Suprastruktur politik adalah organisasi, alat atau lembaga resmi negara yang dibentuk
berdasarkan konstitusi yang berlaku dalam negara tersebut. Di Indonesia,
suprastruktur bertumpu pada Trias Politica yang terbagi dalam tiga kekuasaan
pemerintahan, yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Suprastruktur politik negara di
Indonesia di antaranya ialah MPR, DPR, DPD, Presiden (Pemerintah), MA, MK, KY,
BPK
2. Presiden
Negara Indonesi menganut sistem pemerintahan Presidensiil. Hal tersebut diatur
dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1) sampai (4).
Masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden selama 5 (lima) tahun
Tugas dan wewenang Presiden diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 seperti
berikut:
a. memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat (1));
b. mengajukan RUU kepada DPR (Pasal 5 ayat (1));
c. menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat (2));
d. memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
e. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR (Pasal 11 ayat (1));
f. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR (Pasal 11
ayat (2));
g. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
h. mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13 ayat (1) dan (2));
i. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13 ayat (3));
j. memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung (Pasal 14 ayat (1));
k. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 14 ayat (2));
l. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
UU (Pasal 15);
m. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas untuk memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16);
n. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat (2));
o. membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR, serta
mengesahkan RUU (Pasal 20 ayat (2) dan (4));
p. menetapkan PERPU dalam kegentingan yang memaksa (Pasal 22 ayat (1));
q. mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23 ayat (2));
r. meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat (1));
s. menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR (Pasal 24A ayat (3));
t. mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR (Pasal 24B ayat (3));
u. mengajukan tiga calon hakim konstitusi dan menetapkan sembilan orang
hakim konstitusi (Pasal 24C ayat (3)).
6. MAHKAMAH AGUNG
a. Dasar Hukum
a. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 24 ayat (2)
b. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 24A ayat (1) s.d. (5)
c. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 25
d. UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
b. Tugas dan Wewenang
a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada
tingkat terakhir oleh pengadilan di semua peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung.
b. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang.
c. Kewenangan lain yang diberikan undang-undang
7. MAHKAMAH KONSTITUSI
a. Dasar Hukum
1. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 24 ayat (2)
2. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 24C ayat (1) s.d. (6)
3. UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan UU No. 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi
b. Tugas dan Wewenang
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya final untuk
Menguji UU terhadap UUD NRI Tahun 1945.
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus tentang hasil pemilu
5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden diduga telah melakukan pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya
8. KOMISI YUDISIAL
a. Dasar Hukum
1. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 24B ayat (1) s.d. (4)
2. UU No. 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No. 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial
b. Tugas dan Wewenang
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung.
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim.
3. Menetapkan kode etik atau perilaku hakim bersama-sama dengan
Mahkamah Agung.
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan kode etik atau perilaku hakim
Peran lembaga negara dalam bidang politik dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Membentuk norma-norma kenegaraan yang berupa undang-undang atau produk
hukum di bawah dasar negara.
b. Melaksanakan norma atau ketentuan yang telah disepakati bersama.
c. Menjalankan fungsi pengawasan.
d. Menumbuhkan kesiapan dalam menghadapi berbagai ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan.
e. Menjalin kerja sama baik dalam negeri atau luar negeri.
2. Peran Lembaga Negara dalam Bidang Ekonomi
Pernahkah kamu mengunjungi sebuah bank di Indonesia? Jika sudah, apa
pengalaman yang dapat kamu bagikan? Bank Indonesia merupakan sebuah lembaga
negara yang memiliki fungsi utama berkomitmen untuk senantiasa mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem
Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan. Keberadaannya mampu menjaga
kestabilan ekonomi dalam negeri dengan mengatur dan memelihara nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing. Lalu, apa saja peranan penting lembaga negara di bidang
ekonomi?
Adakah dari kamu yang memiliki cita-cita menjadi prajurit negara? Kita wajib bangga
memiliki komponen utama pertahanan negara Indonesia yang dikenal dengan nama
Tentara Nasional Indonesia (TNI) seperti terdapat dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal
30 ayat (3). TNI terdiri atas TNI AD, TNI AU, TNI AL. TNI merupakan bentuk
keseriusan negara dalam usaha memepertahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pasal 30 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan: “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Artinya, usaha
dalam pertahanan dan keamanan menjadi hak dan kewajiban bagi warga negara
sesuai dengan kemampuan, latar belakang, dan profesi yang melekat. Bidang
pertahanan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi atau
keadaan khusus yang stabil. Menurut UU No. 3 Tahun 2002, pertahanan adalah
usaha negara untuk mempertahankan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa. Artinya, negara wajib menjamin keselamatan rakyatnya, wilayahnya, dan
kedaulatannya.
Peran lembaga negara dalam bidang pertahanan diberikan kepada Kementerian
Pertahanan (Kemhan). Kementerian Pertahanan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dalam pemerintahan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kemhan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggung jawab Kementerian
Pertahanan;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertahanan,
dan;
d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.