Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas
maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya,
makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara
penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya,
pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja,
pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut,
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman
industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus
dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi
ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun
tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah
suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dalam cakupan jenis-jenis
industry, terdapat jenis industry Pariwisata. Inustri ini begerak di bidang pariwisata. Sebagian
besar, industry pariwisata di Indonesia berada di bawah kekuasaan Mentri Pariwisata.

1
Kementrian tersebut, bertugas mengatur dan mengembangkan Industri Pariwisata. Dalam
pengembangan Industry Pariwisata, Pemerintha Telah Mengatur Kebijakan-Kebijakannya Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025
Pengembangan pariwisata, peningkatan ekonomi, kesempatan kerja, perubahan gaya
hidup, semuanya muncul bersamaan. Semuanya erat hubungannya dengan perubahan lingkungan
fisik yang akan terjadi. Semua itu akan berakibat eksploitasi berlebihan terhadap keberadaan
sumber daya fisik lingkungan Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mengurangi
dampak yang ditimbulkan pariwisata massal. Salah satunya adalah mengembangkan pariwisata
alternatif yang merupakan bentuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berupaya untuk
memberikan situasi saling pengertian, solidaritas dan keadilan diantara wisatawan, pelaku
pariwisata dan lingkungannya

1.2 Rumusan Masalah


Karya Tulis Ilmiah ini akan membahas persoalan mengenai:
a. Apa yang Maksud dan definisi Industri?
b. Apa saja Jenis-jenis Industri?
c. Apa itu Industri pariwisata?
d. Apa Definisi Politik Pemerintah?
e. Bagaimana Peran Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Wisata?

1.3 Tujuan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan kebijakan politik pemerintah dalam
mengembangkan kawasan wisata.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Industri


1.1.1 Pengertian Industri
Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas
maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya,
makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara
penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya,
pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja,
pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut,
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman
industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus
dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi
ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun
tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah
suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu
industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan
secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi

3
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya
alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya
kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan
baja. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk
industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah
dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine.
Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu
atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi,
misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk
barang-barang cetakan. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk
konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel,
semen, dan bahan bakar. Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan
dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya. Jika orang berbicara
tentang industri, mereka sering berfikir tentang pabrik yang mengambil bahan mentah dan
menjadikannya suatu produk. Negara maju identik dengan sebuah negara yang perekonomiannya
sebagian besar ditopang oleh kegiatan industri di negara tersebut. Semakin modern dan banyak
aktivitas industrinya, semakin maju pula negara tersebut. Berikut ini adalah pengertian dan
definisi industri:
a. BAMBANG UTOYO
Pengertian industri dalam arti sempit: Semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah
barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi
barang yang lebih tinggi kegunaannya.
Pengertian industri dalam arti luas: Industri merupakan semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat komersialuntuk memenuhi kebutuhan
hidup.
b. Tim grasindo
Industri adalah segala macam pekerjaan yang menghasilkan uang

4
c. Badan pusat statisti
Industri adala suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan
menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri.
pengertian industri jika didasarkan pada asal bahasa yaitu dari bahasa Latin. Kata dari
bahasa Latin yang merupakan asal kata untuk pengertian industri tersebut yaitu Industria yang
berarti tenaga kerja disebut juga buruh. Secara umum, pengertian industri itu dapat diartikan
sebagai segala kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya demi tercapainya kesejahteraan hidup. Kemudian pengertian industri juga
dijabarkan sebagai suatu perusahaan yang melaksanakan suatu kegiatan atau aktifitas ekonomi
yang termasuk ke dalam bagian sektor sekunder. Dalam pengertian atau definisi industri tersebut
bahwa perusahaan atau pabrik yang termasuk di dalamnya seperti pabrik rakitan, pbrik rokok,
serta juga pabrik tekstil. Selain itu, pengertian industri juga diartikan sebagai kegiatan atau
aktifitas ekonomi yang memproduksi baik itu bahan baku, barang atau bahan mentah, barang
atau bahan setengah jadi, maupun barang yang sudah jadi yang kemudian kegunaan dan mutunya
lebih ditingkatkan lagi. Pada pengertian atau definisi industri di sini bahwa aktifitas yang
termasuk di dalamnya seperti rekayasa industri serta juga aktifitas rancang bangun.
Ada juga yang menyatakan bahwa pengertian industri merupakan suatu bidang pekerjaan
yang memakai keterampilan serta juga ketekunan atau kesungguhan dalam bekerja dan juga
kaitannya dalam memakai peralatan untuk mengolah hasil bumi serta juga mendistribusikannya.
Industri sesungguhnya sudah ada sejak ribuan tahun sejak manusia ada di Bumi. Yang mana
industri saat itu masih tergolong sangat sederhana. Jadi sebenarnya mengenai pengertian atau
definisi industri itu, manusia sudah tahu sejak lama. Namun pengungkapannya tentu berbeda
karena industri sekarang sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi. Orang yang
berkecimpung di dunia industri tentu paham betul dan mengerti tentang pengertian industri.
Tidak hanya itu dunia pendidikan juga pasti pernah mempelajari tentang pengertian industri
tersebut. Dan tentunya juga banyak orang yang masih belum paham dan mengerti tentang
pengertian industri walaupun mereka sering mendengarnya. Maka dari itu, semoga dengan
adanya postingan tentang pengertian industri ini akan dapat menjelaskan, memberi pemahaman,
dan juga memberi pengetahuan kepada anda.

5
Pembangunan industri bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan
memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke
arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan
dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang
tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah,
termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta
meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi nasional yang
bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi
dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah
dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh
ketahanan nasional.

1.1.2 Jenis-jenis Industri


1. Industri berdasarkan bahan baku
a) Industri ekstraktif,
b) Industri nonekstraktif,
c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier.
2. Industri berdasarkan tenaga kerja
 Industri rumah tangga,
 Industri kecil,
 Industri sedang,

6
 Industri besar,
3. Industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
 Industri primer,
 Industri sekunder,
 Industri tertier,
4. Industri berdasarkan bahan mentah
 Industri pertanian,
 Industri pertambangan
 Industri jasa,
5. Industri berdasarkan lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry),
 Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry),
 Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry),
 Industri berorientasi pada bahan baku,
 Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),
6. Industri berdasarkan proses produksi
 Industri hulu,
 Industri hilir,
7. Industri berdasarkan barang yang dihasilkan
 Industri berat,
 Industri ringan,
8. Industri berdasarkan modal yang digunakan
 Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN),
 Industri dengan penanaman modal asing (PMA),
 Industri dengan modal patungan (join venture),
9. Industri berdasarkan subjek pengelola
 Industri rakyat,
 Industri negara,
10. Industri berdasarkan cara pengorganisasian
 Industri kecil,

7
 Industri menengah,
 Industri besar,
11. Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
 Industri Kimia Dasar (IKD)
 Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
 Aneka Industri (AI)
 Industri Kecil (IK)
 Industri pariwisata

2.1.3 Industri Pariwisata


Pengertian Wisata dan Pariwisata
A. Sejarah pariwisata
Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul diperencis pada akhir abad ke 17.
Tahun 1972 Maurice Menberbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling in
France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam buku ini
disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour).
Grand Tour di Inggris Mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsure pendidikan diplomasi
dan politik. Pertengah abad ke-19 Jumlah orang yang berwisata masih terbatas karena butuh
waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi
sesudah Revolusi Industri Keadaan itu berbuah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa
berpariwisata tapi kelas menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad
Ke-20 terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan
menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya
perjalanan paket (Package tour).
B. Pengertian wisata
Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World
Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan
keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam
kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di
luar negeri. Jadi wisata adalah perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompk orang lebih

8
dari tiga hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau biro tertentu dengan tujuan
untuk melihat-lihat berbagai tempat atau suatu kota baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
C. Kepariwisataan dan Pariwisata
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
“Tourism is an integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand
is made up of domestic and international tourist market. The supply is comprised of
transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and related
infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainder
as same-day visitors” Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan
memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor
ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan
mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan
aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
D. Pengertian Pariwisata
Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme.
Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam
musyawarah itu dihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata.
Kata pariwisata ini diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan
selanjutnya pada tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan
Pariwisata Nasional. Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar-putar, berkali-
kali, dari dan ke. Dan kata wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim
dengan kata travel. Dengan demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun
perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun
suatu perjalanan yang sempurna. Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian
yang jelas dan tidak mempunyai ketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata
tersebut.

