Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI

Definisi Pajak
1. Definisi Pajak yang berasal dari laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementrian
Keuangan, yakni kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang.
2. Definisi Pajak adalah pungutan yang wajib diberikan pada negara oleh orang pribadi
maupun badan/perusahaan berdasarkan undang-undang yang akan digunakan untuk
kepentingan negara dan kesejahteraan masyarakat umum. Pemungutan, pelayanan, dan
pengawasan pajak dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Permasalahan yang ada di Pajak
1. Tidak merasa perlu melapor pajak
Banyak yang tidak menyadari bahwa pajak merupakan tulang punggung negara untuk
dapat melaksanakan operasionalnya.
2. Tidak melaporkan pajak dari penghasilan lainnya
Penghasilan pribadi yang wajib dilaporkan pada negara tak hanya penghasilan berupa gaji
dari kantor saja, tetapi juga penghasilan-penghasilan sampingan lainnya.
3. Kesalahan Administrasi
Masalah pajak pribadi yang sering terjadi akibat kesalahan administrasi biasanya adalah
kesalahan email. Biasanya, banyak yang mempergunakan email bisnis untuk mendaftar
efilling, padahal seharusnya kamu menggunakan email pribadi.
Kesalahan admnistrasi lain adalah salah mengisi form laporan SPT. Biasanya yang rancu
adalah form SPT Tahunan 1770S untuk yang berpenghasilan lebih dari Rp60 juta per
tahun, dan SPT Tahunan 1770SS untuk yang berpenghasilan kurang dari Rp60 juta per
tahun. Biasanya ini terjadi, lantaran si wajib pajak salah menghitung penghasilannya
sendiri.
Kesalahan administrasi lain yang kerap menimbulkan masalah pajak pribadi adalah
kesalahan input nomor NPWP. Misalnya, yang dimasukkan no NPWP perusahaan
pemberi kerja, alih-alih nomor NPWP si wajib pajak.
4. Lupa meminta bukti potong
5. Terlalu mepet batas waktu pelaporan
Subjek dan Objek Pajak
1. Subjek Pajak adalah perseorangan atau sebuah badan usaha yang ditetapkan menjadi
pelaku pajak tersebut.
2. Objek Pajak adalah sumber penghasilan atau pendapatan yang dikenakan pajak.
Perbedaan pemotongan dan pemungutan pajak
1. Pemotongan tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan pembayaran terhadap
penerima penghasilan. Dengan kata lain, pihak pembayar bertanggungjawab atas
pemotongan dan penyetoran serta pelaporannya.
Sedangkan, pemungutan pajak merupakan kegiatan memungut sejumlah pajak yang
terutang atas suatu transaksi. Pemungutan pajak akan menambah besarnya jumlah
pembayaran atas perolehan barang.

Ketentuan umum dan tata cara perpajakan


1. Peraturan perundang – undangan perpajakan yang mengatur tentang ketentuan umum dan
tata cara perpajakan adalah Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, undang – undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari
1984.
Pajak Penghasilan (PPh)
1. PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.
Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan yang lainnya.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
1. Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-
beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang
telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
2. PPnBM adalah pajak yang dikenakan khusus untuk barang-barang mewah kepada
produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya. 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan sebuah biaya yang harus disetorkan
atas keberadaan tanah dan bangunan yang memberikan keuntungan dan kedudukan
sosial ekonomi bagi seseorang ataupun badan. Karena Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) bersifat kebendaan, maka besaran tarifnya ditentukan dari keadaan objek
bumi atau bangunan yang ada.
Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
1. UU BPHTB menyebutkan bahwa Perolehan Hak atas Tanah dan atau bangunan adalah
perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan
atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.
Bea Meterai
1. Menurut Undang-Undang 10 Tahun 2020, Bea Materai adalah pajak yang dikenakan
atas suatu dokumen baik itu dokumen kertas maupun dokumen elektronik yang dapat
digunakan sebagai bukti atau keterangan.
Ruang Lingkup Pajak
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-Undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dalam kaitannya
dengan pembangunan dan kesejahteraan, pajak memiliki fungsi:
1) Fungsi Budgetair
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran
negara baik rutin maupun pembangunan.
2) Fungsi Regulerend
Fungsi mengatur ini berarti bahwa pajak sebagai alat bagi pemerintah untuk mencapai suatu
tujuan tertentu baik dalam bidang ekonomi, moneter, sosial, kultural maupun dalam bidang
politik.
Mengenai tata cara pemungutan perpajakan, terdiri dari stelsel pajak, asas
pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.
1) Stelsel pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu:
a) Stelsel nyata Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata)
sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
b) Stelsel anggapan Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh Undang-Undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun
sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak sudah ditetapkan besarnya pajak yang terutang
untuk tahun pajak berjalan.
c) Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian
pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
2) Asas pemungutan pajak Asas pemungutan pajak terdiri dari:
a) Asas domisili Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
b) Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
c) Asas kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
3) Sistem pemungutan pajak
a) Official Assesment System
Official assesment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Ciricirinya:
 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
 Wajib Pajak bersifat pasif.
 Utang pajak timbul setela dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b) Self Assesment System Self assesment system adalah suatu sistem pemungutan
pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya
pajak terutang. Ciri-cirinya:
 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang kepada wajib
pajak sendiri.
 Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang.
 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c) Withholding System Withholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk memotong atau memungut pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-
cirinya: wewenang memotong atau memungut pajak yang terutang pada pihak ketiga.
Retribusi
1. Retribusi adalah pungutan uang oleh pemerintah (kota praja dan sebagainya) sebagai
balas jasa.
Cukai
1. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang kena cukai.
2. pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat
dan karakteristik tertentu, yaitu: konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu
diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif
bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan
negara demi keadilan dan keseimbangan.
Syarat Pemungutan Pajak
1. Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam setiap aktivitas
pemungutan pajak. Berikut ini 5 syarat pemungutan pajak di Indonesia.

