Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PANCASILA

PERBANDINGAN KEWENANGAN PARLEMEN YANG


TERTULIS DALAM UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN
SETELAH AMANDEMEN KE IV

Disusun Oleh :

1. Yuli Dwi Istanti (82022050072)


2. Amelia Rachmawati (82022050076)
3. Noor Ulfah (82022050089)
4. Regita ummami (82022050135)
5. Asyifa Salsabila Rahadatul Ais (82022050148)
6. Diah Giyarti (82022050157)
Kelas KSK

DOSEN PENGAMPU: DHINA CAHYA ROHIM,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang – undang dibuat harus sesuai dengan keperluan dan harus peka
zaman, artinya aturan yang dibuat oleh para DPR kita sebelum di syahkan
menjadi Undang-undang sebelumnya harus disosialisasikan dahulu dengan
rakyat, apakah tidak melanggar norma- norma adat atau melanggar hak – hak
azazi manusia. Salah satu bukti bahwa Undang – Undang yang sudah tidak
relevan lagi dengan kondisi zamanya adalah Undang-Undang dasar 1945.
Dengan mengalami empat kali perubahan yang masing – masing tujuanya
tidak lain hanya untuk bisa sesuai dengan kehendak rakyat dan bangsa kita,
dalam arti bisa mewakili aspirasi rakyat yang disesuaikan zamanya , dimana
dalam amandemen yang ke 4 rakyat memegang kekuasaan yang paling tinggi,
sangat berbeda dengan sebelum amandemen yang MPR merupakan wakil rakyat
untuk mewujudkan aspirasinya yang salah satu tugasnya adalah dalam memilih
Presiden dan Wakil Presiden, karena dianggap sebagai bentuk pemerintahan
yang korup, syarat dengan aroma KKN yang membentuk kekuasaan tak terbatas
terhadap Presidenya. Kita tahu bahwa dalam masa Orde Baru Presiden kita tidak
pernah mengalami pergantian selama 32 tahun meski telah mengalami Pemilihan
Umum sebanyak tidak kurang dari 6 kali Pemilu. Oleh sebab itu para mahasiswa
kita dan para aktivis lainya mengadakan Reformasi yang berimbas juga pada
reformasi didalam isi Undang-Undang Dasar 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan kewenangan parlemen yang tertulis dalam UUD
1945 Sebelum Amandemen dengan setelah Amandemen ke IV?
2. Apa saja hak dan kewenangan warga Negara yang tertuang dalam UUD
1945?
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEBELUM AMANDEMEN KE -4

Pada saat sebelum amandemen ke -4 lembaga tertinggi Negara adalah MPR seperti
yang tersebut dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Pemusyarawatan Rakyat.
Adapun lembaga Tinggi Negara pada saat itu adalah Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR),Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Dewan Pertimbangan Agung
(DPA) dan Mahkamah Agung. Berikut bagan Lembaga Negara sebelum amandemen
yang ke -4.
Tugas kenegaraan Lembaga Tinggi Negara Sebelum amandemen:
1. MPR
a. Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super
power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia”
yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil
presiden.
b. Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta
utusan golongan yang diangkat.
Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:
 Presiden, sebagai presiden seumur hidup.
 Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 (tujuh) kali berturut
turut.
 Memberhentikan sebagai pejabat presiden.
 Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya.
 Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden.
 Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah
Presiden, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang
paling banyak menduduki kursi di MPR.

2. PRESIDEN / WAPRES
a. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,
meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.
b. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi
(consentration of power and responsiblity upon the president).
c. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga
memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif
(judicative power).
d. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
e. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat
sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa
jabatannya.

3. DPA
 Di samping itu, UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir lembaga-lembaga
negara lain seperti DPA dan BPK dengan memberikan kewenangan yang
sangat minim.
 Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 16)
 Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan
berhak memajukan usul kepada pemerintah (pasal 16)

4. Pemerintah Daerah
Sesuai pasal 18 bahwa Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,
dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undangundang,
dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerahdaerah yang bersifat
istimewa.

5. DPD

6. DPR
a. Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.
b. Memberikan persetujuan atas PERPU.
c. Memberikan persetujuan atas Anggaran.
d. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.
Sesuai pasal 19
a. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
b. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Sesuai pasal 20
a. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.
b. ika sesuatu rancangan undang—undang tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Sesuai pasal 21
a. Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan
undangundang.
b. Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi
dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Sesuai pasal 22
a. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undangundang.
b. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat dalam persidangan yang berikut.
c. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.

B. SESUDAH AMANDEMEN KE -4

Sebagai kelembagaan Negara, MPR RI tidak lagi diberikan sebutan sebagai


lembaga tertinggi Negara dan hanya sebagai lembaga Negara, seperti juga, seperti
juga DPR, Presiden, BPK dan MA. Dalam pasal 1 ayat (2) yang telah mengalami
perubahan perihal kedaulatan disebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar sehingga tampaklah bahwa MPR
RI tidak lagi menjadi pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat. Juga susunan MPR RI
telah berubah keanggotaanya, yaitu terdiri atas anggota DPR dan Dewan Perakilan
Daerah (DPD), yang kesemuanya direkrut melalui pemilu.

Perlu dijelaskan pula bahwa susunan ketatanegaraan dalam kelembagaan


Negara juga mengalami perubahan, dengan pemisahan kekuasaan, antara lain
adanya lembaga Negara yang dihapus maupun lahir baru, yaitu sebagai Badan
legislative terdiri dari anggota MPR, DPR, DPD, Badan Eksekutif Presiden dan
wakil Presiden, sedang badan yudikatif terdiri atas kekuasaan kehakiman yaitu
mahkamah konstitusi (MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung (MA), dan
Komisi Yudisial (KY) juga lembaga baru. Lembaga Negara lama yang dihapus
adalah dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan Badan pemeriksa keuangan tetap
ada hanya diatur tersendiri diluar kesemuanya/dan sejajar.
Tugas dan kewenagan MPR RI sesudah perubahan, menurut pasal 3 UUD 1945
( perubahan Ketiga ).

a. Majelis Permusyawaran Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UUD


b. Majelis Permusyawaran Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
c. Majelis Permusyawaran Rakyat hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar
( impeachment ).

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada


di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).

Perubahan (Amandemen) UUD 1945:

a. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka,
penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas
prinsip due process of law.
b. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara,
seperti Hakim.
c. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances)
yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-
masing.
d. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
e. Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara
berdasarkan hukum.
f. Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga
negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.

Tugas Lembaga Tinggi Negara sesudah amandemen ke – 4 :

1. MPR
a. Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara
lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
b. Menghilangkan supremasi kewenangannya.
c. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
d. Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden
dipilih secara langsung melalui pemilu).
e. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
f. Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung
melalui pemilu.
2. PRESIDEN
a. Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara
pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta
memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
b. Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
c. Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
d. Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
e. Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
f. Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil
presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga
mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.
3. DPA
a. Pasal 23B : Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 23D Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-
undang.
c. Pasal 24 (3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam undang-undang.
4. PEMERINTAH DAERAH
5. DPD
a. Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
b. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.
c. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
d. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang
berkait dengan kepentingan daerah.
6. DPR
a. Posisi dan kewenangannya diperkuat.
b. Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden,
sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah
berhak mengajukan RUU.
c. Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
d. Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

Berikut perbedaan susunan lembaga Negara Republik Indonesia Sebelum


Amandemen dan Setelah Amandemen UUD 45

C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DALAM UUD 45


Pasal 28A
 Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
Pasal 28B
 Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
 setiap orang berhak mengembangkan diri dan melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia
 setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya

Pasal 28 D

 setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan


kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan
hukum”.
 setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
 menjamin hak yang sama dalam ikut serta dalam pemerintahan,
sedangkan
 menjamin hak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E

 hak setiap orang untuk memilih dan memeluk agamanya masing-


masing tanpa paksaan, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
serta memilih tempat tinggal di wilayah negaranya dan berhak untuk
kembali. Selanjutnya, dalam
 jika setiap orang bebas untuk meyakini kepercayaan, menyatakan
sikap dan pikiran yang sesuai dengan hati nuraninya. Adapun dalam
 setiap orang untuk bebas berbicara, berserikat, berkumpul, dan
menyatakan pendapat.

Pasal 28 F

 setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia
Pasal 28 G

 perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap orang untuk


mendapatkan izinnya dan keluarga atas harta yang ada di bawahnya,
berhak atas keamanan dan kebebasan dari ancaman. Selain itu, warga
negara juga berhak mendapatkan suaka politik dari negara lain.

Pasal 28 H

 hak setiap orang untuk: Menerima kelahiran dan batin Mendapatkan


tempat tinggal yang layak Mendapatkan perawatan kesehatan yang
layak Mendapatkan persetujuan dan bantuan khusus Mendapat
kesempatan dan manfaat yang sama untuk mencapai persetujuan dan
keadilan Mendapatkan jaminan sosial Hak kepemilikan pribadi yang
tidak boleh diambil secara sewenang-wenang

Pasal 28 I

 hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
 memberikan hak untuk bebas dari diskriminasi serta mendapat
perlindungan dari tindakan diskriminatif.

Pasal 29

setiap warga negara berhak beribadah sesuai dengan agama dan


kepercayaannya masing-masing.

Pasal 31

Hak warga dalam pasal ini adalah mendapatkan pendidikan, sedangkan


penyelenggaraan pendidikan dasar dijamin dan dibiayai oleh negara.

Pasal 33

Pasal 33 terdiri atas tiga ayat yang berisi ketentuan perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan

 Cabang-cabang produksi yang penting dan disetujui hajat hidup orang


banyak dikuasai oleh negara
 Penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi, udara, dan
tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
 Penyelenggaraan ekonomi nasional yang demokratis, berwawasan
lingkungan, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pasal 34

Dalam pasal ini, negara menjamin semua fakir miskin dan anak-anak
telantar. Warga negara juga berhak mendapat pelayanan kesehatan yang
layak yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Selain itu, warga negara juga berhak untuk mendapat jaminan sosial,
khususnya masyarakat lemah dan tidak mampu. Jaminan sosial ini
diselenggarakan oleh pemerintah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/06/093000769/hak-dan-kewajiban-warga-
negara-berdasarkan-uud-1945?page=all

Anda mungkin juga menyukai