Disusun Oleh :
E-MAIL : avistiarahmadila03@gmail.com
NIM : 2010003600321
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2021
A. Pendahuluan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ILMU NEGARA SEBAGAI MATA
KULIAH PENGANTAR DI FAKULTAS HUKUM ini tepat waktu nya
Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Laurensius
Arliman Simbolon pada mata kuliah ilmu Negara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ILMU NEGARA SEBAGAI MATA KULIAH PENGANTAR DI
FAKULTAS HUKUM bagi para pembaca dan juga bagi penulis
B. Pembahasan
Lembaga negara digunakan dengan istilah yang berbeda-beda, misalnya istilah organ
negara, badan negara, dan alat perlengkapan negara, namun maknanya sama. Dalam kepustakaan
Inggris, lembaga negara disebut dengan istilah political institution, sedangkan dalam
terminology bahasa Belanda disebut staat organen. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
terdapat istilah lembaga pemerintah yang diartikan sebagai badan-badan pemerintahan di
lingkungan eksekutif. Jika kata pemerintah diganti dengan kata negara, sehingga menjadi
lembaga negara, maka hal itu berarti badan-badan negara di lingkungan pemerintahan negara.
Jadi tidak hanya badan eksekutif, tetapi juga badan legislatif, yudikatif, dan badan-badan negara
lainnya. Kamus istilah hukum Fockema Andreae, menerangkan bahwa kata orgaan berarti “alat
perlengkapan”. Sedangkan alatperlengkapan berarti “orang” atau “majelis” yang terdiri dari
orang-orang yang berdasarkan undang-undang atau anggaran dasar berwewenang
mengemukakan dan merealisasikan kehendak badan hukum. Selanjutnya diterangkan bahwa
negara danbadan pemerintahan rendah mempunyai alat perlengkapan, yaitu mulai dari
raja(presiden) sampai pada pegawai yang terendah. Para pejabat itu dapat dianggap sebagai alat
perlengkapan. Tetapi, perkataan ini lebih banyak digunakan untuk maupun daerah. Jadi terdapat
limitasi penggunaan terminologi alat perlengakapan negara, yaitu khusus bagi badan-badan
negara di tingkat pusat. Tetapi, suatu kriteria yang jelas dikemukakan oleh Fockema Andreae,
bahwa alat perlengkapan Negara tersebut dibentuk berdasarkan hukum (undang-undang dan
anggaran dasar) dan memiliki kewenangan untuk merealisasikan fungsi-fungsinya.
1)Pembedaan Dari Segi Hierarkinya.Pembedaan Lembaga Negara dari segi hirarkinya itu
penting karena harus adapengaturan mengenai kedudukan hukum dari lembaga-lembaga negara
tersebutmana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah.1 Perlakukan hukum antara lembaga
yang satu dengan yang lain adalah berbeda (misalnya dalam hal protokoler, gaji,dsb), hal ini
tergantung dari kedudukan lembaga negara tersebut apakah dibentuk berdasarkan UUD, UU, PP
atau Peraturan lain di awahnya. Firmansyah Arif,dkk mengklasifikasikan lembaga-lembaga
negaraberdasarkan landasan hukum pembentukkannya, yaitu lembaga-lembaga
negaraberdasarkan UUD 1945, berdasarkan Undang-Undang (UU), dan berdasarkan Keputusan
Presiden (KepPres).Lembaga-lembaga negara yang terdapat di dalamUUD 1945 jumlahnya 2l
lembaga, yang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1.lembaga negara yang bentuk atau nama
dan wewenangnya diatur langsung olehUUD, yaitu MPR, Presiden, Wakil Presiden,
Kementerian Negara, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten,
pemerintahan daerah kota,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, DPRD Kota, DPR, DPD, BPK,
MA, KY,MK, TNI, Kepolisian Negara RI.2. lembaga negara yang bentuk atau namanya tidak
ditentukan di dalam UUD, tetapi wewenangnya diberikan oleh UUD, yaitu Dewan Pertimbangan
Presidendan KPU2) Pembedaan Dari Segi Fungsinya.Dari segi fungsinya menurut Jimly
Assidiqie ada yang bersifat utama atau primer, dan ada pula yang bersifat penunjang atau
skunder .Untuk memahami perbedaan keduanya maka lembaga negara tersebut dapat dibedakan
menjadi 3 ranah (domain) yakni;
3. Bupati sebagai kepala daerah mempunyai tugas antara lain: Mengajukan rancangan peraturan
daerah (perda). Menetapkan peraturan daerah yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.
Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD untuk
dibahas dan ditetapkan bersama. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. Mewakili
daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili sesuai
dengan peraturan perundang - undangan. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan
peraturan perundang - undangan. Sedangkan tugas wakil bupati adalah untuk membantu kepala
daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Membantu kepala daerah dalam
mengoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah, menindak lanjuti laporan dan atau temuan
hasil pengawasan aparat pengawas, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta
mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup. Memantau
dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan atau kota bagi kepala daerah
provinsi. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan,
kelurahan dan atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota. Memberikan saran dan
pertimbangan kepada kepala daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah.
Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.
Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.3. Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga
perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Dalam menjalankan tugasnya, DPRD disebut sebagai lembaga legislatif. DPRD kabupaten/kota
mempunyai tugas mengawasi jalannya pemerintahan di kabupaten/ kota. Selain DPRD juga
bertugas untukmembuat peraturan daerah dan menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBD).4. Sekretariat Daerah Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretaris
daerah. Tugas sekretaris daerah adalah membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Tugas pokok Sekretariat Daerah
adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi
pemerintahan, hukum, organisasi, pengelolaan barang daerah, keuangan, kepegawaian, umum
dan memberikan pelayanan administratif kepada perangkat daerah.Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Sekretariat Daerah mempunyai fungsi pengkoordinasian perumusan kebijaksanaan
pemerintah kabupaten; pengkoordinasian perangkat daerah; penyelenggaraan administrasi
kepegawaian, hukum, organisasi dan tata laksana, keuangan, barang daerah dan umum; dan
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretaris Daerah membawahi 2 orang Asisten, yaitu: Asisten Bidang Pemerintahan dan Asisten
Bidang Umum. Asisten Bidang Pemerintahan membawahi 2 bagian yaitu Bagian Tata
Pemerintahan dan Bagian hukum organisasi dan tata laksana Asisten Bidang Umum membawahi
3 bagian yaitu Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan dan Bagian Umum. Sekretariat DPRD
merupakan unsur pelayanan DPRD kabupaten, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten. Tugassekretariat DPRD antara lain: Menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan DPRD. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD. Mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang
diperlukan DPRD dalam pelaksanaan fungsinya sesuai kemampuan daerah. 5. Dinas Daerah
Dinas Daerah, adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas. Kepala
dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. Tugas pokok Dinas Daerah adalah
menyelenggarakan kewenangan daerah dan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati. Dinas
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten 12 dinas, yaitu: Dinas Pendidikan Dasar;
Pendidikan Menengah Umumdan Kejuruan; Kesehatan; Pekerjaan Umum; Perhubungan;
Kesejahteraan Sosial; Koperasi dan Tenaga Kerja, Pendapatan Daerah, Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan dan Perindustrian dan Perdagangan. Lembaga Teknis Daerah, merupakan unsur
pendukung tugas kepala daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah yang
sifatnya spesifik yang berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.
1. Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah , berwewenang
mengatur dan mengurus keperluan masyarakat. Cara pembentukan desa dengan syarat
memperhatikan asal-usul desa , keadaan social budaya dan masyarakat. Beberapa syarat
pembentukan desa yaitu, jumlah penduduk dan luas wilayah yang memadai dan wilayah dapat
dijangkau untuk pelayanan dan pembinaan masyarakat serta tuntutan dari masyarakat. Kepala
desadibantu oleh sekretaris desa yang bertugas menangani surat menyurat,administrasi desa dan
mengatur jadwal pertemuan desa. Pemerintahan di desa dipimpin oleh seorang kepala desa,
msyarakatlah yangmemilih langsung. Kepala desa bukan seorang pegawai negeri sipil, masa
jabatannya selama 6 tahun. Kepala desa dilantik oleh bupati / walikota paling lambat 30
harisetelah terpilihnya. Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu:-Memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa-Membina perekonomian desa-Membina kehidupan
masyarakat desa-Memelihara ketentraman dan ketertiban desa-Mendamaikan perselisihan di
sekitar masyarakat desa.
2. Kecamatan
Kecamatan adalah suatu wilayah pemerintahan yang terdiri daribeberapa desa dan kelurahan,
kecamatan dipimpin oleh seorang camat, yangdiangkat oleh bupati atas usul sekretaris daerah .
camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis tentang pemerintahan.
Camat bekerja sama
dengan unsur-unsur pimpinan di kecamatan seperti, komandan rayon militer dan kepala
kepolisian sektor.
Adapun tugas-tugas camat yaitu:
Lembaga negara digunakan dengan istilah yang berbeda-beda, misalnya istilah organ negara,
badan negara, dan alat perlengkapan negara.
Untuk memahami perbedaan keduanya maka lembaga negara tersebut dapat dibedakan
menjadi 3 ranah (domain) yakni;
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,dan kota mempunyai
pemerintahan yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan provinsi terdiri atas pemerintah
provinsi dan DPRD provinsi. Pemerintah provinsi terdiri atas kepala daerah provinsi yaitu
gubernur dan perangkat daerah provinsi. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah,
sekretariat DPRD,dinas daerah, lembaga teknis daerah.
1. Gubernur
Gubernur adalah kepala daerah untuk daerah provinsi. Gubernur memilikitugas dan
wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama
DPRD.
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak Di
Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana, Deepublish,
Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah
Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai Tersangka
Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13, Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Oleh
Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan Ham
Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan Di
Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai
Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan Perlindungan
Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain Dengan
Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish,
Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas
Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal
Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945,
Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020, http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai Tujuan
Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai Bentuk
Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal
Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari Yudistia, Ni
Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan
Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda
Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law Review,
Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0, Ensiklopedia Sosial
Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi Pancasila
Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan
dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19: Tantangan
untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.