Anda di halaman 1dari 3

SEBAB-SABAB MANUSIA MELANGGAR

Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara kita Indonesia ini adalah Negara Hukum.

Akan tetapi banyak sekali masyarakatnya selalu melanggar hukum atau apa yang disebut perbuatan
melawan hukum. Untuk itulah saya mencoba mencari apa penyebabnya manusia melanggar hukum
tersebut. Paling tidak ada 13 Item yang dapat kita uraikan disini.

1. Tidak tahu ( bodoh ).


Sebenarnya memang orang yang bodoh atau orang yang tidak mengerti hukum itulah yang selalu
melanggar hukum. Akan tetapi yang banyak kita jumpai bahkan orang yang tahu hukum itulah yang
banyak melanggar hukum. Nah didalam Al-Quran telah disebutkan hal yang demikian itu,
sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi yang artinya :
Sesungguhnya kami telah menyerahkan amanah kepada langit, bumi, gunung untuk memikul suatu
amanah, akan tetapi semuanya tidak mau menerima amanah tersebut karena takut akan
dikkhiyanatinya amanah tersebut. Dan manusialah yang mau menerima amanah tersebut, dan
sesungguhnya manusia itu sangan zhalim dan bodoh.

2. Tidak mau tahu.


Sikap tidak mau tahu adalah sikap yang tidak mau mengambil resiko. Jadi halal haram hantam yang
penting mereka puas. Biasanya orang seperti ini telah menjadi penghambat bagi pencapaian
keinginannya.

3. Terpaksa
Orang seperti ini merasa tidak ada pilihan lain, ia terpaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi
ekonomi, sosial ataupun dilakukan atas perintah atasan ataupun karena mendapatkan ancaman
dari orang lain. Kita menyadari bahwa dalam hukum islam bahwa perbuatan melanggar hukum
yang dilakukan karena terpaaksa dibolehkan oleh Agama seperti disaat kita dalam kelaparan
ditengah hutan tidak ada makanan yang halal untuk dimakan tetapi ada seekor babi ular dan
sebagainya yang boleh untuk dimakan, maka dalam hal ini kita dibolehkan untuk memakannya
sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Quran surat An-Nahal ayat 115 yang artinya: Barangsiapa
yang dalam keadaan dharurat atau terpaksa dalam melakukan perbuatan haram selagi tidak
menganiaya dan tidak berlebihan, maka sesungguhnya Allah maha pengampun dan lagi maha kasih
sayang. Dan didalam ayat yang lain Allah berfirman di Surah Al-maidah ayat 3 yang artinya:
.....Maka barangsiapa dalam keadaan terpaksa (dharurat ) dalam kelaparan tidak pula berniat untuk
membikin dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan lagi maha penyayang terhadap
hamba Nya.

4. Tidak mampu mengendalikan diri.


Suatu ketika terjadi dizaman Nabi Muhammad SAW ada seorang penggali kubur yang setiap orang
meninggal dunia ia selalu mencuri kain kapan mayat yang telah dikebumikan. Disaat giliran seorang
gadis anshar meninggal dunia ketika ia ingin mengambil kain kapan mayat tersebut dilihatnyalah
tubuh mayat tersebut yang begitu indah molek dan cantik, sehinggaga timbullah gairah untuk
menyetubuhinya. Setelah terjadi persetubuhan tersebut dia merasa puas dan lapor Kepada Nabi
Muhammad SAW dan menceritakan segala kejadian tersebut kepada Nabi, namun menurut Nabi,
dosa yang dilakukan olehnya begitu besar dan perbuatannya ini tidak diampunkan 0leh Allah SWT.
Mendengar jawaban Nabi tesebut diapun mengikat dirinya dengan tidak makan dan minum.
Setelah Nabi mengadakan dialog dengan Allah SWT Akhirnya Nabi memutuskan sebesar apapun
dosa yang dilakukan hamba Allah diiringi dengan Taubat kepada Allah SWT serta tidak akan
melakukan lagi dalam perbuatan yang sama, Allah akan mengampunkan dosa tersebut karena Allah
Maha Pengampun.

5. Punya niat Jahat.


Orang seperti ini biasanya akan melakukan makar perbuatan melanggar hukum ketika ada yang
menjadi hambatan bagi dia untuk mencapai tujuannya, biasanya peerbuatan ini sudah terencana
terlebih dahulu, seperti makar yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy yang hendak membunuh
Nabi Muhammad SAW. Ketika hendak hijrah ke Madinah. Hal ini dinukilkan dalam Al-Qur’an pada
surah AL-Anfal ayat 30 yang artinya” dan ingatlah ketika orang kafir Quraisy hendak menangkapmu,
atau membunuhmu atau mengusirmu dan mereka betul betul berbuat tipu daya, dan Allah pun
mengadakan tipu daya tersebut, sesungguhnya tipu daya Allahlah yang lebih baik membuat tipu
daya.

6. Sudah terbiasa.
Bagi orang yang sudah biasa melakukan suatu perbuatan yang baik maupun yang jelek maka ia akan
terbiasa melakukannya ibarat bak pepatah mengatakan ala bisa karena biasa. Dan pepatah arab
pun mengatakan Man Syaabba ‘ala syai’in fasyaabba ‘alaihi. Yang artinya siapa yang terbiasa
melakukan sesuatu maka ia akan terbiasa pula melakukannya terus menerus.

