TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pajak
Pasal 1 menyatakan:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
“pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
umum.”
9
10
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan iuran tersebut berupa
2. Berdasarkan Undang-undang
aturan pelaksanaannya
3. Tanpa jasa timbale atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu fungsi budgeter dan
dikembangkan dan daitambah dua fungsi lagi, yaitu fungsi demokrasi dan fungsi
demikian juga terhadap barang mewah, dan tariff pajak untuk ekspor
3. Fungsi demokrasi
suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem
dari pemerintah.
4. Fungsi Redistribusi
2013) :
12
a. Menurut Golongannya
1. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
2. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
b. Menurut Sifatnya
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPNBM)
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
Contoh: Pajak Propinsi, contoh: pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan
Pajak Hiburan.
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2, hal ini
maupun warganya.
14
perekonomian masyarakat.
Sistem pemungutan pajak (Ilyas, 2010) dibagi menjadi empat macam, yaitu:
pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak
yang terutang) oleh seseorang. Sistem ini wajib pajak (WP) bersifat pasif
utang pajak seseorang baru diketahui setelah adanya surat ketetapan pajak.
angsuran bagi WP yang harus disetor sendiri, baru kemudian pada akhir
4. Withholding System
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang akan bersangkutan)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
admisnistrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma ada
yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang hanya diancam sanksi
dengan pidana saja, dan ada juga yang diancam dengan sanksi administrasi dan
sanksi pidana. Perbedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana menurut undang-
a. Sanksi Administrasi
Sanksi denda adalah jenis sanksi yang palign banyak ditemukan dalam UU
tertentu, presentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari
berdasarkan presentase tertentu dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu
oleh wajib pajak, hal ini karena bila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak
yang harus dibayar bias menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan
pada dasarnya dihitung dengan angka presentase tertentu dari jumlah pajak
b. Sanksi Pidana
1) Denda Pidana
juga yang diancam kepada pejabat pajak atau kepada pihak ketiga yang
2) Pidana Kurungan
kurungan selama-lamanya.
3) Pidana Penjara
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas
tersebut mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara menghitung dan cara
melunasi pajak terutang. Selain itu, undang –undang tersebut juga memberikan
kewajiban pajak penghasilan yang harus dibayar wajib pajak di Indonesia. Sejak
diatur pertama kali dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, besaran
nilai PTKP telah beberapa kali berubah sampai yang terakhir diatur pada Undang-
semenda dalam garis keturunan lurus satu derajad serta anak angka yang
kepada pihak lain, yang dapat menciptakan nilai dan memberikan manfaat kepada
& Berry (1996) yang dikutip oleh Simamora (2006) mengemukanan dimensi
pelayanan, yaitu:
a. Jaminan (Assurance)
c. Keandalan ( Reliability)
d. Empati ( Empathy)
e. Ketanggapan ( Responsiveness)
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah
kelompok dan organisasi (Gibson et al. dalam Suranto dalam Ari Wibowo,
aktivitas tertentu sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku (Suranto dalam
Ari Wibowo, 2008). Dari difinisi tersebut dapat diartikan bahwa kepatuhan wajib
pajak adalah perbuatan atau perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakn serta mengetahui akan arti dan fungsi pajak, maka masyrakat akan
menjadi insyaf dan sadar akan pajak. hasrat keiklasan untuk membayar pajak akan
terealisasi dengan perbuatan aktif, yaitu membayar pajak akan terealisasi dengan
perbuatan aktif, yaitu membayar pajak pada waktunya dan pada jumlah yang
wajib pajak dapat ditetapkan sebagai wajib pajak patuh apabila memenuhi syarat
sebagai berikut:
tahun terakhir untuk masa pajak Januari sampai dengan November tidak
lebih dari 3 ( tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-
turut.
22
2.4 Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
sebagai wajib pajak Patuh dan tidak termasuk urang pajak yang belum
2.5 Laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan
rekonsilisasi laba rugi komersial dan fiscal bagi wajib pajak yang wajib
pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.ini adalah studi kasus yang
terjadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. Dalam studi ini
konsep kualitas kantor pelayanan pajak dan kepuasan wajib pajak berdasarkan
pada segi bukti fisik yang baik akan membuat kesan yang baik pula di mata wajib
Muliari dan Putu Ery (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
pajak pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan responden
melibatkan 100 wajib pajak.Persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak
orang pribadi.
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Provinsi
24
Kepulauan Riau Tanjung Pinang. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP
dimana wajib pajak diberi kebebasan untuk menghitung dan melaporkan pajaknya
kepatuhan wajib pajak dalam membayar atau melaporkan pajak, sedangkan jika
sistem perpajakan di Indonesia mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik akan
tepat waktu, tetapi jika sistem pelayanan pajak kurang baik maka akan dapat
pajaknya.
kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan
yang dimiliki oleh aparat pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam
yang baik maka wajib pajak tentunya akan senang dalam melaporkan pajaknya.
Sebaliknya, jika aparat pajak tidak memberikan pelayanan yang terbaik maka
pajaknya.
Pajak
Sanksi pajak dibuat dengan tujuan agar wajib pajak takut untuk melanggar
bila memandang bahwa sanksi akan lebih banyak merugikannya (Jatmiko, 2006).
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
dilakukan wajib pajak. wajib pajak akan selalu tepat membayar pajak jika sanksi
Sistem Perpajakan
(H1)
Pengenaan Sanksi
(H3)
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan: