NIM : 049468489
1. Administrasi pertanahan adalah suatu usaha dan manajemen yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kebijaksanaan pemerintah di bidang pertanahan dengan mengerahkan
sumber daya untuk mencapai tujuan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Menurut analisis saudara, apakah administrasi pertanahan dapat mencegah dan
menyelesaikan terjadinya konflik dalam agraria ?
3. Aturan pertanahan di Indonesia mencakup berbagai macam hak atas tanah. Hak-hak
tersebut tersebar luas di berbagai peraturan. Akan tetapi, tetap yang utama untuk
diketahui adalah hak-hak atas tanah yang langsung diatur di UUPA. Pasal 16 Ayat (1)
UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah antara lain sebagai berikut: hak
milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai; hak sewa; hak membuka tanah;
dan hak memungut hasil hutan. Selain itu, diakui pula hak-hak lain yang diatur pada
peraturan lain dan hak lain yang memiliki sifat sementara. Negara juga mengatur
mengenai hak ulayat. Menurut analisis saudara, bagaimanakah konsep pengaturan
mengenai hubungan hak ulayat masyarakat hukum adat dengan hak menguasai negara?
Jawaban :
Sanksi pidana bagi orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang adalah pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta.
Jika tindak pidana tersebut mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.5 miliar. Jika mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar.
3. Sesuai dengan Penjelasan Umum II/2 UUPA, perkataan “dikuasai” dalam Pasal ini
bukanlah berarti “dimiliki”, akan tetapi adalah pengertian yang memberi wewenang
kepada negara, sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia itu, untuk pada
tingkatan yang tertinggi:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaannya;
b. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas (bagian dari) bumi, air
dan ruang angkasa itu;
c. menentukan dan mengatur hubunganhubungan hukum antara orang- orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruartg angkasa;
d. segala sesuatu dengan tujuan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dalam
rangka masyarakat yang adil dan makmur.
Hubungan hukum antara negara dengan sumber daya alamnya melahirkan hak menguasai
sumber daya alam oleh negara. Hubungan antara masyarakat hukum adat dengan sumber
daya alam di lingkungan wilayah adatnya melahirkan hak ulayat. Idealnya hubungan hak
menguasai oleh negara dan hak ulayat terjalin secara harmonis dan seimbang. Artinya,
kedua hak itu sama kedudukan dan kekuatannya dan tidak saling merugikan namun
peraturan perundang-undangan di Indonesia yang memberikan pengakuan bersyarat atas
keberadaan masyarakat hukum adat beserta hak-haknya sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 67 ayat (1) bahwa
masyarakat hukum adat sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya,
berhak:
a) Melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
masyarakat adat yang bersangkutan;
b) Melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat yang berlaku dan
tidak bertentangan dengan undang-undang;
c) Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya
keberadaan masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya justru turut serta menjaga
dan melindungi hutan. Secara umum bisa terlihat beberapa prinsip-prinsip kearifan lokal
yang masih dihormati dan dipraktikkan oleh kelompok kelompok masyarakat hukum adat