Npm : 2116000021
1. Lembaga legislatif
Anggota DPR berasal dari partai politik yang dipilih rakyat melalui proses
pemilu. DPR bertempat di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota adalah DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).
Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPR adalah sebagai berikut,
Menerima dan membahas RUU (Rancangan Undang-Undang) yang diajukan oleh DPD
Memilih tiga calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden dan
lain-lain
b. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Anggota DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang telah dipilih melalui proses
pemilu. Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden dan bertempat di daerah
pemilihannya.
Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dari organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Masa jabatan DPD adalah lima tahun.
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 dalam Undang-Undang Dasar 1945, MPR mempunyai tugas
dan wewenang sebagai berikut:
Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-
Undang Dasar
2. Lembaga Eksekutif
a. Presiden
Mengangkat duta dan konsul untuk ditempatkan di ibukota negara lain dan negara
Indonesia.
Memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada warga negara, baik warga
negara Indonesia maupun warga negara asing yang telah berjasa.
3. Lembaga Yudikatif
Dalam pelaksanaanya, lembaga yudikatif harus bebas dari campur tangan lembaga
eksekutif. Hal tersebut supaya dalam penegakan hukum dan keadilannya tidak berat sebelah atau
terlalu memihak.
Hakim Agung ini diusulkan oleh DPR yang berasal dari usulan Komisi Yudisial.
Lembaga MA mempunyai kewajiban dan kewenangan sendiri, yakni:
Dalam MK, terdapat 9 hakim konstitusi yang telah ditetapkan oleh Presiden. Berikut
merupakan tugas dan fungsi lembaga Mahkamah Konstitusi:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
c. Komisi Yudisial
Lembaga Komisi Yudisial (KY) ini dibentuk guna mengawasi perilaku para hakim dan
praktik kotor dalam proses penyelenggaraan peradilan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (hasil amandemen), kedudukan Komisi Yudisial ini
bersifat mandiri yang keberadaannya dibentuk dan diberhentikan oleh Presiden dengan adanya
persetujuan DPR.