Anda di halaman 1dari 55

PENGANTAR PENDAFTARAN

TANAH SISTEMATIS LENGKAP

i
Hak Cipta © Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
Edisi Tahun 2018

Pusdiklat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan


Nasional

Jl. Akses Tol Cimanggis, Ds. Cikeas Udik, Kab. Bogor, Jawa Barat
Telp. (021) 8674586

PENGANTAR PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP


Modul Diklat Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tk. I

Tim Pengarah Substansi:


1. Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc.
2. Adiana Ratih Yuniati, S.H., SP1,MA

Tim Penulis Modul:


1. Ir. Hadi Arnowo, M.App.Sc.
2. Purwanto, S.SiT

Editor:
Toto Hernawo, S.Pd.

JAKARTA - KEMENTERIAN ATR/ BPN – 2018


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas


tersusunnya modul yang menjadi pegangan bagi peserta Diklat
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tk. I ini. Modul ini dapat
terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun yang sudah
dirangkum melalui beberapa kali workshop dan dukungan dari
berbagai pihak di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional;
2. Dirjen Infrastruktur Keagrariaan Kementerian ATR/ BPN;
3. Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan;
4. Tim Penyusun Modul;
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
penyusunan modul ini.
Akhir kata, semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta Pelatihan Bidang Survei dan Pemetaan dalam Rangka
Percepatan Pendaftaran Tanah. Kritik dan saran dengan senang hati
akan diterima untuk perbaikan modul ini.

Jakarta, September 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Kementerian ATR/ BPN

i
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................................................... II

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................................. V

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1


B. DISKRIPSI SINGKAT .................................................................................................. 4
C. MANFAAT MODUL .................................................................................................. 4
D. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................................... 5
E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ............................................................... 5

BAB II DASAR HUKUM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP ...........................6

A. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT DENGAN PTSL ............................................. 8


B. PETUNJUK TEKNIS TERKAIT PTSL ........................................................................... 13
C. LATIHAN BAGI PESERTA DIKLAT............................................................................. 20
D. RANGKUMAN ........................................................................................................ 20
E. EVALUASI ............................................................................................................... 21
F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ...................................................................... 24

BAB III RUANG LINGKUP PTSL ....................................................................................... 25

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PTSL ........................................................................... 27


B. TAHAPAN KEGIATAN PTSL ..................................................................................... 29
C. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN
PTSL 36
D. LATIHAN BAGI PESERTA PELATIHAN ...................................................................... 39
E. RANGKUMAN ........................................................................................................ 40
F. EVALUASI ............................................................................................................... 41
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ...................................................................... 43

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 44

A. SIMPULAN ............................................................................................................. 44
B. TINDAK LANJUT ..................................................................................................... 45

KUNCI JAWABAN ........................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 47

ii
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 SEKRETARIAT LOKASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP...................................... 1


GAMBAR 2 MENULIS PADA BUKU KEHIDUPAN................................................................................ 6
GAMBAR 3 PETA KONSEP DASAR HUKUM PTSL ............................................................................. 8
GAMBAR 4 PETA KONSEP RUANG LINGKUP PTSL .......................................................................... 26

iii
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

DAFTAR TABEL

TABEL 1 HAMBATAN PENYELENGGARAAN PTSL ............................................................................ 38

iv
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Anda dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara


yang berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar
menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-
masing saling berkaitan.
Di setiap akhir bagian kegiatan belajar terdapat evaluasi yang
disediakan guna menguji tingkat pemahaman Anda setelah
memperoleh pengajaran. Jawablah setiap pertanyaan dalam tes
tersebut, dan nilai yang anda peroleh agar dijadikan sebagai umpan
balik untuk menilai lagi apakah materi dalam kegiatan belajar sudah
Anda kuasai dengan baik atau belum. Jika anda belum menguasai
75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam modul ini.
Guna memudahkan Anda dalam memahami materi dalam
modul ini, Pengajar nantinya akan banyak melakukan simulasi atau
latihan selama proses pembelajaran berlangsung.
Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi
yang ada dalam modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru anda.

v
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendaftaran tanah merupakan amanat dari UUPA yang
tertera pada Pasal 19. Selanjutnya pendaftaran tanah diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1961 yang
telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 jo. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3
Tahun 1997. Pengertian pendaftaran tanah terdapat dalam PP
No. 24 Tahun 1997 yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan
satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda
bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya.

Gambar 1 Sekretariat Lokasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

1
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Penyelenggaraan pendaftaran tanah secara umum terdiri


dari pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan
data pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah untuk pertama kali
adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar. Secara umum
pendaftaran tanah pertama kali terdiri dari pendaftaran tanah
secara sporadis dan secara sistematis. Pada pendaftaran tanah
secara sporadik adalah mengenai satu atau beberapa obyek
pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu
desa/kelurahan secara individual atau massal. Sedangkan
pendaftaran tanah secara sistematik adalah dilakukan secara
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang
belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu
desa/kelurahan.
Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data
yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat
ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan
yang terjadi kemudian. Pada umumnya kegiatan pemeliharaan
data pendaftaran tanah dilakukan oleh perorangan sedangkan
pendaftaran untuk pertama kali dimungkinkan untuk dilakukan
secara massal baik yang bersumber pembiayaan dari negara
(APBN/APBD) atau secara swadaya.
Pendaftaran tanah secara massal banyak diasosiasikan
dengan pendaftaran tanah sistematis. Padahal belum tentu
karena pendaftaran tanah secara massal bisa saja secara
sporadis yaitu dalam satu hamparan untuk sejumlah bidang

Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 2


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

tetapi meliputi satu wilayah desa lengkap. Berbagai kegiatan


pendaftaran tanah yang dilakukan secara massal antara lain
PRONA, Ajudikasi, Transmigrasi, termasuk Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap yang menjadi pokok bahasan dalam mata
diklat ini.
Sejak kegiatan pendaftaran tanah diperkenalkan pada
tahun 1961 hingga tahun 2017 bidang tanah yang telah terdaftar
masih sedikit yaitu sekitar 46 juta bidang. Masih sedikitnya tanah
yang terdaftar menjadi salah satu penyebab maraknya sengketa,
konflik dan perkara pertanahan. Upaya percepatan pendaftaran
tanah antara lain melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL). Target Utama Presiden yakni pada tahun 2025
seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar, jumlah bidang
tanah yang akan menjadi target hingga 2025 adalah 126 juta
bidang dengan harapan selesai 2023. Kementerian ATR/BPN
dalam menjalankan Program PTSL memberikan Target tahun
2017 sebanyak 5 Juta bidang, 2018 target sebayak 7 juta bidang
dan tahun 2019 target sebanyak 9 juta bidang.
Sebagai peserta pelatihan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) Anda akan mempraktekkan pekerjaan
operasional baik di kantor maupun di lapang. Pada intinya materi
pembelajaran di dalam pelatihan tidak berbeda untuk kegiatan
operasional pertanahan lainnya. Meskipun demikian terdapat
tahapan – tahapan kegiatan yang merupakan ciri dari kegiatan
PTSL. Anda akan jumpai beberapa mata pelatihan yang terkait
dengan kegiatan operasional PTSL setelah mata pelatihan
Pengantar PTSL ini.

