalah unsur pajak lain. Artinya produk dan jasa bukan wajib pajak.
Karena yang terbebani untuk membayar pajak adalah orang atau kantor yang
mewadahi produk atau layanan tersebut. Maka dari itu jangan sampai salah
membedakan mana wajib pajak dan bukan wajib pajak.
c. Objek Pajak

Jika wajib pajak adalah orang atau lembaga yang harus membayar pajak, sedangkan
objek pajak adalah produk, benda atau layanan yang harus dibayarkan pajaknya. Jika
Anda memiliki bangunan dan tanahnya. Maka dari bangunan dan tanah tersebut, Anda
harus membayarkan pajaknya kepada pemerintah. Namanya adalah pajak bangunan
(PBB). Nah, bangunan inilah yang disebut objek pajak.

d. Tarif Pajak

Unsur pajak yang terakhir adalah tarif pajak. Ini merupakan nominal pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak atas produk dan layanan yang terbebani pajak (objek
pajak).Untuk Indonesia, cara penentuan tarif pajak ini menggunakan rumus persentase.
Artinya, wajib pajak membayar pajak beberapa persen saja dari harga produk atau
layanan yang dimilikinya.

3. Fungsi pajak :

 Fungsi Anggaran
Salah satu tugas utama negara adalah melakukan pembangunan nasional seperti
menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pelayanan publik lainnya.
Namun, dari mana negara memperoleh pemasukan untuk membiayai sekian pengeluaran
tersebut? Nah, salah satu penyumbang terbesar pemasukan negara adalah pajak. Di
Indonesia, pajak merupakan kontributor terbesar pendapatan negara. Pada APBN tahun
2017 misalnya, kontribusi pajak terhadap pemasukan dan belanja negara mencapai 83%
atau setara Rp 1.283,6 triliun.
 Fungsi Mengatur
Fungsi pajak satu ini mencerminkan kebijakan perekonomian suatu negara. Salah satu
contohnya adalah kebijakan tarif PPh Final 0,5% yang diatur melalui PP Nomor 23
Tahun 2018. Melalui kebijakan ini pemerintah berkeinginan mengurangi beban pajak
pelaku UMKM sekaligus menarik minat pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem
perpajakan.
 Fungsi Stabilitas
Pajak juga memiliki fungsi stabilitas yang memainkan peranan penting dalam
keseimbangan perekonomian suatu negara seperti mengatasi inflasi maupun deflasi.
Salah satu contoh fungsi stabilitas terlihat ketika ketika nilai tukar rupiah mengalami
penurunan terhadap dollar Amerika Serikat. Jika pemerintah ingin memanfaatkan pajak
sebagai instrumen stabilitas perekonomian, maka pemerintah dapat saja mengeluarkan
kebijakan perpajakan yang mendukung penguatan rupiah seperti meningkatkan bea
masuk maupun PPN impor.
 Fungsi Redistribusi Pendapatan
Salah satu penjelasan yang sering dikaitkan dengan fungsi redistribusi adalah
pemanfaatan pajak untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan bertambahnya lapangan
pekerjaan, maka semakin banyak pula penyerapan tenaga kerja sehingga pendapatan
masyarakat pun dapat diperoleh secara merata
4. Asas-asas pemungutan pajak

 Asas wilayah

Asas wilayah, hampir sama dengan asas tempat tinggal. Asas ini berlaku berdasarkan
pada lokasi tempat tinggal wajib pajak. Sederhananya, wajib pajak yang memiliki objek
pajak dalam bentuk apapun di wilayah negara Indonesia, maka wajib mematuhi
peraturan perpajakan Indonesia.

 Asas kebangsaan

Asas ini mendasarkan pengenaan pajak pada setiap orang yang lahir dan tinggal di
Indonesia. Hal yang sama juga berlaku untuk warga negara asing yang telah tinggal atau
berada di wilayah negara Indonesia selama lebih dari jangka waktu 12 bulan tanpa
pernah sekalipun meninggalkan negara.

 Asas Sumber

Asas sumber diartikan sebagai pemungutan pajak berdasarkan


tempat perusahaan berdiri atau tempat tinggal wajib pajak. Pada dasarnya pajak yang
berlaku di Indonesia adalah pajak untuk orang yang tinggal dan bekerja di Indonesia.

 Asas Umum

Asas umum diartikan sebagai pemungutan pajak yang dilakukan di Indonesia akan
diterapkan pada setiap objek pajak dan wajib pajak secara umum. Dengan perhitungan
yang cermat, setiap wajib pajak akan memiliki besaran tanggungan pajak yang sesuai
dengan porsinya.

Asas umum juga berarti bahwa setiap pemungutan yang dilakukan di Indonesia hasilnya
akan digunakan untuk kepentingan umum. Wujudnya beragam, seperti jalan raya,
pembangunan sarana transportasi, serta fasilitas umum lainnya.

 Asas Yuridis

Dasar pemberlakuan asas yuridis di Indonesia adalah Pasal 23 Ayat 2 UUD 145. Regulasi
ini kemudian juga didukung dengan beberapa regulasi lain mengenai pemungutan pajak
di Indonesia.

 UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan


 UU Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa
 UU Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
 UU Nomor 14 Tahun 2002 Pengadilan Pajak yang Berlaku di Indonesia
 UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
 UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
 Asas Ekonomis

Diartikan bahwa pemungutan pajak idealnya dapat meningkatkan perekonomian negara


dan masyarakat secara umum. Pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah tidak boleh
hingga memberatkan masyarakat dan malah membuat ekonomi secara umum merosot.

Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan sebesar-besarnya pada hasil pendapatan pajak
untuk kepentingan bersama.

 Asas Finansial

Artinya setiap wajib pajak akan dikenakan pajak berdasarkan kondisi finansial yang
bersangkutan. Wajib pajak dengan pendapatan Rp5.000.000 tentu akan memiliki beban
pajak yang lebih kecil daripada wajib pajak dengan pendapatan Rp1.000.000.000. Asas
pemungutan pajak yang terakhir ini menjadi pedoman utama perhitungan beban pajak
yang dimiliki.

5. Teori pajak

Teori Asuransi

Teori asuransi mengartikan bahwa pembayaran pajak bagaikan membayar premi dalam
perusahaan asuransi. Dalam premi asuransi, dana yang dibayarkan akan digunakan untuk
menjamin kehidupan peserta asuransi sehingga diharapkan mereka bisa mendapat
perlindungan jika terjadi hal tak terduga di kemudian hari. Konsep seperti inilah yang
dipakai untuk pungutan pajak menurut teori asuransi.
Teori Kepentingan
Maksud dari teori kepentingan adalah seperti dua pihak yang saling membutuhkan serta
saling menguntungkan. Dua belah pihak itu adalah negara dan masyarakat. Negara harus
dikelola yang pengelolaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka,
masyarakatlah yang membantu dengan memberikan dana berupa pajak. Dari dana yang
dibayarkan itu, negara akan mengelolanya untuk masyarakat agar bisa sejahtera menjalani
kehidupannya.
Teori Gaya Pikul
Teori gaya pikul mengartikan pajak yang dibayar masyarakat harus sesuai dengan gaya
pikul yaitu keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Sesuai dengan gaya pikul
ini, maka pembayaran pajak akan menjadi wajib apabila kebutuhan primer dari wajib
pajak sudah dipenuhi dahulu. Jika penghasilannya di bawah angka tertentu, maka mereka
belum memiliki gaya pikul yang artinya tergolong penghasilan tidak kena pajak.
Teori Bakti
Dalam teori bakti dikatakan apabila negara mempunyai hak mutlak untuk mengambil
pajak dari rakyatnya. Rakyat juga dianggap sudah memiliki kesadaran penuh untuk
membayarnya sebagai bentuk tanda bakti kepada negara. Teori ini dilakukan agar sistem
pemerintahan bisa berjalan baik dan rakyat bisa memperoleh manfaatnya melalui
pembangunan.
Teori Daya Beli
Teori daya beli berkaitan erat dengan kemampuan masyarakat untuk melakukan transaksi
jual beli. Melalui pungutan pajak, diharapkan bisa menarik daya beli setiap rumah tangga
atau masyarakat. Hal ini mendorong terjaminnya kemakmuran masyarakat itu sendiri.
Teori Kedaulatan Negara
Teori kedaulatan negara menganggap bahwa negara itu sendirilah sebagai sumber dalam
negara. Oleh karena itu, negara dianggap memiliki hak yang tidak terbatas terhadap hidup
dan properti rakyatnya. Maka, rakyat dikerahkan untuk bersama-sama menaati hukum
dengan melakukan pembayaran pajak sesuai kehendak negara.
Teori Perjanjian
Teori perjanjian mengusung pengibaratan sebuah perjanjian antara dua orang dimana
keduanya harus saling melaksanakan janjinya. Melalui perjanjian, diharapkan bisa tercipta
kepastian hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Jika
ada yang melanggar atau wanprestasi, selayaknya diberikan sanksi hukum.
 

Anda mungkin juga menyukai