Anda di halaman 1dari 18

Tugas PPKN

Kelompok 7
X-MIPA 2
(Analisis Tentang Legislatif)

Anggota
- Dyonisius Rhandy Saragi Siadari (Ketua)
- Naila Jasmine Alifah Putri
- Rahmat Maulana
- Sifa Maulani
- Syahla Salsabila
Poin-poin Tugas :
1. Tugas Dan Wewenang Badan Legislatif Dalam
UUD 1945

2. Praktik Baik Dan Praktik Buruk Yang Dilakukan


Badan Legislatif

3. Permasalahan yang Timbul dari Lembaga


Legislatif

4. Solusi Terkait Permasalahan Kelompok


A. Tugas Dan Wewenang Lembaga Legislatif
1. Pengertian lembaga legislatif

Lembaga legislatif adalah lembaga yang melakukan fungsi legislasi atau


pembentukan aturan-aturan yang berlaku di suatu wilayah

Beberapa ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda mengenai lembaga


legislatif. Meskipun begitu, inti dari apa yang mereka sampaikan relatif sama.

Menurut Montesquieu, lembaga legislatif adalah

magistrat atau penguasa yang mengeluarkan suatu hukum dan aturan yang
berlaku di suatu wilayah.

Sedangkan, John Locke menjelaskan bahwa kekuasaan legislatif adalah

kekuasaan untuk membuat dan membentuk Undang-Undang (UU) yang


mengikat di suatu wilayah kekuasaan tertentu.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lembaga


legislatif adalah sebuah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
membentuk undang-undang sebagai suatu hukum yang berlaku dalam suatu
negara.

2. Lembaga Legislatif di Indonesia

Sistem pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi 3 kekuasaan yaitu


Eksekutif, Legislatif, dan juga Yudikatif.

Dalam menjalankan fungsi Legislatif dalam pemerintahan, terdapat 3 lembaga


utama yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

• Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


MPR adalah salah satu lembaga legislatif yang ada di dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Lembaga ini bersifat bikameral dan terdiri dari
anggota DPR maupun DPD.

Lembaga ini memiliki hak untuk melantik dan memberhentikan presiden dan
wakil presiden dalam masa jabatan dengan syarat yang ditetapkan dalam
undang-undang dasar.

MPR juga berfungsi untuk menjaga agar UUD 1945 tetap berada dalam bentuk
yang murni dan sesuai dengan perkembangan zaman di Indonesia.

Oleh karena itu, MPR adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang boleh
mengubah Undang Undang Dasar 1945.

Untuk menunjang keberjalanan fungsi-fungsinya, MPR diharuskan untuk


melakukan paling sedikit sidang 1 kali dalam lima tahun di Jakarta sebagai
ibukota negara.

Pada zaman dahulu, sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR merupakan


lembaga negara tertinggi serta lembaga legislatif tertinggi yang ada dalam
negara Indonesia.

Sekarang, kedudukan MPR setara dengan lembaga-lembaga tinggi negara


lainnya.

• Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah para wakil rakyat yang dipilih
secara langsung dengan masa jabatan 5 tahun.

Lembaga ini memiliki fungsi legislasi (pembuat undang-undang), anggaran dan


juga fungsi pengawasan terhadap pemerintah Indonesia.

Sebagai dewan perwakilan, diharapkan DPR dapat merangkum suara rakyat


dan memberikannya kepada para eksekutif yang menjalankan pemerintahan.
Untuk menjalankan fungsi-fungsinya dalam mengatur legislasi di Indonesia,
DPR bersidang satu kali dalam setahun.

DPR juga memiliki hak imunitas dan hak bertanya kepada presiden. Hal ini
penting agar lembaga ini mampu mengawasi dan menjadi rekan kritis dari
pemerintah.

DPR merupakan wujud dari perwakilan daerah yang ditempatkan di


pemerintahan pusat.

• Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Dewan Perwakilan Daerah memiliki peran yang hampir sama dengan DPR
tetapi lembaga ini lebih berfokus kepada tiap daerah dan ada pada level
provinsi.

Lembaga ini memiliki peran untuk menjadi perwakilan dari tiap daerah untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan otonomi daerah, pengelolaan
sumber daya alam daerah dan sumber daya ekonomi daerah.

DPD juga dapat membahas hal lainnya bersama DPR yang berkaitan dengan
hubungan pusat-daerah, pajak, pendidikan dan agama seperti yang diatur
dalam undang-undang pasal 22D.

3. Tugas dan Wewenang Lembaga Legislatif

Tugas dan wewenang dari lembaga-lembaga legislatif ini semuanya diatur


dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi konstitusi dasar negara
Indonesia.

Berikut ini fungsi serta wewenang yang dimiliki oleh tiap lembaga sesuai
dengan UUD 1945.

• Tugas dan Wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat


Berikut ini, tugas dan juga wewenang yang dimiliki oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sesuai dengan Undang Undang Dasar :

1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar

2. MPR juga memiliki berperan untuk melakukan pengawasan dalam


memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatan menurut
undang-undang dasar.

3. Menjadi saksi ketika presiden dan wakil presiden melakukan sumpah dan
janjinya untuk menjalankan tugas dan memenuhi kewajibannya.

Bedasarkan tugas dan wewenang diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa MPR
memiliki tugas utama sebagai penjaga UUD 1945 serta melantik dan
memberhentikan presiden serta wakil presiden yang sedang menjabat.

• Tugas dan Wewenang Dewan Perwakilan Rakyat

Berikut ini, tugas dan wewenang yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sesuai dengan UUD :

1. Melakukan fungsi pengawasan kepada presiden dan wakil presiden dengan


mangajukan usul pemberhentian jika memenuhi syarat yang terdapat dalam
undang-undang dasar.

2. Menjadi saksi ketika presiden dan wakil presiden melakukan sumpah dan
janjinya untuk menjalankan tugas dan memenuhi kewajibannya.

3. Memberikan persetujuan saat presiden membuat pernyataan perang,


perdamaian dan penjanjian dengan negara lain.

4. Memberikan persetujuan ketika presiden membuat perjanjian


internasional.

5. Memberikan pertimbangan dalam mengangkat duta dan konsul oleh


presiden.
6. Melakukan pertimbangan kepada presiden saat memberikan amnesti dan
abolisi.

7. Memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang.

8. Memberikan persetujuan rancang undang-undang mengenai anggaran


pendapatan dan belanja negara yang diajukan oleh presiden sebagai fungsi
anggaran DPR.

9. Menerima hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.

10.Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Secara umum, fungsi dari DPR adalah sebagai check and balance bagi
kekuasaan eksekutif yang dijalankan oleh pemerintahan.

Fungsi utamanya adalah untuk mengawasi kinerja pemerintah, memberikan


pertimbangan dan saran kepada pemerintah, serta membentuk undang-
undang dan regulasi yang akan mengarahkan kinerja lembaga-lembaga
eksekutif.

Selain itu, DPR juga berperan untuk menyerap dan menyampaikan aspirasi
rakyatnya. Hal ini senada dengan namanya yaitu sebagai dewan perwakilan.

• Tugas dan Wewenang Dewan Perwakilan Daerah

Berikut ini, tugas dan wewenang yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Daerah
di Indonesia :

1. Seperti dijelaskan dalam undang-undang, DPD memiliki hak untuk


mengajukan rancangan undang-uandang dasar mengenai otonomi daerah,
hubungan pemerintahan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya
ekonomi lainnya, serta perimbangan keungan pusat dan daerah, serta yang
berkaiatan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada Dewan
Perwakilan Rayat (DPR).

2. Membahas rancangan undang-undang dan memberikan pertimbangan


kepada DPR.

3. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang.

4. Memberikan pertimbangan mengenai rancangan undang-undang anggaran


pendapatan dan belanja negara yang dibahas oleh presiden dan dewan
perwakilan rakyat (DPR).

5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK

. Sesuai dengan penjabaran wewenang dan tugas yang ada diatas, DPD berperan
menjalankan fungsi yang mirip dengan DPR. Yaitu, sebagai lembaga pertimbangan
dan juga pengawasan kinerja pemerintahan, tetapi pada tingkatan provinsi.

Disini, DPD juga berperan besar dalam mengatur dan mengajukan aturan-
aturan yang termasuk dalam lingkup otonomi daerah dan hubungan daerah
dengan pusat.

Langkah Membuat Rancangan Undang-Undang

Seperti kita ketahui bahwa wewenang utama dari lembaga legistalif adalah
kekuasaan pembuat undang-undang.

Berikut ini adalah alur dari pembuatan undang-undang yang ada di Indonesia :

1. Rancangan undang- undang dasar diajukan oleh presiden, DPR atau DPD.

2. Rancangan undang-undang (RUU) kemudian dimasukkan kedalam program


legislasi nasional oleh badan legislasi DPR.

3. Pembuatan Naskah akademik dalam membuat RUU kecuali untuk RUU


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu), RUU Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta pencabutan RUU atau
pencabutan Perpu.

4.Pimpinan DPR memberitahukan adanya usulan RUU dan membagikan


kepada anggota rapat paripurna.

5. Pemutusan mengenai RUU akan diterima dengan perubahan atau ditolak.

6. Apabila disetujui RUU yang telah diajukan, maka akan dilakukan dua kali
tingkat pembicaraan.

7. Rapat paripurna akan membahas mengenai penyampaian laporan,


pendapat mini DPD, hasil pembicaraan pertama, pendapat mini fraksi,
penyataan perseujuan atau penolakan menurut anggota dan tiap fraksi.

8. Keputusan yang diambil merupakan atas keputusan dari suara terbanyak.

9. Jika RUU diseujui oleh DPR dan wakil pemerintah maka hasil RUU
diserahkan kepada presiden untuk ditanda tangani.

10. Apabila tidak ditandatangi oleh presiden dalam kurun waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak RUU disetujui, RUU tetap sah dan menjadi undang-undang.

Lembaga legislatif memberikan peran yang crusial dalam pemerintahan di


negara Indonesia.

Dengan adanya peran dari lembaga ini, undang-undang yang mengatur hukum
harusnya menjadi lebih terarah dan memberikan suara rakyat untuk bisa
terdengar oleh pemerintah.

Lembaga legislatif juga memberikan pengawasan anggaran pendapatan


belanja negara hingga pengawasan terhadap pemerintah Indonesia.
B. Praktik Baik dan Praktik Buruk Lembaga
Legislatif

1. Praktik Baik

Sebagai Lembaga Legislatif, harusnya bisa dijadikan contoh oleh lembaga-


lembaga lainnya. Diantaranya

• PEMBEKALAN ANGGOTA DPR PERIODE 2014-2019 DINILAI POSITIF

Kegiatan Harmonisasi Wawasan Kebangsaan bagi anggota DPR RI yang terpilih


pada Pemilu Legislatif 2014 dinilai dapat memberikan masukan positif bagi wakil
rakyat tentang tantangan berbangsa dan bernegara di masa datang. Pemahaman
terhadap masalah ini diharapkan tercermin pada keputusan dan produk legislasi
yang akan diselesaikan.

"Saya anggap ini satu langkah cukup bagus untuk bisa membentuk karakter
anggota DPR yang akan bertugas lima tahun ke depan. Wawasan Kebangsaan itu
sangat penting, menciptakan nasionalisme bagi masing-masing anggota sehingga
dapat menghasilkan keputusan dan produk UU yang lebih baik bagi bangsa," kata
anggota Komisi V DPR Sadarestuwati disela kegiatan di Gedung Lemhanas,
Jakarta, Selasa (5/8/14).

Mantan Ketua MPR ini menyampaikan satu catatan kepada Lemhanas terkait
penyelenggaraan kali ini. "Kita di-reminding untuk datang pada jam 07.00 WIB.
Ketika sampai disini lampu ruangan saja belum menyala," ungkapnya. Ia
menekankan kegiatan kali ini dalam konteks sesama lembaga negara,
menghadirkan para negarawan yang saling menghormati, bukan dalam posisi
yang satu mengatur, yang lain diatur.

Acara harmonisasi ini dilaksanakan empat gelombang. Khusus gelombang


pertama untuk anggota DPR yang terpilih kembali pada Pileg lalu. Sejumlah
materi akan dibahas dalam pertemuan ini diantaranya tentang Dinamika
Wawasan Kebangsaan, Pemberdayaan Wilayah dan Pertahanan Negara dalam
Perspektif Geopolitik dan Geostrategi Indonesia. (iky)/foto:andri/parle/iw.

• PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT HARUS JADI TUJUAN


ANGGOTA DPRD

Banjarmasin, Pusat Penelitian dan Pengabdian Sumber Daya Manusia, Lembaga


Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Hulu Sungai Utara mengadakan kegiatan bimbingan teknis
dengan tema “Optimalisasi Peranan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam
Menjalankan Tugas dan Fungsinya” yang diadakan di Swiss Bell Hotel, Senin
(23/12/2019). Hadir dalam kegiatan ini Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi,
M.Si., M.Sc., Ketua DPRD Kab. Hulu Sungai Utara Almien Ashar Safari, SKM
beserta Anggota DPRD Kab. Hul Sungai Utara dan Narasumber.

Ketua Pelaksana Ali Amrin, SH. MH., dalam laporannya mengatakan bahwa
kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh semua
anggota DPRD Kab. Hulu Sungai Utara yang berjumlah 30 anggota dewan. Panitia
juga menyiapkan narasumber dari akademisi maupun praktisi yang sesuai dengan
tema yang kita angkat kali ini. Beliau berharap bahwa kegiatan ini berjalan lancar
dan menghasilkan output yang optimal.

Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan ini Rektor Prof. Dr. H. Sutarto
Hadi, M.Si., M.Sc., menyambut baik bimbingan teknis yang diadakan dan berharap
akan berjalan lancar serta menghasilkan hasil yang positif. ULM sendiri sudah
sering mengadakan kegiatan bimtek dengan berbagai pemerintah daerah
sebelumnya. Rektor berharap kegiatan ini akan memberikan efek positif melihat
tugas anggota DPRD yang sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Hulu Sungai Utara. Dimana sebagai wakil rakyat yang melaksanakan
fungsi legislatif, pengawasan dan penganggaran, setiap keputusan yang diambil
akan berpengaruh kepada masyarakat. Selain itu wakil rakyat dapat menerima
aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. Beliau juga ingin adanya koordinasi
yang baik antara legislatif dan eksekutif karena hal tersebut merupakan
pendorong yang kuat dalam peningkatan ekonomi daerah. “Harapanya adalah
dengan kegiatan ini dapat membantu anggota legislatif dalam menjalankan tugas
dan fungsinya agar roda pemerintahan daerah berjalan dengan baik dimana
tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Hulu
Sungai Utara” tutup Rektor. (Humas ULM)

• KEGIATAN RESES ANGGOTA DPRD PROVINSI JAWA BARAT

Reses atau masa reses adalah masa di mana DPR melakukan kegiatan di luar
sidang, menjumpai konstituen di daerah pemilihnya (Dapil) masing-masing.
Tujuannya adalah menyerap dan menindaklanjuti aspirasi konstituen dan
pengaduan masyarakat guna memberikan pertanggungjawaban secara moral dan
politis kepada konstituen di daerah pemilihan sebagai perwujudan perwakilan
rakyat dalam pemerintahan. Begitu pula yang dilakukan oleh Ir. H. Herry
Dermawan selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Beliau datang bersama Tim
dan rekan-rekannya (12/8/2021).

• TAUFIK AGUS ANGGOTA DPRD SULBAR, TURUN RESES SERAP ASPIRASI


MASYARAKAT MATENG

Anggota DPRD Provinsi Sulbar dari partai Golkar Taufik Agus melakukan
kunjungan kerja atau reses di desa Kumbiling, Kecamatan pangale, Kabupate
Mateng, Kamis 31 Oktober 2019. Menurut Taufik bahwa tempat resesnya saat ini
merupakan daerah kemenangannya yang berada di Dapil 6 Kabupaten Mateng
dengan perolehan suara, yakni dua ribu sembilan ratus dua belas,ujarnya.Untuk
itu dalam agendanya, Taufik yang berdialog dengan masyarakat setempat
tentunya menginginkan apa yang menjadi aspirasi meraka dapil terserap. " reses
ini dengar pendapat untuk mengetahui berbagai masalah yang masih kompleks
ditengah tengah masyarakat. Sebagai anggota DPRD Provinsi Sulbar, tentunya
dapat menyerap aspirasi masyarakat desa kubiling. Dimana mereka
menginginkan…
• SYAHRIR HAMDANI SERAP ASPIRASI MASYARAKAT DI TIGA DESA KABUPATEN
POLMAN

Anggota DPRD Provinsi Sulbar dari partai Gerindra, Syahrir Hamdani melakukan
reses di desa Patampanua Kecamatan Matakali, Desa Duampanua Kecamatan
Anreapi dan kelurahan Darma Kecamatan Polewali. Menurut Syahrir Hamdani
bahwa reses tersebut telah selesai dua titik dimulai pada tanggal 31 Oktober dan
satu titik terakhir hari ini, Ujarnya lewat via Wa.Dalam agenda resesnya tersebut,
Syahrir Hamdani berdialog dengan masyarakat setempat yang tentunya
masyarakat menginginkan adanya perhatian dari permasalahan yang ada di dapil
yang merupakan dapil kemenangannya ."ini adalah kegiatan untuk mendengarkan
apa permasalahan ditengah tengah masyarakat dan yang menjadi keinginan
masyakat. Dialog tersebut tentunya membahas tentang infrastruktur jalan,listrik,
bedah rumah,keagamaan dan…

• KOMUNIKASI POLITIK DPRD DALAM MENINGKATKAN PERAN LEGISLATIF DI


KOTA BANDUNG

Kegiatan komunikasi politik dalam hal ini juga dilakukan melalui pemetaan
wilayah komunikasi di Kota Bandung sehingga semua komunikan; pemilih,
konstituen, atau masyarakat bisa dijangkau secara lebih baik dalam kegiatan-
kegiatan komunikasi yang rutin dilakukan anggota

DPRD terutama dalam kegiatan reses. Perencanaan lain yang perlu dilakukan juga
adalah proses pembentukan isu atau pesan komunikasi politik yang baik, yang
menyangkut kepentinggan masyarakat Kota Bandung, hingga bagaimana proses
pemilihan saluran media komunikasi politik yang mereka tentukan.

2. Praktik Buruk
Namun, diantara Kegiatan baik yang dilakukan lembaga legislatif ada saja praktik
buruk yang dilakukan. Diantaranya

1. KORUPSI

Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua


bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan
pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi
adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di
mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan
kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu
sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan
membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi
dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang
dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang
legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

Dari sudut pandang hukum, Korupsi tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

• . Perbuatan melawan hukum,

• Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,

• Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan

• Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

• Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, tetapi bukan semuanya, adalah


memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),

• Penggelapan dalam jabatan,

• Pemerasan dalam jabatan,

• Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan

2. KOLUSI

Kolusi adalah pemufakatan secara bersama untuk melawan hukum antar


penyelenggara Negara atau antara penyelenggara dengan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan Negara.

Di dalam bidang studi ekonomi, kolusi terjadi di dalam satu bidang industri di saat


beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama.
Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, di mana keputusan
beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan memengaruhi
pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang
juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.

Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan
secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai
dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu (Gratifikasi) sebagai pelicin agar
segala urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam
proyek pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah).
Ciri-ciri kolusi jenis ini adalah:

• Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum pejabat atau
pegawai pemerintahan agar perusahaan dapat memenangkan tender pengadaan
barang dan jasa tertentu. Biasanya, imbalannya adalah perusahaan tersebut
kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.

• Penggunaan broker (perantara) dalam pengadaan barang dan jasa tertentu.


Padahal, seharusnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme G 2 G (pemerintah ke
pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke produsen), atau dengan kata lain secara
langsung. Broker di sini biasanya adalah orang yang memiliki jabatan atau
kerabatnya.

3. MANIPULATIF

Manipulatif adalah sebuah proses rekayasa yang secara disengaja dengan


melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan
terhadap bagian atau keseluruhan sebuah sumber informasi, subtansi, realitas,
kenyataan, fakta-fakta, data ataupun sejarah yang dibuat berdasarkan sistem
perancangan yang bisa dilakukan secara individu, kelompok atau sebuah tata
sistem nilai, manipulasi adalah bagian penting dari suatu tujuan tertentu dalam
hal tindakan penanaman gagasan, dogma, doktrinisme, sikap, sistem berpikir,
perilaku dan kepercayaan tertentu.

C. Permasalahan Yang Timbul Dari Praktik


Buruk
Permasalahan yang dihadapi masing-masing lembaga tentunya berbeda-beda,
karena ruang lingkup kerja yang juga berbeda-beda. Seperti yang kita bisa
saksikan sendiri, banyak permasalah yang dihadapi negara kita, para lembaga
inilah yang bertanggungjawab menangani sesuai tugas dan wewenang masing-
masing.

Seputar permasalahan yang diahadapi masing-masing lembaga Legislatif seperti:


Merancang dan Menetapkan UU yang sesuai UUD 1945 untuk menangani kasus-
kasus yang ada di masyarakat – Transparansi antar lembaga Legislatif dalam
menyalurkan aspirasi rakyat
Penanganan pembangunan yang masih belum merata di wilayah indonesia
Maraknya Demonstrasi yang dilakukan masyarakat dalam menuntut janji para
Wakil Rakyat ketika sebelum menjabat.

Lembaga legislatif sering disimbolkan sebagai lembaga perwakilan yang menjadi


penolong masyarakat luas. Namun salah satu permasalahan lembaga legislatif di
Indonesia yaitu tingginya penilaian buruk masyarakat atas kinerja lembaga
representatif yang dianggap kurang profesional. Ditambah lagi dengan banyaknya
penyelewengan atas fungsi-fungsi lembaga itu sendiri. Menurut saya, pemerintah
dan warga masyarakat seharusnya jauh lebih selektif dan ketat lagi dalam memilih
calon-calon legislatif. Orang-orang yang pantas untuk mengisi kursi legislatif ialah
mereka yang berdedikasi bulat untuk memajukan taraf hidup masyarakat dengan
menjalankan perannya sebagai dewan perwakilan.

Lembaga legislatif disimbolkan sebagai wakil dari rakyat yang berdaulat, yang
secara teori rakyatlah yang berdaulat dan memiliki suatu kehendak. Sehingga
keputusan-keputusan dari lembaga ini merupakan suara yang otentik.
Permasalahan lembaga legislatif di Indonesia adalah banyaknya kasus korupsi
yang merajalela dalam hal ini di DPR. Sehingga solusi yang terbaik adalah
mendirikan suatu badan yang memiliki kekuasaan untuk mengawasi kinerja
lembaga legislatif sehingga dapat jauh dari korupsi.

Masalah utama yang terjadi di DPR saat ini adalah :

• Korupsi untuk memperkaya diri sendiri

• Kolusi

• Nepotisme demi kepentingan pribadi dan golongan

• Manipulasi anggaran di Banggar

• Sarat menjadi tangan kanan untuk hanya mewakili kepntingan partai dan
Golongan, bukan rakyat

D. Solusi yang Terkait Permasalahan Yang Dihadapi


Cukup banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh anggota Lembaga Legislatif
yang diakibatkan oleh oknum-oknum dalam lembaga legislatif yang membuat
kesalahan yang membuat rakyat mencap Lembaga Legislatif sebagai Lembaga
yang buruk. Namun untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Lembaga
Legislatif diperlukan solusi. Solusi diantaranya :

• Revormasi mental, bahwa mereka adalah wakil rakyat

• . Undang-undang yang sifatnya memberikan efek jera

• Aparatur pemerintah seperti POLISI hendaknya lebih independen

• KPK yang harusnya mendapat dukungan penuh, tdk hanya oleh rakyat tapi juga
pemerintah.

• Bersifat transparan dan netral kepada rakyat agar tidak dicap buruk

Dan seharusnya sebagai wakil rakyat para anggota legislatif harus mendengarkan
suara rakyat secara langsung untuk mengetahui hal yang baik untuk rakyat dan
bukan bertindak sendiri karena banyak rakyat yang tersiksa akibat kebijakan-
kebijakan yang terburu.

Anda mungkin juga menyukai