9
E. Pengertian Wisatawan
Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954) Wisatawan
adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah kecuali untuk
berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun
yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang
disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang dating
berdasarakan motivasi Mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan,
studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan-
pertemuan. Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di Negara yang
dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas
sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang
hanya ekskurisionis saja. Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila
memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu : (dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)
a. Harus bersifat sementara
b. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
c. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-
hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya.
Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan
yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)
F. Pramuwisata
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM
82/PW.102/MPPT-88 tentang pariwisata, maka Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas
memberikan bimbingan penerangan dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala
sesuatu yang diperlukan wisatawan. Pramuwisata dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
 Pramuwisata Muda yang bertugas pada suatu daerah Tingkat II di dalam wilayah daerah
tingkat I tempat sertifikat diberikan.

10
 Pramuwisata Madya yang bertugas didalam wilayah daerah Tingkat I tempat sertifikata
diberikan.
G. Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia
kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah
dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang
memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam
arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut
sebagai objek dan daya tarik wisata. Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang
diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah,
tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya.
Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang
diperoleh oleh wisatawan. Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang
kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :
 Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam
serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.
 Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata
petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
 Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,
tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-
lain.
 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
H. Bentuk-bentuk Pariwisata
Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat diklasifikasikan
bentuknya ke dalam beberapa kategori berikut ini:
 Menurut asal wisatawan
 Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

11
 Menurut jangka waktu
 Menurut jumlah wisatawan
 Menurut alat angkut yang dipergunakan

I. Pengertian Sarana dan Prasarana Wisata


Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu
1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :
2. Intangible Product ( produk yang tidak nyata )

J. Septa Pesona Wisata


Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra
dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh
keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh
kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.
Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan,
Keindahan, Keramah dan Kenangan.
Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan
memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona
merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.
K. Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati
pengunjung, yaitu :
 Something to see
 Something to
 Something to buy
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik,
maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata
tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari
pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985,
p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar

12
sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk
memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
a. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk
menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
g. Pom bensin
h. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya
tergantung pada kedatangan wisatawan (Yoeti, 1984, p.184)
Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow
b. Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang
melayani khusus pariwisata saja.
c. Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata
dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d. Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat
penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
e. Dan lain-lain. (Yoeti, 1985, p.185-186)
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus
dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan
untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak
pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di
sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

13
L. Syarat suatu Objek Wisata dapat di Kembangkan
Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai
berikut (dalam Syamsuridjal, 1997:2) yaitu :
 Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik
wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata tersebut.
 Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
 Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran.
 Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.

M. Motif Perjalanan Wisata


Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri
dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini merupakan suatu cara
alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut dengan
tujuan untuk bersenang-senang.
Pengertian Industri Pariwisata
Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu
bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan
mempergunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada
umumnya, tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata. Pengertian kata industri di sini
bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian
kata industri di sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya
kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan
jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada
umumnya.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk
yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan dimana ia sedang dalam perjalanan
atau perlawatannya. Industri pariwisata mulai dikenal di indonesia setelah dikeluarkan instruksi
Presiden RI No. 9 tahun 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 disebutkan : Usaha-usaha
pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan
merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat
dan negara.

14
Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan pengembangan
pariwisata di Indonesia adalah:
 Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya,
perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri
sampingan lainnya.
 Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.
 Meningkatkan persaudaraan / persahabatan nasional dan internasional.
Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan
kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa
banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia
berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya
oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata, yaitu :
a. Travel Agent.
b. Perusahaan Angkutan (Transportasi).
c. Akomodasi perhotelan.
d. Bar dan Restoran.
e. Souvenir dan Handicraft.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata ( Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009) Elemen Industri
Pariwisata
1. Sumberdaya Pariwisata
a. Sumberdaya alam
b. Sumberdaya Manusia
c. Sumberdaya ciptaan manusia
2. Fasilitas Hiburan dan Olahraga
a. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan
b. Fasilitas olahraga
3. Prasarana umum dan Pariwisata
a. Alat komnunikasi dan perjalanan

15
b. Instalasi social
c. Instalasi dasar
d. Telekonunikasi
4. Pelayanan Penerimaan Pariwisata
a. Agen dan biro perjalanan
b. Kantor promosi dan kontor perwakilan
c. Pelayanan informasi pengunjung
d. Penyewaan kendaraan
e. Pramuwisata dan petugas interpretasi
5. Fasililitas Penerimaan
a. Hotel, wisma tamu, desa dan kota
b. Tempat pemukiman lainnya
c. Pemukiman untuk kebutuhan perorangan
d. Isntalasi untuk pelayanan makan dan minum

2.2 Definisi Bisnis Pariwisata


Suatu organisasi yang menjual barang atau jasa dalam bidang rekreasi atau hiburan.
Menurut bahasa, bisnis pariwisata terbagi dalam dua pegertian. Yaitu:
Pengertian Bisnis:
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari
bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
“bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang

16
dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Pengertian Pariwisata :
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau
liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis
adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai
dari transportasi; jasa keramahan – tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan
lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya,
pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi
Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk
meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Persamaan Industri Pariwisata Dengan Bisnis Pariwisata
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa persamaan industri pariwisata dengan
bisnis pariwisata adalah, sama-sama suatu organisasi yang menghasilkan barang dan melayani
jasa yang bergerak dalam bidang pariwisata.
Perbedaan Industri Pariwisata Dengan Bisnis Pariwisata
Industri pariwisata lebih di gerakkan oleh beberapa perusahaan, dengan modal yang
cukup besar. Tetapi jika bisnis pariwisata digerakkan dengan ruang lingkup yang lebih kecil, dan
digerakkan oleh perorangan dengan modal yang tidak sebesar industri pariwisata.
2.2.1 Industri Parwisata Indonesia
Organisasi Industri Pariwisata
1. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Nasional )
Perubahan nama dan lingkup kegiatan lembaga:
1) Tahun 1975 masalah pariwisata berada di bawah Departemen Perhubungan.
2) Tahun 1984 Kepariwisataan Indonesia di bawah Departemen Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi sejak awal pelita IV dengan Kabinet Pembangunan IV.

17
3) Departemen pariwisata, Pos dan Telekomunikasi berubah menjadi Departemen
Pariwisata, Seni dan Budaya pada masa pemerintahan BJ. Habibie.
4) Tahun 1999 di bawah koordinasikan Departemen Pariwisata dan Kesenian.
5) Kepariwisataan pada Kabinet Gotong Royong dipimpin oleh Departemen Pariwisata,
Seni dan Budaya.
2. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Regional )
Asean Tourism Forum ( ATF )
3. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Internasional )
United Nation – World Tourism Organization ( UN-WTO ). Tujuan dibentuknya UN-WTO
adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata agar memberi andil bagi
pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kesejahteraan dan saling
menghormati, berdasarkan hak-hak azazi dan kemerdekaan bagi semua, tanpa membedakan ras,
jender, bahasa dan / atau agama.
4. Kelemahan Industri Pariwisata Indonesia
Kelemahan industri pariwisata Indonesia terutama terletak pada ketersediaan infrastruktur,
citra keamanan/kenyamanan, sistem pemasaran, dan promosi. Ketersediaan infrastruktur sangat
vital untuk membangun konektivitas sektor wisata. Selama ini, masalah infrastruktur merupakan
kelemahan utama negeri ini.
Yang tak kalah pentingnya adalah pembenahan citra negatif tentang Indonesia. Bangsa ini
harus mampu menghapus citra tidak aman. Pemerintah tidak boleh membiarkan kesan negatif itu
melekat berkepanjangan dalam benak bangsa lain.
Meski kisruh sosial dan gejolak politik tidak menggambarkan seutuhnya kondisi negeri ini,
citra tersebut telah merasuki pikiran komunitas pariwisata internasional. Citra buruk itu
tercermin pada peringatan perjalanan (travel warning) dari sejumlah negara. Untuk mengubah
citra itu dibutuhkan langkah kolektif.
Untuk membenahi kelemahan di bidang promosi dan pemasaran, pemerintah harus serius
melakukan reformasi birokrasi. Selama ini, budaya birokrasi di negeri ini ditengarai menjadi
penghambat gerak pembangunan di berbagai sektor. Bahkan, Komite Ekonomi Nasional (KEN)
menyebutkan masalah birokrasi, korupsi, dan infrastruktur merupakan penghambat utama
pembangunan nasional.

