BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting artinya dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi, disamping itu tanah juga mempunyai fungsi
lainnya, yaitu sebagai tempat tinggal, kegiatan pertanian, serta tempat untuk
mendirikan berbagai usaha. Pentingnya tanah bagi kehidupan manusia tersebut tak
jarang menimbulkan terjadinya sengketapertanahan diantara para pihak yang merasa
memiliki sebidang tanah tertentu. Krusialnya kepemilikan tanah inilah yang
menyebabkan perlu adanya pendaftaran tanah oleh pemerintah untuk menjamin
kepastian hukum.
PPAT yang dimaksud dalam penjelasan diatas adalah pejabat yang telah
diangkat dan ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional. Kedua lembaga ini mempunyai hubungan kerja yang saling terkait atau
dapat dikatakan bahwa PPAT sebagai mitra kerja dari Badan Pertanahan Nasional
(BPN). Hal tersebut salah satunya dikarenakan dalam melaksanakan peralihan dan
pendaftaran hak atas tanah di Kantor Pertanahan harus dilakukan dengan akta yang
berperan sebagai alat bukti otentik yang dibuat oleh PPAT.
Magang selama 1 (satu) tahun ini dilakukan di dua tempat yaitu 6 (enam)
bulan di Kantor Badan Pertanahan Nasional dan 6 (enam) bulan di Kantor PPAT. Hal
ini dipertegas dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2018 tentang Tata Cara
Ujian, Magang, Pengangkatan, Pengangkatan Kembali dan Perpanjangan Masa
Jabatan, dimana disebutkan bahwa:
B. TUJUAN MAGANG
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
a) Sekretariat Jenderal;
b) Direktorat Jenderal Tata Ruang;
c) Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang;
d) Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah;
e) Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
f) Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;
g) Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
h) Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
i) Inspektorat Jenderal;
j) Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
k) Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi;
l) Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
m) Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan; dan
n) Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi
Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah BPN dan
Kantor Pertanahan ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
a. Visi
Menjadi Lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
b. Misi
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan
untuk :
1) Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan, pangan. serta pemantapan ketahanan
2) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannta dengan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
3) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di
seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan system
12
Memaknai
Bangunan Sebagai pelaksanaan secara
Gedung simbol konsisten dalam
dan Pohon kekuatan, menangani ,
tekad yang menyelesaikan dan
bulat , mengutamakan hak
serta menuntaskan
keberlanjutan,
kewajiban dengan
dan sinergitas
penuh
konsistensi , tertib,
disiplin sesuai
kebijakan yang
berlaku. Lambang ini
juga bermakna
penggunaan dan
pemanfaatan tanah
yang selaras sesuai
dengan tata ruang.
2. Kantor Pertanahan
Loket informasi tidak hanya menjelaskan alur proses dan/atau tahapan yang
harus dilakukan Pemohon, namun juga menginformasikan dokumen-dokumen
persyaratan yang harus dilengkapi oleh Pemohon sebelum proses pendaftaran
dilakukan.
Berikut adalah tabel kegiatan dan uraian singkat Penulis di setiap bagian
ruangan di Kantor Pertanahan Kota Depok.
BAB III
PENUTUP
25
A. KESIMPULAN
B. Saran
Adapun saran penulis sebagai berikut:
1) Kepada Badan Pertanahan Nasional Kota Depok diharapkan, dapat membuat
rangkaian program kerja pada setiap bidang seksi secara struktur dan terorganisir
agar proses magang maksimal.
2) Pada program PTSL diharapkan lebih teliti dalam pengecekan identitas pemohon
agar tidak salah dalam penulisan tanggal lahir yang tercantum pada sertifikat dan
buku tanah.