IX F Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Keanggotaan MPR Terdiri atas: seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah
Tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut:
Mengubah dan menetapkan UUD (Pasal 3 ayat (1)). Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 3 ayat (2)]. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 ayat (3)] Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden (Pasal 8 ayat (2)] Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden Presiden Kekuasaan presiden sebagai kepala negara, mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut, danudara
(Pasal 10), Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Pasal 11). Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12). Mengangkat serta menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13). Memben grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 ayat (1)]. Member amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 ayat (2)]. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya (Pasal 15). Presiden Tugas dan wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen, yaitu sebagai berikut :
Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR [Pasal 5 ayat (1)].
Menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 ayat (2)]. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (pasal 17). Membuat undang-undang bersama DPR [Pasal 20 ayat (2)]. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 20A ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut :
Fungsi legislasi, ialah menetapkan undang-undang dengan persetujuan
Presiden. Fungsi anggaran, ialah menyusun dan menetapkan APBN melalui undang undang. Fungsi pengawasan, lalah mengawasi pelaksanaan pemerintahan oleh Presiden. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hak DPR ini berfungsi untuk menjalankan fungsi DPR agar lebih efektif, yaitu sebagai berikut :
Hak interpelasi, ialah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
Pemerintah dalam menjalankan pemerintahan. Hak angket, ialah hak DPR untuk melakukan penyelidikan mengenai kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan dengan hukum. Hak mengeluarkan pendapat, ialah hak DPR untuk menyampaikan pendapat atau usul mengenai kebijakan pemerintah. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Tugas dan wewenang DPD, ditegaskan dalam Pasal 22D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut :
Mengajukan rancangan undang-undang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta pengembangan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Membahas rancangan undang-undang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta pengembangan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Selain itu, juga DPD berwenang memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tersebut di atas, serta menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR. Berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah dan membahas RUU yang berkaitan dengan daerah DPD juga berhak memberikan pertimbangan tentang rancangan undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tugas BPK ditegaskan dalam Pasal 23E UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, maupun lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya. Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Agung memiliki wewenang sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut :
Mengadili pada tingkat kasasi, ialah pengajuan perkara kepada
Mahkamah Agung. Keputusan pada tingkat kasasi merupakan keputusan tertinggi dalam proses peradilan. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- undang terhadap undang-undang. Hal ini sering disebut hak uji materiel atas peraturan di bawah undang-undang terhadap undang-undang. MA berhak menentukan bertentangan atau tidaknya isi suatu peraturan di bawah undang- undang, seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, bahkan peraturan sekolah dengan undang- undang. Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai grasi dan rehabilitasi. Komisi Yudisial Wewenang Komisi Yudisial sesuai Pasal 248 (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mengusulkan pengangkatan hakim agung (anggota Mahkamah Agung). menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Wewenang ini diberikan dalam rangka mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pera guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi (MK Tugas dan wewenang Mahkamah Konstitusi sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut.
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk:
menguji undang-undang terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. memutus pembubaran partai politik: memutus perselisihan hasil pemilihan umum.
2) Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran
hukum Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. TERIMAKASIH