Tujuan Amandemen
Tujuan perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi
dan hukum. Perubahan tersebut sebagai respon tuntutan reformasi pada waktu itu.
Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek penyelenggaraan negara
pada masa pemerintahan rezim Soeharto. Alasan filosofis, historis, yuridis, sosiologis,
politis, dan teoritis juga mendukung dilakukannya perubahan terhadap konstitusi.
Selain itu adanya dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat. Perubahan UUD
1945 bukannya tanpa masalah. Karena ada sejumlah kelemahan sistimatika dan
substansi UUD pasca perubahan seperti inkonsisten, kerancuan sistem pemerintahan
dan sistem ketatanegaraan yang tidak jelas. Perubahan Undang-Undang Dasar
ternyata tidak dengan sendirinya menumbuhkan budaya taat berkonstitusi.
2. Amandemen II
- Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR pada 7 hingga 18 Agustus
2010. Pada amandemen tersebut ada 15 pasal perubahan atau tambahan/tambahan
dan perubahan 6 bab. Perubahan yang penting itu ada delapan hal, yakni:
1) Otonomi daerah/desentralisasi.
2) Pengakuan serta penghormatan terhadap satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa dan terhadap kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya.
3) Penegasan fungsi dan hak DPR.
4) Penegasan NKRI sebagai sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.
5) Perluasan jaminan konstitusional hak asasi manusia.
6) Sistem pertahanan dan keamanan Negara.
3. Apa yang dimaksud dengan judicial review? Jelaskan dan beri 2 contoh tentang
kasus judicial review tersebut
Judicial Review merupakan proses pengujian peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang
dilakukan oleh lembaga peradilan. Dalam praktik, judicial review (pengujian)
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan oleh Mahkamah
Konstitusi (“MK”).
- Contoh
a. Mantan Narapidana Korupsi Boleh Nyaleg
Pada pertengahan September 2018, melalui Putusan MA No. 45 P/HUM/2018,
MA membatalkan Pasal 4 ayat (3), Pasal 7 huruf g Peraturan KPU No. 20
Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota DPR dan DPRD Kabupaten/Kota
dan Pasal 60 huruf j Peraturan KPU No. 26 Tahun 2018 tentang Pencalonan
Anggota DPD terkait larangan mantan narapidana kasus korupsi, Bandar
narkoba, kejahatan seksual terhadap anak, menjadi bakal calon anggota
legislatif (bacaleg) dalam Pemilu 2019. Dengan dibatalkannya pasal-pasal itu,
mantan narapidana yang terlibat kasus korupsi boleh nyaleg menjadi anggota
legislatif. Majelis hanya memeriksa dan memutus terkait narapidana korupsi
yang diperbolehkan nyaleg.Uji materi Peraturan KPU ini diajukan oleh 12
pemohon. Diantaranya dimohonkan oleh Muhammad Taufik, Djekmon
Ambisi, Wa Ode Nurhayati, Jumanto, Masyhur Masie Abunawas, Abdulgani
AUP, Usman Effendi, dan Ririn Rosiana. Diperiksan dan diputus oleh Hakim
Agung Fachrudin, Yodi Martono, Supandi. Kedua Peraturan KPU tersebut
dinilai bertentangan dengan Putusan MK dan Pasal 240 ayat (1) huruf g UU
No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang telah memperbolehkan mantan
narapidana menjadi calon anggota legislatif, sepanjang yang bersangkutan
mengumumkan kepada publik bahwa dirinya merupakan mantan terpidana.
5. Dalam kekuasaan yudikatif ada 2 sistem hukum yang menjadi acuan yaitu:
Common Law dan Civil Law. Jelaskan dan kaitkan dengan keadaan di Indonesia
saat ini.
Ciri pokok Civil Law adalah sistem ini menggunakan pembagian dasar ke dalam
hukum perdata dan hukum publik. Ciri-Cirinya adalah :
1. Adanya sistem kodifikasi
2. Hakim tidak terikat dengan preseden atau doktrin stare decicis, sehingga undang-
undang menjadi rujukan hukumnya yang utama.
3. Sistem peradilannya bersifat inkuisitorial
Sumber :
- https://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/%20MENDUDUKAN
%20COMMON%20LAW%20%20SYSTEM%20DAN%20CIVIL%20LAW
%20SYSTEM%20MELALUI%20SUDUT%20PANDANG%20HUKUM
%20PROGRESIF%20DI%20%20INDONESIA%20.pdf
- https://www.negarahukum.com/hukum/pemisahan-kekuasan-vs-pembagian-
kekuasaan.html
- https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c249675b2ded/lima-putusan-
judicial-review-ma-sorotan-publik-sepanjang-2018?page=2
- https://dprd.bulelengkab.go.id/artikel/fungsi-lembaga-legeslatif-dalam-
pembangunan-bangsa-18
- https://jeo.kompas.com/demo-perppu-atau-judicial-review-untuk-sikapi-uu-cipta-
kerja
- https://setabasri01.blogspot.com/2009/02/trias-politika-pemisahan-kekuasaan.html
- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58f8174750e97/perbedaan-
karakteristik-sistem-icivil-law-i-dengan-icommon-law-i/
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/140000869/amandemen-uud-
1945--tujuan-dan-perubahannya?page=all