1. Dari uraian kasus diatas, bagaimana seharusnya proses jual beli tanah sehingga
dikemudian hari tidak timbul permasalahan hukum!
Sebelum membeli tanah atau properti lainnya, ada banyak hal yang perlu kita
perhatikan terlebih dahulu. Selain dari harga, kita juga wajib mengetahui berbagai
macam detail lainnya, seperti lokasi, kondisi properti, dan yang terpenting adalah
prosedur jual beli tanah yang sah sesuai hukum.
Penyelesaian Pajak
Penjual dan pembeli tanah masing-masing wajib menyelesaikan pembayaran
pajak. Penjual membayar PPh sementara pembeli membayar BPHTB atau Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perhitungannya sendiri kurang lebih
sebagai berikut :
Selain penyelesaian masalah pajak, dalam proses transaksi jual beli tanah juga
perlu diperhatikan masalah pembiayaan Pejabat Pembuat Akta Tanah atau PPAT.
Jasa PPAT umumnya ditanggung bersama, antara penjual dan pembeli. Namun,
kedua belah pihak juga dapat menyepakati pembiayaan PPAT akan ditanggung oleh
penjual atau pembeli saja.
Proses Akta Jual Beli (AJB)
Bila penjual dan pembeli telah sepakat dengan isi AJB, maka AJB dapat
ditandatangani oleh penjual, pembeli, PPAT, dan saksi. PPAT selanjutnya akan
membacakan serta menjelaskan isi dari AJB kepada kedua belah pihak. Jika antara
penjual dan pembeli telah setuju, maka AJB bisa langsung ditandatangani. Setelah
itu, AJB dapat dicetak dan diserahkan kepada pihak-pihak terkait.
Sebelum ke kantor BPN, siapkan dulu dokumen berupa surat asli tanah dan
kepemilikannya. Mulai dari:
1. Surat asli tanah girik atau fotokopi letter C yang dimiliki pemohon
2. Surat keterangan riwayat tanah dari lurah/kades
3. Surat keterangan tidak sedang sengketa dari lurah/kades
4. Surat pernyataan penguasaan tanah secara sporadik dari lurah/kades
5. Bukti-bukti peralihat hak milih tanah bila ada
6. Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga pemohon
7. Fotokopi bukti pembayaran PBB tahun yang sedang berjalan
8. Surat kuasa jika diwakili
9. Surat pernyataan sudah memasang batas-batas tanah
10. Dokumen pendukung lainnya
Selain menyerahkan dokumen, pembeli dan penjual juga diminta untuk mengisi
formulir pembuatan sertifikat tanah yang menjadi salah satu persyaratan. Kemudian
diharuskan juga membayar biaya pemeriksaan dan pengukuran tanah.
Terkait berkas dan surat yang wajib ada untuk mengurus jual beli tanah yang belum
bersertifikat, menurut ketentuan dan prosedurnya terlebih dahulu harus dilengkapi
warkah-warkah tanah (obyek) sebagaimana disebut dalam Pasal 24 PP No. 24
tahun 1997, dokumen subyeknya, dan pelunasan pajak-pajak. Kemudian di
hadapan PPAT, para pihak (penjual-pembeli) menandatangani AJB (akta 4 jual beli),
yang mana akta tersebut nantinya didaftarkan di kantor pertanahan untuk proses
pembuatan sertifikatnya.
Sumber :
https://www.rumah.com/panduan-properti/jual-beli-tanah-yang-belum-bersertifikat-
67380
https://www.pinhome.id/blog/prosedur-jual-beli-tanah-yang-sah-sesuai-hukum/