Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Konsistusi

Konstitusi ialah keseluruhan sistem ketata negaraan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
Konstitusi berasal dari Bahasa Perancis, constituer, yang berarti membentuk. Maksud dari
Istilah ini ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu Negara. Dalam
bahasa Latin, kata Konstitusi merupakan Gabungan dua kata, yakni cume, berarti “ bersama
dengan”, dan Statuere, berarti “ membuat sesuatu agar berdiri “ atau “ Mendirikan,
menetapkan sesuatu “. istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa inggris memiliki makna
yang lebih luas dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Konstitusi dan peraturan Robert D. Cooter (2000)
1) Pertama, konstitusi harus mengandung norma yang lebih umum daripada peraturan
yang lain. Konstitusi mengatur atau memberi wewenang untuk pejabat dan
mengakui hak-hak dasar warga negara, sementara peraturan perundang-undangan
lainnya mengatur terkait perilaku atau pembuatan kebijakan.
2) Kedua, konstitusi mengalahkan hukum lainnya, termasuk mengalahkan hukum
Internasional.
3) Ketiga, konstitusi biasanya lebih mengakar daripada hukum lainnya, dalam arti tidak
mudah berubah.
4) sebagai hukum yang lebih umum dan kuat, perubahan di dalamnya menyebabkan
gangguan yang lebih besar. Untuk menghindari gangguan, perubahan konstitusi
harus lebih lambat dari pada hukum lainnya
5) Oleh sebab itu, mengubah konstitusi biasanya memerlukan prosedur yang lebih
berat dan biaya yang lebih besar daripada perubahan UU atau peraturan perundang-
undangan lainnya.
Untuk menghindari gangguan, perubahan konstitusi harus lebih lambat dari pada hukum
lainnya. Oleh sebab itu, mengubah konstitusi biasanya memerlukan prosedur yang lebih
berat dan biaya yang lebih besar daripada perubahan UU atau peraturan perundang-
undangan lainnya.
Macam-macam konstitusi
Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari
 Konstitusi tertulis (dekumetary contitution / writen contitution) adalah aturan aturan
pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar
lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa didalam persekutuan hukum
negara.
 Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondecumentary contitution)adalah berupa
kebiasaan ketenaga kerjaan yang sering timbul.
Konstitusi menurut para ahli :
 Konstitusi menurut Miriam Budiardjo, adalah suatu piagam yang menyatakan cita-
cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa.
 Sedangkan menurut Sir Jhon Laws, konstitusi adalah sebuah bagian dari aturan
hukum yang mengatur mengenai hubungan dalam sebuah Negara antara yang
mengatur dan yang diatur.
 Sedangkan menurut Bogdanor V. Finer dan B. Rudder, Konstitusi adalah aturan
norma-norma yang mengatur Alokasi kekuasaan, fungsi, dan tugas dari berbagai
lembaga dan petugas pemerintahan serta mengatur mengenai hubungan antara
lembaga dan petugas tersebut dengan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa Undang-udang dasar suatu Negara ialah hanya sebagian dari
hukum dasar Negara itu, undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedangkan
disampingnya UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam tertulis penyelenggaraan Negara, meskipun tidak
tertulis.
Unsur-unsur Konstitusi
Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah hal paling
fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain itu konstitusi juga
mengatur tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Indonesia memiliki konstitusi yaitu Undang Undang Dasar tahun 1945, maka
undang undang 1945 inilah yang menjadi landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan
pemerintahan
Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi yaitu:
a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), sehingga menurut
pengertian ini, konstitusikonstitusi yang ada merupakan hasil atau konklusi dari
persepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur
mereka.
b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti perlindungan
dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batasbatas
hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan.
Substansi Konstitusi Suatu Negara Secara Umum Meliputi:
a) Bentuk negara,
b) Bentuk pemerintahan,
c) Alat-alat kelengkapan negara,
d) Tugas alat kelengkapan negara,
e) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara,
f) Hak dan kewajiban warga negara
g) Pembagian kekuasaan negara,
h) Sistem pemerintahan negara,
Perubahan UUD 1945
Ada lima kesepakatan dasar atas perubahan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tidak
mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan republik Indonesia 1945,
tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempertegas sistem
pemerintahan presidensial, menghilangkan penjelasan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, dan hal-hal normatif pada Penjelasan akan dimasukkan ke dalam
pasal-pasal, sebagaimana tertulis dalam buku Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD
1945 karya Andi Mappetahang Fatwa.

 MPR: Sebelum amandemen, Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR merupakan