3 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Modul Pengantar PTSL ini merupakan petunjuk (guidance)


pelaksanaan PTSL agar petugas menyadari karakteristik dari
kegiatan PTSL. Oleh karena itu peserta pelatihan harus
memahami peraturan yang mendasari serta ruang lilngkup
kegiatan sehingga diharapkan peserta mampu melaksanakan
PTSL sesuai ketentuan yang berlaku.

B. DISKRIPSI SINGKAT
Mata diklat ini membahas tentang Dasar Hukum PTSL dan
Ruang lingkup PTSL yang disampaikan dengan metode
pembelajaran ceramah tanya jawab dan diskusi dengan
menggunakan berbagai media pembelajaran

C. MANFAAT MODUL
1. Manfaat untuk Peserta: dengan mempelajari modul PTSL ini
di harapkan peserta diklat PTSL Tingkat I dapat menerapkan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap sesuai dengan
peraturan yang berlaku
2. Manfaat untuk Pengajar: Modul yang disusun memudahkan
pengajar dalam memberikan pengarahan dan memberikan
motivasi kepada peserta
3. Manfaat untuk Pengelola: Modul yang disusun sebagai bahan
evaluasi bagi Pusdiklat untuk penyempurnaan modul diklat
berikutnya agar lebih baik.

Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 4


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah peserta selesai mempelajari modul ini peserta
diharapkan mampu menjelaskan dasar hukum dan ruang
lingkup pendaftaran tanah sistematis lengkap dengan baik.
2. Indikator hasil pembelajaran setelah selesai memperlajari
modul ini peserta diharapkan dapat :
a. Peserta mampu menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan
PTSL
b. Peserta mampu mendeskripsikan ruang lingkup PTSL

E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


1. Dasar Hukum PTSL
a. Peraturan Perundangan terkait dengan PTSL
b. Petunjuk Teknis terkait PTSL
2. Ruang Lingkup PTSL
a. Pengertian dan Tujuan PTSL
b. Tahapan Kegiatan PTSL
c. Permasalahan dan Penyelesaian dalam pelaksanaan
PTSL

5 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

BAB II
DASAR HUKUM PENDAFTARAN TANAH
SISTEMATIS LENGKAP

Indikasi hasil belajar :


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis terkait dengan PTSL

Selamat, anda telah memutuskan untuk menoreh catatan pada


buku kehidupan anda. Manusia ibarat sebuah buku, dimana cover
depan adalah hari kelahiran anda dan cover belakang adalah hari
kematian anda. Sementara halaman – halaman di dalam buku anda
adalah catatan kehidupan yang harus diisi. Setiap hari anda harus
mengisi buku kehidupan anda. Ada buku yang tebal, ada yang tipis,
ada yang enak untuk dibaca, ada yang tidak enak untuk dibaca.

Gambar 2 Menulis Pada Buku Kehidupan

Apakah anda ingin menjadi buku yang enak untuk dibaca?


Terserah anda hendak menulis apapun. Dan tema yang akan anda
isi di dalam buku kehidupan anda adalah sesuatu yang sesuai
dengan tusi anda. Selamat menulisi buku kehidupan anda.

6
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Menulislah dengan penuh iklhas dan semangat, agar buku


kehidupan anda tidak sia-sia.
Anda sebagai pelaksana atau calon pelaksana kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) harus
memperhatikan rambu – rambu hukum. Ibarat seorang pengemudi
yang membawa kendaraan di jalan raya harus memperhatikan
rambu – rambu lalu lintas agar tidak mengalami kecelakaan.
Pelaksana kegiatan PTSL dapat saja mengalami musibah yaitu
tersandung masalah hukum apabila tidak memperhatikan kaidah –
kaidah hukum yang mengatur pelaksanaan PTSL. Dasar hukum
terkait dengan PTSL selain peraturan perundang-undangan dan
petunjuk teknis kegiatan. Oleh karena itu dalam modul ini dibahas
tentang dasar hukum pendaftaran tanah sistimatis lengkap sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan perundang - undangan merupakan referensi bagi
substansi kegiatan PTSL yang melahirkan penetapan hak atas
tanah. Selain itu peraturan perundang – undangan juga menjelaskan
struktur lembaga di Pusat. Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang
menjadi tulang punggung pelaksana kegiatan. Sedangkan petunjuk
teknis menjadi rujukan operasional kegiatan PTSL. Pelanggaran
terhadap peraturan perundang – undangan maupun petunjuk teknis
dapat berakibat pada konsekuensi hukum termasuk kemungkinan
ranah pidana dan cacat administrasi.
Untuk memahami materi dengan baik pada bab ini
sebagaimana dijelaskan di atas, anda akan lebih memahami
keterhubungan antara tema materi pada bab ini melalui peta konsep
di bawah ini.

7
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

DASAR HUKUM PTSL

Peraturan Perundang Petunjuk Teknis


- Undangan

Prinsip kegiatan Teknis Operasional

Gambar 3 Peta Konsep Dasar Hukum PTSL

A. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT DENGAN


PTSL
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan
program percepatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara
lengkap. Pengertian lengkap terdiri dari 2 kategori yaitu lengkap
dalam suatu wilayah administrasi desa/ kelurahan dan lengkap
dalam pengertian seluruh bidang tanah memiliki kategori K1 atau
seluruh bidang tanah terdaftar.
Pemberlakuan PTSL adalah dengan dasar hukum yang
beberapa kali ganti yaitu :
1. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 28 Tahun 2016 tentang Percepatan
Program Nasional Agraria Melalui Pendaftaran Tanah
Sistematis
2. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 35 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

8 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan


Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional No. 35 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 12 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap
Peraturan perundang – undangan yang digunakan dalam
pelaksanaan PTSL tidak berbeda jauh dengan yang digunakan
pada kegiatan pertanahan lainnya yang memiliki cakupan hukum
yang luas berupa :
1. Bidang hukum agraria
2. Bidang hukum administrasi negara
Bidang hukum agraria meliputi Undang – Undang Pokok
Agraria (UUPA) dan peraturan turunannya. Sedangkan hukum
administrasi negara meliputi unsur penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan publik dan pembentukan lembaga
kementerian. Produk dari kedua bidang hukum tersebut berupa
undang – undang, peraturan pemerintah hingga peraturan
menteri.
Ketentuan peraturan perundang – undangan yang terkait
dengan PTSL adalah sebagai berikut :

9
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan


Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043)
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 5038)
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5601)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3643)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3696)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804)

