Anda di halaman 1dari 2

C.

Kerugian yang dapat dituntut oleh pembeli

Kecelakaan yang mengakibatkan mobil berjenis Toyota Furtuner rusak parah serta Korban yakni
Susilowati yang mengalami luka parah, menjadi dasar dilaporkannya PT Toyota Astra Motor (TAM)
dan perusahaan rental mobil PT Klase Auto Graha (KAG) sebagai tergugat di PN Jakarta Utara.
Susilowati selaku pengemudi sekaligus korban pada peristiwa tersebut melaporkan PT TAM dan PT
KAG atas dalil yang menyebutkan bahwa Toyota telah memproduksi mobil Fortuner yang cacat
produksi lantaran airbag atau kantung udara mobil Toyota Fortuner milik korban tidak mengembang
saat dirinya mengalami kecelakaan. Akibat kelalaian TAM itu, Susilowati menggugat TAM sebesar
Rp 2,14 miliar. Perinciannya, Rp 145 juta ganti rugi materiil dan Rp 2 miliar untuk rugi immateriil
dari dampak psikologis trauma akibat kecelakaan dan biaya mengurus advokat. TAM juga harus
meminta maaf di dua surat kabar nasional. Dilain sisi pembelaan datang dari Kuasa hukum PT Toyota
Astra Motor Dedy Kurniadi yang menilai gugatan Susilowati selaku penggugat mengada-ada dan
tidak berdasar. Penggugat tidak menjelaskan secara rinci kondisi kecelakaan yang dimaksud.

Peristiwa tersebut telah merugikan Susilowati selaku produsen mobil Toyota Fortuner sebab fasilitas
keselamatan yang disediakan yaitu airbag mengalami gagal fungsi dalam kegunaannya yaitu untuk
melindungi pengendara saat terjadi kecelakaan. Jadi dalam hal ini sesuai dengan (Pasal 1491
KUHPer) bahwa penjual harus menjamin 2 (dua) hal yaitu penguasaan barang yang dijual secara
aman dan tenteram (tidak ada gangguan dari pihak ketiga), dan tidak ada cacat tersembunyi atas
barang tersebut. Jadi apabila Produsen tidak memperjanjikan sebaliknya, maka PT TAM selaku
Produsen berkewajiban menanggung cacat tersembunyi pada mobil tersebut, baik jika pihak Produsen
mengetahui akan cacat tersembunyi tersebut ataupun tidak menyadari adanya cacat tersembunyi itu
(Pasal 1504 jo. Pasal 1506 KUHPer). Oleh karena itu, PT TAM sebagai penjual wajib menanggung
cacat tersembunyi yang membuat barang tersebut tidak dapat dipakai sebagaimana mestinya. Ganti
rugi yang bisa dimintakan pembeli dalam peristiwa tersebut terdapat cacat tersembunyi akan berbeda
tergantung pada apakah PT TAM sebagai penjual tahu akan adanya cacat tersembunyi tersebut atau
tidak. Apabila Pihak penjual mengetahui ada cacat tersembunyi tersebut, maka Pihak Penjual harus
mengembalikan harga pembelian yang telah diterima serta segala biaya, kerugian dan bunga kepada
pembeli Pasal 1508 KUHPer, tetapi apabila Penjual tidak mengetahui adanya cacat-cacat barang,
maka ia hanya wajib mengembalikan uang harga barang pembelian dan mengganti biaya untuk
menyelenggarakan pembelian dan penyerahan, sekedar itu dibayar oleh pembeli Pasal 1509 KUHPer.
Dalam Perisitiwa ini PT TAM selaku produsen mobil tersebut tentu saja tidak ingin memperjual
belikan barangnya yang cacat dan rusak, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa setiap barang yang
diperjual belikan dalam kondisi baru maupun bekas pasti ada kelemehan dan kekurangan didalamnya
seperti halnya terdapat cacat tersembunyi pada mobil tersebut. Pembelaan yang dilakukan Oleh PT
TAM ialah dengan menjelasakn airbag tidak akan mengembang apabila terjadi benturan atau kondisi
benturan dari arah samping, kendaraan terguling, benturan dari arah belakang, kendaraan menabrak
objek yang lebih tinggi, menabrak tiang tepat ditengah, atau benturan menyudut. Pernyataan tersebut
sebenarnya telah memperjelas bahwa airbag tersebut tidak mengalami gagal fungsi hanya saja
peristiwa kecelakaan tersbut tidak memungkinkan untuk mengeluarkan airbag karena berdasarkan
situs resmi Toyota, airbag akan mengembang jika tingkat benturan di atas ambang yang dirancang
yakni pertama, pada kecepatan kira-kira 25 km/jam ketika menabrak secara frontal penghalang atau
tembok. Jadi dalam peristiwa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penggugat hanya bisa menggunakan
dalil Pasal 1509 KUHper yaitu mengembalikan uang harga barang pembelian dan mengganti biaya
untuk menyelenggarakan pembelian dan penyerahan, Sebab tidak dapat ditemukan bukti kuat yang
berkaitan dengan Pasal 1508 bahwa pihak Produsen mengetahui adanya cacat tersembunyi. Karena
Pihak Produsen sendiri telah menjelaskan mekanisme penggunaan Airbag dan tidak diketahui juga
apakah Susilowai sebagai korban mengalami kecelakaan sesuai dengan mekanisme penggunaan
airbag yang telah dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai