TESIS
Diajukan Sebagai Salah Stau Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister
Kenotariatan Program Pasca Sarjana Universitas Jayabaya
Oleh :
FANNY YULIA PUTRI
2017010461011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis
Telah disetujui oleh Pembimbing Pada Tanggal Seperti Tertera Dibawah Ini
Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Progrm Studi Magister
Kenotariatan Pascasarjana Universitas Jayabaya
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Udin Narsudin, SH., SpN., MHum Dr. H. Dhody AR.Widjajaatmadja, SH., SpN
Ketua Program
Magister Kenotariatan
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya tulis saya, tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Magister, baik di Universitas Jayabaya maupun
di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpanan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggu ini.
iii
ABSTRAK
E. Isi Abstrak :
Kondisi di mana ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya
wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat merugikan
penerima wasiat dan menimbulkan ketidaknyamanan ahli waris akibat
hilangnya kepastian hukum dari pembagian warisan sebelumnya. Kondisi ini
juga menimbulkan ketidakpastian akan siapa yang bertanggung jawab atas
masalah tidak diketahuinya adanya wasiat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis
normatif yang dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan data yang
diperlukan sehubungan dengan permasalahan. Data yang digunakan adalah
data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier. Untuk analisis data dilakukan dengan metode analisa
kualitatif normatif.
Hasil penelititian menunjukan bahwa Undang-undang memberikan
perlindungan dan jaminan kepada ahli waris tertentu (legitimaris) untuk
memperoleh bagian tertentu dari warisan pewaris. Oleh karena itu, legitimaris
yang terlanggar haknya dapat melakukan upaya hukum berupa mengajukan
gugatan perdata ke pengadilan. Wasiat dapat dibatalkan apabila pihak yang
mendalilkan dapat membuktikannya dalam persidangan di pengadilan,
pembuatan suatu akta harus memenuhi tiga unsur yaitu lahiriah, formal,
materiil atau salah satu unsur tersebut tidak benar yang dapat menimbulkan
perkara perdata yang kemudian dapat dibuktikan kebenarannya.
iv
ABSTRACT
A. Name : Fanny Yulia Putri NPM: 2017010461011
B. Thesis Title : NOTARY RESPONSIBILITY OF DUE WILLS NOT
REGISTERED ON THE LIST OF WILLS
C. Number of pages : + 133 pages
D. Keywords : Probate Registration
E. Abstract Content :
Conditions in which the heirs and testamentaries are not aware of the will
at the time of the opening of the will is certainly very detrimental to the recipient
of the will and causes discomfort to the heir due to the loss of legal certainty from
the distribution of the previous inheritance. This condition also raises uncertainty
as to who is responsible for the problem of not knowing the will.
The method used in this study is normative juridical research conducted in
an effort to obtain the data needed in connection with the problem. The data used
are secondary data consisting of primary legal materials, secondary legal
materials and tertiary legal materials. Data analysis was performed using
normative qualitative analysis methods.
Research results show that the law provides protection and guarantees for
certain heirs (legitimaries) to obtain certain parts of the inheritance's heirs.
Therefore, legitimate rights violated can take legal action in the form of bringing
a civil claim to court. A will can be canceled if the party that argues can prove it
in court in court, because the making of a deed must fulfill three elements, namely
outward, formal, material or one of the elements is not true that can lead to civil
cases which can then be verified.
F. List of references : 71, consisting of: 60 books, 1 thesis, 6 websites, 4
laws and regulations
G. Guidance : 1. Dr. Udin Narsudin, SH., SpN., MHum
2. Dr. H. Dhody AR.Widjajaatmadja, SH., Spn
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini denga
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan
Jayabaya.
Pada penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan
penulisan tesis ini. Penulis berharap semoga perhatian dan bantuan yang telah
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna, walaupun
demikian Penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...................................................... iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 12
D. Kegunaan Penelitian................................................................... 13
E. Kerangka Pemikiran................................................................... 13
F. Metode Penelitian....................................................................... 21
1. Metode Pendekatan............................................................. 21
2. Spesifikasi Penelitian.......................................................... 22
3. Sumber Data........................................................................ 22
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum.................................. 24
5. Metode Analisis Data.......................................................... 25
6. Lokasi Penelitian................................................................. 25
7. Keaslian Penelitian.............................................................. 26
vii
BAB III PELAKSANAAN PEMBUATAN WASIAT DIHADAPAN
NOTARIS
A. Tata cara pelaksanaan pembuatan wasiat dihadap Notaris....... 90
B. Konsep Keterangan Ahli Waris Yang Dibuat Oleh Notaris..... 92
C. Deskripsi Putusan Mahkamah Agung No: 320K/PDT/2013..... 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 132
B. Saran........................................................................................... 133
DAFTAR BACAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
BAB I
PENDAHULUAN
perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau
bertindak berdasarkan etika. Etika yang dimaksud adalah Kode Etik Notaris
1
2
alat bukti yang mementukan dengan jelas hak dan kewajiban seseorang
sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Akta otentik sebagai alat bukti
sebagai “pejabat umum”. Hal ini berarti bahwa kepada Notaris diberikan dan
walaupun Notaris bukan merupakan pegawai negeri yang menerima gaji dari
2) Pasal 16 ayat 1 huruf d UUJN, Notaris wajib menolak membuat akta jika
kekuasaan umum, dalam hal ini adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi
pembuatan alat bukti tertulis, khususnya berupa akta autentik dalam bidang
pembuktian.5
seseorang maka akan muncul suatu akibat hukum, yaitu tentang bagaimana
5
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di bidang Kenotariatan Buku Kedua,
(Citra Aditya Bakti, 2013), hlm. 220.
6
H.Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm
82.
4
seseorang yang meninggal dunia serta akibatnya bagi para ahli warisnya, pada
seseorang maka akan ada pemindahan harta kekayaan yang ditinggalkan oleh
pewaris pada dasarnya diberikan kepada keluarga tapi juga tidak menutup
ketiga. Karena itu hukum waris merupakan kelanjutan hukum benda, tetapi
Perdata.
2. Ahli waris ialah anggota keluarga pewaris (orang yang meninggal dunia)
maupun pasiva) yang tadinya dimiliki oleh seorang peninggal harta beralih
menentukan besar bagian yang didapat oleh yang berhak tersebut serta
dengan kesepakatan para pihak yang berhak dalam pembagian harta warisan
tersebut. Pihak yang berhak dalam pembagian harta warisan atau harta
berhak menerima harta warisan (harta pusaka). Ahli waris dalam waris
9
Wahyono Darmabrata, Hukum Perdata, Asas asas Hukum Waris, (Jakarta, Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2003), hlm 1.
10
Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
11
Ibid.
12
Syahril Sofyan, Beberapa Dasar Teknik Pembuatan Akta (Khusus Warisan), (Medan: Pustaka
Bangsa Press, 2011), hlm 5.
6
perdata ada dua pembagian, yaitu ahli waris karena undang-undang (ab
karena perselisihan di antara para ahli waris terkait harta warisan dapat
menentukan siapa saja yang akan menjadi ahli waris. Dengan wasiat dapat
beberapa benda tertentu atau sejumlah benda yang dapat di ganti. Wasiat atau
testament yang berisi sebagian atau seluruh harta kekayaan, hanyalah janji
dari pembuat testament kepada penerima testament. Janji itu baru bisa
dalam hal ini merupakan salah satu pihak yang berwenang untuk membuat
keterangan waris. Surat keterangan waris yang dibuat oleh Notaris adalah
akta-akta yang dibuat oleh ataupun dihadapan Notaris adalah akta otentik,
Surat keterangan waris untuk golongan penduduk non pribumi dalam pasal
13
R. Soetojo Prawirohamidjojo, Hukum Waris Kodifikasi, (Surabaya: Airlangga University Press,
2000), hlm 4.
7
Ahli waris menurut wasiat ini diatur di dalam Pasal 874 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, setiap orang yang diberi wasiat secara sah
oleh pewaris wasiat, terdiri atas, testamentair erfgenaam yaitu ahli waris yang
beberapa ahli waris untuk mendapat seluruh atau sebagian harta peninggalan);
legataris yaitu ahli waris karena mendapat wasiat yang isinya menunjuk
seseorang untuk mendapat berapa hak atas satu atau beberapa macam harta
waris, hak atas seluruh dari satu macam benda tertentu, hak untuk memungut
dengan akta umum harus dibuat di hadapan notaris dan dua orang saksi dan
notaris harus menulis atau menyuruh menulis kehendak pewaris dalam kata-
kata yang jelas menurut apa adanya yang disampaikan oleh pewaris
kepadanya.
pewaris sendiri yang menulisnya ataupun jika pewaris menyuruh orang lain
dipakai untuk sampul, bila digunakan sampul, harus tertutup dan disegel.14
(legitime portie) yaitu semua bagian dari harta penginggalan yang harus
14
R. Subekti R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) (Jakarta:Pradnya
Paramita,2008), Pasal 940.
8
menetapkan sesuatu baik selaku pembagian antara yang masih hidup maupun
selaku wasiat.15
dengan kehendak dari orang yang meninggal itu. Undang undang memiliki
kekayaan setelah meninggal dunia. Akan tetapi apabila ternyata seorang tidak
menentukan sendiri ketika ia hidup tentang apa yang terjadi terhadap harta
waris, ini adalah wajar sebab pada prinsipnya seorang pemilik harta bebas
16
memperlakukan hartanya sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu
disegel kepada notaris, di hadapan empat orang saksi, atau dia harus
wasiat itu ditulis dan ditandatangani sendiri, atau ditulis oleh orang lain dan
ditandatangani olehnya.
15
Ibid, hlm,210
16
Oemarsalim, Dasar dasar hokum waris di Indonesia (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006) hlm 82.
9
Notaris harus membuat akta penjelasan mengenai hal itu, yang ditulis
di atas kertas atau sampulnya, akta ini harus ditandatangani baik oleh pewaris
maupun oleh notaris serta para saksi, dan bila pewaris tidak dapat
membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan akta setiap bulan, mengirimkan daftar akta wasiat atau daftar nihil
hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya, serta mencatat dalam
repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan. Namun
daftar akta wasiat kepada Balai Harta Peninggalan dan keterlambatan tentang
wasiat (testament acte) notaris mempunyai peran yang sangat penting. Dari
yang berkepentingan.”
10
dan testamen tertutup atau rahasia. Selain itu, ada pula yang disebut dengan
codicil.
notaris dari awal hingga akhir proses pembuatan akta wasiat (testament acte)
Hal ini erat hubungannya dengan sifat “herroepelijkheid” (dapat dicabut) dari
ketetapan wasiat (testament) itu. Disini berarti bahwa wasiat (testament) tidak
dapat dibuat oleh lebih dari satu orang karena akan menimbulkan kesulitan
Hal ini seperti ternyata dalam pasal 930 KUHPerdata, yang menyatakan
bahwa :
17
Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter, Seksi Notariat Fakultas Hukum, Cetakan
ke-1 (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1982,) hlm. 4.
11
kehendak yang memiliki dua ciri itu maka bentuk testamen adalah syarat
mutlak.
Salah satu yang menjadi suatu masalah dalam pembuatan akta wasiat,
yakni pada umumnya dalam proses pembuatan wasiat, pemberi wasiat sering
kali tidak memberitahu kepada ahli warisnya ataupun kepada penerima wasiat
akan adanya wasiat yang dibuat oleh pemberi wasiat. Tidak adanya kewajiban
bagi pemberi wasiat untuk memberitahukan adanya wasiat yang akan dia buat
kemudian hari terdapat wasiat yang dibuat oleh pewaris atau pemberi wasiat
adanya wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat
jawab atas masalah tidak diketahuinya adanya wasiat, apakah ahli waris yang
waris memeriksa adanya wasiat ke Daftar Pusat Wasiat, karena tidak ada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Wasiat.
D. Kegunaan Penelitian
baik secara teoritis maupun praktis sebagai bagian yang tidak terpisahkan,
yaitu:
13
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
E. Kerangka Pemikiran
masalah dalam penulisan tesis ini adalah teori Tanggung Jawab dan teori
Kepastian Hukum.
18
Otje Salman dan anton F Susanto, 2004, Teori Hukum Mengingat, Mengumpul dan Membuka
Kembali, Refika Aditama Press, Jakarta, hlm. 21.
14
oleh notaris dalam proses pembuatan Akta Otentik. Pada dasarnya setiap
dijumpai baik dalam ranah hukum pidana (public) maupun dalam ranah
sebagai satu jenis lain dari kesalahan (culpa), walaupun tidak sekeras
19
Rosa Agustina, 2003, Pebuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia,
hlm 14.
20
Hans Kelsen (a), 2007, sebagaimana diterjemahkan oleh Somardi, General Theory Of law and
State , Teori Umum Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu
Hukum Deskriptif Empirik, (Jakarta: BEE Media Indonesia), hlm. 81.
15
lain;
menimbulkan kerugian;
kerugian yang ditimbulkan terhadap pihak lain. Pada sisi lain Pound
21
Ibid, Hans Kelsen, hlm. 83.
16
Jabatan umum Notaris dibentuk tidak lain dan tidak bukan adalah
yaitu :23
22
HR. Ridwan, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persad, 2016), hlm. 352.
23
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Citra Aditya Bakti, 2010) hlm. 336.
18
mengakibatkan kerugian.
serta menjelaskan gejala yang diamati, oleh karena itu penelitian diarahkan
kepada hukum positif yang berlaku yaitu tentang: tanggung jawab Notaris
secara normatif kepada aturan hukum yang terkait dengan segala tindakan
kepada pihak, bahwa akta yang dibuat di “hadapan” atau “oleh” Notaris
19
telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi
pengertian hukum yang memadai, aspek pertama ialah keadilan dalam arti
sempit, keadilan ini berarti kesamaan hak untuk semua orang di depan
peradilan, aspek kedua ialah tujuan keadilan atau finalitas, aspek ini
menentukan isi hukum, sebab isi hukum memang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai, aspek ketiga ialah kepastian hukum atau legalitas,
diperoleh (accessible);
hukum tersebut secara konsisten dan juga tunduk dan taat tersebut;
24
Habib Adjie (a), 2009, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30
tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, hlm. 37.
25
Heo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta, Kasius,
hlm.163.
26
Jan Michael Otto, 2003, Kepastian Hukum di Negara Berkembang, Terjemahan Tristam
Moeliono, (Jakarta: Komisi Hukum Nasional), hlm. 25.
20
aturan tersebut;
menyelesaikan sengketa;
Notaris wajib dibuat dalam bentuk yang sudah ditentukan oleh Undang-
Undang, hal ini merupakan salah satu karakter dari akta Notaris. Bila akta
Notaris telah memenuhi ketentuan yang ada maka akta Notaris tersebut
mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam artian tidak menimbulkan
27
Habib Adjie (a), Op, Cit., hlm. 42.
21
konflik nor
F. Metode Penelitian
dikemukakan bahwa metode penelitian adalah suatu tata cara yang digunakan
untuk menyelidiki sesuatu dengan hati – hati dan kritis guna memperkuat,
yang sistematis.
1. Metode Pendekatan
atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara
2. Spesifikasi Penelitian
22
Tanggung jawab notaris terhadap akta wasiat yang tidak didaftarkan pada
3. Sumber Data
a. Data Sekunder
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan
ciri-ciri data tersebut sudah dalam keadaan siap dibuat dan dapat
dipergunakan dengan segera serta bentuk dan isi data sekunder telah
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu kamus, bahan dari internet, dan lain-
responden.
logis (berada dalam logika sistem hukum) dan menggunakan term yang
6. Lokasi Penelitian
a. Perpustakaan
7. Keaslian penelitian
tentang topic yang relative sama dengan yang ingin penulis tulis tersebut,
29
Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta: CV Rajawali, 1982),
hlm 30.
26
yaitu:
merupakan salah satu alat bukti yang menerangkan siapa saja ahli
1. Sejarah Notaris
zaman itu. Daerah inilah yang merupakan tempat asal dari notariat yang
dalam diri notaris yang diangkat oleh penguasa umum untuk kepentingan
masyarakat umum dan menerima uang jasa dari masyarakat umum pula.30
Akan tetapi apa yang dimaksudkan dengan nama notarius dahulu tidaklah
sama dengan notaris yang dikenal sekarang ini. Notarius adalah nama
tulisan Romawi klasik telah berulang kali ditemukan nama atau title
Notaris di masa sekarang. Semakin lama nama Notaris makin eksis dan
30
G.H.S Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, (Jakarta: Penerbit Erlangga,1982), hlm. 3
31
R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia-suatu penjelasan, Cetakan ke-2,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 13
29
Pada masa awal lahirnya Notaris ada dua golongan Notaris yaitu
akta autentik, dan Notaris swasta yang tidak diangkat oleh kerajaan yang
Indonesia, diawali dari sejarah lembaga Notariat itu sendiri, yaitu yang
diangkat sampai tahun 1822, lembaga Notariat itu diatur dengan dua
peraturan, yaitu pada tahun 1625 dan 1765 dan selalu mengalami
mulai tahun 1860 (Stbl. 1860 No. 3),34 dengan diundangkan Peraturan
Jabatan Notaris ini, maka diletakanlah dasar yang kuat bagi pelembagaan
Notariat di Indonesia.35
peraturan jabatan Notaris yang termuat dalam Stbl. 1860 Nomor 3 yang
700. Selama hampir 144 tahun menjadi dasar yang kuat bagi pelembagaan
34
Raden Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan, Cetakan kedua,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993), hlm. 29.
35
G.H.S Lumban Tobing, Op.Cit.,hlm. 20.
31
Notaris.
dapat tercipta suatu unifikasi hukum yang berlaku untuk semua penduduk
pelembagaan di Indonesia.
tahun 2014 diberlakukan revisi terhadap UUJN. Revisi UUJN ini hanya
UUJN-P. Selain itu terdapat aturan lain yang menjadi acuan dalam
menjalankan jabatannya, yaitu Kode Etik Profesi Notaris yang dibuat oleh
2. Pengertian Notaris
36
Santia Dewi dan R. M. Fauwas Diradja, Panduan Teori dan Praktik Notaris, cetakan pertama,
(Jakarta: penerbit pustaka Yustisia, 2011), hlm. 8
33
dalam hal ini pejabat yang dimaksud bukanlah pegawai negeri tetapi
itu tidak diperbolehkan menjadi Pejabat Umum dalam hal ini Notaris.
37
Soetarjo Soemoatmodjo, Apakah Notaris, PPAT, Pejabat Lelang, (Yogyakarta : Liberty, 1986),
hlm. 4.
38
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris, Pasal 3.
34
sehat dari dokter dan psikiater, bahwa Calon Notaris itu nantinya
bulan berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri atau atas
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau
lebih.
35
pembuatan akta- akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada
dan ciri yang harus dipenuhi seorang Notaris profesional dan ideal, antara
menjalankan tugas/profesinya.
tugas dan kewajiban yang utama yaitu membuat akta- akta autentik. 40
dari pemerintah, tetapi memperoleh gaji dari honorarium atau fee dari
karena itu, bukan saja Notaris yang harus dilindungi tetapi juga para
40
Suhrawadi K.Lubis, Etika Profesi Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 1994), hlm. 32.
41
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, (UII Press: Yogyakarta, 2009), hlm.
16.
42
Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 2006), hlm. 34.
37
sebagai pejabat publik tidak berarti sama dengan pejabat publik dalam
usaha negara, hal ini dapat dibedakan dari produk masing-masing pejabat
wawasan yang luas, salah satunya mengenai teknik pembuatan akta yang
dapat pula akta itu menjadi batal demi hukum, sehingga bagi pihak yang
43
Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan), (Bandung: Mandar
Maju, 2009), hlm. 73.
44
Ibid, hlm. 9
38
45
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014, Op., Cit., Pasal 84.
39
berturut- turut pada kantor notaris atas prakarsa sendiri atau atas
pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.47
setiap calon notaris harus memenuhi semua syarat itu. Apabila salah satu
syarat itu tidak dipenuhi, maka yang bersangkutan tidak dapat diberikan
izin praktek notaris.48 Dengan adanya izin praktek tersebut, maka dalam
46
H. Salim HS, 2015, Pembuatan Akta Satu (Konsep Teoritis, Kewenangan Notaris, Bentuk Dan
Minuta Akta), Jakarta:Raja Grafindo Persada, hlm.39.
47
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Pasal 3.
48
H.Salim HS, Op.cit., hlm.40.
40
d. Fotokopi akta perkawinan bagi yang sudah kawin yang disahkan oleh
notaris.
a. Kewenangan Notaris
suatu akta otentik dia dapat membuat dokumen yang kuat dalam suatu
b. Kewajiban Notaris
c. Larangan Notaris
batas-batas yang harus ditaati oleh Notaris. Pasal 17 ayat (1) Undang-
tempat dimana akta dibuat, maka akta yang dibuat tidak diperlakukan
54
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tasir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris), Op.Cit. hlm. 91.
46
Notaris hanya mencatat apa yang disampaikan oleh para pihak untuk
yang dibuatnya, dapat dikatakan bahwa akta yang dibuat oleh Notaris
secara sepihak (sifatnya hanya menguatkan). Sifat dan asas yang dianut
atau diganti atau dinyatakan tidak berlaku, hanya oleh mereka yang
55
Andi Mamminanga, Pelaksanaan Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Daerah dalam
Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris berdasarkan UUJN, Tesis, Fakultas Hukum Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2008, hlm. 32.
47
sebagai akta di bawah tangan. Akibat dari akta Notaris yang seperti itu,
maka dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk
pemerintah.57
dapat diberikan kepada akta yang dibuat di bawah tangan, akta yang
dibuat di bawah tangan baru berlaku sah, yakni sebagai yang benar-
dalam tulisan itu, sebagaimana yang tercantum dalam akta itu dan
selain dari itu kebenaran dari apa yang diuraikan oleh pejabat dalam
57
G. H. S. Lumban Tobing, 1991, Op.Cit, hlm. 31.
58
Ibid, hlm. 36.
50
apa yang disaksikan, yakni yang dilihat, didengar dan juga dilakukan
jabatannya.
Notaris yang dicantumkan dalam akta itu dan keterangan dari para
dimaksud dalam Pasal 1870, 1871 dan 1975 KUHPerdata antara para
pihak yang bersangkutan dan para ahli waris serta penerima hak
akta itu.
sebagai alat bukti terkuat dan mempunyai peranan penting dalam setiap
59
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1867.
51
KUHPerdata “ Suatu akta otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk
dinyatakan dan tidak perlu lagi dengan alat bukti yang lain karena telah
dibuat oleh atau dihadapan notaries sebagai pejabat umum yang diangkat
oleh pemerintah.
sebagai alat bukti, tapi dapat dipergunakan sebagai alat bukti, jika hal
seperti ini terjadi agar mempunyai nilai pembuktian harus dikaitkan atau
kedua jenis akta tersebut, yaitu dalam nilai pembuktian, akta otentik
sebagai alat bukti, maka akta tersebut harus dilihat apa adanya, tidak
perlu dinilai atau ditafsirkan lain, selain yang tertulis dalam akta
tersebut.60
60
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004
Tentang Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 121.
52
Etik Notaris. Kode Etik Notaris merupakan suatu kaidah moral yang
bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan
61
Ikatan Notaris Indonesia, Kode Etik Notaris, Keputusan Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris
Indonesia (INI), Banten, 29-30 Mei 2015. Pasal. 1 angka 2.
53
lain:62
tinggi:
dan agama;
c) Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga
mampu;
Notaris harus:
62
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hlm.
90
63
ibid.
54
menggunakan perantara;
64
ibid. hlm. 91
55
bersangkutan;
dengan cuma-cuma;
orang itu membuat akta kepada Notaris yang menahan berkas itu;
untuk berpartisipasi.65
65
ibid.
66
ibid. hlm. 92
56
telah disepakati untuk menarik klien dari Notaris lain. Menjaga dan
Asasi Manusia;
67
ibid.
68
ibid.
57
Notaris ini.
8. Sanksi Notaris
1. Peringatan Tertulis;
2. Pemberhentian Sementara;
69
Undang-Undang Perubahan Atas Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris, Pasal. 16 ayat (12).
59
“Suatu Akta Otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang
70
ibid, Pasal. 16 ayat (13).
71
Adjie, Hukum Notariat di Indonesia, hlm. 125
60
B. Akta Wasiat
Menurut subekti, akta berbeda dengan surat, yaitu suatu tulisan yang
pembuktian sesuatu.74
1) Ditandatangi
formal yang mempunyai arti bahwa suatau perbuatan hukum akan menjadi
lebih lengkap apabila di buat suatu akta. Fungsi alat bukti yaitu akta
sebagai alat pembuktian dimana dibuatnya akta tersebut oleh para pihak
kemudian hari. 76
1) Akta Otentik
hadapan pegawai umum yang berkuasa untuk itu, ditempat dimana akta
Perdata. Akta otentik telah memenuhi otentisitas suatu akta, ketika telah
Undang
b. Akta tersebut harus dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum
76
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Jakarta: Liberty, 1999), hlm.121-
122.
77
Herlien Soerojo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, (Surabaya: Arkola, 2003,
hlm. 148.
62
diresmikan dalam bentuk hukum, oleh atau dihadapan pejabat umum, yang
dibuat.78
Akta-akta yang dibuat oleh Notaris dapat merupakan suatu akta yang
suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh Notaris itu sendiri
memuat uraian dari apa yang dilihat dan disaksikan serta dialaminya.
Akta Partij merupakan uraian yang diterangkan oleh pihak lain kepada
akta otentik.
oleh para pihak yang bersepakat dalam perikatan atau antara para pihak
78
R.Soegondo, Hukum Pembuktian, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1991), hlm. 89.
79
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, Kumpulan Tulisan Tentang
Notaris dan PPAT, (Surabaya: PT Citra Adtya Bakti, 2008), hlm. 45.
63
tangan adalah akta yang sengaja dibuat untuk pembuktian oleh para pihak
tanpa bantuan dari seorang pejabat. Jadi semata-mata dibuat antara pihak
yang berkepentingan.80
bawah tangan tidak disangkal oleh Para Pihak, maka berarti mereka
mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang tertulis pada akta di
berhak atau bebas berbuat apa saja terhadap bendanya. Demikian juga
82
Republik Indonesia, Kumpulan Kitab Undang-Undang Hukum (KUH Perdata, KUHP,
KUHAP), (Wipress, 2008), hlm. 188.
65
meninggal dunia.83
setiap waktu dapat ditarik kembali, boleh secara tegas atau secara
diam-diam.85
83
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, cetakan ke-10, (Jakarta: Intermasa, 1998), hlm. 93.
84
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 974.
85
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,
2008), hlm. 269.
66
Syarat-syarat wasiat :
seperti sakit gila, dan juga dapat bersifat hanya sementara seperti
dalam keadaan mabuk, sakit panas atau demam yang sangat tinggi
dan dibawah hipnose. Hal ini berarti jika seseorang dalam kondisi
86
Ibid, hlm 206
87
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 38.
67
tersebut masih dalam keadaan tidak berakal sehat. Pada pasal 897
umur delapan belas tahun, akan tetapi orang yang sudah menikah
Orang yang menerima suatu wasiat harus ada sewaktu orang yang
Tiap-tiap mereka itu sepertipun tiap-tiap istri atau suami dan anak-anak
anak-anak dari suami dan istri yang dianggap tidak pantas menerima
surat wasiat. Seorang anak yang belum dewasa meskipun sudah berumur
yang kurang baik dari para wali anak yang belum dewasa tersebut. Orang
yang sudah dewasa pun baru dapat membuat testament secara sah yang
wasiat atau testament tersebut. Hal ini dinyatakan dalam pasal 907 KUH
perantaranya telah dibuat akta umum dari suatu wasiat, dan segala saksi
maupun saksi-saksi yang hadir pada waktu itu tidak dapat menarik suatu
keuntungan dari wasiat. Saksi saksi yang dimaksud dalam pasal ini adalah
para saksi yang benar-benar diperlukan dalam pembuatan surat wasiat, dan
bukan orang-orang yang secara kebetulan hadir pada saat surat wasiat
dibuat.
dan juga Notaris dalam pembuatan serta pelaksanaan akta wasiat, yakni:
b. Akta Wasiat harus dibuat dalam bentuk yang diatur dalam Pasal
90
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, hlm. 209.
70
e. Suatu Akta Wasiat hanya boleh dibuat oleh satu orang pewasiat,
tidak boleh dibuat lebih dari satu orang, seperti yang diatur
oleh siapapun juga dengan alasan apapun juga, hal ini diatur
ahli waris dan atau penerima wasiat, para saksi juga tidak boleh
Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk
umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat. Juga
membuat testament.
91
Diakses dari https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian &search =
wasiat+menurut+kuh+perdata&fulltext=Cari&ns0=1 tanggal 20 Agustus 2019
72
tertulis.
hartanya, seperti yang telah dibahas, harta seseorang akan menjadi akibat
(dua) jenis harta benda dalam perkawinan, yaitu harta bawaan dan harta
bersama.
1. Harta Bawaan
92
Rahmadi Usman, Hukum Kewarisan Islam, (Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 143-144.
73
lain.
2. Harta Bersama
93
Diakses dari https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3893876/harta-benda-dalam-
perkawinan tanggal 2 Juli 2019.
74
surat wasiat.96
3. Unsur-Unsur Wasiat
94
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, Pasal 36 ayat 1.
95
Diakses dari Wibowo T. Tunardy, “Harta Benda Dalam Perkawinan”,
http://www.jurnalhukum.com/harta-benda-dalam-perkawinan/, tanggal 2 Juli 2019.
96
Sembiring M U, Beberapa Bab Penting Dalam Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, Medan, 1989, hlm. 45.
75
bahwa suatu wasiat mempunyai akibat yang luas dan baru berlaku
orang yang membuat meninggal dan karenanya tidak dapat lagi ditanya
orang saja sudah cukup untuk timbulnya akibat hukum yang dikehendaki.
sesuatu yang tertulis. Surat wasiat (testament) dapat dibuat baik dengan
bahwa suatu wasiat (testament) mempunyai akibat yang luas dan baru
97
J. Satrio,S.H, Hukum Waris, (Bandung: Penerbit Alumni, 1992), hlm. 180.
76
ada paling sedikitnya dua kehendak yang saling sepakat. Namun wasiat
dalam bentuk akta wasiat (testament acte) atau cukup dalam bentuk
lain.98
wasiat yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang khusus, yang setiap
sebagai “Surat Wasiat” (uiterste wil) dan kedua sebagai “akta notaris”.
sehingga jika wasiat hanya memiliki satu kualitas, yaitu sebagai “surat
wasiat” maka wasiat tersebut hanya akan menjadi akta bawah tangan dan
belum menjadi alat bukti yang kuat. Maka lebih baik jika membuat suatu
wasiat yang memiliki dua kualitas yaitu sebagai “surat wasiat” dan juga
4. Bentuk-Bentuk Wasiat
kekayaan harta warisan saja, tetapi dapat juga dengan sah dilakukan,
c. Wasiat Rahasia
101
Oemarsalim, Op., Cit, hlm. 100.
