PERTANAHAN
Oleh:
ELIKA DWI PUTRI TRESANTI
NIM : 031614253066
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan ekonomi yang semakin maju. Salah satu dampak dari pesatnya
dengan perencanaan yang seksama disertai keikutsertaan dana dan daya yang ada
inovasi dalam pembangunan untuk tempat hunian yaitu rumah. Pasal 33 ayat (3)
diamandemen (selanjutnya disebut UUD 1945) menyebutkan bahwa Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
Namun pembangunan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari kontrol
1
C. Djemabut Blaang, Perumahan dan Pemukiman sebagai Kebutuhan Pokok, Yayasan
Obor Indonesia, Jakarta, 1986, h. 4.
2
6
tanah yang tidak tertulis bersumber pada hukum adat tentang tanah dan
ketentuan UUPA di atas, secara garis besar berdasarkan objeknya paling tidak ada
3 jenis hak yang akan diatur dan ditetapkan oleh Negara, yaitu:
hak dari yang menjadi dasar hukum, kebijakan, arahan, dan pedoman dalam
kebutuhan akan rumah senantiasa akan meningkat dari tahun ke tahun dan
yang mana memaksa harga tanah pada berbagai tempat naik tetapi juga telah
2
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia : Sejarah Pmbentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanannya , Jilid I , Hukum Tanah Nasional, Djambatan, Jakarta,
1999, h.1.
7
harga tanah yang dimaksud.3 Di bidang hukum tanah permasalahan yang timbul
permukaan saja melainkan ke dalam tubuh bumi yang lazim disebut ruang bawah
tanah. Dengan adanya pembangunan ruang yang ada didalam tanah menjadikan
pemanfaatan hak atas ruang memiliki kendala tersendiri, beberapa kendala yang
dihadapi dalam pemanfaatan hak atas ruang seperti adalah kurang begitu jelasnya
Lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan lingkungan yang
penguasaan hak atas tanah, dan kelayakan prasarana dan sarana lingkungannya. 4
1. Hak mendirikan dan memiliki bangunan di bawah tanah serta hak me-
3
Abdurahman, Masalah-masalah Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Pengadaan Tanah
dan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di Indonesia,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, h.1.
4
Urip Santoso, Hukum Perumahan, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, h.3.
4
6
di atas tanah.
3. Pemilik ruang bawah tanah harus bertanggung jawab atas segala resiko
pedesaan mengingat aliran air bawah tanah dan kondisi alam yang ada di
Pembangunan gedung, baik yang berada di atas maupun yang ada di ruang bawah
tanah (tubuh bumi), harus memenuhi persyaratan yang bersifat komulatif seperti
syarat administratif yang di dalamnya termasuk menyangkut hak atas tanah dan
aspek perizinan. Terhadap hak atas tanahnya, sebelum pendirian bangunan gedung
harus dipastikan terlebih dahulu hak atas tanahnya, baik yang menyangkut macam
atau jenis haknya, juga subjek serta kepastian luas dan batas-batas tanahnya.
permukaan bumi (tubuh bumi), tentu juga diperlukan persyaratan yang sama
seperti halnya pembangunan gedung yang berada di atas tanah, yaitu ada hak yang
Dengan berbagai pemaparan yang sudah dijelaskan diatas, penulis ingin mengkaji
Ruang Bawah Tanah Dalam Aspek Hukum Pertanahan yang mana perlu diatur
pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disusul menyempitnya lahan pertanahan yang
ada.
berikut:
6
1. Menganalisa mengenai urgensi keberadaan hak atas ruang bawah tanah
berikut :
1. Mengetahui mengenai urgensi keberadaan hak atas ruang bawah tanah dalam
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
hukum (legal research). Penelitian hukum adalah suatu proses untuk memecahkan
penelitian hukum yang berupa jenis penelitian normative dengan bahan utamanya
dianggap relevan.
5
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, h.
60.
7
hukum.
5. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun
dalam kesimpulan.6
6
Ibid h.171
8
8
sekunder sebagai sumber bahan hukum yang digunakan untuk memecahkan isu
hukum. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif,
bahan hukum sekunder yang terkait dengan judul dalam penelitian ini.
7
Ibid, h. 137.
8
Ibid, h. 177.
9
Ibid, h. 181.
7
bawah tanah, harus memenuhi persyaratan seperti syarat administratif yang mana
sudah termasuk dalam hak atas tanah dan aspek perizinannya. Pendirian
pembangunan gedung harus diperhatikan terlebih dahulu hak atas tanahnya, baik
juga dengan bangunan yang dibangun di bawah permukaan bumi, tentu juga
dilakukan persyaratan yang seperti pendirian bangunan diatas tanah dan juga
bawah permukaan bumi. Tentunya pemanfaatan hak atas ruang memiliki kendala
tersendiri, beberapa kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan hak atas ruang
seperti adalah kurang begitu jelasnya batasan pemanfaatan ruang yang terdapat
didalam UUPA. Dan teori mengenai pertanahan dapat diambil dari buku hukum
agraria.
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang
10
10
bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan tesis ini adalah sebesar Rp.
penelitian ini, maka dalam penusunan tesis yang berjudul Ruang Bawah Tanah
dalam Aspek Hukum Pertanahan ini akan dipenuhi oleh penulis dengan mandiri
Airlangga.
DAFTAR BACAAN
Buku
Blaang, C. Djemabut, Perumahan dan Pemukiman sebagai Kebutuhan Pokok,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1986.
Peraturan Perundang-undangan
12