10 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

7. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang


Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18)
8. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 21)
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian ATR/BPN
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN
Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan
11. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di
Seluruh Wilayah Republik Indonesia;
Undang – Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok – Pokok Agraria atau lebih dikenal dengan Undang
– Undang Pokok Agraria (UUPA) merupakan dasar dari seluruh
kegiatan pertanahan. Dari UU tersebut kemudian lahir berbagai
peraturan turunan termasuk terkait dengan pendaftaran tanah.
Pelaksanaan PTSL harus mempunyai pijakan hukum yang jelas
agar proses pengambilan data hingga penetapan hak dapat
diterima sebagai bagian dari prosedur lahirnya suatu hak atas
tanah.
Berkaitan dengan kelembagaan, urusan pertanahan pada
kabinet pemerintahan saat ini termasuk dalam Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Pembentukan lembaga tersebut adalah berdasarkan Peraturan

11
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria


dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015
tentang Badan Pertanahan Nasional. Struktur organisasi yang
lengkap di lingkungan pusat berdasarkan pada Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Nomor 8 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN.
Sedangkan di daerah berlandaskan pada Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil BPN dan Kantor
Pertanahan
Pelibatan peraturan perundang – undangan terkait dengan
administrasi negara dan penyelenggaraan pemerintah adalah
untuk mengingatkan bahwa pelaksana PTSL adalah bagian dari
kekuasaan penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam
ranah hukum publik. Amanat dari UU No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan bahwa negara menjamin hak-hak
dasar dan memberikan pelindungan kepada Warga Masyarakat
serta menjamin penyelenggaraan tugas-tugas 12okum12
sebagaimana dituntut oleh suatu 12okum12 12okum sesuai
dengan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28 D ayat (3), Pasal 28 F, dan
Pasal 28 I ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan ketentuan tersebut, warga
masyarakat tidak menjadi objek, melainkan subjek yang aktif
terlibat dalam penyelenggaraan Pemerintahan. Hal tersebut
menjadi rambu hukum bahwa pelaksana PTSL tidak boleh
mengabaikan perintah untuk melaksanakan PTSL sebagai
program pemerintah.

12 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Selanjutnya UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan


Publik mengamanatkan bahwa negara berkewajiban memenuhi
kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem
pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang
publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Setiap
pelaksana PTSL harus dapat melayani masyarakat sebaik
mungkin mengingat setiap warganegara berhak untuk
mendapatkan pelayanan publik.

B. PETUNJUK TEKNIS TERKAIT PTSL


Pengertian petunjuk teknis adalah pedoman secara tertulis
yang dijadikan acuan kegiatan operasional suatu program atau
proyek. Bentuk petunjuk teknis dapat berupa suatu produk
hukum yang umumnya adalah peraturan menteri atau pimpinan
lembaga, dan berupa suatu dokumen yang disahkan oleh
pimpinan unit teknis. Petunjuk teknis penting untuk difahami
kedudukannya sebagai penjelasan dari produk hukum utama
yang menjadi pedoman dalam pekerjaan operasional.
Apabila peraturan perundang – undangan berkaitan dengan
mengapa suatu kegiatan berjalan, maka petunjuk teknis
berkaitan dengan bagaimana suatu kegiatan harus dilaksanakan.
Petunjuk teknis terkait dengan PTSL dibuat oleh masing –
masing komponen teknis terkait dengan pelaksanaan
pendaftaran tanah. Oleh karena itu setiap petunjuk teknis harus
bersifat eksklusif dibuat oleh bidang terknis terkait.

13
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Peraturan dan petunjuk teknis yang digunakan dalam


kegiatan PTSL adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
8 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah
2. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian
dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan; 13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun
2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1591) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 33
Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1111)
3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang
Surveyor Kadaster Berlisensi jo.Peraturan Menteri Agraria

14 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor


11 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi.
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
5. Petunjuk Teknis Nomor 1069/3.1-100/IV/2018 Tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap
6. Petunjuk Teknis Nomor 01/JUKNIS-300/I/2018 Tentang
Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Sistematik
Lengkap
7. Petunjuk Teknis Nomor 01/JUKNIS-400/XII/2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Bidang Yuridis
8. Surat Edaran Dirjen Infrastruktur Keagrariaan Nomor 101/S-
300/IV/2018 tanggal 6 April 2018 tentang Kelengkapan
Petunjuk Teknis Bidang Tanah PTSL
9. Panduan Aplikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Tahun 2018
Petunjuk teknis yang menjadi landasan utama kegiatan
PTSL adalah Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah karena menyangkut prinsip – prinsip
pendaftaran tanah yaitu sederhana, terjangkau dan mutakhir.
Selanjutnya prosedur dan penatausahaan pendaftaran tanah

15
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

dijabarkan dalam peraturan pelaksana tersebut. Petunjuk teknis


yang secara khusus menyangkut tentang pengumpulan data fisik
dan yuridis PTSL mengacu pada pokok – pokok aturan dari
peraturan tersebut.
Secara khusus muatan dan tahapan kegiatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap dinyatakan di dalam Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap. Maksud Peraturan Menteri ini adalah
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan PTSL. Sedangkan
tujuan dari Peraturan Menteri ini adalah untuk mewujudkan
pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum Hak atas
Tanah masyarakat.
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. penyelenggaraan PTSL
b. pelaksanaan kegiatan PTSL
c. penyelesaian kegiatan PTSL
d. pembiayaan
Selain petunjuk kegiatan yang tertuang dalam peraturan
menteri, juga terdapat dokumen petunjuk teknis yang dikeluarkan
oleh komponen teknis terkait.

1. Petunjuk Teknis Tentang Pelaksanaan Anggaran


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Petunjuk teknis ini dikeluarkan oleh Biro Keuangan.
Tujuan dari ditetapkannya petunjuk teknis pelaksanaan
anggaran ini adalah agar terdapat keseragaman dalam
pencatatan, pertanggungjawaban dan pelaporan atas

16 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

pelaksanaan kegiatan PTSL. Pelaksanaan anggaran kegiatan


PTSL dengan sumber dana melalui APBN, APBD, Sertipikat
Massal Swadaya, dana CSR BUMN/BUMD/Swasta atau
anggaran lain yang sah melalui mekanisme APBN.
Target legalisasi aset melalui pola APBN tahun
anggaran 2018 terdiri dari Peta Bidang Tanah (PBT) dan
Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT). Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) kegiatan PTSL dapat berada di Kantor
Wilayah BPN Provinsi atau Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota, tergantung pada kondisi masing-masing
wilayah.
APBD dan dana CSR dapat menjadi alternatif
pembiayaan Pelaksanaan PTSL. Para Kepala Kantor Wilayah
dan Kepala Kantor Pertanahan melakukan koordinasi dengan
pemerintah daerah setempat dan pimpinan BUMN/D dalam
rangka mengupayakan pembiayaan pensertipikatan tanah
melalui APBD/CSR. Apabila skema pembiayaan tersebut
disepakati bersama maka Kepala Kantor Wilayah dan Kepala
Kantor Pertanahan melaporkan kepada Menteri Cq.
Sekretaris Jenderal disertai naskah perjanjian hibah yang
sudah ditandatangani para pihak. Adapun tata cara hibah
pembiayaan legalisasi aset mengacu pada Surat Sekretaris
Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3262/3.3-100/VIII/2017 tentang
Petunjuk Teknis Administrasi Pengelolaan Hibah dan Sistem
Akuntansi Pelaporan Hibah.
Terhadap permohonan pendaftaran tanah yang diajukan
mengelompok paling sedikit 10 (sepuluh) bidang dalam 1

17
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

(satu) satuan wilayah kelurahan, desa, atau nama lainnya


dengan biaya berasal dari swadaya masyarakat dapat
diberlakukan ketentuan satuan biaya Sertipikat Massal
Swadaya sebagai berikut:
a. Tarif pengukuran dan penetapan batas bidang tanah
massal sebesar 75% x tarif pengukuran
b. Tarif Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk
pemeriksaan tanah secara massal sebesar
1/5x(L/500xHSBKpa)+ Rp.350.000,00
c. Pelayanan Pendaftaran Penegasan Konversi atau
Pengakuan Hak/ Pemberian Hak perorangan sebesar
Rp.50.000,00.
Alternatif pembiayaan pelaksanaan PTSL juga dapat
bersumber dari dana CSR perusahaan swasta pada lokasi
pensertipikatan desa lengkap atau untuk melengkapi target
desa lengkap yang sudah tersedia anggarannya namun
belum mencukupi. Adapun tariff biayanya sebesar tarif biaya
SMS pada huruf c diatas atau apabila anggaran tersebut
dihibahkan ke DIPA Satuan Kerja Kantor Pertanahan, maka
tarifnya sesuai dengan tarif PTSL tahun berjalan. Penerimaan
lain yang sah berupa hibah (grant), pinjaman (loan) badan
hukum swasta atau bentuk lainnya melalui mekanisme APBN.

2. Petunjuk teknis tentang pengukuran dan pemetaan


bidang tanah sistematik lengkap
Pembuatan dan pengesahan petunjuk teknis ini
dilakukan oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Keagrariaan.
Petunjuk teknis ini ditujukan kepada petugas swakelola dan

18 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

petugas pihak ketiga dalam hal ini adalah Surveyor Kadastral


Berlisensi (SKB) dan Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi.
Materi yang disajikan di dalam petunjuk teknis ini terkait
dengan pekerjaan pengukuran dan pemetaan yang dimulai
dari persiapan, pengambilan data fisik hingga pengolahan
dan penyajian data fisik.

3. Petunjuk teknis tentang Percepatan Pelaksanaan


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Bidang Yuridis
Petunjuk teknis di bidang yuridis secara umum sudah
kurang relevan dengan peraturan terbaru mengenai PTSL.
Meskipun demikian sebagian kegiatan teknis di bidang yuridis
masih digunakan. Secara lengkap dan detail tema kegiatan
teknis ini dapat dipelajari pada modul pelatihan mengenai hak
– hak atas tanah dan pendaftaran tanah. Pembuatan petunjuk
teknis pengumpulan data yuridis dilakukan oleh Direktur
Jenderal Hubungan Hukum keagrariaan.

4. Panduan Aplikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Panduan teknis mengenai pengisian data ke dalam
sistem Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP) ditujukan
untuk petugas ASN secara swakelola dan petugas pihak
ketiga. Data yang dientri termasuk di dalamnya adalah data
fisik, data yuridis dan data administrasi/ keuangan.
Sedangkan output yang dihasilkan menjadi dasar untuk
penerbitan sertipikat dan evidens/ bukti kegiatan. Pembuatan
panduan aplikasi KKP dilakukan oleh Pusat Data dan
Informasi Pertanahan.

19
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

C. LATIHAN
Bagilah peserta pelatihan ke dalam beberapa grup diskusi.
Setiap grup terdiri dari 5 orang dan diundi untuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data fisik
2. Pengumpulan data yuridis
3. Penyiapan bahan administrasi dan keuangan
4. Pemasukan data ke dalam KKP
Selanjutnya setiap grup diskusi melakukan hal – hal
sebagai berikut :
1. Setiap grup akan bermain peran (role play) terkait dengan
tugas yang diembannya
2. Buat skenario role play dengan tugas masing – masing.
Usahakan role play tersebut dibuat bahan materi dari
petunjuk teknis yang ada
3. Lakukan role play yang dilakukan bergantian oleh masing –
masing grup
4. Setelah role play berakhir lalu ditambahkan dengan narasi
simpulan dari perwakilan grup
5. Fasilitator memberikan masukan atau tanggapan terhadap
role play yang telah dijalankan

D. RANGKUMAN
Dasar hukum yang digunakan untuk pelaksanaan PTSL
meliputi peraturan perundang - undangan dan petunjuk teknis.
Peraturan perundang - undangan mengatur tentang substansi
kegiatan PTSL yang melahirkan penetapan hak atas tanah.

20 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Sedangkan petunjuk teknis menjadi rujukan operasional kegiatan


PTSL.
Peraturan perundang – undangan meliputi yang terkait
dengan hukum agraria dan terkait dengan hukum tata negara.
Bidang hukum agraria meliputi Undang – Undang Pokok Agraria
(UUPA) dan peraturan turunannya. Sedangkan hukum
administrasi negara meliputi unsur penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan publik dan pembentukan lembaga
kementerian. Produk dari kedua bidang hukum tersebut berupa
undang – undang, peraturan pemerintah hingga peraturan
menteri.

E. EVALUASI
1. Peraturan yang secara tidak langsung menyinggung
kewajiban ASN melayani masyarakat termasuk diantaranya
petugas PTSL adalah :
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara
c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria
2. Peraturan yang mengatur Pendaftaran Tanah adalah
a. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2010
b. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996
c. Peraturan Pemerintah No. 128 tahun 2015

21
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

d. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997


3. Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran tanah terdapat dalam
peraturan :
a. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No.9
Tahun 1999
b. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No.3 Th
1997
c. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN
No. 33 th 2016
d. Peraturan Kepala BPN No. 11 Tn. 2010
4. Peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan PTSL
adalah :
a. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN
No. 6 /2018
b. Peraturan Pemerintah No. 24 Th1997
c. Peraturan Pemerintah 11 Th. 2010
d. PP No. 10 Tahun 1960
5. Salah satu ruang lingkup Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala BPN No. 6 /2018 adalah :
a. Persiapan PTSL
b. Penyelenggaraan PTSL
c. Sosialisasi PTSL
d. Monitoring PTSL
6. Target legalisasi aset melalui pola APBN tahun anggaran
2018 terdiri dari :
a. Peta Bidang Tanah (PBT) dan Sertipikat Hak Atas Tanah
(SHAT)
b. Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT)

22 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

c. Peta Pendaftaran Tanah dan Sertipikat Hak Atas Tanah


(SHAT)
d. Gambar Ukur (GU) dan Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT)
7. Permohonan pendaftaran tanah yang diajukan secara
swadaya adalah :
a. Mengelompok paling sedikit 75 bidang dalam wilayah
kelurahan/ desa
b. Mengelompok paling sedikit 50 bidang dalam wilayah
kelurahan/ desa
c. Mengelompok paling sedikit 25 bidang dalam wilayah
kelurahan/ desa
d. Mengelompok paling sedikit 10 bidang dalam wilayah
kelurahan/ desa
8. Pembiayaan pensertipikatan tanah melalui APBD/CSR maka
mekanismenya adalah melalui :
a. Naskah perjanjian kerjasama
b. Naskah perjanjian pembiayaan
c. Naskah perjanjian hibah
d. Naskah kesepakatan hasil musyawarah
9. Petunjuk teknis pengumpulan data fisik ditujukan untuk :
a. Pegawai ASN secara swakelola dan Surveyor Kadastral
Berlisensi sebagai pihak ketiga
b. Pegawai ASN secara swakelola
c. Surveyor Kadastral Berlisensi sebagai pihak ketiga
d. Pegawai Pemerintah dengan Perintah Kerja (PPPK)
10. Pengaturan mengenai tata cara pengisian form permohonan
terdapat di dalam :

23
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

a. Panduan Aplikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

b. Petunjuk teknis tentang Percepatan Pelaksanaan


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Bidang Yuridis
c. Petunjuk teknis tentang pengukuran dan pemetaan
bidang tanah sistematik lengkap
d. Petunjuk Teknis Tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah anda menjawab pertanyaan di dalam evaluasi,


cocokkan jawaban anda dengan jawaban pada halaman Kunci
Jawaban. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi modul ini.
Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah jawaban yang benar


Tingkat pemahaman = x 100 %
Jumlah soal

Jika tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda


disarankan untuk mempelajari kembali materi modul ini terutama
bagian-bagian pokok bahasan yang belum Anda kuasai.

24 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

BAB III
RUANG LINGKUP PTSL

Indikasi hasil belajar :


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
dengan baik pengertian dan tujuan PTSL, tahapan kegiatan PTSL dan
permasalahan dan penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan PTSL

Luar biasa, anda berhasil melewati tahapan perkenalan


mengenai dasar hukum terkait PTSL. Anda berarti sudah maju
selangkah untuk mengetahui materi PTSL. Pada bagian awal anda
belajar mengenai pentingnya posisi peraturan perundang –
undangan sebagai referensi hukum kegiatan PTSL. Selain itu juga
anda juga mempelajari pentingnya petunjuk teknis sebagai landasan
operasional sehingga anda bisa percaya diri untuk menguak materi
lebih lanjut mengenai PTSL
Berikutnya anda akan mempelajari pengertian dan tujuan PTSL
sebagai bagian dari bab ruang lingkup PTSL. Kemudian berturut -
turut tahapan kegiatan PTSL serta permasalahan dan penyelesaian
permasalahan dalam pelaksanaan GaPTSL.
Keterkaitan ketiga bagian bahasan tersebut dapat dilihat di
dalam peta konsep di bawah ini.

25
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Pengertian
dan tujuan

Tahapan
kegiatan

Permasalahan

Gambar 4 Peta Konsep Ruang Lingkup PTSL

Untuk memahami konsep bahasan ruang lingkup PTSL,


gambar peta konsep di atas dapat menjadi alat bantu dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Pengertian dan tujuan merupakan dasar pemahaman mengenai
PTSL dan selanjutnya memahami bahasan – bahasan lainnya di
dalam modul pengantar PTSL.
2. Setelah memahami tentang pengertian dan tujuan PTSL, anda
akan memahami mengapa tahapan kegiatan PTSL harus
dilakukan secara runut.
3. Di dalam kegiatan PTSL terdapat masalah atau hambatan yang
terjadi baik di lapangan maupun di kantor. Identifikasi masalah di
dalam PTSL akan lebih mudah apabila kita kaitkan dengan
bahasan materi sebelumnya

26 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PTSL


Sebelum anda memasuki materi mengenai Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), terlebih dahulu anda harus
mengenal pengertian pendaftaran tanah. Pengertian pendaftaran
tanah dapat dijumpai di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Berdasarkan peraturan
tersebut pada pasal 1 angka 1, “Pendaftaran Tanah adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk
pemberian tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang
sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya”.
Menurut Boedi Harsono (2003), pendaftaran tanah adalah
suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh negara/
Pemerintah secara terus menerus, dan teratur berupa
pengumpulan keterangan atau data tertentu mengenai tanah-
tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan,
penyimpanan dan penyajian bagi kepentingan rakyat, dalam
rangka memberikan jaminan kepastian hukum dibidang
pertanahan, termasuk penerbitan tanda-buktinya dan
pemeliharaannya.
Pendaftaran tanah diselenggarakan untuk menjamin
kepastian hukum, pendaftaran ini diselenggarakan untuk

27
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

memenuhi kebutuhan masyarakat dan Pemerintah. Data yang


dihimpun pada dasarnya meliputi 2 dua bidang yaitu :
1. Data fisik mengenai tanahnya; lokasinya, batas-batasnya,
luas bangunannya, dan tanaman yang ada diatasnya
2. Data Yuridis mengenai haknya: hak apa, siapa pemegang
haknya, ada atau tidaknya puhak lain.
Pengertian Pendaftaran Tanah Secara Sistematis telah
disebutkan di dalam PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah yaitu kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau
bagian wilayah suatu desa/kelurahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah
kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan
secara serentak bagi semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh
wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi
pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau
beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
Penyelenggaraan PTSL meliputi seluruh objek Pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia. Objek dimaksud
meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang
tanah yang belum ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah
hak yang memiliki hak dalam rangka memperbaiki kualitas data
pendaftaran tanah. Di dalam praktek pemetaan bidang tanah

28 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

memerlukan langkah – langkah teknis agar idealnya semua


bidang tanah dapat terpetakan dalam satu wilayah desa.
Dalam pelaksanaannya Kegiatan PTSL dapat digabung
antara kegiatan PTSL dengan program kegiatan lain seperti
Lintor, SMS, redistribusi tanah objek landreform, konsolidasi
tanah dan transmigrasi dan program sertipikat massal lainya
atau gabungan dari beberapa kegiatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pengertian penggabungan kegiatan legalisasi
dapat merupakan perluasan dari lokasi sertipikasi tanah tersebut
di atas sehingga meliputi satu wilayah desa.
Pelaksanaan kegiatan PTSL menurut Pasal 2 Peraturan
Menteri ATR/ Kepala BPN No. 6 Tahun 2018 bertujuan untuk
mewujudkan pemberian kepastian hukum dan perlindungan
hukum Hak atas Tanah masyarakat berlandaskan asas
sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta
akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta
mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan.

B. TAHAPAN KEGIATAN PTSL


Pelaksanaan kegiatan PTSL dilakukan sesuai objek,
subjek, alas hak dan proses serta pembiayaan PTSL dengan
tahapan:
1. Perencanaan;
2. Penetapan lokasi;
3. Persiapan;
4. Pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi PTSL dan
satgas;

29
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

5. Penyuluhan;
6. Pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis;
7. Penelitian data yuridis untuk pembuktian hak;
8. Pengumuman data fisik dan data yuridis serta
pengesahannya;
9. Penegasan konversi, pengakuan hak dan pemberian hak;
10. Pembukuan hak;
11. Penerbitan sertipikat hak atas tanah;
12. Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan; dan
13. Pelaporan
Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa
perencanaan merupakan proses menentukan apa yang
seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam
kenyataan. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan
bahwa perencanaan (planning) adalah pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan kegiatan PTSL pada dasarnya adalah
menyiapkan segala sesuatu yang menjadi syarat atau
dibutuhkan untuk pekerjaan operasional PTSL. Pembuatan
perencanaan kegiatan dilakukan oleh Kantor Pertanahan
sebagai penyelenggara kegiatan PTSL. Sedangkan Kanwil BPN
menjalankan fungsi perencanaan sebagai bagian dari monitoring
dan evaluasi serta kendali mutu. Pada tahapan perencanaan ini
dibuat semacam grand design atau strategi besar untuk
menyelesaikan target PTSL. Di dalam tahapan perencanaan

30 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

kegiatan utama yang dilakukan adalah penentuan jadwal


kegiatan.
Setelah penentuan jadwal kegiatan tahapan berikutnya
adalah penentuan lokasi PTSL. Lokasi PTSL harus
menggambarkan posisi letak geografis wilayah desa dan potensi
jumlah bidang yang masuk dalam target PTSL. Selanjutnya
adalah penetapan lokasi PTSL melalui penerbitan Surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan.
Kegiatan persiapan merupakan pendetailan dari
perencanaan. Di dalam kegiatan persiapan meliputi :
1. Penyiapan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan
PTSL
2. Penyiapan sumber daya manusia
3. Penyiapan kebutuhan transportasi
4. Koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya
5. Alokasi anggaran
6. Penyiapan bahan – bahan teknis :
a. Pengumpulan data fisik : peta kerja, peta dasar
pendaftaran tanah
b. Pengumpulan data yuridis : blangko
Setelah kepastian letak lokasi serta persiapan administrasi
dan teknis, maka langkah selanjutnya Kepala Kantor
Pertanahan membentuk dan menetapkan Panitia Ajudikasi
PTSL dan satgas, yang dituangkan dalam bentuk keputusan.
Sebelum melaksanakan tugasnya, Panitia Ajudikasi PTSL dan
satgas wajib mengangkat sumpah di hadapan pejabat yang
mengangkatnya.

31
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Pembentukan panitia ajudikasi dan tim satgas sudah


dilakukan yang kemudian harus diperkenalkan kepada
masyarakat. Perkenalan tim tersebut sekaligus disertai
dengan penyuluhan kepada masyrakat untuk memberikan
penjelasan paling sedikit mengenai :
1. Manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan negara atas
hasil pelaksanaan kegiatan PTSL
2. Tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL
3. Penetapan dan pemasangan tanda batas masing- masing
bidang tanah
4. Dokumen yuridis yang perlu disiapkan
5. Jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan data
yuridis oleh Satgas Fisik dan Satgas Yuridis
6. Hasil akhir kegiatan PTSL
7. Pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau
sumber lain yang sah melalui kegiatan PTSL
8. Akibat hukum yang terjadi apabila kewajiban dan
tanggung jawab dimaksud pada angka 3 dan 4 di atas
tidak dipenuhi
9. Hak untuk mengajukan keberatan atas hasil ajudikasi
yang diumumkan selama jangka waktu pengumuman
10. Biaya-biaya dan/atau pajak yang akan ditanggung oleh
peserta kegiatan PTSL
Penyuluhan dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan
beserta Panitia Ajudikasi PTSL, Satgas Fisik dan Satgas
Yuridis. Sasaran penyuluhan adalah seluruh masyarakat, baik
yang sudah maupun belum memiliki sertipikat. Selain kepada
masyarakat, penyuluhan juga dapat dilakukan kepada

32 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Pemerintah Daerah, Instansi terkait, Penegak Hukum


dan/atau tokoh-tokoh masyarakat.
Kegiatan pengumpulan data fisik oleh Satgas Fisik dan
pengumpulan data yuridis oleh Satgas Yuridis, dilakukan oleh
1 tim untuk setiap desa/kelurahan lokasi objek PTSL. Untuk
membantu tim, kegiatan pengumpulan data fisik dan
identifikasi bidang-bidang tanah dapat menggunakan pihak
ketiga dan partisipasi masyarakat.Kegiatan pengumpulan
data yuridis harus dikoordinasikan dengan Pemerintah
Desa/Kelurahan, agar data yuridis peserta kegiatan PTSL
dapat dikumpulkan secara kolektif pada suatu tempat yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk masing-masing
desa/kelurahan.
Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan
pemeliharaan data fisik dan data yuridis penetapan hak dan
pendaftaran tanah menggunakan daftar isian, blanko, peta
dan daftar lainnya serta isian atau entri yang ada dalam
aplikasi KKP. Sebelum dientri kedalam sistem KKP harus
dipastikan kesesuaian antar dokumen baik fisik maupun
yuridis.
Data yuridis yang terkumpul kemudian diteliti mengenai
kelengkapan dan kesesuaian data. Hal tersebut sangat vital
untuk keperluan pembuktian hak. Penerbitan hak yang
didalamnya terdapat cacat administrasi dapat berakibat pada
pembatalan hak. Oleh karena itu panitia ajudikasi PTSL harus
bekerja secermat mungkin khususnya terhadap data yuridis.
Kewajiban panitia ajudikasi adalah menyiapkan bahan
untuk pengumuman. Risalah Penelitian Data Yuridis

33
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

mengenai bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan dalam


peta bidang-bidang tanah, dimasukkan dalam Daftar Data
Yuridis dan Data Fisik Bidang Tanah. Data yang diumumkan
adalah data yuridis dan data fisik bidang tanah serta peta
bidang-bidang tanah. Pengumuman tersebut diumumkan
dengan menggunakan formulir Pengumuman Data Fisik dan
Data Yuridis selama 14 hari kalender di Kantor Panitia
Ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan.
Apabila data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat
untuk diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah, maka
berdasarkan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data
Yuridis Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menindaklanjuti dengan:
1. menegaskan konversi menjadi Hak Milik atas nama
pemegang hak yang terakhir, untuk bidang tanah yang
alat bukti tertulisnya lengkap dan yang alat bukti
tertulisnya tidak lengkap tetapi ada keterangan saksi
maupun pernyataan yang bersangkutan, dan memberi
catatan pada Risalah Penelitian Data Yuridis
2. mengusulkan keputusan pemberian hak, untuk bidang
tanah yang merupakan tanah Negara dengan
mengusulkan secara kolektif kepada Kepala Kantor
Pertanahan
Bidang tanah yang telah mendapatkan penetapan hak
melalui penegasan konversi, pengakuan hak dan Penetapan
Keputusan Pemberian Hak harus didaftarkan dan dibukukan
dalam bentuk Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai
dan/atau wakaf dalam buku tanah yang bersangkutan.

