Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maleakhi Samuel Pasalli

Nim : 18.C1.0132

TUGAS HUKUM TATA NEGARA


MENGANALISI UNDANG-UNDANG DASAR 1945
(Setalah Amandemen)

Dalam Tugas ini saya mengambil materi saya mengenai UUD 1945 yaitu BAB VII mengenai
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) .
Berikut Isi Dari BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT yang akan saya analisis :
BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
(2) Susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan undang-undang.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.
 MAKSUD DAN TUJUAN ANALISIS
Disini saya mengambil materi dari UUD 1945 BAB VII mengenai Dewan Perwaklian
Rakyat alasan saya memilih BAB VII adalah karna saya ingin mengetahui lebih dalam
tentang DPR ,kenapa DPR itu dibentuk apa tujuannya dan lain-lain. Karena DPR ini
adalah Lembaga Tinggi Negara yang hubungannya paling dekat dengan masyarakat dan
juga terkadang dikritik masyarakat karena kinerjanya, oleh karena itu saya ingin
menggali lebih dalam lagi tentang Dewan Perwakilan Rakyat.
Tak bisa di pungkiri bahwa banyak dari kita termasuk saya sendiri belum terlalu
memahami tentang UUD 45 serta isinya , dan juga tidak mengetahui apa maksud dan
tujuan dibentuknya Konstitusi tersebut . Seperti contohnya UUD diatas mengenai DPR,
pasti bagi kita yang bisa terbilang masih baru dalam lingkungan Hukum , dan belum
sepenuhnya memahami tentang Hukum , Pasti masih asing bagi kita untuk memahami
maksud dan tujuan dibentuknya UUD 45 yang merupakan Konstitusi tertinggi di Negara
Indonesia ini. Nah dengan adanya tugas dari Dosen Hukum Tata Negara yaitu Ibu
Trihoni , untuk menganalisis salah satu isi dari UUD 45 tersebut, saya akan menjadi lebih
tau mengenai UUD 45 tersebut dan juga mendapat Pengetahuan yang lebih luas
menyangkut UUD 45 tersebut.

 ANALISIS UUD 1945 BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
Dalam hal ini berarti Para anggota Legislatif dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu
contohnya seperti Masyarakat pergi ke TPS berdasarkan tempat memilihnya untuk
memilih salah satu anggota legislatif dari partai peserta pemilu. DPR merupakan wakil
rakyat yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Jadi, DPR harus membela rakyat,
menyampaikan pikiran, kehendak, dan kepentingan rakyat. Tapi dalam ha ini masih ada
juga rakyat yang kurang diperhatikan oleh DPR seperti tidak mengakomodir aspirasi
masyarakat.
(2) Susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan undang-undang.
Artinya struktur di dalam di DPR diatur berdasarkan UU Misalnya Dalam Pasal 16
ditentukan bahwa DPR terdiri atas anggota Partai Politik peserta pemilihan umum yang
dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum. Dalam Pasal 17 ditentukan :
Ayat (1) Anggota DPR berjumlah 550 orang.
Ayat (2) Keanggotaan DPR diresmikan oleh keputusan Presiden.
Ayat (3) Anggota DPR berdomisili di ibu kota Negara RI.
Dan contoh-contoh pasal lain yang menyangku ayat (2).

(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun


Sidang sedikitnya sekali setahun ini biasanya disebut sidang umum adalah sidang yg
diadakan setahun sekali untuk membahas laporan presiden dan masalah lain yg timbul dl
tahun yg telah berjalan. Contohnya Sidang Paripurna pidato Kenegaraan Presiden
menyampaikan Nota Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN)
untuk tahun berikutya. Fungsi anggaran diberikan guna untuk memberikan sebuah
persetujuan maupun tidak dalam memberikan sebuah persetujuan terhadap rancangan UU
tentang APBN yang dimana diajukan oleh presiden.
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang undang
Artinya Hanya DPR yang bisa membuat Undang Undang sehingga DPR disebut sebagai
Lembaga legislasi . Maka dari itu DPR sangat teliti dalam membuat UU itu menjadi
baik , dan DPR juga tak jauh dari kritikan para Politisi, hal ini dikarenakan kinerja lambat
DPR dalam mengemban tugas legislasinya. Berbagai kritik tajam dilontarkan untuk
kinerja DPR dalam hal pembuatan regulasi. Contohnya seperti beberapa Politisi
menganggap lambannya kinerja DPR terhadap Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
yang tidak berhasil tercapai. Dengan melihat jejak rekam dari tahun 2005, rasanya bisa
dikatakan bahwa Prolegnas masih sering diabaikan oleh para pembentuk undang-undang.
Sejak tahun 2005, dari segi kuantitas, target RUU yang tercantum dalam Prolegnas selalu
tidak tercapai. dikarenakan DPR masih belum bisa mengesampingkan kepentingan
kelompok dalam proses pembuatan regulasi.Dan banyak alasan lainnya yang
diperkirakan juga menyebabkan lambannya kinerja DPR dalam membuat peraturan.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
Melalui rapat Paripurna DPR menetapkan RUU dan ditetapkan sebagai Undang-Undang .
Contohnya Sidang Paripurna DPR resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang
MD3 (RUU MD3) menjadi undang-undang. RUU ini merupakan perubahan ke-2 atas UU
Nomor 17/2014 tentang MD3 . Dan terkadang juga sidang paripurna ini tidak dihadiri
lengkap oleh para anggotanya dan struktur-struktur di di dalamnya . Sebagai bukti rapat
paripurna penutupan masa persidangan II tahun sidang 2018-2019 yang berlangsung di
Gedung Nusantara II,Komplek Parlemen, Senayan pada tahun 2019
Bel yang menandakan sidang paripurna sudah dimulai sudah berbunyi tapi Nampak
masih banyak kursi yang tidak terisi.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Jika RUU tersebut tidak mendapat persetujuan paripurna DPR maka rancangan tersebut
tidak bisa menjadi Undang Undang dan tidak boleh di ajukan lagi dalam sidang Dewan
Perwakilan Rakyat pada masa itu maksudnya ialah Rancangan tersebut dapat diajukan
kembali dalam Persidangan DPR periode berikutnya . Misalnya Pada RUU KUHP yang
tak kunjung tuntas sejak diajukan pemerintah ke DPR pada 11 Desember 2012. Pasalnya,
sejumlah pasal masih dinilai bermasalah oleh sejumlah fraksi, tetapi kembali di bahas di
dalam masa sidang 2018 kemarin dan masuk dalam RUU Prolegnas prioritas dan inilah
yang menjadi penyebab RUU selalu tertahan lama untuk disahkan menjadi UU karena
untuk mencapai kesepakatan bersama di dalam DPR kadang menjadi kendala karena
adanya ketidaksetujuan dari beberapa fraksi atau golongan tertentu.
4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
Jika RUU Sudah disahkan oleh DPR melalui rapat Paripurna maka selanjutnya RUU
tersebut diserahkan kepada pemerintah dan disahkan oleh Presiden untuk di Undangkan
dalam lembaran Negara Republik Indonesia. Maksud dari Lembaran Negara adalah suatu
lembaran (kertas) tempat mengundangkan (mengumumkan) semua peraturan-peraturan
negara dan pemerintahan agar sah berlaku. Penjelasan dari suatu UU dimuat dalam
tambahan lembaran negara, yang mempunyai nomor berurut. Lembara negara diterbitkan
oleh Departemen Kehakiman (Sekarang sekretariat negara), yang disebut dengan tahun
penerbitannya dan nomor berurut. Contohnya : LN tahun 1962 No.1 (LN 1962/1); , LN
tahun 1962 No.2 (LN No.2 Tahun 1962).
Jika sudah diundangkan dalam Lembaran Negara selanjutnya Pemerintah akan
mengumumkannya secara resmi lewat Berita Negara. Berita Negara adalah merupakan
penerbitan resmi Sekretariat Negara yang berisi hal-hal berhubungan dengan peraturan
negara dan pemerintah dan juga memuat segala surat-surat yang dianggap perlu seperti
akta pendirian PT, Koperasi, Firma, serta nama orang yang di naturalisasi menjadi warga
negara Indonesia, dan lain sebagainya. Nah dalam hal ini Pemerintah melakukan
penyebarluasan menggunakan media massa,media cetak,media elektronik dan cara
lainnya untuk mengumumkan peraturan perundang-undangan tersebut dan juga
pengumuman resmi lainnya. Dan Lembaga Negara yang berhak mengeluarkan tata
cara/peraturan Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam Berita Negara
Republik Indonesia meliputi :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat;
2. Dewan Perwakilan Rakyat;
3. Mahkamah Agung;
4. Mahkamah Konstitusi; dan
5. Menteri, Kepala Badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk oleh
undang-undang atau pemerintah atas perintah undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan
undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi
undang-undang dan wajib diundangkan.
Jika ada RUU yang sudah mendapat persetujuan bersama pada Paripurna DPR tidak
disahkan presiden dalam jangka waktu 30 hari artinya Presiden tidak mengesahkan RUU
tersebut untuk masuk dalam Lembaran Negara dan diundangkan secara sah , Maka RUU
tersebut otomatis sah menjadi UU dan Wajib di undangkan. Dalam hal ini jika memang
Presiden tidak mengesahakan RUU tersebut Presiden harus mengeluarkan Perpu
(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) Perpu adalah adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama
dengan materi muatan Undang-Undang. Jika presiden sudah mendatangi perpu, Perpu
tersebut harus diajukan lagi ke DPR dalam persidangan yang berikut, dalam bentuk
pengajuan RUU tentang Penetapan Perpu Menjadi Undang-Undang. Pembahasan RUU
tentang penetapan Perpu menjadi Undang-Undang dilaksanakan melalui mekanisme yang
sama dengan pembahasan RUU. DPR hanya dapat menerima atau menolak Perpu.Jika
Perpu ditolak DPR, maka Perpu tersebut harus dicabut dan harus dinyatakan tidak
berlaku, dan Presiden mengajukan RUU tentang Pencabutan Perpu tersebut, yang dapat
pula mengatur segala akibat dari penolakan tersebut.
 PENUTUP

Setelah Menganalis UUD 1945 tersebut saya mendapat pengetahuan baru tentang UUD
tersebut ,artinya apa yang saya belum pahami/megerti tentang UUD BAB VII DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT tersebut sekarang menjadi lebih tau dan memahami lebih
dalam. Apa yang saya analisis tersebut bersumber dari beberapa pengertian dan definisi
yang Luas maupun sempit yang saya gabungkan menurut sumber tersebut dan
pemahaman saya sendiri. Terimakasih atas Tugas yang sudah di berikan Dosen
Pengampu Hukum Tata Negara Ibu Trihoni karna dengan tugas ini saya menjadi lebih
mau belajar tentang UUD 1945. Saya mohon maaf jika ada kata yang kurang baku atau
kurang jelas , dan Hal-hal lain yang masih kurang , atau definisi-definisi yang kurang
lengkap. Demikian Analisis saya tentang UUD semoga dapat bermanfaat dan berguna
bagi pengetahuan kita.

Anda mungkin juga menyukai