NIM : 1965140008
DEFINISI PAJAK
Menurut Sugianto
“Pajak merupakan suatu pungutan atau iuran wajib pajak yang dilakukan oleh
individu atau badan kepada suatu daerah tanpa imbalan secara langsung yang
seimbang, dapat untuk dipaksakan dengan berdasarkan Undang-Undang yang
berlaku yang kemudian digunakan untuk menyelenggarakan pemerintah serta
untuk pembangunan daerah.
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
“Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan perpajakan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
yang menyelenggarakan
Pemerintah,”
FUNGSI PAJAK
Fungsi anggaran ini bisa disebut sebagai fungsi yang terpenting bagi
negara juga disebut dengan fungsi fiskal yaitu suatu fungsi dimana hasil atau dana
pajak menjadi salah satu sumber dana kas atau keuangan negara. Dimana dana
pajak yang masuk ke dalam kas negara diatur dan disesuaikan dengan dasar
hukum pajak yang berlaku. Fungsi ini menunjukan bahwa pajak merupakan aspek
penting terutama bagi pembiayaan dan pemasukan negara.
c. Fungsi Stabilitas
JENIS-JENIS PAJAK
Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi
yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau
memperoleh manfaat dari padanya.Pajak Bumi dan Bangunan merupakan jenis
pajak yang dikenakan terhadap individu atau beban selaku pemilik atau pengguna
hal atas tanah dan bangunan. Terdapat beberapa unsur dalam pajak bumi dan
bangunan yaitu bumi, bangunan, nilai jual objek pajak (NJOP), surat
pemberitahuan objek pajak, surat pemberitahuan pajak terutang. Yang dimaksud
dengan bumi adalah meliputi permukaan bumidan apa yang ada didalamnya.
Sedangkan bangunan adalah bentuk konstribusi teknik yang dibangun dan
ditempatkan secara permanen pada tanah atau perairan.Dasar Hukum PBB adalah
pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan
kekayaan alam terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Sedangkan dasar pemungutannya
adalah pasal 23 ayat 2 yang berbunyi “Segala pajak untuk keperluan negara
berdasarkan Undang-Undang”.
3. Bea Materai
Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat
perdana dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Yang dikatakan dengan
dokumen merupakan dokumen khusus, dimana terdapat beberapa aturan yang
berkaitan dengan penetapan dokumen yang termasuk dalam jenis perpajakan.
Dokumen yang dimaksud dalam hal ini adalah objek pajak yang meliputi antara
lain surat perjanjian, akta notaris, akta tanah, surat yang memuat jumlah uang
tertentu, suratberharga dan yang terakhir adalah dokumen berupa efek dengan
nama dan dalam bentuk apapun selam memuat sejumlah nominal harga diatas
nilai ketetapan undang-undang. Pelaksanaan dan dasar hukum atas bea materai
diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1985.
3. Withholding System
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian
pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak anggapan,
maka wajib pajak harus menambah kekurangannya. Demikian pula sebaliknya,
apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta kembali.
HASIL TELAAH
SUMBER :
Mas Rasmini, S.E.,M.Si & Dr Tjip Ismail. Pengertian Pajak, Administrasi Pajak,
Fungsi dan Syarat Pemungutan Pajak. Hal. 29
Abdul Halim, I. R., & Dara, A. (2020). Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh,
dan Studi Kasus (3.ed., Vol. III). Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.
Abdul Halim, I. R., & Dara, A. (2020). Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh,
dan Studi Kasus (3.ed., Vol. III). Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.