 Syarat Keadilan (pemungutan pajak harus adil).


Sistem pemungutan pajak harus berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
keadilan dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Landasan keadilan disini 
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keadilan sosial yang
dimaksud, yaitu wajib Pajak mempunyai hak dan kewajiban yang telah diatur
didalam undang-undang, setiap warga negara yang menjadi wajib pajak harus
membayar pajaknya, serta adanya sanksi untuk pelaku pelanggaran pajak.

 Syarat Yuridis (pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang).


Sistem perpajakan diharuskan untuk selalu berdasarkan hukum yang berlaku
seperti apa yang telah  tercantum dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007
yang mengatur tentang ketentuan perpajakan umum. Karena  hanya melalui
peraturan perundang-undangan berupa undang-undang sajalah pemerintah
dengan mudah dapat memberikan perlindungan hukum bagi kegiatan perpajakan.

 Syarat Ekonomis (pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian nasional).


Sistem perpajakan tidak boleh mengganggu kegiatan ekonomi yang malah dapat
mengakibatkan keterpurukan ataupun penurunan ekonomi nasional, seperti misal
dalam kasus pajak tidak diperbolehkan mengganggu produksi atau kegiatan
perdagangan yang sedang berlangsung.

 Syarat Finansial (pemungutan pajak harus efisien).


Sistem pemungutan pajak yang ada harus dilakukan secara efisien dan efektif
sehingga nantinya  hasil yang diperoleh dari perpajakan pun akan maksimal.
Secara efisien disini berarti mempunyai maksud bahwa pemungutan pajak harus
dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya minimal.
Sedangkan secara efektif disini berarti mempunyai maksud bahwa pemungutan
pajak harus bisa membawa hasil yang sesuai dengan perhitungan yang telah
dilakukan. Dan secara langsung dalam syarat ini juga berkaitan dengan
pengelolaan biaya pemungutan pajak harus lebih kecil daripada pemasukan pajak
yang diterima kas negara.
 Syarat Sederhana (sistem pemungutan pajak harus sederhana).
Sistem penagihan dan pengelolaan pajak harus sederhana dan mudah dipahami
oleh wajib pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu
wajib pajak melaporkan pajaknya dan mendorong masyarakat untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.

Asas Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak, institusi pemungut pajak hendaknya memerhatikan berbagai faktor
yang selanjutnya dikenal sebagai asas pemungutan pajak. Pada uraian di bawah ini disajikan
berbagai asas pemungutan pajak menurut para ahli ekonomi.

Adam Smith

1. Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak.
2. Asas Certainty, semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang
melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.
3. Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib
pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
4. Asas Efficiency, biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan
sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
W.J. Langen

1. Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar
kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi
pajak yang dibebankan.
2. Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
3. Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
4. Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan yang
lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
5. Asas Beban Yang Sekecil-kecilnya, pemungutan pajak diusahakan sekecil-kecilnya
(serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak
memberatkan para wajib pajak.

Adolf Wagner

1. Asas Politik Finansial, pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai sehingga
dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara.
2. Asas Ekonomi, penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan, pajak
untuk barang-barang mewah
3. Asas Keadilan, pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk
kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
4. Asas Administrasi, menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana harus
membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya) dan
besarnya biaya pajak.
5. Asas Yuridis, segala pungutan pajak harus berdasarkan undang-undang.

Timbul dan Hapusnya Utang Pajak

Ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak :


1. Ajaran Formil
Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran
ini diterapkan pada officila assessment system.
2. Ajaran materil
Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. Seseorang dikenai pajak
karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada Self Assessment
System.
Hapusnya utang pajak
Dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluarsa
4. Pembebasan dan penghapusan.

Hambatan dalam Pemungutan Pajak

Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap pajak adalah hambatan-hambatan yang


terjadi dalam pemungutan pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas
negara. Perlawanan terhadap pajak terdiri dari perlawanan aktif dan perlawanan pasif.
 
1. Perlawanan pasif terhadap pajak
Perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri tetapi terjadi karena
keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari
struktur ekonomi, perkembangan moral dan intelektual penduduk, dan teknik
pemungutan pajak itu sendiri.
2. Perlawanan aktif terhadap pajak
Perlawanan aktif adalah perlawanan yang inisiatifnya berasal dari wajib pajak itu sendiri. Hal
ini merupakan usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiscus dan
bertujuan untuk menghindari pajak atau mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya
dibayar.

Anda mungkin juga menyukai