4. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, dihentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya; 5. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang di ajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam massa jabatannya selambatlambatnya dalam waktu enam puluh hari; 6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang di usulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedual dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari; 7. Menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR. Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya, anggota MPR di lengkapi dengan hak hak tersebut ( Pasal UU No.22 Tahun 2003 ): 1. Mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD; 2. Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan ; memilih dan dipilih 3. Membela diri; imunitas; protokoler; dan keungan dan administratif. Selain itu anggota MPR mempunyai kewajiban tersebut ( pasal 13 UU No.22 Tahun 2003) : 1. Mengamalkan Pancasila; 2. Melaksanakan UUD Negara RI Tahun 1945 dan peraturan perundangundangan 3. Menjaga keutuhan Negara kesatuan RI dan kerukunan nasional 4. kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan; dan 5. Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan daerah
B. Presiden
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, yang dalam melakukan kewajibannya Presiden di bantu oleh satu Orang wakil presiden ( Pasal 4 UUD 1945 )
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kekuasaan yang di atur dalam UUD 1945 hasil amandemen. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara ( Pasal 10 UUD 1945) Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ( Pasal 5 [1] dan Pasal 20 UUD 1945 ) Menetapkan Peraturan Pemerintah ( Pasal 5 [2] UUD 1945 ) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri ( Pasal 17 UUD 1945 ) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR ( Pasal 11 UUD 1945 ) Menyatakan keadaan bahaya. ( Pasal 12 UUD 1945 ) Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 UUD 1945 ) Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung ( Pasal 14 [1] UUD 1945 ) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 14 [2] UUD 1945 ) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU ( Pasal 15 UUD 1945 ) Mengajukan rancangan undang-undang anggara pendapat dan belanja Negara ( Pasal 23 [2] UUD 1945 ) Membentuk suatu dewan pertimbangan Yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden ( Pasal 16 UUD 1945 ).
E. Mahkamah Agung ( MA )
MA merukapakan lembaga Negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia ( Pasal 24 [2] UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam melaksanakan kehakiman, MA membawahi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer , dan Peradilan Tata Usaha Negara ( Pasal 24 [2] UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam melaksanakan tugasnya MA terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh pengaruh lembaga lainnya. MA juga berwenang untuk menguji peraturan perundang undangan di bawah undang undang terhadap undang undang serta mempunya wewenang lainnya yang di berikan oleh undang undang. Sebagai lembaga yudikatif, MA mempunyai kekuasaan. 1) memutuskan permohonan kasasi; 2) memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili; 3) meninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; 4) menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU.
F. Mahkamah Konstitusi
UUD 1945 hasil amandemen menyebutkan adanya Mahkamah Kontitusi. Mahkamah Kontitusi memiliki kewenangan untuk :
1. 2. 3. 4. 5.
Menganadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD; Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya di berikan oleh UUD; Memutus pembubaran parta politik, dan Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan Umum ( Pasal 24 C [1] ), serta Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggan oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD ( Pasal 24 C [2] UUD 1934 hasil amandemen ). Mahkamah Konstitusi beranggotakan Sembilan hakim konstitusi, dimana 3 aggota di ajukan oleh MA, tiga anggota di ajukan Presiden ( Pasal 24 C [3] UUD 1945 hasil amandemen )
H. Pemerintah Daerah
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undangundang. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undangundang. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. etiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf: 1. Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.
K.Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim agung. Tujuan Komisi Yudisial 1. Agar dapat melakukan monitoring secara intensif terhadap penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kekuasaan kehakiman baik yang menyangkut rekruitmen hakim agung maupun monitoring perilaku hakim. 3. Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa diawasi secara intensif oleh lembaga yang benar-benar independen. 4. Menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah dan kekuasaan kehakiman untuk menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman. Wewenang Komisi Yudisial Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Tugas Komisi Yudisial Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan tugas utama: 1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung;
2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung; 3. Menetapkan calon Hakim Agung; dan 4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta Perilaku Hakim, dengan tugas utama: 1. Menerima laporan peng Tugas Komisi Yudisial
Meaduan masyarakat tentang perilaku hakim, 1. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, dan Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.
Tugas PKN