Anda di halaman 1dari 3

MPR

MPR sebagai pengawal kedaulatan rakyat memiliki makna bahwa MPR adalah lembaga
negara pelaksana kedaulatan rakyat yang memiliki kewenangan tertinggi untuk mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar, menjamin tegaknya kedaulatan rakyat dan
supremasi konstitusi dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kemasyarakatan sesuai
dengan dinamika aspirasi masyarakat dan daerah, perkembangan politik dan
ketatanegaraan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

FUNGSI MPR

1. Mengubah dan menetapkan UUD. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat (1).
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat
(2)
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat (3).
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal
terjadi kekosongan Wakil Presiden. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 8 ayat (2).
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan. Fungsi ini
diatur dalam Pasal 8 ayat (3).

PERAN MPR dan HAK nya


(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
Anggota MPR mempunyai hak:
a. mengajukan usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar;
b. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan;
c. memilih dan dipilih;
d. membela diri;
e. imunitas;
f. protokoler; dan
g. keuangan dan administratif.
DPR
Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh
Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia) di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. KNIP beranggotakan 137 orang.
Sejarah terbentuknya DPR RI secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga periode, yakni
Volksraad, masa perjuangan kemerdekaan dan dibentuknya Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP).

FUNGSI dan PERAN DPR

 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat


 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
 Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
 Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang
akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden

HAK DPR

Hak Anggota DPR terdiri dari:

*hak mengajukan usul rancangan undang-undang;

* hak mengajukan pertanyaan;

* hak menyampaikan usul dan pendapat;

* hak memilih dan dipilih;

* hak membela diri;

* hak imunitas;

* hak protokoler;

* hak keuangan dan administratif;

* hak pengawasan;

hak mengusulkan dan memperjuangkan program pembangunan dapil;

* hak melakukan sosialisasi undang-undang.


DPD

Sejalan dengan tuntutan demokrasi guna memenuhi rasa keadilan masyarakat di daerah
serta meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi daerah dalam kehidupan nasional,
maka dalam rangka pembaharuan konstitusi, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
membentuk sebuah lembaga perwakilan baru, yakni Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pembentukan DPD ini dilakukan melalui perubahan ketiga UUD 1945 pada bulan November
2001. DPD adalah sebuah lembaga perwakilan seperti halnya Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) yang mewakili masyarakat pada wilayah tertentu.

FUNGSI dan PERAN DPD

1. Pengajuan usulan Rancangan Undang-Undang.


2. Pembahasan Rancangan Undang-Undang.
3. Pertimbangan atas Rancangan Undang-Undang dan Pemilihan Anggota BPK.
4. Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-Undang.

Mengacu pada ketentuan pasal 22D UUD 1945 dan tata tertib DPD RI bahwa sebagai
lembaga legislatif DPD RI mempunyai fungsi legislasi,pengawasan dan penganggaran
sedangkan tugas dan wewenang DPD RI adalah : pengajuan usul rancangan Undang
Undang, pembahasan rancangan undang undang

HAK DPD

 mengajukan usul rancangan undang-undang


 mengajukan pertanyaan
 menyampaikan usul dan pendapat
 memilih dan dipilih
 membela diri
 imunitas
 protokoler
 keuangan dan administrative
 mengajukan rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
ayat (1) dan ayat (2) kepada DPR;
 ikut membahas rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud dalam pasal
43 ayat (1).

Anda mungkin juga menyukai