102
Ibid, hlm. 102
79
diharuskan menulis sendiri atau bisa pula menyuruh orang lain untuk
sebagai berikut:
2) Umur
belum cukup umur), maka mereka yang belum cukup umur, tetapi
yang mengaturnya:
a. Segala isi surat wasiat yang tidak dapat dimengerti, atau tidak
kesusilaan yang baik harus dianggap tidak tertulis, hal ini diatur
Akta Wasiat terdapat sebab palsu, dan isi dari Akta Wasiat
hidupnya.
bagian dari harta benda yang harus diberikan kepada Ahli Waris
1) Fidei comnis, kecuali yang diatur dalam pasal 973 – 988 KUH
104
Diakses dari https://butew.com/2018/05/03/pengertian-wasiat-dan-jenis-jenis-wasiat-menurut-
hukum-perdata/ tanggal 10 Oktober 2019.
83
ada izin kawin dari orang tua/wali (Pasal 901 jo pasal 35 dan 36 KUH
Perdata).
maka tidak boleh ada wasiat antar suami istri terhadap hak milik dari
kawin lagi dan anak-anak itu juga anak-anak mereka (Pasal 903 a
KUH Perdata).
4) Jika antara suami istri ada campur kekayaan ,maka yang dapat
5) Hibah oleh seseorang kepada wali atau bekas walinya ,kecuali wali
itu adalah keluarga dalam garis lurus keatas.atau wali itu telah
Perdata).
dibuat.
7) Wasiat kepada teman berzinah yang telah ada putusan hakim (Pasal
8) Wasiat kepada anak luar kawin diakui tidak boleh melanggar bagian
Batasan dalam suatu testament terletak dalam pasal 931 KUH Perdata
yaitu tentang legitime portie yang menyatakan bahwa legitime portie atau
bagian mutlak adalah semua bagian dari harta peninggalan yang harus
menetapkan sesuatu, baik selaku pembagian antara yang masih hidup maupun
yang tidak dapat dihapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan. Bagian
tersebut tidak bisa diberikan kepada orang lain, baik dengan cara penghibahan
biasa maupun dengan surat wasiat. Orang-orang yang mendapat bagian ini
yaitu apabila orang yang menerima wasiat meninggal lebih dahulu sebelum
menjadi batal. Hal ini tertuang dalam pasal 997 KUH Perdata yang
dengan syarat yang bergantung pada suatu peristiwa yang tak tentu akan
105
Kitap Undang-Undang Hukum Perdata, Op., Cit, hlm 214.
85
gugurlah, apabila si yang diangkat menjadi waris atau yang harus menerima
menerimanya.107
kembali, oleh karena itu jika terjadi pencabutan kembali oleh pewasiat maka
diam (stilzwijgend).
seperti pasal 992 KUHPerdata suatu surat wasiat dapat dicabut dengan:
Arti kata “khusus” di dalam hal ini adalah bahwa isi dari akta itu harus
106
Ibid, hlm. 228
107
Ibid, Pasal 1001.
86
kembali ini harus dibuat akta ontentik, ini perlu untuk tanggung
jawabnya notaris.
kembali wasiat yang terdahulu dan yang tidak dapat berlaku sebagai
wasiat, berlaku juga sebagai akta notaris biasa; jika selain berisi
KUHPerdata itu tidak hanya mengenai hal yang ditarik kembali saja,
tetapi juga boleh memuat hal-hal yang mengulangi apa yang disebut
tindakan pewasiat yang dilakukan sesudah surat wasiat dibuat. Hal ini
wasiat sekaligus, dimana isinya antara satu sama lain tidak sama (pasal
108
Ibid, hlm 228.
87
b) Dikatakan dalam pasal 996 KUH Perdata, jika suatu barang yang telah
disebutkan dalam suatu wasiat telah diberikan kepada orang lain, atau
membuat wasiat.110
Indonesia Nomor 60 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pelaporan Wasiat dan
Pasal 3 :
(1) Pelaporan Daftar Akta atau Daftar Nihil dilakukan secara elektronik
(2) Pelaporan Daftar Akta atau Daftar Nihil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari pada
Pasal 4 :
1. Wasiat umum.
2. Wasiat olografis.
3. Hibah Wasiat.
109
Ibid, hlm 218.
110
Ibid, hlm 215.
88
5. Pencabutan Wasiat.
Pasal 5 :
yang memuat:
1. Nama lengkap
notaris
bahwa “wasiat/testament umum atau wasiat tak rahasia ini harus dibuat
dihadapan seorang notaris yang dihadiri oleh dua orang saksi. Si pewaris
Notaris harus menulis atau menyuruh menulis pernyataan itu dalam kata-
perlu saja menurut Notaris, agar yang ditulis itu menjadi terang
maksudnya”.
Dalam wasiat umum ini, syarat untuk menjadi saksi sama halnya
111
Oemarsalim, Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.
100.
112
Ibid, hlm 106.
90
menantu Notaris.
3) Pembantu notaris.
dan 941 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Wasiat ini dibuat sendiri
oleh si pewaris atau menyuruh orang lain untuk menulisnya. Jadi, harus
hukum perdata ridak menentukan apakah harus dibuat dalam bentuk akta
bentuk akta otentik oleh Notaris. Hal ini penting untuk pembuktian,
karena akta otentik memiliki kekuatan bukti yang sempurna. Dan meski
113
Rahmadi Usman, Hukum Kewarisan Islam, (Bandung: Mandar Maju, 2009), hlm. 110.
91
surat wasiat itu dibuat secara dibawah tangan, itupun masih memerlukan
memenuhi asas kepastian hukum dan sebagai alat bukti yang sempurna,
atau pejabat yang berwenang lainnya. Sebelum keterangan ahli waris dibuat,
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai ada tidaknya wasiat
yang ditinggalkan oleh pewaris semasa hidupnya. Hal ini penting untuk
menentukan siapa siapa saja yang menjadi ahli waris dari pewaris
Nationale Schuld harus dicantumkan dalam keterangan ahli waris, yang untuk
114
Diakses dari http://www.legalakses.com/tips-membuat-surat-wasiat-testament/ tanggal 21
Agustus 2019.
92
2) Nama, nama kecil, tempat tinggal dan jika masih dibawah umur, tanggal
3) Sedapat mungkin nama, nama kecil dan tempat tinggal wakil anak-anak
dibawah umur (yaitu wali, pemegang kekuasaan orang tua), termasuk para
4) Suatu perincian tepat surat wasiat, atau dalam hal pewarisan menurut
kecil, dan sedapat mungkin tempat tinggal mereka yang terkena kan
pembatasan itu, serta menyebut orang orang yang boleh menerimanya dan
dilakukan
6) Serta pernyataan pejabat yang membuat keterangan ahli waris bahwa dia
Tahap pertama
materai
93
membuat wasiat atau tidak, hal ini erat kaitannya dengan pembagian
Tahap kedua
12. Data-data yang akurat dan tertib dari Kementerian Hukum dan HAM
mengenai isi dari akta tersebut merupakan kehendak dan kesepakatan yang
115
Udin Narsudin, Op.,Cit, hlm. 279-281
116
Hasil wawancara Rita Wati, SH, Notaris di Kota Pekanbaru 20 September 2019
94
kedalam bentuk akta otentik sehingga dalam hal ini Notaris hanya
menyelidiki kebenaran isi materil dari akta otentik tersebut. Hal ini
jabatan Notaris, bukan berakibat akta itu menjadi batal akan tetapi akta
akta otentik berubah menjadi akta dibawah tangan. Wasiat dapat dibuat secara
atas kebenaran materil suatu akta bila nasihat hukum yang diberikannya
sepanjang ditaatinya surat wasiat tersbut oleh ahli waris maka wasiat tetap
bias dijalankan, tetapi apabila salah satu ahli waris menolak, maka wasiatnya
mestinya.
perbuatan melanggar hukum. Jika terjadi suatu kesalahan oleh notaris dan
dimaksud dalam pasal 84 UUJN yang menetapkan bahwa “dapat menjadi alas
1. Para Pihak :
No. 12, RT. 010/RW.004, Kel. Cideng, Kec. Gambir, Jakarta Pusat,
Tergugat III.
96
Pembanding IV
MELAWAN
32, RT. 010/RW. 008, Kel. Krukut, Kec. Tamansari, Jakarta Barat, yang
dalam perkara ini adalah selaku istri dan sekaligus salah seorang ahli
2. Kasus Posisi :
No. 5, tertanggal 12 Mei 2010, yang dibuat oleh dan di hadapan Tergugat
IV, Notaris di Kota Bekasi. Adapun isi daripada Surat Wasiat No. 5,
Akta Wasiat No. 05 Tanggal 12 Mei 2010 yang disebut sebagai Akta
selaku saksi
seorang advokat yang juga adalah suami dari Ny. Ani Andriani
kepada Tergugat I dan Sdr. Togi, S.H., bahwasanya dia tidak bisa
undang melarang hal itu dan akibat hukumnya Akta ini adalah batal demi
Harta warisan yang tercantum dalam akta wasiat yaitu Safe Deposit
Box (SDB) No. 588 pada Bank UOB Cabang Bandung tercatat atas nama
Eka Gunawan dan Linda Soetanto, ketika Kotak SDB tersebut dibuka
98
ternyata isinya ada yang hilang, yaitu berupa : 1 (satu) kg emas 24 karat,
terdapat adanya harta milik orang lain yang dimasukkan kedalam akta
tersebut.
dan sekaligus sebagai ahli waris dari mendiang Alm. Eka Gunawan jelas-
jelas sangat dirugikan, oleh karena dalam Surat Wasiat No. 5, tertanggal
belas) halaman.
Purwaka, SH.,.
100
wasiat No: 5 tanggal 12 Mei 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Ani
Notaris di Kota Bekasi. adalah batal demi hukum dengan segala akibat
No. 5 tanggal 12 Mei 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Ani Andriani
notaris yaitu membuat akta, bukan membuat surat dengan demikian harus
dibedakan antara surat dan akta. Surat berarti surat pada umumnya yang
dibuat untuk dipergunakan sebagai alat bukti atau untuk tujuan tertentu
pada aturan tertentu, dan (akta otentik) dibuat dengan maksud sebagai
dibatalkan.
Pertimbangan hukum:
sebagai berikut:
102
berlaku;
(capnya) dapat memberikan jaminan dan bukti yang kuat, seseorang yang
tidak memihak dan bisa pula menjadi penasehat serta dapat menjaga rahasia,
banyak terjadi jika ada akta Notaris dipermasalahkan oleh para pihak, atau
pihak ketiga lainnya, sering pula Notaris ditarik sebagai pihak yang turut serta
perbuatan melanggar hukum. Jika terjadi suatu kesalahan oleh notaris dan
dimaksud dalam pasal 84 UUJN yang menetapkan bahwa “dapat menjadi alas
Menurut Pasal 1 Angka 7 UUJN, Akta Notaris adalah Akta Otentik yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang
mengaturnya:
a. Segala isi surat wasiat yang tidak dapat dimengerti, atau tidak
yang baik harus dianggap tidak tertulis, hal ini diatur dalam Pasal
888 KUHPerdata.
Akta Wasiat terdapat sebab palsu, dan isi dari Akta Wasiat tertulis
bahwa Pewasiat tidak akan membuat ketentuan itu jika ia tahu akan
keuntungan orang yang tidak cakap mewaris maka Akta Wasiat akan
Legitime Portie sebelumnya sesuai dengan Pasal 877 dan Pasal 913
legitime portie, ialah bagian dari harta benda yang harus diberikan
maupun sebagai wasiat. Diatur pula mengenai hal ini dalam Pasal
Surat Wasiat atau Testamen ialah sebuah Akta yang berisi pernyataan
dapat dicabut kembali olehnya. Surat Wasiat secara fisik harus berupa suatu
Akta yang memenuhi syarat. Jika dilihat dari isinya atau secara materiil,
dunia.
kedudukannya akan dapat menjadi di bawah tangan atau bahkan batal demi
hukum, serta Notaris sebagai pejabat umum yang memiliki peran untuk
memberikan alat bukti juga akan ikut serta dipertanyakan keahliannya dalam
menjalankan jabatannya.
Faktor yang dapat menyebabkan suatu akta menjadi batal atau dapat
Dengan demikian, untuk dapat menjadi akta wasiat yang tidak dapat batal
lugas kepada seorang notaris, harus ditulis oleh notaris itu dengan
mengandung wasiatnya.
dalam akta oleh notaris yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan
109
Hukum Perdata.
6. Bahasa yang ditulis dalam akta wasiat (testament acte) harus sama
dibuat, maka setiap notaris dalam tempo lima hari pertama tiap-tiap
bulan wajib melaporkan atas akta wasiat yang dibuat olehnya kepada
bukti terttulis atas terjadinya suatu peristiwa hukum. Alat bukti tertulis atau
bukti otentik (akta Notaris). Dalam pembuatan akta Notaris baik dalam
diberlakukan pada notaris. Bila ditelisik lebih dalam lagi, selain sanksi
ada sanksi lain bagi notaris. Ketentuan mengenai sanksi tersebut diatur dalam
Pasal 16 ayat (12) UUJN yang menyatakan bahwa selain dikenai sanksi
16 ayat (1) huruf j dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian
untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada notaris.
Dalam konteks ini mengapa yang digunakan istilah tanggung gugat adalah
karena sanksi tersebut di atas menekankan pada adanya kerugian bagi suatu
pihak sehingga akan lebih tepat bila digunakan istilah tanggung gugat.
notaris berkewajiban:
untuk mengirimkan laporan mengenai adanya suatu wasiat yang telah dibuat
di hadapannya. Yang menjadi poin masalah dalam hal ini adalah ketika
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) hueuf j UUJN dan itu
acte). Notaris membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut
urutan waktu pembuatan akta setiap bulan. Kewenangan ini penting untuk
yang setiap saat dapat dilakukan penelusuran akan kebenaran suatu surat
wasiat yang telah dibuat dihadapan notaris. Semua akta wasiat (testament
acte) yang dibuat dihadapan notaris wajib diberitahukan kepada Seksi Daftar
wasiat (testament acte) tersebut tidak diberitahukan maka wasiat itu tidak
Umum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan kepada Balai Harta
terjadi kesalahan dalam pembuatan akta wasiat (testament acte) dan kesalahan
kesalahan tersebut, Daftar Pusat Wasiat (DPW) dan Balai Harta Peninggalan
(BHP) tidak ikut bertanggungjawab karena Daftar Pusat Wasiat (DPW) dan
Notaris memberitahukan pada para ahli waris jika terdapat suatu wasiat atau
mengetahui kapan pembuat wasiat meninggal dunia, dan dimana alamat atau
wasiat sesuai dengan UUJN merupakan tanggung jawab jabatan yang mana
Notaris tidak mendaftarkan dan melaporkan akta wasiat yang mana hal
113
Kode Etik Notaris Indonesia bahwa Notaris berkewajiban atas sikap, perilaku,
perbuatan, atau tindakan yang harus atau wajib yang memangku dan
Tanggung jawab Notaris dalam hal kode etik dilihat dalam hubungan
jabatan Notaris dengan organisasi notaris diatur melalui kode etik Notaris.119
Maka, Notaris dalam sumpahnya telah berjanji untuk menjaga sikap, tingkah
lakunya dan akan menjalankan kewajibannya sesuai dengan kode etik profesi,
dari martabat jabatannya selain dapat dikenakan sanksi moril, ditegur atau
sebagai Notaris.120
daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan
118
Mahlmia Nola Pohan, “Suatu Tinjauan tentang Pembatalan Akta Notaris yang
Penandatanganannya Dilakukan di Dalam Rumah Tahanan”, Tesis, Magister Kenotariatan,
Universitas Sumatera Utara, 2011, hlm. 11.
119
Umi Mamlu’ul Hikmah, Bambang Sugiri, Sukarni, “Tanggung Jawab Notaris Dalam
Membuat Perjanjian Simulasi Yang Berbentuk Akta Notaris Ditinjau Dari Hukum Perjanjian”,
Jurnal, 2016, hlm. 19.
120
Leovin Ginho, “Analisis Adanya Praktek Notaris yang Ditetapkan Sebagai Pelanggaran
Hukum di Polresta Medan”, Premise Law Jurnal, Vol. 21, 2017, hlm. 7.
114
akta setiap bulan dan mengirimkan daftar akta tersebut atau daftar untuk yang
hari pada minggu pertama setiap bulan. Berkaitan dengan pembuktian yang
bahwa dalam buku register seksi daftar wasiat sub direktorat harta
atas.
sebagaimana yang dimaksud dalam UUJN dan sikap, perilaku dan perbuatan
atau tindakan apapun yang tidak boleh dilakukan oleh jabatan Notaris dalam
yang mana ataupun keluhuran harkat, dan martabat jabatan Notaris (Pasal 1
Perubahan Kode Etik Notaris, Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia).
Pasal 16 ayat (1) huruf j UUJN yang menyebutkan bahwa dalam menjalankan
115
dalam huruf i atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat
bidang hukum dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan
berikutnya.
dikenakan sanksi secara kode etik berupa sanksi teguran secara lisan maupun
tulisan.
Notaris
121
G.H.S Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, (Jakarta: Erlangga, 1992), hlm.
325.
116
seimbang.
Selain itu, Notaris juga dapat digugat secara perdata apabila melalaikan
lain terutama oleh pemberi dan penerima wasiat yang mana tanggung jawab
Notaris tersebut berkaitan dengan norma moral yang merupakan ukuran bagi
Notaris untuk menentukan benar atau salah dan baik atau buruknya tindakan
1. Adanya kerugian
bersangkutan.
yang bersangkutan
umumnya.
Selain itu para pihak berkepentingan yang merasa dirugikan atau pihak
walaupun merupakan akta otentik yang merupakan alat bukti tertulis yang
dibatalkan oleh hakim perdata jika ada bukti dari pihak lawan.126
akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta
setiap bulan dan mengirimkan daftar akta tersebut atau daftar untuk yang
126
Lidya Christina Wardhani, “Tanggung Jawab Notaris/PPAT Terhadap Akta yang Dibatalkan
oleh Pengadilan”, Lex Renaissance Jurnal, Vol. 2, No. 1, Januari 2017, hlm. 39.
118
hari pada minggu pertama setiap bulan dan berdasarkan ketentuan Pasal 84
akta dibawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum. Dengan
batas wewenangnya
Dengan demikian akta wasiat yang dibuat secara autentik oleh Notaris
Bekasi sebagai alat bukti memiliki tiga kekuatan pembuktian, yaitu kekuatan
materiil. Oleh karena itu akta wasiat yang dibuat secara autentik memiliki
ketiga kekuatan pembuktian, maka akta wasiat yang dibuat secara autentik
syarat otentisitas maka akta autentik tidak lagi disebut sebagai akta autentik
melainkan hanya akta di bawah tangan. Pengertian akta autentik sebagai alat
119
bukti yang sempurna adalah apabila bukti ini diajukan dalam suatu
Bekasi menurut UUJN terkait tidak terdaftarnya akta wasiat kepada Balai
secara perdata dalam hal ini bahwa akta notaris dapat diajukan
pembatalannya oleh pihak yang dirugikan dengan adanya akta tersebut. Pihak
dapat meminta ganti rugi, denda, bunga dan sebagainya dengan mengajukan
gugatan ke Pengadilan.
waris yang mempunyai hak mutlak atas bagian yang tidak tersedia dari harta
warisan, disebut ahli waris Legitimaris. Sedangkan bagian yang tidak tersedia
dari harta warisan yang merupakan hak ahli waris Legitimaris, dinamakan
Legitime Portie. Jadi hak Legitime Portie adalah, hak ahli waris Legitimaris
120
terhadap bagian yang tidak tersedia dari harta warisan disebut ahli waris
legitimaris.127
2. Testament atau wasiat atau testamentair erfrecht, yaitu ahli waris yang
penting, yaitu:
127
Anisitus Amanat, 2001, Op., Cit, hlm. 68.
128
Darmabrata, Wahyono. 2003. Hukum Perdata Asas-Asas Hukum Waris. Jakarta : CV Gitama
Jaya, hlm. 41.
121
dimaksud warisan adalah harta kekayaan yang dapat berupa kumpulan aktiva
dan pasiva dari si pewaris yang berpindah kepada para ahli waris.129
yaitu :
2. Ahli waris harus ada pada saat si pewaris meninggal dengan tetap
apabila anak ini lahir meninggal maka ia dianggap tidak pernah ada.
3. Seorang ahli waris harus cakap serta berhak mewarisi dalam arti
perselisihan di antara para ahli waris terkait harta warisan dapat dihindarkan
siapa saja yang akan menjadi ahli waris. Dengan wasiat dapat juga warisan itu
tertentu atau sejumlah benda yang dapat di ganti. Wasiat atau testament yang
berisi sebagian atau seluruh harta kekayaan, hanyalah janji dari pembuat
129
J. Satrio, 1992, Hukum Waris, Penerbit Alumni, Bandung, hlm. 34.
122
testament kepada penerima testament. Janji itu baru bisa dilaksanakan setelah
hal ini merupakan salah satu pihak yang berwenang untuk membuat
keterangan waris. Surat keterangan waris yang dibuat oleh Notaris adalah
akta-akta yang dibuat oleh ataupun dihadapan Notaris adalah akta otentik,
Surat keterangan waris untuk golongan penduduk non pribumi dalam pasal
akta otentik tesebut adalah benar sepanjang tidak dapat dibuktikan bahwa hal
Oleh karena itu, legitimaris yang terlanggar haknya dapat melakukan upaya
sebagai akta otentik. Maka hal tersebut ditetapkan dalam pasal 938
umum harus dibuat dihadapan notaris dengan dihadiri oleh dua orang saksi.”
jelas, notaris tersebut harus menulis atau menyuruh menulis kehendak si yang
Surat wasiat dapat dibuat dalam dua cara yakni dinotariskan atau di
bawah tangan. Surat wasiat yang dinotariskan (akta wasiat) akan didaftarkan
pada Daftar Pusat Wasiat di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Kekuatan hukum akta wasiat ini tidak dapat dibatalkan secara
akta wasiat lebih menjamin secara hukum, baik bagi yang mengeluarkan
wasiat maupun bagi yang menerima wasiat. Surat wasiat yang dibuat di
wasiat dibawah tangan ini tidak memberikan jaminan hukum karena dapat
Dalam surat wasiat, baik yang dibuat oleh notaris maupun di bawah
tangan harus menunjuk seseorang atau lebih sebagai pelaksana dari wasiat
penguasaan atas semua barang dari harta peninggalan, atau sebagian tertentu
Undang Hukum Perdata yakni, “penguasaan tersebut demi hukum tidak akan
berlangsung selama lebih dari satu tahun, terhitung semenjak hari para
diketahui oleh ahli waris ab intestato yang diwasiatkannya kepada ahli waris
testamenter. Sehingga wasiat juga berfungsi sebagai salah satu alat untuk
Ketentuan lain dalam pembuatan surat wasiat ini adalah bahwa pembuat
wasiat harus menyatakan kehendaknya yang berupa amanat terakhir ini secara
lisan di hadapan notaris dan saksi-saksi. Salah satu ciri dan sifat yang
125
terpenting dan khas dalam setiap surat wasiat, yaitu surat wasiat selalu dapat
surat wasiat adalah merupakan perbuatan hukum yang sifatnya sangat pribadi.
Pasal 930 BW melarang bahwa surat wasiat dibuat oleh dua orang atau lebih.
Ketentuan ini ada hubungannya dengan sifat khusus dan penting suatu surat
wasiat, yaitu bahwa surat wasiat selalu dapat dicabut. Apabila undang-undang
mengijinkan beberapa orang membuat wasiat dalam surat wasiat, maka dalam
hal pencabutan dapat timbul kesulitan. Alasan utama larangan tersebut adalah
Surat wasiat harus dibuat dalam bentuk akta, namun hukum perdata tidak
mensyartakan apakah surat wasiat itu harus dibuat dalam bentuk akta
dibawah tangan atau akta otentik. Namun dalam prakteknya, surat wasiat
umumnya dibuat dalam bentuk akta otentik (dibuat dihadapan Notaris). Hal
ini penting mengingat dalam segi pembuktian akta otentik memiliki nilai
Akta wasiat yang tidak diketahui keberadaannya oleh ahli waris dan
wasiat tersebut tidak dapat dijalankan oleh ahli waris dan penerima wasiat
menjadikan obyek yang dipersoalkan dalam wasiat dapat beralih kepihak lain.
131
Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktek Notaris, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2007), hlm. 267.
126
tidak menjadi gugur sesuai dengan Pasal 997, Pasal 1001 dan Pasal 1004
Kondisi dimana ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya
wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat merugikan
Penerapan pasal ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena pada dasarnya
masih hidup. Sehingga sulit bagi notaris untuk memberitahukan kepada ahli
waris akan adanya wasiat yang pernah dibuat pewasiat dan menjadi sulit
untuk melaksanakan isi dari akta wasiat tersebut yang merupakan kehendak
terakhir dari pewaris atas harta warisannya yang memiliki kekuatan hukum
Pengadilan Negeri karena ahli waris ab intestato tidak dirugikan atas sengketa
ini. Yang berhak mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri adalah ahli waris
ganti rugi.
gugatan tersebut terkait tidak adanya niat buruk dan unsur kesengajaan dalam
hukum dari pada surat keterangan ahli warisnya tidak sempurna karena tidak
yang dapat dilakukan ahli waris ab intestato adalah mengajukan upaya hukum
lanjutan berupa banding dan kasasi apabila ternyata pada tingkat pertama ahli
Salah satu yang menjadi suatu masalah dalam pembuatan akta wasiat,
yakni pada umumnya dalam proses pembuatan wasiat, pemberi wasiat sering
kali tidak memberitahu kepada ahli warisnya ataupun kepada penerima wasiat
akan adanya wasiat yang dibuat oleh pemberi wasiat. Tidak adanya kewajiban
bagi pemberi wasiat untuk memberitahukan adanya wasiat yang akan dia buat
kemudian hari terdapat wasiat yang dibuat oleh pewaris atau pemberi wasiat
Kondisi di mana ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya
wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat merugikan
waris memeriksa adanya wasiat ke Daftar Pusat Wasiat, karena tidak ada
dilakukan oleh ahli waris ab intestato kepada ahli waris testamenter, yang
undang, tetapi juga berbuat atau tidak berbuat yang melanggar hak orang lain
atau bertentangan dengan kewajiban orang yang berbuat atau tidak berbuat
129
kepatutan dalam lalu lintas masyarakat. Ahli waris ab intestato sebagai pihak
melanggar hak-hak seseorang yang diakui oleh hukum, yaitu hak-hak pribadi
sekaligus sebagai salah satu ahli waris yang sah menurut hukum dari
Bandung. Terhadap Surat Wasiat yang menyatakan bahwa istri dari Alm, Eka
diajukan penggugat adalah untuk membatalkan Akta Wasiat No. 5 Mei 2010
dengan alasan akta wasiat telah dibuat secara melawan Hukum dan
perdata, tidak terdaftar akta wasiat atas nama almarhum Eka Gunawan,
sebagai akta dibawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum.
Tetapi Sepanjang Akta Wasiat itu ditaati oleh ahli waris, akta wasiat tetap
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan Surat Keterangan Hak Mewaris
apabila warisan telah dibagi baru kemudian diketahui adanya wasiat adalah
melalui upaya hukum non litigasi. Ahli waris ab intestato dan ahli waris
testamenter mencari solusi terbaik atas sengketa pembagian warisan ini. Salah
satu upaya hukum non litigasi yang disarankan adalah negosiasi. Apabila
dimana ahli waris ab intestato pada dasarnya tidak dapat mengajukan gugatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab Notaris hanya pada formalitas akta, yang isi akta
pihak ahli waris bertanggung jawab terhadap isi dari akta, mengenai
akta wasiat kepada Balai Harta Peninggalan (BHP), maka notaris dapat
adanya akta tersebut. Pihak dapat meminta ganti rugi, denda, bunga dan
pengadilan, karna pembuatan suatu akta harus memenuhi tiga unsur yaitu
lahiriah, formal, materiil atau salah satu unsur tersebut tidak benar yang
kebenarannya.
mengetahui adanya wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat
wasiat adalah melalui upaya hukum non litigasi. Ahli waris ab intestato
dan ahli waris testamenter mencari solusi terbaik atas sengketa pembagian
warisan ini. Salah satu upaya hukum non litigasi yang disarankan adalah
upaya hukum litigasi dimana ahli waris ab intestato pada dasarnya tidak
intestato tidak dirugikan atas sengketa ini. Pihak yang berhak mengajukan
dirugikan.
B. Saran
harus selalu jeli memeriksa satu persatu dokumen dengan benar dan
penghadap, karena akta yang dibuat Notaris merupakan akta otentik yang
2. Notaris dalam membuat akta harus memiliki sifat kehati-hatian dan lebih
teliti agar terhindar dari perbuatan yang melanggar ketentuan hukum yang
berlaku.
DAFTAR BACAAN
BUKU
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Yogyakarta: UII Press,
2009.
_______, Etika Profesi Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian Menurut
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW), .Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Anke Dwi Saputro, Jati Diri Notaris Indonesia Dulu, Sekarang dan Di Masa
Datang: 100 Tahun Ikatan Notaris Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka, 2008.
Budi Untung, 22 Karakter Pejabat Umum (Notaris Dan PPAT) Kunci Sukses
Melayani, Yogyakarta : Cv. Andi Offset, 2015.
_______, Dasar Teknik Pembuatan Akta Notaris, Bandung : Citra Aditia Bakti,
2014.
HR. Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persad, 2016.
Ikatan Notaris Indonesia, Kode Etik Notaris, Keputusan Kongres Luar Biasa
Ikatan Notaris Indonesia (INI), Banten, 29-30 Mei 2015. Pasal. 1 angka 2.
Mahalia Nola Pohan, “Suatu Tinjauan tentang Pembatalan Akta Notaris yang
Penandatanganannya Dilakukan di Dalam Rumah Tahanan”, Tesis,
Magister Kenotariatan, Universitas Sumatera Utara, 2011.
Munir Fuady, Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Advokat,
Notaris, Kurator, dan Pengurus, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005.
Otje Salman dan anton F Susanto, Teori Hukum Mengingat, Mengumpul dan
Membuka Kembali, Refika Aditama Press, Jakarta, 2004
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung,
1998
Santia Dewi dan R. M. Fauwas Diradja, Panduan Teori dan Praktik Notaris,
cetakan pertama, Jakarta: penerbit pustaka Yustisia, 2011.
Tan Thong Kie, Studi Notariat, Serba-Serbi Praktek Notariat, Buku I, Jakarta, PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta:
Kencana, 2008.
Udin Narsudin, Keterangan Waris, cet. 1, Jakarta: Gawang Persada Press, 2016.
INTERNET
Diakses dari Wibowo T. Tunardy, “Harta Benda Dalam Perkawinan”,
http://www.jurnalhukum.com/harta-benda-dalam-perkawinan/, tanggal 2
Juli 2019.
Diakses dari https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian
&search = wasiat+menurut+kuh+perdata&fulltext=Cari&ns0=1 tanggal 20
Agustus 2019.
Diakses dari http://www.legalakses.com/tips-membuat-surat-wasiat-testament/
tanggal 21 Agustus 2019.