34 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

Penandatanganan Buku Tanah dilakukan oleh Ketua Panitia


Ajudikasi atas nama Kepala Kantor Pertanahan.
Tanah Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan
wakaf yang sudah didaftar dalam buku tanah dan memenuhi
syarat untuk diberikan tanda bukti haknya, maka diterbitkan
sertipikat hak atas tanah. Penandatanganan sertipikat hak atas
tanah hasil pelaksanaan kegiatan PTSL dilaksanakan oleh
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL untuk dan atas nama Kepala
Kantor Pertanahan.
Sertipikat hak atas tanah diserahkan kepada pemegang
hak atau kuasanya, dan Sertipikat wakaf diserahkan kepada
nadzir. Panitia Ajudikasi PTSL melakukan pengumpulan,
pengelompokan, pengolahan, dan penyimpanan data PTSL,
yang meliputi :
1. Dokumen data yuridis yang terdiri dari identitas pemegang
hak, alas hak, berita acara yang dibuat panitia, bukti
pengumuman, Berita Acara Pengesahan data fisik dan data
yuridis dan surat keputusan pemberian hak;
2. Dokumen data fisik: data pengukuran dan perhitungan hasil
pengukuran, gambar ukur, peta bidang tanah, dan surat ukur
3. Daftar isian pendaftaran tanah dan hak atas tanah
4. Buku tanah
5. Sertipikat Hak atas Tanah
6. Bukti-bukti administrasi keuangan
7. Data administrasi lainnya
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil
pelaksanaan kegiatan PTSL kepada Kepala Kantor Pertanahan

35
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

pada akhir kegiatan PTSL dan disertai dengan data PTSL. Hasil
kegiatan PTSL disimpan, didokumentasikan dan diarsipkan oleh
Kepala Kantor Pertanahan.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan PTSL dilaksanakan pada
saat terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan PTSL
dan PTSL selesai dilaksanakan. Laporan kemajuan
pelaksanaan kegiatan PTSL selain dilaksanakan melalui Sistem
Kendali Mutu Pelayanan Pertanahan (SKMPP) dan secara
berkala kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal Infrastruktur
Keagrariaan dan Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan.

C. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN


PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PTSL
Masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan PTSL
sangat beragam sebagai berikut :
Kelompok
No Uraian Masalah
Masalah
1. Persiapan - Penempatan ASK sebagai petugas ukur
pengukuran di masing-masing kantor tidak merata
- Perencanaan yang lemah
2 Keuangan Anggaran yang sama terhadap luas tanah
yang berbeda/kondisi lokasi yang berat
3 Sumberdaya - Kualitas Sumber daya manusia
manusia pelaksana yang berbeda-beda
- Jumlah personal pegawai yang tersedia
terbatas
- Mindset petugas teknis yang masih

36 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

terbawa dengan pola pikir sporadis


4 Sarana dan - Sarana yang tersedia terbatas ( peta,
prasarana alat ukur, kendaraan)
5 Masyarakat Keengganan masyarakat akibat trauma
kegiatam proyek tahun sebelumnya
(redistribusi/ Prona)
6 Persyaratan - NIK yang tidak tersedia untuk nama
berkas & pemohon
pengumpulan - KTP diluar kecamatan bidang tanah
data yuridis yang dimohon untuk bidang tanah
pertanian
- Keterlambatan pengumpulan data
yuridis akibat adanya permintaan
partisipasi pihak desa dalam rangka
memenuhi berkas persyaratan
permohonan sertipikat
- Minimnya alat bukti kepemilikan
- Data yang terkumpul tidak ada dalam
peta atau belum terukur atau sebaliknya
bidang tanah yang diukur tidak ada
- Petugas desa ada yang belum yakin
kepastian letaK bidang tanah yang
diukur dalam pbt dengan data
yuridisnya
7 Pelaksanaan - Tanda batas yang belum terpasang
pengukuran akan berpengaruh terhadap percepatan
pelaksanaan pengukuran
- Petugas Desa kurang berperan dalam

37
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

penunjukan batas tanah. Anggaran


untuk petugas desa tidak tersedia
sehingga terdapat keengganan dalam
penunjukan batas dilapangan tidak ada.
Selain itu pemilik tanah tidak berada
ditempat
- Faktor kondisi medan yang berat dan
jauh
- Lokasi bidang tanah yang tumpang
tindih
8 Pengolahan data - Pada waktu proses plotting data
terdapat tumpang tindih bidang tanah
- Data hasil pengukuran dengan data
hasil pengolahan data tidak sesuai
9 Hubungan Adanya gangguan eksternaldari pihak ke
dengan pihak luar tiga berupa :
- Panggilan kepolisian
- Intervensi LSM dan Wartawan

Tabel 1 Hambatan Penyelenggaraan PTSL

Upaya penyelesaian permasalahan secara umum adalah :


1. Melaksanakan pembinaan teknis dalam bentuk bimbingan
teknis, pelatihan, dan berbagai metode pembinaan lainnya
2. Mengatur jumlah personal pegawai dengan memobilisasi
atau menugaskan pegawai di kanwil dan kantah lain ke
kanah yang melaksanakan PTSL
3. Sarana diakomodir melalui sewa atau membeli peralatan
atau dapat meminjam dari Kantah lain yang memiliki

38 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

persediaan peralatan yang lebih lengkap untuk peta


gunakan peta yang tersedia
4. Menyediakan base camp PTSL dilokasi yang jauh dan sulit
dijangkau
5. Melakukan penyuluhan yang intensif tentang manfaat dari
pendaftaran tanah, pembatasan luas lahan pertanian dan
tanah absentee. Penyuluhan dapat mengundang penegak
hukum untuk ikut hadir
6. Mengecek surat – surat bukti kepemilikan dan meminta
kelengkapan berkas yang belum terkumpul
7. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah terutama
terkait dengan implementasi SKB 3 menteri terutama yang
menyangkut pembiayaan untuk kelancaran kegiatan PTSL

D. LATIHAN
Dengan grup yang sama, setiap grup diminta untuk
melakukan simulasi penyelenggaraan kegiatan PTSL sejak tahap
perencanaan hingga pelaksanaan. Untuk pembuatan simulasi
setiap grup mendiskusikan mengenai hal – hal sebagai berikut :
1. Pilih lokasi suatu desa yang riil, benar – benar ada dari lokasi
salah satu peserta pelatihan
2. Gambarkan secara singkat mengenai topografi, jarak dari
Kantor Pertanahan, penggunaan tanah dan status tanah
secara umum
3. Rencanakan tahapan pekerjaan PTSL dan jadwal waktu
4. Buatkan strategi pelaksanaan PTSL di tengah keterbatasan
SDM dan peralatan

39
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

5. Lakukan langkah – langkah pemecahan masalah


pengumpulan data fisik dan yuridis
6. Bagaimana mekanisme penyerahan hasil termasuk
penyerahan sertipikat

E. RANGKUMAN
Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk
pemberian tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang
sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya.
Program percepatan pendaftaran tanah adalah Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL
adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak bagi semua objek Pendaftaran Tanah
di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu,
yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai
satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
Tujuan PTSL adalah pemberian kepastian hukum dan
perlindungan hukum Hak atas Tanah masyarakat berlandaskan
asas sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka
serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

40 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta


mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan.
Pelaksanaan PTSL dilakukan melalui tahapan-tahapan dari
perencanaan sampai pelaporan. Permasalahan mengenai PTSL
secara garis besar meliputi permasalahan internal dan eksternal.
Seiring berjalannya kegiatan PTSL, masalah yang dijumpai
diupayakan penyelesaiannya.

F. EVALUASI
Pilih jawaban yang benar dari soal di bawah ini :
1. Berikut ini Tahapan pelaksanaan kegiatan PTSL terdiri dari :
a. Identifikasi kegiatan
b. Kolaborasi
c. Penetapan lokasi
d. Mediasi
2. Dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan PTSL,
penyelenggaraan PTSL dapat dilakukan melalui kegiatan
PTSL murni, atau gabungan kegiatan PTSL dengan :
a. Program sertipikasi lintas sektor
b. Sertipikasi tanah Hak Guna Usaha
c. Sertipikasi tanah Hak Pengelolaan
d. Sertipikasi tanah Hak Milik Satuan Rumah Susun
3. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil
pelaksanaan kegiatan PTSL kepada :
a. Kepala Kantor Wilayah BPN
b. Kepala Kantor Pertanahan
c. Pejabat Pembuat Komitmen
d. Kementerian ATR/BPN

41
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

4. Dokumen data fisik antara lain :


a. Gambar Ukur
b. Berita Acara Pengesahan Data
c. Bukti pengumuman
d. Surat Keputusan Pemberian Hak
5. Pihak penyuluh dalam rangka PTSL antara lain :
a. Satgas administrasi
b. Satgas penyelesaian sengketa
c. Satgas reforma agraria
d. Satgas yuridis
6. Bahan untuk pengumuman disiapkan oleh :
a. Seksi Hubungan Hukum Pertanahan
b. Seksi Infrastruktur Pertanahan
c. Seksi Penataan Pertanahan
d. Panitia Ajudikasi
7. Risalah Penelitian Data Yuridis mengenai bidang-bidang
tanah yang sudah dipetakan dalam peta bidang-bidang
tanah, dimasukkan dalam :
a. Daftar Data Yuridis dan Data Fisik Bidang Tanah
b. Daftar Data Yuridis
c. Data Fisik Bidang Tanah
d. Pengumuman
8. Sertipikat tanah wakaf diserahkan kepada :
a. Nadzir
b. Wakif
c. Pemilik tanah lama
d. Kepala Desa

42 Modul Mata Diklat Pengantar Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

9. Salah satu materi penyuluhan kepada masyarakat antara lain


:
a. Jumlah biaya yang harus disetor kepada Kepala Desa
b. Cara pembelian patok batas
c. Jadwal pengecekan hasil pengukuran
d. Tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL
10. Pembentukan Panitia Ajudikasi dilakukan setelah :
a. Penyuluhan
b. Pemeriksaan berkas tanah
c. Pengumuman bidang tanah
d. Penetapan Lokasi

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah anda menjawab pertanyaan di dalam evaluasi,


cocokkan jawaban anda dengan jawaban pada halaman Kunci
Jawaban. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi modul ini.

Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah jawaban yang benar


Tingkat pemahaman = x 100 %
Jumlah soal

Jika tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda


disarankan untuk mempelajari kembali materi modul ini terutama
bagian-bagian pokok bahasan yang belum Anda kuasai.

43
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pendaftaran tanah sebagai salah satu pilar
pertanahan merupakan amanat dari UUPA yang tertera
pada Pasal 19. Menurut pasal tersebut negara
menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Indonesia agar tercapainya jaminan kepastian hukum atas
tanah. Selanjutnya pendaftaran tanah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 jo. Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997.
Perkembangan pelaksanaan pendaftaran tanah
sampai saat ini terdapat permasalahan meskipun
pelaksanaan pendaftaran tanah telah dilakukan baik melalui
kegiatan rutin maupun melalui program-program
pendaftaran tanah namun sampai pada tahun 2017 bidang
tanah yang telah terdaftar masih sangat sedikit baru sekitar
46 juta bidang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan
upaya percepatan pendaftaran tanah melalui Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).Target
Utama Pemerintah yakni pada tahun 2025 seluruh bidang
tanah di Indonesia sudah terdaftar yaitu dengan jumlah
bidang tanah sebanyak total 126 juta bidang.
Dasar hukum terkait dengan PTSL selain peraturan
perundang-undangan dan petunjuk teknis
kegiatan.Peraturan perundang – undangan yang digunakan

44
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

dalam pelaksanaan PTSL memiliki cakupan hukum yang


luas berupa bidang hukum agraria dan bidang hukum
administrasi negara.
Pelaksanaan PTSL dilakukan melalui tahapan-
tahapan dari perencanaan sampai pelaporan.
Permasalahan mengenai PTSL secara garis besar meliputi
permasalahan internal dan eksternal. Seiring berjalannya
kegiatan PTSL, masalah yang dijumpai diupayakan
penyelesaiannya.

B. TINDAK LANJUT
Setelah mengikuti Diklat PTSL Tingkat I, peserta
diharapkan mengikuti mata diklat – mata diklat selanjutnya
sebagai bagian dari pemahaman materi. Materi – materi
yang didapat tersebut kemudian dikaitkan satu sama lain
agar memperoleh pemahaman yang utuh.

45
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

KUNCI JAWABAN

BAB II
1.c 6. a
2. d 7. d
3. b 8. c
4. a 9. a
5. b 10. b

BAB III
1. c 6. d
2. a 7. a
3. b 8. a
4. a 9. d
5. d 10. d

46
Diklat Pendaftaran Teknis Sistematis Lengkap Tk. I

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional, Himpunan Karya Tulis Pendaftaran


Tanah, Jakarta , 1989, Hlm. 3 (Pendaftaran Tanah di Indonesia
Menurut Hukum Pertanahan Nasional Muawad.wordpress.com)
tgl 2 wept 2018
Handoko, T. Hani (1995). Manajemen. BPFE, Yogyakarta
Harsono, B. (2003). Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan
Pelaksanaannya. Djambatan, Jakarta
Mondy dan Premeaux (1995). Management; Concepts, Practices
and Skills. Prentice Hall, New York.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang /Badan Pertanahan
Nasioanl Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran tanah
Sistematis Lengkap www. bpn.go.id 28 agustus 2018
Petunjuk Teknis Nomor 1069/3.1-100/IV/2018 Tentang Pelaksanaan
Anggaran Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. www.bpn.go.id
28 Agustus 2018
Program Prioritas ini target jumlah sertipikat tanah. Bisnis.com 2
September 2018
Target Menteri Agraria 126 Juta bidang tanah tersertifikasi tahun
2025 Merdeka.com 2 September 2018

47

Anda mungkin juga menyukai