100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
264 tayangan6 halaman
PT. Trubus Hijau Abadi didirikan oleh satu orang melanggar UU Perseroan Terbatas. Perkebunan kopi milik PT dijual kepada Ir. Kooswoyo untuk modal membangun rumah sakit oleh Yayasan Rawa Bening Abadi. Ir. Kooswoyo kemudian menghibahkan perkebunan kepada anaknya sehingga melanggar jumlah pemegang saham minimal dalam UU Perseroan Terbatas.
PT. Trubus Hijau Abadi didirikan oleh satu orang melanggar UU Perseroan Terbatas. Perkebunan kopi milik PT dijual kepada Ir. Kooswoyo untuk modal membangun rumah sakit oleh Yayasan Rawa Bening Abadi. Ir. Kooswoyo kemudian menghibahkan perkebunan kepada anaknya sehingga melanggar jumlah pemegang saham minimal dalam UU Perseroan Terbatas.
PT. Trubus Hijau Abadi didirikan oleh satu orang melanggar UU Perseroan Terbatas. Perkebunan kopi milik PT dijual kepada Ir. Kooswoyo untuk modal membangun rumah sakit oleh Yayasan Rawa Bening Abadi. Ir. Kooswoyo kemudian menghibahkan perkebunan kepada anaknya sehingga melanggar jumlah pemegang saham minimal dalam UU Perseroan Terbatas.
Analisis atas masalah-masalah hukum, menetapkan sejumlah
peraturan perundang-undangan dan norma hukum yang berlaku dalam dan untuk suatu transaksi hukum, berikut dengan kebutuhan akta yang terkait. 2. Potensi Masalah : - Pelanggaran atas ketentuan dalam hukum Agraria dan lahan pertanian. - Pelanggaran atas ketentuan dalam peraturan hukum tentang perseroan terbatas (PT). - Pelanggaran atas ketentuan dalam peraturan hukum tentang yayasan. Pembahasan : 1. PT. TRUBUS HIJAU ABADI didirikan oleh-dan merupakan satu- satunya pemilik atas seluruh saham yang telah dikeluarkan perseroan, yaitu : - YAYASAN RAWA BENING ABADI, berkedudukan di Ambarawa (berkantor di Jln. Mgr. Sugiyopranoto No.27); dan - Drs. TUKIMAN HADI ATMODJO, M.Si.Med., lahir di Muntilan, umur 68 (enampuluh delapan) tahun , pensiunan aparatur sipil Negara, bertempat tinggal di Jln. Osa Maliki No.77 Salatiga. Berhubung YAYASAN RAWA BENING ABADI sedang berusaha mendirikan Rumah Sakit, maka Drs. TUKIMAN HADI ATMODJO, M.Si.Med., selaku Ketua Pembina YAYASAN RAWA BENING ABADI. PT. Trubus Hijau Abadi didirikan oleh satu orang, yaitu Drs. Tukiman Hadi Atmojo, M.Si.Med., yang juga selaku ketua tunggal Yayasan Rawa Bening Abadi (karena istrinya telah meninggal dunia). Hal ini melanggar Pasal 7 angka 1 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi “Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.” “PERKEBUNAN KOPI TRUBUS HIJAU ABADI” berserta semua bangunan penunjang didirikan diatas sebidang tanah Hak Guna Usaha (HGB) yang terletak di Desa Sumogawe, Kecematan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas 59.755 m2 (limapuluh Sembilanribu tujuhratus limapuluh lima meter persegi) berdasarkan Surat Ukur No 345/2003, terdaftar atas nama perseroan terbatas PT. TRUBUS HIJAU ABADI, menurut sertifikat (tanda bukti hak) Hak Guna Usaha No 99, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang tanggal 24 September 2003. Hak Guna Usaha berlaku maksimal 35 tahun dan dapat diperpanjang selama 25 tahun, menurut pasal 8 PP 40 Tahun 1996 jo pasal 29 UUPA. Sertifikat HGU No 99 tersebut telah berlangsung selama 16 tahun, sehingga sisa jangka waktunya adalah 19 tahun lagi, pada 24 September 2038 (tanpa perpanjangan). Sedangkan Ir. Kooswoyo, MSR telah menyepakati sebidang tanah tersebut seharga 15.000.000.000 (lima belas milyar) dengan atau tanpa mengetahui bahwa sertifikat HGU tersebut sudah berjalan 16 tahundan sisa jangka waktunya adalah 19 tahun.
