Anda di halaman 1dari 3

Balik Nama Sertifikat Tanah / Rumah Proses, Cara, Biaya

BY Lamudi 16 June 2014 Sumber

Istilah balik nama kerap membingungkan, karena sebagian orang masih memiliki tanda tanya dalam tata cara memprosesnya. Apakah

cukup hanya mengantongi kuitansi lunas pembayaran atas sebidang kavling berikut rumah yang telah Anda beli untuk melegalkan status

hukum kepemilikan atas lahan yang sudah dibeli? Pastinya tidak sesederhana itu! Anda butuh melakukan tahap selanjutnya dalam proses

balik nama sertifikat tanah untuk melegalkan pemindahtanganan kepemilikan kavling dari si penjual kepada Anda, selaku pembeli.

Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, bahkan karena kepentingannya itu, sudah banyak kasus sengketa

yang terjadi disebabkan kepemilikan tanah. Oleh karena itu, pendaftaran tanah menjadi hal yang krusial agar perlindungan hukum

pemegang hak sebidang tanah menjadi pasti. Proses pendaftaran tanah dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional

(BPN) dibantu Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Sedangkan bentuk pendaftaran tanah ada dua, yaitu pendaftaran saat pertama kali

atauinitial registration dan pemeliharaan data pendaftaran tanah.

Langkah Proses Pendaftaran Tanah


1. Pertama adalah pengumpulan dan pengolahan data fisik yang didapat melalui pengukuran serta pemetaan.
2. Kedua, pengumpulan dan pengolahan data yuridis yang terwujud dalam Buku Tanah.
3. Ketiga yaitu penerbitan Surat Tanda Bukti Hak berbentuk sertifikat yang merupakan Salinan Buku Tanah.
4. Keempat, penyajian data fisik dan yuridis.
5. Kelima adalah penyimpanan daftar umum dan dokumen.

Setelah kelima langkah itu dilalui, maka rangkaian kegiatan initial registration telah selesai. Namun, jika di masa mendatang terjadi

perubahan atas tanah tersebut, baik kepemilikan, pemecahan atau penggabungan tanah maka wajib mencatatkan perubahan data fisik dan

yuridis kepada Kantor Pertanahan.

2 Cara Balik Nama Sertifikat Rumah


Untuk melegalkan perubahan yuridis, tentu dibutuhkan data dan tahapan prosedur. Terdapat 2 jalur yang dapat Anda pilih untuk pencatatan

perubahan data yuridis, yaitu mengurus sendiri ke Kantor Pertanahan atau meminta bantuan PPAT.

1. Minta Bantuan PPAT; maka Anda harus menyerahkan berkas permohonan balik nama yang ditandatangani pembeli,
akta jual beli dari PPAT, sertifikat tanah asli, KTP pembeli dan penjual, bukti pelunasan Surat Setor Pajak Pajak
Penghasilan (SSP PPh), dan bukti pelunasan Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(SSBBPHTB).
2. Mengurus sendiri; data yang diperlukan sama seperti jika Anda meminta bantuan PPAT ditambah surat pengantar dari
PPAT, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB), izin peralihan hak (untuk rumah
susun dan tanah Negara), dan surat pernyataan calon penerima hak.

Setelah berkas terkumpul, langkah yang dilakukan untuk mengganti nama sertifikat tanah adalah:

1. Bawa berkas ke Kantor Pertanahan, setelah itu mereka akan mengeluarkan bukti penerimaan permohonan balik nama.
2. Kantor Pertanahan akan mencoret nama pemegang hak yang lama dengan tinta hitam lalu mengubahnya dengan
pemegang hak baru di buku tanah dan sertifikat.

Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang ditunjuk akan membubuhkan paraf serta tanggal pencatatan perubahan. Ketiga langkah ini

selesai dalam 14 hari setelah pengajuan.

Biaya Balik Nama Sertifikat Tanah / Rumah


Untuk memandu Anda dalam proses cara balik nama sertifikat tanah / rumah tersebut, ada beberapa langkah dan cara yang harus

diperhatikan. Berikut panduannya:

Sebelum melakukan transaksi, pastikan untuk mengecek keaslian sertifikat lembaga terkait, yakni Badan Pertanahan
setempat. Biasanya untuk mengecek keabsahannya ada biaya balik nama tanah / rumah sekitar Rp 25 ribu sampai Rp
100 ribuan. Jika kavling yang akan dibeli belum bersertifikat, coba lakukan pengecekan bukti kepemilikan dan riwayat
kavling tersebut pada kelurahan atau kantor kecamatan setempat, serta bukti batas lahannya.

Saat melakukan proses transaksi, pastikan agar menganut asas terang dan tunai, dimana jual beli tersebut selain dicatat
dengan kuitansi bermeterai, juga melunasi pajak bumi dan bangunan (PBB), ditambah juga harus dilegalisir dengan akta
jual beli tanah (AJB) yang dibuat di hadapan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Biaya AJB yang dikenakan untuk
akta jual beli tanah / rumah berkisar 0,5% sampai 1 % dari NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).

Untuk langkah memproses balik nama, Anda bisa memilih mengurusnya sendiri dengan datang langsung ke Badan
Pertanahan, melalui PPAT di kantor kecamatan atau bisa juga dengan menggunakan jasa notaris.

Jika proses balik nama dilakukan sendiri tanpa notaris, dokumen yang perlu dibawa ke Badan Pertanahan adalah Surat
Pengantar dari PPAT, sertifikat asli, AJB, identitas diri penjual dan pembeli atau kuasanya (jangan lupa melampirkan foto
copy KTP), bukti pelunasan SSBBPHTB (Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan), dan bukti
pelunasan SSP PPh (Surat Setor Pajak Pajak Penghasilan), jika belum memiliki SPPT, maka perlu keterangan dari
lurah/kepala desa terkait.

PPAT menyerahkan berkas AJB ke kantor pertanahan untuk keperluan balik nama sertifikat. Berkas yang diserahkan
yakni surat permohonan balik nama dengan ditandatangani oleh pembeli, akta jual beli, sertifikat, KTP pembeli dan
penjual, bukti pelunasan pembayaran PPh dan bukti pelunasan pembayaran BPHTB. Penyerahan harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak ditandatanganinya akta jual beli tersebut. Normalnya, dalam waktu 14 hari pembeli
sudah dapat mengambil sertifikat yang sudah berganti nama. Biaya balik nama rumah / tanah pun bervariasi tergantung
luas tanah dan pajak (rumusnya Rp 50 ribu ditambah 1 per mil NJOP).

Hati-hati! Beberapa kasus dapat muncul akibat proses jual beli lahan. Untuk itu sebaiknya Anda harus memastikan bahwa
tanah dan rumah yang akan dibeli tidak dalam status sengketa atau sedang jadi agunan hutang. Begitupun jika Anda
membeli tanah warisan, pastikan semua ahli warisnya menandatangani dan hadir dalam pembuatan AJB. Jika ada yang
tidak hadir, bisa menuliskan surat kuasa di depan notaris.

Jangan remehkan proses balik nama sertifikat tanah, mengingat tanah menjadi salah satu investasi paling menjanjikan, begitu pula dengan

rumah. Jika Anda ingin berinvestasi pada tanah atau rumah, pastikan sang penjual kooperatif untuk melengkapi data untuk balik nama

supaya Anda tidak rugi di kemudian hari. Lihat juga contoh surat perjanjian jual beli tanah dan 5 langkah penting sebelum membeli kavling

tanah dari Lamudi berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai