Melalui Notaris/PPAT
09 June 2021 • 11 mins read
Ada beberapa prosedur yang harus Anda perhatikan dan ikuti agar Akta
Jual Beli yang Anda miliki berstatus sah, mulai dari cara, syarat, dan
contoh akta jual beli tanah.
RumahCom – Akta jual beli tanah adalah dokumen berkekuatan hukum yang membuktikan adanya
peralihan hak atas tanah dari pemilik (penjual) kepada pemilik baru, dalam hal ini pembeli. Surat
akta jual beli tanah ini baru dapat dikeluarkan jika transaksi sudah lunas. Namun dalama artikel ini,
Anda bisa melihat contoh akta jual beli tanah yang umum digunakan.
Sebagai dokumen berkekuatan hukum, surat akta jual beli inilah yang nantinya menjadi rujukan,
baik bagi pembeli maupun penjual jika nantinya terjadi sengketa atau masalah hukum sesudah
transaksi. Meski demikian, ada beberapa prosedur yang akan dibahas dan harus Anda perhatikan.
Antara lain sebagai berikut:
Simak penjelasan lengkap di bawah terkait akta jual beli tanah berikut ini.
Jika harga jual beli tanah belum dibayar lunas, maka pembuatan Akta Jual Beli atau AJB Tanah belum dapat
dilakukan.
Sebagai salah satu dokumen berkekuatan hukum, contoh Akta Jual Beli (AJB) wajib dimiliki oleh
masyarakat yang memiliki aset dalam bentuk tanah dan rumah. Namun, masih banyak orang yang
belum mengetahui hal-hal penting apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan contoh Akta
Jual Beli (AJB) tanah dan rumah.
Persyaratan di atas harus dilengkapi penjual sebelum dilaksanakannya jual-beli tanah dan rumah.
Dokumen yang berkaitan dengan identitas asli pembeli juga dibutuhkan sebagai persyaratan
pembuatan contoh Akta Jual Beli (AJB) tanah dan rumah.
PPAT dapat dijabat sebagai camat. Dengan demikian, camat tersebut statusnya adalah PPAT
sementara. Jika transaksi tanah yang Anda lakukan terletak di daerah terpencil, biasanya PPAT-nya
dijabat oleh camat.
Anda masih ragu apakah tanah yang mau dibeli sudah legal? Simak video berikut ini untuk
mengetahui cara cek legalitas tanah dengan mudah.
d. Pemeriksaan Sertifikat Hak Atas Tanah dan PBB
Transaksi yang berhak dilindungi oleh AJB tanah adalah transaksi terhadap tanah yang sudah
bersertifikat. Untuk membuktikannya, penjual wajib menyertakan hal berikut:
Dokumen ini nantinya akan dilihat kesesuaiannya data teknis dan yuridis antara sertifikat tanah
dengan buku tanah di Kantor Pertanahan atau Badan Pertanahan Nasional. Dokumen ini juga
digunakan PPAT untuk memastikan bahwa tanah tersebut tidak sedang terlibat sengketa hukum,
tidak sedang dijaminkan, atau tidak sedang berada dalam penyitaan pihak berwenang.
Lalu, bagaimana jika suami atau istri telah meninggal? Jika ini yang terjadi, suami atau istri wajib
menunjukkan Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan. Setelah itu, hak almarhum suami
atau istri akan berpindah menjadi hak anak-anak sebagai ahli waris. Dengan demikian, jika suami
atau istri telah meninggal dunia, anak dari penjual wajib hadir dan memberikan persetujuannya.
Persetujuan suami atau istri tidak diperlukan jika pasangan tersebut telah mengadakan perjanjian
pisah harta saat kawin.
Adanya kehadiran penjual dan calon pembeli pada saat pembuatan pembuatan AJB tanah.
Apabila salah satu pihak tidak dapat hadir bisa diwakili dengan orang yang telah diberi
kuasa dengan dibuktikan surat kuasa resmi.
Proses pencatatan dan pembuatan akta jual beli tanah wajib dihadiri beberapa saksi dengan
sekurang-kurangnya dua orang. Saksi bisa berasal dari perangkat desa seperti camat atau
sekurang-kurangnya dua pegawai notaris jika akta jual beli tanah diurus melalui notaris
PPAT.
Format contoh Akta Jual Beli (AJB) yang jamak digunakan dalam perjanjian selalu memuat minimal dua orang saksi.
(Sumber: pixabay.com)
Berikut ini contoh akta jual beli tanah dengan poin-poin yang telah diisi sebagai contoh yang
nantinya bisa dijadikan acuan. Sebelumnya, jika Anda berniat mencari rumah baru, ada penawaran
beragam perumahan baru di bawah 300 juta di berbagai daerah di Indonesia hanya di
Rumah.com.
Jalan Teluk Betung Raya Nomor 10, Tanah Abang, Jakarta Pusat
Telp. (021) 31901515 Fax. (021) 31904255
------------------------------
Nomor: 69/2019
Lembar Pertama
Pada hari ini, Rabu tanggal 22 (duapuluh dua) bulan Mei tahun 2019 (dua ribu Sembilan belas).
Hadir dihadapan Saya Kenzie Fathi, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, yang berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tanggal 19 Agustus 2010
Nomor 69/KEP-20.8/V/2010 diangkat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya
disebut PPAT, yang dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja Jakarta Selatan dan berkantor di Jalan Teluk Betung Raya
Nomor 10, Tanah Abang, Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang
Saya kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I.-Tuan BUDI RUSMAN, lahir di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1976, Warga Negara Indonesia,
Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Batu Raja Nomor 7, Rukun Tetangga 003,
Rukun Warga 007, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Kota Administrasi Jakarta
Pusat, pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan 3176046707600002.
Menurut keterangannya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini telah mendapat
persetujuan dari isterinya yaitu Nyonya FITRIA INDA, lahir di Jakarta pada tanggal 14 Februari
1978, Warga Negara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal bersama suaminya tersebut
diatas, pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan 3177081414780001.
“Selaku Penjual“, untuk selanjutnya disebut:
PIHAK PERTAMA
II.-Tuan LUKMAN HAKIM, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 1976, Warga Negara Indonesia,
Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Bogor, Jalan Keselamatan Nomor 8, Rukun Tetangga 0014,
Rukun Warga 007, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan 3271063004760001, untuk sementera berada
di Jakarta. “Selaku Pembeli”, untuk selanjutnya disebut:
PIHAK KEDUA
Para penghadap dikenal oleh Saya. Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada Pihak
Kedua dan Pihak Kedua menerangkan dengan ini membeli dari Pihak Pertama :
Hak Guna Bangunan: Nomor 1767/Tanah Abang atas sebidang tanah sebagaimana
diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 01 April 2015 Nomor 00041/Tanah Abang/2015 seluas
150 m2 (serratus liima puluh meter persegi) dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
09.02.04.03.07877 dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan
(SPPTPBB) Nomor Objek Pajak (NOP) : 31.71.030.007.016-4281.0. Terletak di:
Jalan : Batu Raja Nomor 7, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 007
Sebuah bangunan rumah tinggal berikut segala turutan turutannya setempat dikenal sebagai
Jalan Batu Raja Nomor 7, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 007, yang didirikan
berdasarkan Surat Izin Mendirikan Bangunan tertanggal 3 Agustus 2015, Nomor
8678/IMB/2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Perizinan Bangunan Kota
Administrasi Jakarta Pusat atas nama Kepala Dinas Pengawasan Dan Penertiban
Bangunan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut "Obyek Jual Beli".
3. Jual beli ini dilakukan dengan harga Rp. 3.560.000.000,- (tiga milyar lima ratus enam puluh
juta Rupiah).
4. Pihak Pertama mengaku telah menerima sepenuhnya uang tersebut diatas dari Pihak Kedua
dan untuk penerimaan uang tersebut akta ini berlaku pula sebagai tanda penerimaan yang -
sah (kwitansi).
5. Jual beli ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
Mulai hari ini obyek jual beli yang diuraikan dalam akta ini telah menjadi milik Pihak Kedua dan
karenanya segala keuntungan yang didapat dari, dan segala kerugian/beban atas obyek jual beli
tersebut diatas menjadi hak/beban Pihak Kedua.
Pasal 2
Pihak Pertama menjamin, bahwa objek jual beli tersebut di atas tidak tersangkut dalam suatu
sengketa, bebas dari sitaan, tidak terikat sebagai jaminan untuk sesuatu utang yang tidak tercatat
dalam sertifikat, dan bebas dari beban-beban lainnya yang berupa apapun.
Pasal 3
Pihak Kedua dengan ini menyatakan bahwa dengan jual beli ini kepemilikan tanahnya tidak melebihi
ketentuan maksimum penguasaan tanah menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana tercantum dalam pernyataannya tanggal hari ini.
Pasal 4
Dalam hal terdapat perbedaan luas tanah yang menjadi objek jual beli dalam akta ini dengan hasil
pengukuran oleh instansi Badan Pertanahan Nasional, maka para pihak akan menerima hasil
pengukuran instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut dengan tidak memperhitungkan kembali
harga jual beli dan tidak akan saling mengadakan gugatan.
Pasal 5
2.Para pihak telah mengetahui letak dan kondisi Objek Jual Beli.
3.Pihak Pertama juga menjamin bahwa surat tanda bukti hak/sertipikat adalah satu-satunya yang
sah/tidak pernah dipalsukan dan tidak pernah dibuat duplikatnya atau salinannya oleh instansi yang
berwenang atas permintaannya.
Pasal 6
Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih tempat kediaman hukum yang
umum dan tidak berubah pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di Jakarta.
Pasal 7
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya peralihan hak ini dibayar oleh Pihak Kedua.
Akhirnya hadir juga di hadapan Saya, dengan dihadiri oleh saksi saksi yang sama dan disebutkan
pada akhir akta ini:
- Nyonya FITRIA INDA, tersebut telah dikenal oleh saya, Pejabat, yang menerangkan telah
mengetahui apa yang diuraikan diatas dan menyetujui jual beli dalam akta ini.
1. Tuan BENNY SUPENO, lahir di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1975, Warga Negara Indonesia,
Karyawan, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Pualam Raya, Rukun Tetangga 006, Rukun
Warga 010, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan 3271062106750001 ; dan
2. Nyonya SUHARTINI, lahir di Jakarta pada tanggal 18 Maret 1974, Warga Negara Indonesia,
Karyawan, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Gunung Raya Nomor 50, Rukun Tetangga
009, Rukun Warga 003, Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat,
pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor Induk Kependudukan 3271061803790001 kedua-
duanya pegawai Pejabat Pembuat Akta Tanah. Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan
serta dijelaskan, maka sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua tersebut di atas, akta ini ditandatangani/cap ibu jari oleh Pihak
Pertama, Pihak Kedua, para saksi dan Saya, PPAT, sebanyak 2 (dua) rangkap asli, yaitu 1
(satu) rangkap lembar pertama disimpan di kantor Saya, dan 1 (satu) rangkap lembar kedua
disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Selatan untuk keperluan
pendaftaran peralihan hak akibat jual beli dalam akta ini.
BUDI RUSMAN LUKMAN HAKIM
Persetujuan isterinya,
FIRIA INDA
Pada hari ini ------------------ tanggal ( --- tanggal, bulan, dan tahun --- ) ----------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------- --- hadir di hadapan
saya, ( ------- n a m a ------------- , SARJANA HUKUM,) yang berdasarkan surat Keputusan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal ( --- tanggal, bulan, dan tahun --- )
nomor -------------- ---------------------- diangkat/ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang
selanjutnya disebut PPAT, yang dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja -----------
------------------------------------------------------------- dan berkantor di ( ------------------- ---- alamat lengkap
----------------------- ) dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada bagian
akhir akta ini : ------------------------------------
PIHAK PERTAMA
Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua
menerangkan dengan ini membeli dari Pihak Pertama : -------------- ----------
-Propinsi : --------------------------------------------------------------------
-Kabupaten/Kota : --------------------------------------------------------------------
-Kecamatan : --------------------------------------------------------------------
-Desa/Kelurahan : --------------------------------------------------------------------
-Jalan : --------------------------------------------------------------------
Sebidang tanah pekarangan di atasnya berdiri sebuah rumah batu permanen beserta bangunan
turutannya. -----------------------------------------------------------------
selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut “Obyek Jual Beli”.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Jual beli ini dilakukan dengan harga [(Rp. --------------------------------,00) (------ jumlah uang
dalam huruf ------ )]. -----------------------------------------------------------
2. Pihak Pertama mengaku telah menerima sepenuhnya uang tersebut di atas dari Pihak
Kedua dan untuk penerimaan uang tersebut akta ini berlaku pula sebagai tanda penerimaan
yang sah (kwitansi). --------------------------------------
3. Jual beli ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut : --------------------
Pasal 1
Mulai hari ini obyek jual beli yang diuraikan dalam akta ini telah menjadi milik Pihak Kedua dan
karenanya segala keuntungan yang didapat dari, dan segala kerugian/beban atas obyek jual beli
tersebut di atas menjadi hak/beban Pihak Kedua.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 2
Pihak Pertama menjamin, bahwa obyek jual beli tersebut di atas tidak tersangkut dalam suatu
sengketa, bebas dari sitaan, tidak terikat sebagai jaminan untuk sesuatu utang yang tidak tercatat
dalam sertifikat, dan bebas dari beban-beban lainnya yang berupa apapun.
------------------------------------------ --------------------------
Pasal 3
Pihak Kedua dengan ini menyatakan bahwa dengan jual beli ini kepemilikan tanahnya tidak melebihi
ketentuan maksimum penguasaan tanah menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana tercantum dalam pernyataannya tanggal ( --- tanggal, bulan, dan tahun --- ).
------------------------------
Pasal 4
Dalam hal terdapat perbedaan luas tanah yang menjadi obyek jual beli dalam akta ini dengan hasil
pengukuran oleh instansi Badan Pertanahan Nasional, maka para pihak akan menerima hasil
pengukuran instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut dengan tidak memperhitungkan kembali
harga jual beli dan tidak akan saling mengadakan gugatan. ----------------------------------------------------
Pasal 5
Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih tempat kediaman hukum yang
umum dan tidak berubah pada ( ------ Kantor Kepaniteraan Pengadilan ------ ).
-----------------------------------------------------------------
Pasal 6
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya peralihan hak ini dibayar oleh Pihak Kedua.
----------------------------------------------------------------------
Akhirnya hadir juga di hadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang sama dan akan
disebutkan pada akhir akta ini : ------------------------------------------
yang menerangkan telah mengetahui apa yang diuraikan di atas dan menyetujui jual beli dalam akta
ini.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka sebagai bukti kebenaran
pernyataan yang dikemukakan oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua tersebut di atas, akta ini
ditandatangani/cap ibu jari oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua, para saksi, dan saya, PPAT,
sebanyak 2 (dua) rangkap asli, yaitu 1 (satu) rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya, dan
1 (satu) rangkap lembar kedua disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
-------------------------------------------------------- untuk keperluan pendaftaran peralihan hak akibat jual
beli dalam akta ini. --------------------------------------------------------------------------------------------
[ --------------------------- ]
Keberadaan akta jual beli tanah ini memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan secara terang-
terangan sehingga akan dapat lebih mudah diatasi seandainya nanti terjadi sengketa. Langkah
membuat akta jual beli tanah sesungguhnya cukup mudah, yaitu sebagai berikut.
Tip Rumah
Agar dapat dituangkan dalam AJB, properti yang dijual-belikan harus sudah bersertifikat.
Pengurusan AJB tanah ini membutuhkan biaya dalam pengurusannya. Selain harga tanah yang
disepakati, komponen biaya lainnya adalah Pajak Penghasilan (PPh) dan Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB). Rinciannya adalah sebagai berikut.
Pajak Penghasilan dibayar penjual 5% dari harga tanah
BPHTB dibayar pembeli 5% - NJOPTKP
Setelah semua dokumen diserahkan kepada PPAT dan komponen biaya transaksi dilunasi, pihak-
pihak yang terkait ditambah saksi akan melakukan penandatanganan AJB tanah di hadapan PPAT.
Biasanya, saksi berasal dari kantor PPAT bersangkutan.
Semoga panduan cara mengurus AJB Tanah ini dapat membantu kelancaran dan keamanan proses
pembelian rumah Anda.