7. Karena ada kesempatan


Manusia pada dasarnya cenderong berbuat baik atau melakukan suatu perbuatan yang melanggar
hukum tetapi oleh karena ada kesempatan atau peluang, iapun melakukan suatu perbuatan
melawan hukum. Pelanggaran hukum dengan alasan adanya kesempatan cenderong datang
dengan tiba-tiba ketika melihat objeknya, apalagi orang tidak ada yang melihatnya.

8. Membela diri
Alasan membela diri merupakan alasan yang tidak kala seringnya dijadikan orang sebagai alasan
untuk menghalalkan perbuatannya. Hukum sendiri sebenarnya memberikan tempat khusus bagi
orang yanag melanggar hukum karena alasan membela diri, dan bila alasan membela diri itu bisa
dibuktikan dan sesuai dengan ukuran yang diberikan hukum, orang tersebut mungkin terbebas dari
ancaman hukuman tetapi alasan membela diri tidaklah semudah diucapkan karena banyak hal lain
yang terkait dengan perbuatan melanggar hukum bersangkutan.

9. Tergoda akan sesuatu.


Menurut firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 14 yang artinya dihiasi bagi manusia itu
conderong akan mencintai sesuatu berupa senang kepada wanita, kepada anak-anak, kepada harta
benda yang banyak berupa emas, perak, kuda peliharaan, kepada hewan ternak, dan kebun, yang
demikian itu adalah kesenangan sementara dalam hidup didunia dan disisi Allahlah tempat kembali
yang baik. Jadi dalam hal mencintai sesuatu adalah wajar- wajar saja, jangan sampai kita melanggar
hukum yang telah ditentukan.

10. Merasa selalu benar.


Sikap seseorang yang merasa selalu benar, dia tidak mau memakai pendapat orang lain , karena
pendapat orang lain tidak cocok dengan pendapatnya sehingga ia berani melanggar hukum itu. Tipe
orang yang semacam ini sangat sulit berhubungan dengan masyarakat karena egonya tinggi.

11. Punya becking.


Sebagai contoh bahwa dia punya famili sebagai pejabat yang terkenal di pemerintahan, dengan
memakai nama famili yang ia banggakan itu agar ia dapat ditolong untuk menyelamatkan dirinya
dari perbuatan melanggar hukum tersebut. Terhadap pejabat yang merasa dirinya kebal hukum itu,
maka tidak heran hukuman yang diberikan kepada pelanggar hukum tersebut tajam kebawah dan
tumpul keatas.

12. Karena lingkungan.


Ada dialog 2 orang Profesor yang masing-masing mempertahankan pendapatnya tentang
perubahan. Kata Profesor A, lingkungan yang baik dapat mempengaruhi lingkungan yang tidak baik.
Lalu Profesor B membantah dengan katanya, itu tidak mesti demikian. Akhirnya 2 Profesor ini
mengambil sampel Kucing dan tikus. Profesor A punya Kucing dan Profesor B punya Tikus. Profesor
A punya kucing yang dilatih sedemikian rupa bahwa kucingnya tidak pernah mau makan tikus. Dan
pada hari pertama dan kedua setelah seekor tikus tadi dilepas memang tidak mau kucing tersebut
memakannya, dan pada hari ketiga tikus tadi dilepas dan kucing tadipun langsung menangkap tikus
tadi dan langsung memakannya. Dari kejadian ini timbul pertanyaan kenapa Kucing yang dilatih
sedemikian rupa tidak makan tikus bisa memakan tikus tersebut dengan lahap? jawabannya pada
hari ketiga itu kucing itu lapar yang kebetulan Profesor A, lupa memberinya makan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan itu dapat merubah keadaan yang baik menjadi tidak
baik dan lingkungan tidak baik menjadi baik.

13. Mengambil /memilih hukum yang menguntungkan.


Poligami dalam Agama Islam dibolehkan tetapi dalam hukum negara tidak dibolehkan terkecuali
ada alasan yang sah. Oleh karena menurutnya hukum Agama adalah sangat menguntungkan
dirinya, maka hukum negara dilanggarnya alasannya potongan firman Allah Surat Annisa ayat 3
yang berbunyi : Fankihuu maa thaaba lakum minan nisaai matsnaa watsulaatsa warubaa’ dengan
artinya Maka nikahilah perempuan itu dua, tiga , atau empat. 14. Tidak setuju dengan ketentuan
hukum Alasan ini jarang terjadi, tetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan melanggar
hukum dalam kontek ini lebih merupakan berkata dengan perinsip yang dianut seseorang. Tetapi ia
tidak dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan yang dibentuk tidak bisa memuaskan
setiap orang. artinya jika suatu hukum sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan
berwenang, maka setiap orang harus mematuhinya. Demikian tulisan yang sederhana ini ini saya
sampaikan, lebih dan kurang harap dima’afkan, saran dan kritik sangat diharapkan. Wal’afwu
minkum Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai