Anda di halaman 1dari 3

Pendaftaran tanah tidak selalu berjalan dengan lancar, banyak sekali

terjadi permasalahan-permasalahan didalam prosesnya. Terdapat 4 hal


kendala yang terjadi. Pertama, bidang tanah yang memenuhi syarat untuk
diterbitkan sertifikat. Ini merupakan hal paling krusial. Kedua, bidang
tanah yang dicatat dalam buku tanah, tetapi masih dalam keadaan sengketa
atau perkara di pengadilan.
Ketiga, bidang tanah yang subyeknya tidak diketahui, tidak jelas, atau
tidak berada di tempat. Keempat, bidang tanah yang akan dipetakan secara
kadastral atau perbaikan kualitas gambar.

Sumber: https://properti.kompas.com/read/2018/12/17/183000721/tak-
selalu-berjalan-mulus-pendaftaran-tanah-terkendala-empat-hal?page=all

Silahkan saudara diskusikan dan berikan jawaban terhadap pertanyaan-


pertanyaan dibawah ini:

1. Dalam mewujudkan perencanaan yang matang, bagaimanakah dalam


pengembangan tata guna tanah di Indonesia?
2. Bidang-bidang apa saja yang menjadi ruang lingkup kebijakan
manajemen pertanahan di Indonesia?
3. Bagaimana arah kebijakan pertanahan yang memberikan rasa
keadilan bagi masyarakat?

Jawaban
1. Untuk menyusun rencana penyedian dan penggunaan tanah, kantor
pertanahan setempat menggunakan data pokok pertanahan sebagai
sumber informasi utama. Data pokok pertanahan suatu wilayah
merupkan upaya penyedian data dan informasi, terutama bagi
kegiatan pembangunan, dari segi goeografi, dan kaitan penggunaan
tanah yang di rekam dalam suatu waktu tertentu23. Agar informasi
tersebut tetap aktual haru dilakukan pemutakhiran data secara terus
menerus.
Aspek tataguna tanah merupakan hasil kajian dari segi tataguna
tanah terhadap suatu lokasi tertentu dalam kaitan dengan rencana
kegiatan suatu pembangunan atau dalam rangka pemberian hak atas
tanah.
Tataguna tanah adalah rangkaian kegiatan penataan peruntukan,
penggunaan, dan persedian tanah secara berencana dan teratur
sehingga di peroleh manfaat yang lestari, optimal, seimbang, da
serasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan negara.
Dengan demikian, kegiatan tataguna tanah atau penatagunaan tanah
merupakan pengaturan penggunaan tanah yang meliputi penggunaan
permukaan bumi di daratan dan pegunungan permukaan bumi di
lautan.

2. Bidang-bidang apa saja yang menjadi ruang lingkup kebijakan


manajemen pertanahan di Indonesia?

Kebijakan menajemen pertanahaan merupakan peraturan-peraturan


yang mengatur kepentingan dan pola interaksi sosial berkenaan
dengan penguasaa, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
Kebijakan menajemen pertanahan di tunjukan untuk mencapai tiga
hal pokok yang saling melengkapi, yaitu (a) efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi (b) keadilan sosial serta (c) pelestarian
lingkungan dan pola penggunaan tanah yang berkelanjutan.

Pelaksanaan manajemen pertanahan yang di jalankan pemerintah


sehari-hari dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional dengan
berlandaskan pada keputusan Presiden Nomor 7 tahun 1979tentang
catur tertib pertanahan.

3. Bagaimana arah kebijakan pertanahan yang memberikan rasa


keadilan bagi masyarakat?

 Pengaturan konsep negara kesatuan Republik Indonesia


(NKRI) yakni pengaturan hubungan negara, kesatuan
masyarakat hukum adat, dan orang perorangan dengan tanah.
 pengaturan hak atas tanah demi keadilan dan kemakmuran
rakyat yang diarahkan pada, peningkatan peran pemerintah
dalam pembatasan jangka waktu penguasaan hak atas tanah,
pembatasan luas kepemilikan tanah, peningkatan daya tarik
investasi melalui pengaturan kembali jangka waktu hak atas
tanah; pengaturan kembali rumah susun, kepastian hukum
penggunaan ruang di atas dan bawah tanah serta reformasi
agraria.
 pendaftaran tanah menuju single land administration
system dan sistem positif. Sistem pendaftaran tanah ini bersifat
positif yang memberi kepastian hukum bagi pemegang hak
atas tanah karena tidak dapat dibatalkan
 penyediaan tanah bagi pembangunan. Dia menerangkan
penyediaan tanah dihimpun melalui lembaga Bank Tanah.
Tujuannya untuk menghindari adanya spekulan tanah ataupun
kesengajaan menyimpan tanah/mendiamkan tanah oleh pihak
swasta tanpa memanfaatkan dan menggunakan tanah
dimaksud.

Menurutnya, RUU Pertanahan ini sebenarnya upaya mengejawantahkan


(menerapkan) amanat prinsip dasar dari UU 5/1960. Dengan kata lain,
RUU Pertanahan ini merupakan implementasi atau operasional dari UU
5/1960. “UU 5/1960 menjadi lex generalis (aturan umum), sedangkan
RUU Pertanahan menjadi lex spesialis (aturan khusus).

Anda mungkin juga menyukai