PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden.
Masa jabatan anggota MPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota
MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya,
anggota MPR mengucapkan sumpah/janji bersama-sama yang dipandu oleh Ketua
Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR.
1. Mengamalkan Pancasila;
2. Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
3. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan
nasional;
4. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan;
5. Melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.
3
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang
dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan
yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu N0. 10
Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
4
5. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD; melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
undang-undang, anggaran pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan
pemerintah;
6. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh
DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
7. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan
pertimbangan DPD;
8. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan;
9. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial;
10. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi
Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden;
11. Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya
kepada presiden untuk ditetapkan;
12. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta,
menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan
dalam pemberian amnesti dan abolisi;
13. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat
perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan
mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara dan/atau pembentukan undang-undang;
14. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat; dan
15. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam
undang-undang.
16. Melaksanakan pengawasan terhadap :
a) Pelaksanaan Undang-undang
b) Pelaksanaan APBN
c) Kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan Ketetapan
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
5
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR
untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai
kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak
interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka
dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai
mitra kerja.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak-
banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah
anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden.
Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang
bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD
adalah lima tahun. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD,
antara lain sebagai berikut:
6
Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus
sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan
wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden
dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Grasi : Ampun yang diberikan oleh presiden kepada terdakwa setelah Hakim
memutuskan perkara.
Abolisi : Ampun yang diberikan oleh presiden kepada tertuduh sebelum hakim
memutuskan perkaranya.
7
B) Kekuasaan dengan persetujuan DPR
Kekuasaan dengan persetujuan DPR anatara lain,
1) Kekuasaan legislatf
2) Kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian atau membuat
perjanjian-perjanjian dengan negara lain
3) Kekuasaan untuk membuat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Lembaga ini terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, dan seorang
sekretaris. Pimpinan dan hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung.
jumlah hakim agung paling banyak 60 (enam puluh) orang.
8
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap UUD;
2. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD;
3. Memutuskan pembubaran partai politik;
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
menurut UUD.
9
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih
oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh
presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. Demikian, semoga bermanfaat.
Dalam UU 1945 hasil amandemen, keanggotaan BPK telah diatur dengan jelas
dalam pasal 23F sebagai berikut :
(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh Presiden.
(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan olah anggota.
Dalam UUD 1945 MPR merupakan salah satu lembaga Negara (sebelum
Amandemen dikenal dengan istilah lembaga tertinggi Negara). Keberadaan MPR
dalam sistem perwakilan dipandang sebagai ciri yang khas dalam sistem
demokrasi di Indonesia. Anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota
DPD menunjukan bahwa MPR masih dipandang sebagai lembaga perwakilan
rakyat karena keanggotaannya dipilih dalam pemilihan umum. Unsur anggota
DPR untuk mencerminkan prinsip demokrasi politik sedangkan unsur anggota
DPD untuk mencerminkan prinsip keterwakilan daerah agar kepentingan daerah
tidak terabaikan. Dengan adanya perubahan kedudukan MPR, maka pemahaman
wujud kedaulatan rakyat tercermin dalam tiga cabang kekuasaan yaitu lembaga
perwakilan, Presiden, dan pemegang kekuasaan kehakiman.
10
Adapun yang menjadi kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan
UUD, memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam hal terjadi kekosongan
jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden, melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden, serta kewenangan memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD.
Dalam hubungannya dengan DPD. Seperti halnya peran DPR, peran DPD dalam
MPR juga sangat besar misalnya dalam hal mengubah UUD yang harus dihadiri
oleh 2/3 anggota MPR dan memberhentikan Presiden yang harus dihadiri oleh 3/4
anggota MPR maka peran DPD dalam kewenangan tersebut merupakan suatu
keharusan.
Dalam hal hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat dipahami dari
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang
Mahkamah Konstitusi adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan UUD. Karena kedudukan MPR sebagai
lembaga negara maka apabila MPR bersengketa dengan lembaga negara lainnya
yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka konflik
tersebut harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.
11
Dalam hubungandengan DPD, terdapat hubungan kerja dalam hal ikut membahas
pada DPR.
Tugas dan wewenang DPD yang berkaitan dengan DPR adalah dalam hal
mengajukan RUU tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama
dengan DPR, memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan
menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR. Dalam
kaitan itu, DPD sebagai lembaga perwakilan yang mewakili daerah dalam
menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan
kepentingan daerah.
Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil laporan
keuangan BPK sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan kewenangan
yang dimilikinya, dan untuk turut menentukan keanggotaan BPK dalam proses
pemilihan anggota BPK. Disamping itu, laporan BPK akan dijadikan sebagai
bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan dengan RUU APBN.
Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan
kewenangan MK dalam hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.
12
dalam Pasal 24C. Pengaturan yang demikian sekaligus menunjukkan bahwa
menurut UUD 1945 KY berada dalam ruang lingkup kekuasaan kehakiman,
meskipun bukan pelaku kekuasaan kehakiman. Pasal 24A Ayat (3) UUD 1945
berbunyi, "Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisal kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan
sebagai hakim agung oleh Presiden”. Pengaturan yang demikian menunjukkan
keberadaan KY dalam sistem ketatanegaraan adalah terkait dengan MA. Akan
tetapi, Pasal 24 Ayat (2) UUD 1945 telah menegaskan bahwa KY bukan
merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman, melainkan sebagai supporting
element atau state auxiliary. Oleh karena itu, sesuai dengan jiwa (spirit) konstitusi
dimaksud, prinsip checks and balances tidak benar jika diterapkan dalam pola
hubungan internal kekuasaan kehakiman. Karena, hubungan checks and
balances tidak dapat berlangsung antara MA sebagai principal organ dengan KY
sebagai auxiliary organ. KY bukanlah pelaksana kekuasaan kehakiman,
melainkan sebagai supporting element dalam rangka mendukung kekuasaan
kehakiman yang merdeka, bersih, dan berwibawa, meskipun untuk
melaksanakan tugasnya tersebut, KY sendiri pun bersifat mandiri.
13
secara internal sedangkan KY memilki wewenang dalam sistem pegawasan
secara eksternal.
a. Sistem pengawasan secara internal yang menjadi kewenangan
Mahkamah Agung :
1. Mengawasi penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan
dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
2. Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim di semua linkungan
peradilan dalam enjalankan tugasnya.
3. Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan tekhnis
peradilan dari semua lingkungan peradilan.
4. Memberi petunjuk, teguran atau peringatan yang dipandang perlu kepada
pengadilan di semua lingkingan peradilan.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1)
dan (2) adalah untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji
UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Disamping itu, MK juga
wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.
14
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD. Dengan pengaturan BPK dalam UUD,
terdapat perkembangan yaitu menyangkut perubahan bentuk organisasinya secara
structural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan secara fungsional. Karena
saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-daerah dan
harus menyerahkan hasilnya itu selain DPR juga pada DPD dan DPRD.
Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan
DPD adalah dalam hal proses pemilihan anggota BPK.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan UUD 1945 dijelaskan, bahwa struktur pemerintahan Indonesia,
melalui UUD 1945 terlihat bahwa semua lembaga tinggi Negara memiliki
hubungan yang jelas antara satu dengan yang lainnya. Setiap lembaga memiliki
tugas masing-masing. Tujuan hubungan antar lembaga adalah untuk memperikat
kerjasama yang lebih baik untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dalam hal
kesejahteraan, keadilan dan kemajuan Indonesia untuk menjadi Negara yang kuat
dan solid.
3.2 Saran
1. Setiap lembaga dan seluruh lembaga tinggi lainnya agar selalu bekerja
sama untuk kesejahteraan dan kemajuan Indonesia
2. Agar lembaga tinggi Negara tidak hanya fokus diatas tapi lihat juga
dibawah
3. Agar pemerintahan Indonesia lebih baik dan impian masyarakat terwujud
yaitu kesejahteraan, keadilan dan kemajuan Indonesia
16
Daftar Pustaka
http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2014/08/hubungan-antar-lembaga-negara-
sesuai.html
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.lihatdisini.com/definisi-dan-
pengertian/definisi-dan-pengertian-lembaga-negara
adalah&ei=sG1W1uCy&lc=id-
ID&s=1&m=181&host=www.google.co.id&ts=1479904763&sig=AF9NednKXc
K4F_khbRtrhNKgMbj6Lr4vHg
Ihza Mahendra, Yusril.1996 Dinamika Tata Negara Indonesia. Gema Insani Press:
Jakarta
https://rinaretno2.wordpress.com/hubungan-antar-lembaga/
17