Anda di halaman 1dari 5

TUGAS I

HUKUM AGRARIA

NAMA MAHASISWA : JAMALUDDIN FIDMATAN

NOMOR INDUK MAHASISWA/NIM : 042758191

KODE/NAMA MATA KULIAH : HKUM4211.17/HUKUM AGRARIA

MASA TUGAS I : 02 – 16 MEI 2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Bapak/Ibu mahasiswa UT dimanapun anda berada, setelah anda mempelajari materi sesi 1, 2
dan 3 sebagaimana diawal inisiasi sudah dijelaskan sebelumnya silahkan anda kerjakan Tugas
1, anda diharapkan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh tanpa bantuan orang lain.
Semoga sukses.

Selamat mengerjakan,

Kebijakan manajemen pertanahan ditujukan untuk mencapai tiga hal pokok yang saling
melengkapi, yakni efisiensi dan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pola penggunaan
tanah yang berkelanjutan.

Pertanyaan :

Menurut analisis saudara, bagaimana fungsi manajemen pertanahan dan relevansi nya
dengan Undang-Undang Pokok Agraria !

Jawaban :

➢ Manajemen pertahanan adalah upaya pemerintah di bidang pertanahan dlaam menentukan


da mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya, baik manusia maupun material,
melalui koordinasi dengan menjalankan fungsi-fungsi berikut :

1. Planning ( perencanaan ) ,

2. Executing atau pelaksanaan rencana dalam mencapai tujuan melalui pengambilan


keputusan , pengendalian sumber daya , atau pelaksanaan fungsi manajemen dan perintah
perintah

3. Organizing atau membentuk organisasi dan menata kelompok manusia serta hubungan
satu sama lain

4. Persuading yaitu mendorong kelompok manusia tersebut untuk bekerja sama ,


berkomunikasi, memberi perintah , memberi laporan , menanamkan pengertian ,
penghargaan , gaji , dan insentif

5. Leading , yaitu kemampuan untuk memimpin


6. Evaluating , yaitu memberikan penilaian melalui fungsi pengawasan berupa teguran agar
tercipta suatu apresiasi , baik bersifat persuasif maupun motivasi
(ADPU4335/MODUL2/HAL.2.12-2.13)

➢ Undang-undang pokok Agraria ini secara resmi diberi nama UU No 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang mengatur mengenai tentang hak-hak atas tanah,
air, dan udara. Hal tersebut juga meliputi aturan dasar dan ketentuan penguasaan, pemilikan,
penggunaan atau pemanfaatan sumber daya agraria nasional di Indonesia, pendaftaran
tanah, ketentuan-ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
(https://www.rumah.com/panduan-properti/kenali-uu-no-5-tahun-1960-lebih-dekat-18542)

Di Indonesia, lahan atau tanah menjadi sangat penting karena berkaitan dengan hak
kepemilikan, pengolahan atau pemanfaatan tanah. Untuk itu dibuatlah Undang-undang
Pokok Agraria (UUPA) dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut:

• Sebagai sistem dan dasar hukum pemanfaatan lahan yang mengatur bagaimana
masyarakat bisa memanfaatkan tanah dan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya.
• Menghindari timbulnya konflik kepentingan di masyarakat yang berkaitan dengan
lahan dan tanah.
• Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada
sektor pertanian, pengolahan lahan, dan pemanfaatan sumber daya alam.
• Agar pemanfaatan lahan memberikan manfaat bagi kepentingan bersama dan tidak
dikuasai oleh satu pihak saja.
• Para pemilik properti akan memiliki jaminan hukum dan kebebasan untuk mengelola
propertinya.
UUPA mengatur pokok-pokok yang menjadi pembahasan utama dalam UU No 5 tentang
agraria. Di dalam tercantum sejumlah hal seperti:

Ketentuan Penguasaan Sumber Daya Agraria


Sebagaimana namanya, UUPA mengatur ketentuan penguasaan sumber daya agraria
nasional di Indonesia, seperti:
• Pemilikan sumber daya agraria nasional di Indonesia.
• Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya agraria nasional di Indonesia.
• Pendaftaran tanah.
• Ketentuan-ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
• Penegasan bahwa penguasaan dan pemanfaatan atas tanah, air, dan udara harus
dilakukan berdasarkan asas keadilan dan kemakmuran bagi pembangunan
masyarakat yang adil dan makmur.
Hal tersebut sejalan dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Hak Atas Tanah


Selanjutnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) juga mengatur sumber daya alam agraria
secara umum juga mengatur jenis-jenis hak atas tanah.

Hal ini seperti yang termaktub dalam pasal 16 ayat 1 bahwa jenis-jenis itu antara lain hak
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak
memungut hasil hutan, dan hak-hak lain.

Jika melihat ketentuan Pasal 16 tersebut, maka jenis-jenis hak atas tanah dikategorikan
menjadi tiga antara lain:

• Hak atas tanah yang bersifat tetap yaitu Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa untuk Bangunan, Hak Membuka Tanah, dan Hak
Memungut Hasil Hutan.
• Hak atas tanah yang bersifat sementara, yaitu Hak Gadai (Gadai Tanah), Hak Usaha
Bagi Hasil (Perjanjian Bagi Hasil), Hak Menumpang, dan Hak Sewa Tanah Pertanian.
• Hak atas tanah yang statusnya mengikuti undang-undang, maksudnya adalah hak atas
tanah bisa berubah disebabkan perubahan undang-undang yang akan lahir kemudian.
(https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/undang-undang-pokok-agraria-uupa.)
➢ Kesimpulan

Jadi apabila kita melihat Isi dan fungsi dari Undang Undang Pokok Agraria kita dapat
mengetahui bahwa manajemen pertanahan dan UUPA adalah satu hal yang melekat , dan
saling berketerkaitan , yaitu UUPA adalah acuan / pedoman bagi manajemen pertanahan
dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai