Anda di halaman 1dari 13

.

NOTARIS
Berdasarkan wewenang, notaris adalah pejabat umum yang bertugas membuat akta otentik
atau tugas lain yang telah ditentukan perundang-undangan. Kewenangan tersebut diatur dalam
UU No 30/2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN), seperti:

1. Membuat akta otentik tentang perjanjian atau pun ketetapan


2. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat
3. Mencatat surat-surat yang dibuat di bawah tangan
4. Membuat salinan dari surat-surat asli
5. Melakukan pencocokan salinan dengan surat asli
6. Membuat akta jual beli dan sertifikat tanah

PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah)


wewenang PPAT berpedoman pada Peraturan Pemerintah No37/1998 tentang Kabatan
PPAT. Di dalamnya dijelaskan bahwa PPAT merupakan pejabat umum yang berwenang
membuat akta mengenai perbuatan hukum tertentu atas tanah atau hak milik atas satuan
rumah susun. Singkatnya, wewenang PPAT lebih sempit ketimbang.

Notaris diangkat Menteri Hukum dan HAM, sementara PPAT diangkat oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional
Tata Cara Pembelian Tanah
1. Pastikan Keaslian Bukti Kepemilikannya
2. Cek Status Kepemilikannya
3. Periksa Detail Tanahnya
4. Cek Status Pemilik
5. Biaya Lain-Lain
6. Seriuskan Dengan Tanda Jadi
7. Pembuatan Akta Jual Beli
8. Cara Pembayaran
9. Gambar Skala tanah
1. Pastikan Keaslian Bukti
Kepemilikannya
Ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN). Di loket pengecekan sertifikat tanah, Anda
akan dibantu mengecek keaslian sertifikat berdasarkan peta pendaftaran, daftar tanah,
surat ukur dan buku tanah. Dokumen yang harus Anda siapkan adalah:

• Sertifikat tanah yang akan diperiksa.


• Surat tugas atau surat kuasa pengecekan dari PPAT (pejabat pembuat akta) kepada
pegawainya.
• Permohonan pengecekkan sertifikat (form permohonan disediakan di kantor BPN).
• Fotokopi KTP pemilik sertifikat.
• Bukti lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir.
• Biaya Rp50.000 per sertifikat.
2. Cek Status Kepemilikannya
Status kepemilikan tanah diatur dalam Undang–Undang Pertanahan No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok
Agraria. Terdapat beberapa macam hak atas tanah yang diatur dalam UU tersebut, antara lain:

1. Hak Milik,
2. Hak Guna Usaha,
3. Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
4. Girik (tanah hak milik adat yang belum didaftarkan atau dibuatkan sertifikat di kantor
pertahanan setempat pemilik girik adalah pembayar pajak dan orang menguasai tanah milik
adat atas bidang tanah tersebut beserta bangunan (jika tersedia di atasnya). Maka sebelum
proses jual beli dilakukan, ada baiknya girik diubah menjadi sertifikat terlebih dahulu)
3. Periksa Detail Tanahnya
Penting untuk Anda memeriksa secara detail tentang ;
1. Ukuran,
2. Batas,
3. Bentuk,
4. Luas tanah yang tercantum dalam sertifikat sesuai dengan kondisi di lapangan. 

Bila ternyata Anda menemukan perbedaan ukuran tanah, seperti dikutip hukumonline.com yang


dapat Anda lakukan adalah memeriksa buku tanah yang tersimpan di kantor pertanahan
setempat, yang memuat data fisik dan data yuridis atas tanah. Namun, jika di dalam buku tanah
tersebut Anda menemukan bahwa luas tanah yang tercantum dalam buku tanah sesuai dengan
luas tanah yang disebutkan dalam perjanjian, maka Anda dapat meminta kantor pertanahan
tersebut untuk melakukan pengukuran ulang, sehingga Anda dapat mengetahui batas-batas
yang Anda miliki berdasarkan sertifikat hak atas tanah.
4. Cek Status Pemilik
1. Bila pemilik sudah menikah, transaksi jual beli tanah harus jadi kesepakatan bersama dengan
suami/istri.
2. Tanah Warisan (berapa ahli waris).
3. Bila pemilik sudah menikah, Anda bisa mengecek apakah surat bukti persetujuan suami istri
yang merupakah salah satu syarat jual beli tanah, sudah dilampirkan oleh penjual atau
belum. Serta fotokopi KTP suami dan istri dan surat menikah.
4. kondisi lainnya adalah Jika suami/istri penjual sudah meninggal maka yang penjual harus
menyertakan akta kematian.
5. jika suami istri telah bercerai, yang harus dilampirkan adalah Surat Penetapan dan Akta
Pembagian Harta Bersama yang menyatakan tanah/bangunan adalah hak dari penjual dari
pengadilan.
5. Biaya Lain-Lain
6. Seriuskan dengan tanda jadi
1. Uang tanda jadi berbeda dengan uang tanda muka.
2. Uang muka biasanya sebesar 10-30 persen dari harga jual.
3. Uang tanda jadi lebih kecil jumlahnya, nilainya di bawah Rp10 juta dan biasanya akan
memotong jumlah pembayaran uang muka bila jual beli berjalan mulus.
4. Tujuan uang tanda jadi adalah untuk menunjukkan keseriusan pembeli saat melakukan
jual beli tanah.
7. Pembuatan Akta Jual Beli
Akta jual beli (AJB) menjadi bukti transaksi jual beli tanah. Proses ini harus dilakukan di
hadapan notaris atau pejabat pembuat akta tanah agar memiliki kekuatan hukum. Ada
dokumen dan kewajiban yang harus disiapkan penjual dan pembeli sebagai persyaratan.

Penjual:
• Sertifikat tanah asli
• Izin mendirikan bangunan (IMB)
• KTP dan surat persetujuan suami/istri jika sudah menikah
• Jika suami/istri meninggal, harus ada akta kematian
• Bukti bayar PBB 10 tahun terakhir
• Kartu keluarga
• Surat pernyataan tanah tidak dalam sengketa
• Kewajiban: membayar PPh sebesar Nilai Jual Objek Pajak/harga jual x 5%.

Pembeli:
• KTP
• Kartu keluarga
• Kewajiban: melunasi BPHTB sebesar NJOP/(harga beli – nilai tidak kena pajak) x 5%.
8. Cara Pembayaran
Pilih cara pembayaran yang paling sesuai dengan kondisi keuangan Anda.

1. Anda bisa membayarkan secara tunai di kantor notaris sesaat setelah penandatanganan
AJB.
2. Namun, bila membawa uang cash dalam jumlah banyak merepotkan, Anda bisa
membayarkan dengan cara transfer ke rekening penjual sebagaimana sesuai kesepakatan
bersama.
3. Selain itu, Anda juga bisa memilih menggunakan Kredit Pemilikan Tanah (KPT) yang ditawarkan
oleh bank.
Besarnya KPT tergantung masing-masing kebijakan bank. Biasanya angka berkisar 70-80 persen dari
nilai appraisal bank atas tanah. Syarat agar tembus KPT adalah tanah berlokasi di perumahan, harus
bersertifikat Surat Hak Milik (SHM) dan menandatangani surat perjanjian yang menyatakan tanah
akan dibangun dalam jangka waktu tertentu.
THANK YOU
Catatan Tambahan
1. Survei Lokasi Sebelum Menghubungi Pihak Penjual
2. Cek Potensi Tanah
3. Cek Harga tanah sekitar
4. Cek Bukti Bayar PBB (Min.5 Tahun Ke belakang)
5. Pilih Tanah yang sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM)
6. Pilih notaris sendiri yang sudah terpercaya

Developer

1. Legalitas (tidak dalam sengketa/Pekarang)


2. Gambar Skala (kebutuhan set plan)
3. Harga
4. Metode pembayaran
5. Akses Jalan gmna
6. liat tanahnya dan skalanya
7. Hitung CashFlownya dulu

Anda mungkin juga menyukai