2. Jenis peraturan perundangan yang digunakan dalam penyelesaian
kasus : a. UU Yayasan No. 28 Tahun 2004 Dalam UU Yasasan tidak ada permasalan karena dijualnya PT tersebut untuk kepentingan yayasan yg akan membangun Rumah Sakit yang berdasarkan pasal 38 Undang-undang nomor 28 tahun 2004 tentang perubahan Undang-undang nomer 16 tahun 2001 tentang Yayasan yang mengatakan bahwa: Pasal 5 Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang- undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan. Pembatasan yang terdapat didalam anggaran tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini dimana pengurus boleh mengalihkan kekayaan yayasan namun bukan terhadap uang atau barang dari yayasan tersebut, dan pengalihan harus dilakukan dengan sistem tertulis agar mempunyai kekuatan yang mengikat. Hal lain nya yang dapat menjadi perhatian adalah Pihak Yayasan ingin menjual PT. Perkebunan Kopi Trubus Hijau Abadi sebagai modal untuk membangun suatu Rumah Sakit terkait hal ini maka yayasan tersebut dalam membangun suatu badan usaha harus berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 7 ayat 1 & 2 (1) Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. (2) Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang bersifat prospektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25 % (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai kekayaan Yayasan. Pasal 38 (1) Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang teralifiasi dengan yayasan, Pembina, pengurus dan atau pengawas yayasan, atau seseorang yang bekerja pada yayasan. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ridak berlaku dalam hal perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan yayasan. Dalam kasus tersebut terdapat perjanjian yang berisi pengalihan PT maka hal ini tidak sesuai dengan pasal 38 ayat (1) Undang- Undang nomor 28 tahun 2004 tentang perubahan Undang- undang nomer 16 tahun 2001 tentang Yayasan, akan tetapi pengalihan tersebut untuk tercapainya tujuan yayasan yaitu mendirikan rumah sakit. Makah al tersebut tidak terjadi pelanggaran dalam hukum Yayasan karena telah sesuai dengan undang-undang. UU Pokok Agraria Tahun 1960 Pasal 28 (1) Hak guna-usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. (2) Hak guna-usaha diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi modal yang layak dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan perkembangan zaman. (3) Hak guna-usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Pasal 28 ayat 1, ayat 2, ayat 3, Undang-Undang Pokok Agraria Tahun 1960 mengatur tentang Hak Guna Usaha sebagaimana terdapat dalam kasus transaksi hukum tersebut yakni persoalan surat ukur No. 345/2003, terdaftar atas nama perseroan terbatas P.T TRUBUS HIJAU ABADI yang telah memiliki sertifikat (tanda bukti hak) No. 99 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang tanggal 24 September 2003. UU Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007 Pasal 7 ayat 5 “setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang baru.” dalam kasus disebutkan bahwa Ir. Kooswoyo, MSR., Ars., yang telah membeli perkebunan kopi Trubus Hijau Abadi dan kemudian ia berencana akan dihibahkan kepada anaknya yang bernama Mulyani Kooswoyo, S.P, M.Bd.T. sehingga beliau menjadi satu-satunya orang pemegang saham atas Perkebunan Kopi tersebut. Jika menurut pasal 7 ayat 5 itu tidak sesuai bedasarkan jumlah pemegang saham, maka timbul permasalahan yang mana ia harus menunjuk satu orang lagi untuk mengalihkan sebagian saham agar sesuai dengan peraturan perundangan. Dalam kasus tersebut akta yang diperlukan sebagai berikut : a. Bentuk akta, akta jual beli adalah dokumen yang membuktikan adanya peralihan Hak atas tanah dari pemilik sebagai penjual kepada pembeli sebagai pemilik baru. Pada prinsipnya jual beli tanah bersfifat terang dan tunai, yaitu dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dengan harga telah dibayar lunas. Dalam kasus tersebut terdapat akta jual beli antara PT Trubus Hijau Abadi dengan Ir. Kooswoyo, MSR., Ars., kemudian terdapat akta hibah juga antara Ir. Kooswoyo, MSR., Ars., dengan Mulyani Kooswoyo, S.P, M.Bd. T. Menurut KUHPerdata Pasal 1457 yaitu suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Maka pihak Yayasan Rawa Bening Abadi selaku penjual dan Ir. Koorswoyo, MS., Ars selaku pihak pembeli sudah menyepakati harga pembayaran perkebunan kopi yaitu sebesar 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah) .
b. Akta Hibah dalam KUHPerdata Pasal 1666 menerangkan
bahwa “suatu perjanjian dengan mana si penghibah, diwaktu hidupnya, dengan Cuma-Cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali,menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan itu.” Berdasarkan kasus tersebut Ir.Kooswoyo, Msr., Ars., selaku pemilik sah perkebunan kopi menghibahkan perkebunan kopi tersebut secara sadar dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun untuk diberikan kepada anaknya yang bernama Mulyani Kooswoyo, S.P,M.Bd.T. kelak guna akan menjadi modal bagi anaknya. TUGAS METODE DAN TEKNIK PEMBUATAN AKTA KONTRAK
OLEH KELOMPOK: Daniel Adrianto Prabowo 16.C1.0083 Asdasd Asdasd Asdasf Asdasd Asdasd Asdasd
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2021