18
Selama ini, kultur birokrasi Indonesia menjadi titik lemah pemasaran pariwisata Indonesia.
Aparat birokrasi negeri ini terkesan kaku dan tidak dinamis dalam menyikapi perkembangan
dunia.
Kelemahan itu bukan hanya menyangkut promosi dan pemasaran tapi juga terkait
perencanaan dan implementasi di lapangan. Para pelaku usaha sering merasakan betapa rumitnya
menghadapi kaum birokrat. Padahal, sektor pariwisata seringkali melibatkan banyak instansi.
Kerumitan itu kian bertambah karena koordinasi antarinstansi di negeri ini juga sangat
lemah. Bagi pelaku usaha, masalah koordinasi merupakan sesuatu yang mahal di Indonesia.
Lemahnya koordinasi ini membuat promosi pariwisata tidak efektif, tidak fokus, dan sering
berjalan sendiri-sendiri. Alhasil, jumlah kunjungan wisman ke negeri ini tak mampu
mengalahkan Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Bila berbagai kelemahan mendasar itu bisa dibenahi, target pemerintah untuk menggaet 20
juta wisman pada di 2025 bisa menjadi kenyataan. Namun, pemerintah benarbenar harus
merangkul dunia usaha, mulai dari pengusaha biro perjalanan, perhotelan, maskapai
penerbangan, dan para pelaku bisnis terkait. Pemerintah harus mampu membuktikan bahwa
pengelolan pariwisata di Indonesia tak kalah dibandingkan negara lain
Tahun 2012 akan menjadi tahun pembuktian. Aparat pemerintah harus bekerja keras untuk
menjawab berbagai tantangan perubahan yang ada. Kita berharap Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mampu melakukan perubahan itu. Sebagam mantan
menteri perdagangan, kita berharap Mari Elka mampu membenahi aspek birokrasi, melakukan
terobosan pemasaran, dan riset industri pariwisata. Kementerian Pariwisata juga harus bisa
membuktikan bahwa destinasi pariwisata Indonesia bisa bersaing di pasar global.
5. Dampak Pariwisata Terhaadap Perekonomian Indonesia
Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena
dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan kedatangan wisatawan ke suatu Daerah
Tujuan Wisata, terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa
bagi DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas akhir-akhir
ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena keterbatasan teknologi, komoditi
migas secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi
lain, ketahanan daya saing ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara

19
berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan
tidak mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di
Indonesia, selain karena keamanan yang labil, terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk
memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh yang terus meningkat mengakibatkan
harga produk tidak kuat bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang
dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap
cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini diyakini tidak hanya sekadar mampu
menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi
juga mampu mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata
memberikan dampak positif, antara lain :
 Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan
untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation)
wisatawan.
 Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau restoran, akan
diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
 Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat.
Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup
besar.
 Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Setiap wisatawan
berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
 Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).
 Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi
lainnya.
 Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami surplus, dengan
sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran.
Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata
lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat,
bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

20
Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia
dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya.
Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia
disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat
diusahakan secara “vertikal” semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan
sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
semakin bertambah.
Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor
pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya
pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya
seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang
pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor
jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-
lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya
itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Seperti diungkapkan sebelumnya,
berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan
permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.
UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) mengelompokkan
negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992) :
1. Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang
dari 10 persen.
2. Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20
persen.
3. Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbang tersebut antara 20-30 persen.
4. Kelompok negara industri jika sumbangan tersebut lebih dari 30 persen.
Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama.
Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan
intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (dalam Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut
:

21
1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak
utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka
perkembangan industri pemimpin akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang
berhubungan erat dengan industri pemimpin tersebut.
2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena
pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga
perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah
lainya.
3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-
industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat
pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif
pasif.
4. Keterkaitan Antar Industri
Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri sebagai suatu prioritas
pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan industri menyertai pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa
industri merupakan suatu sektor pemimpin karena industri tersebut merangsang dan mendorong
investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. Pola perkembangan industri dimana barang hasil
produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar
industry
Konsep pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu
atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor
industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut. Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke
belakang, misalnya industri tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat
pewarna untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa juga keterkaitan
ke depan, misalnya adanya industri tekstil domestik mendorong tumbuhnya investasi dalam
industri pakaian jadi.
5. Industri dan Tujuan Pembangunan
Setelah melihat industri dari berbagai perspektif, maka dapat disimpulkan peranan yang
diharapkan dari industri terhadap pembangunan. Pertama, industrialisasi bukanlah suatu “obat
yang paling mujarab” untuk mengobati keterbelakangan. Tidak ada satupun faktor produksi, atau

22
kebijaksanaan, atau sektor, yang bisa menyelesaikan secara sendiri-sendiri proses pembangunan.
Demikian pula halnya dengan industri. Tetapi sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang
penting dalam setiap program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam
industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Kedua, industri
pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi
Impor (ISI) yang efesien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer.
Jika industrialisasi bukan merupakan obat yang mujarab bagi keterbelakangan, demikian juga
halnya pembangunan perdesaan. Masing-masing membutuhkan yang lainnya, dan akan gagal
jika pertumbuhan tidak seimbang serta terlalu jauh. Industri bisa menyediakan input-input
produktif, terutama pupuk dan peralatan pertanian yang sederhana, bagi pertanian. Jika
kebijaksanaan luar negeri dijalankan dan industri pengolahan telah efisien, input-input tersebut
bisa ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada harga impor. Hubungan tersebut bisa
kebalikannya, karena pertanian menyediakan bahan-bahan baku untuk industri, misalnya kapas,
tembakau atau karet. Pertanian dan industri juga saling menyediakan pasar bagi barang-barang
produksinya masing-masing. Jika pendapatan sektor pertanian tersebut tumbuh secara merata.
Dimana di butuhkan land-reform dan pembangunan pedesaan yang sangat meluas, maka industri
akan menikmati pasar yang lebih luas bagi barang-barang konsumsinya. Sejalan dengan itu.
Pertumbuhan pendapatan di perkotaan yang didorong oleh perluasan industri, akan mendorong
pertumbuhan output pertanian dan produktivitas melalui kenaikan permintaan akan pangan.
Namun demikian, kunci dari permintaan akan pangan tersebut adalah tingkat pengerjaan yang
meningkat dan perbaikan distribusi pendapatan di perkotaan.

23
2.3 Politik Pemerintah
2.3.1 Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara
kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang
berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan
politikos yang berarti kewarganegaraan. Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis
berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia
berarti urusan. Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik mempunyai arti yang berbeda-
beda. Untuk lebih memberikan pengertian arti politik disampaikan beberapa arti politik dari segi
kepentingan penggunaan, yaitu:
Dalam arti kepentingan umum (Politics)
Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik
yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut Politik
(Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki
disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita
inginkan.
Dalam arti kebijaksanaan (Policy)
Politik adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang dianggap lebih
menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.
Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :
a. proses pertimbangan
b. menjamin terlaksananya suatu usaha
c. pencapaian cita-cita/keinginan
Politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah dari
masyarakat atau negara. Politik nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Strategi berasal dari bahasa
Yunani yaitu strategia yang artinya the art of the general atau seni seorang panglima yang
biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah
pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan, sedangkan
perang adalah kelanjutan dari politik. Dalam abad modern dan globalisasi, penggunaan kata

24
strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi
sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu ekonomi maupun olah raga. Dalam pengertian
umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencaipan suatu tujuan.
Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Strategi nasional disusun untuk melaksanakan
politik nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan
kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan istilah
itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua
orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik
sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba
untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi,
dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan
mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain.
Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik
sosial dan membentuk tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek
kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut
segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan
keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation). Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan
(decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut
seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah
dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan
umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi
(allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada. Untuk bisa berperan aktif melaksanakan
kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang
akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang
mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan

25
(persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya
merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun
banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek
kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial,
maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan
dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan
perseorangan (individu). Politik sangat erat kaitannya dengan masalah kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan publik dan alokasi atau distribusi. Pemikiran mengenai politik di dunia
barat banyak dipengaruhi oleh Filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles yang
beranggapan bahwa politik sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik. Usaha
untuk mencapai masyarakat yang terbaik ini menyangkut bermacam macam kegiatan yang
diantaranya terdiri dari proses penentuan tujuan dari sistem serta cara-cara melaksanakan tujuan
itu.
2.3.2 Dasar Pemikiran dan Strategi Politik Nasional
Dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional yang terkandung dalam sistem
manajemen nasional, berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional. Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang
pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam
UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai
politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan
kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja
sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi
nasional di itngkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses
penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan

26
lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh
presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.
Indonesia menuangkan politik nasionalnya dalam bentuk GBHN karena GBHN yang
merupakan kepanjangan dari Garis-garis Besar Haluan Negara adalah haluan negara tentang
penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat secara
menyeluruh dan terpadu di tetapkan oleh MPR untuk lima tahun guna mewujudkan
kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Agar perencanaan pelaksanaan politik dan strategi dapat
berjalan dengan baik maka harus dirumuskan dan dilakukan pemikiran-pemikiran strategis yang
akan digunakan. Pemikiran strategis adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengantisipasi perkembangan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi bahkan
mengganggu pelaksanaan strategi nasional, umumnya dilakukan telaah strategi atau suatu kajian
terhadap pelaksanaan strategi yang akan dilaksanakan dengan selalu memperhatikan berbagai
kecenderungan. Juga dilakukan Perkiraan Strategi yaitu suatu analisis terhadap berbagai
kemungkinan perkembangan keadaan dan lingkungan, pengembangan sasaran alternatif, cara
bertindak yang ditempuh, analisis kemampuan yang dimiliki dan pengaruhnya, serta batas waktu
berlakunya penilaian terhadap pelaksanaan strategi. Wawasan strategi harus mengacu pada tiga
hal penting, di antaranya adalah:
 Melihat jauh ke depan; pencapaian kondisi yang lebih baik di masa mendatang. Itulah
alasan mengapa kita harus mampu mendahului dan mengestimasi permasalahan yang
akan timbul, mampu membuat desain yang tepat, dan menggunakan teknologi masa
depan.
 Terpadu komprehensif integral; strategi dijadikan kajian dari konsep yang mencakup
permasalahan yang memerlukan pemecahan secara utuh menyeluruh.
 Memperhatikan dimensi ruang dan waktu; pendekatan ruang dilakukan karena strategi
akan berhasil bila didukung oleh lingkungan sosial budaya dimana strategi dan
manajemen tersebut di operasionalkan, sedangkan pendekatan waktu sangat fluktuatif
terhadap perubahan dan ketidakpastian kondisi yang berkembang sehingga strategi
tersebut dapat bersifat temporer dan kontemporer

27
2.3.3 Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA,
BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur
politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok
penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan
memiliki kekuatan yang seimbang. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan
pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang
dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat
pelaksanaan. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun bidang Hankam akan selalu berkembang.

2.3.4 Tujuan Politik Nasional


Tujuan politik dan strategi nasional Indonesia untuk dalam negeri telah tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan ”… melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial … .”

2.3.5 Lembaga Politik


Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan
atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara
lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa
pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola
dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi
pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah
perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.

28
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan
kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat
tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-
nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang
akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi
seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku
pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-
norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku
yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran
atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga
yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan
perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa
menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang
sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh
negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai
dengan norma dan hukum yang berlaku
2.4 Pengertian Pemerintah
Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-
kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan
masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan.

2.5 Peran Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Wisata


Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab
atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata,
pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan
(policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Berikut ini adalah
penjelasan mengenai peran-peran pemerintah dalam bidang pariwisata tersebut di atas:

29
 Perencanaan
PariwisataPariwisata merupakan industri yang memiliki kriteria-kriteria khusus,
mengakibatkan dampak positif dan negatif. Untuk memenuhi kriteria khusus tersebut,
memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan
sehubungan dengan pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata yang
matang. Kesalahan dalam perencanaan akan mengakibatkan munculnya berbagai macam
permasalahan dan konflik kepentingan di antara para stakeholders. Masing-masing daerah
tujuan wisata memiliki permasalahan yang berbeda dan memerlukan jalan keluar yang
berbeda pula. Dalam pariwisata, perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan
pengembangan pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa hal
penting yaitu:
(1) perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan berbagai
jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata,
(2) perencanaan penggunaan lahan,
(3) perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan keperluan
lainnya seperti; listrik, air, pembuangan sampah dan lain-lain,
(4) perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan pekerjaan,
pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejastraan sosial, dan
(5) perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk daerah tujuan wisata dan
para wisatawan.
 Pembangunan Pariwisata
Pembagunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama pembangunan
fasilitas dan jasa pariwisata. Namun, pengadaaan infrastruktur umum seperti jalan, listrik dan
air yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata terutama untuk proyek-proyek yang
berskala besar yang memerlukan dana yang sangat besar seperti pembangunan bandar udara,
jalan untuk transportasi darat, proyek penyediaan air bersih, dan proyek pembuangan limbah
merupakan tanggung jawab pemerintah. Selain itu, pemerintah juga beperan sebagai
penjamin dan pengawas para investor yang menanamkan modalnya dalam bidang
pembangunan pariwisata.
 Kebijakan Pariwisata

30
Kebijakan merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan pembangunan
pariwisata dan cara atau prosedur pencapaian tujuan tersebut yang dibuat dalam
pernyataan-pernyataan formal seperti hukum dan dokumen-dokumen resmi lainya.
Kebijakan yang dibuat permerintah harus sepenuhnya dijadikan panduan dan ditaati oleh
para stakeholders. Kebijakan-kebijakan yang harus dibuat dalam pariwisata adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan
kerja, dan hubungan politik terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata yang
mengandalkan wisatawan manca negara.
Umumnya kebijakan pariwisata dimasukkan ke dalam kebijakan ekonomi secara
keseluruhan yang kebijakannya mencakup struktur dan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Kebijakan ekonomi yang harus dibuat sehubungan dengan pembangunan
pariwisata adalah kebijakan mengenai ketenagakerjaan, penanaman modal dan keuangan,
industri-industri penting untuk mendukung kegiatan pariwisata, dan perdagangan barang
dan jasa.
 Peraturan Pariwisata
Peraturan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam melindungi
wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya.
Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam seperti;
flora dan fauna yang langka, air, tanah dan udara agar tidak terjadi pencemaran yang dapat
mengganggu bahkan merusak suatu ekosistem. Oleh karena itu, penerapan semua peraturan
pemerintah dan undang-undang yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh pemerintah.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum, Pariwisata Merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari
nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Secara teknis pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
berkelompok dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan menggunakan
kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor penunjang serta kemudahan-kemudahan
lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar dapat mewujudkan
keinginan wisatawan. Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut
diminati pengunjung, yaitu :
1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat
atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus
mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk
berkunjung di obyek tersebut.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan
sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas
rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat
tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah
ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti,
1985, p.164).
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah
dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan
pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan
tersebut menjadi realistis dan proporsional.

32
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik,
maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata
tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari
pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985,
p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar
sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk
memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
1. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk
menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
6. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
7. Pom bensin
8. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)

Sarana kepariwisataan tersebut adalah


1. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow
2. Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang
melayani khusus pariwisata saja.
3. Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata
dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
4. Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat
penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
5. Dan lain-lain. (Yoeti, 1985, p.185-186)
Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab
atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata,

33
pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan
(policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation).

3.2 Saran
Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab
atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata,
pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan
(policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Dan peraturan itu
telah di atur dalam peraturan pemerintah republik indonesia nomor 50 tahun 2011 tentang
rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010 – 2025.
Jika telah mengetahui kebijakan-kebijakan peerintah tersebut, ada baiknya kita mematuhi
segala peraturan yang ada.

34

Anda mungkin juga menyukai