lembaga tertinggi negara yang memiliki kekuasaan tak terbatas.
 DPR: Sebelum amandemen, Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR merupakan lembaga
perwakilan rakyat yang tidak bisa dibubarkan oleh presiden. Anggota DPR adalah
anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih oleh rakyat dan tidak bertanggung
jawab kepada presiden.
 MA: Kekuasaan kehakiman hanya dijalankan oleh Mahkamah Agung. MA bersifat
mandiri dan tidak boleh diengaruhi oleh kekuasaan lain.
 BPK: Badan Pemeriksa Keuangan berwenang mengawasi dan memeriksa
pengelolaan keuangan negara. DPA: Dewan Pertimbangan Agung berfungsi
memberikan masukan atau pertimbangan kepada presiden.
 MPR: Setelah amandemen, kedudukan MPR menjadi setara dengan lembaga negara
lainnya di bawah UUD 1945. MPR berwenang untuk mengubah dan menetapkan
UUD, melantik, dan memberhentikan presiden dan wakil presiden sesuai Undang-
Undang atau UU.
 DPR: Setelah amandemen, kedudukan DPR dalam sistem ketatanegaraan semakin
diperkuat karena DPR berwenang membuat UU.
 Presiden dan Wakil Presiden: Setelah amandemen, rakyat memiliki hak suara untuk
memilih presiden dan wakil presiden secara langsung melalui pemilu. Presiden dan
Wakil Presiden memegang kekuasaan pemerintah dan berwenang mengesahkan
RUU menjadi UU.
 DPD: Dewan Perwakilan Daerah adalah perwakilan daerah dalam sistem
ketatanegaraan. DPR berwenang mengajukan RUU kepada DPR terkait otonomi
daerah.
 BPK: BPK memiliki tugas dan wewenang strategis mengenai sumber dan anggaran
keuangan negara. BPK melaporkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPRD, dan DPD.
 MA: Setelah amandemen, MA membawahi badan peradilan dalam wilayah peradilan
umum peradilan militer, peradilan agama, dan peradilan tata usaha negara.
 MK: Bersama MA, MK memegang kekuasaan kehakiman yang berwenang menguji
UU terhadap UUD.
 KY: Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan berhak
mengusulkan pengangkatan hakim agung.
Konstitusi yang dikenal di Indonesia dikenal dengan UUD 1945. Eksistensi UUD 1945 sebagai
konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima
oleh seluruh rakyat sebagai landasan Hukum bagi pelaksanaan kenegaraan di Indonesia.3
Undang-undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa
Jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 62 orang, diketahui
Mr. Radjiman Widyodiningrat. Tugas pokok badan ini ialah menyusun rancangan UUD.
Namun dalam praktik persidangan nya berjalan berkepanjangan, khususnya pada saat
membhas masalah dasar Negara. Di akhir siding I, BPUPKI berhasil membentuk panitia kecil
yang Disebut dengan panitia Sembilan. Panitia ini pada 22 Juni 1945 berhasilmencapai
kompromi untuk menyetujui sebuah naskah mukadimah UUD. Hasil panitia 9 ini kemudian
diterima dalam sidang II BPUPKI tanggal 11 Juli 1945.
Setelah itu Soekarno membentuk panitia kecil pada tanggal 16 Juli 1945 yang diketuai Oleh
Soepomo dengan tugas meyusun rancangan UUD dan membentuk panitia untuk
mempersiapkan Kemerdekaan, yaitu panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang dengan ketua Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta sebagai Wakilnya. Para anggota PPKI antara lain Mr. Radjiman
Wedyodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Otto Iskandardinata, Pangeran Purbowo,
Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir,
Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir ( Sumatera), Mr. Abdulabbas (Sumatera), Dr. Ratu
Langi, Andi Pangerang ( keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhari, Mr. Pudja (Bali), AH.
Hamidan ( Kalimantan), R. P. Soeroso, Abdul Wachid Hasyim, dan Mr. Mohammad Hassan
(sumatera).
UUD 1945 sering disebut dengan “UUD Proklamasi”. Dikatakan demikiankarena
kemunculannya bersamaan dengan lahirnya Negara Indonesia melalui Proklamasi
Kemerdekaan RI, 17Agustus 1945. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pergulatan pemikiran,
khususnya pengaturan HAM dalam konstitusi begitu intens terjadi dalam
persidangan BPUPKI dan PPKI. Satu hal menarik bahwa meskipun UUD 1945 adalah hukum
dasar tertulis yang didalamnya memuat hak-hak dasar manusia Indonesia serta kewajiban-
kewajiban yang bersifat dasar pula, namun istilah perkataan HAM itu sendiri sebenarnya
tidak dijumpai dalam UUD 1945, baik dalam pembukaan, batang tubuh, maupun
penjelasannya. Yang ditemukan bukanlah HAM tetapi hanyalah hak dan kewajiban
warga Negara(HAW).
Tujuan konstitusi
Padaprinsipnya,adanya konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan
pemerintah dalam menjaminhak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan yang
berdaulat.
Pendapat yang dikemukakan oleh Loewenstein.Ia mengatakan bahwa konstitusi merupakan
sarana dasar untukmengawasi proses-proses kekuatan.Tujuan-tujuan adanya konstitusi
tersebut,secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tujuan,yaitu:
 Memberikan kekerasan sekaligus pengawasan terhadap kekuatan politik;
 Melepaskan kontrol kekuatan dari penguasa sendiri;
 Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasadalamberjalankekuatannya.
Fungsi Konstitusi, Menetapkan dan membatasi Kekuasaan penguasa negara,juga sebagai
Penjamin hak-hak asasi manusia
Nilai -nilai Konstitusi Memiliki tiga nilai konstitusi:
 Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan
bagi-mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum(hukum),tetapi juga
nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen.
 Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang pria urut hukum berlaku,tetapi tidak
sempurna.Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal –pasal tertentu tidak
berlaku/tidsak seluruh pasal-pasal yang terdapat dalamuud itu berlaku bagi seluruh
wilayah negara.
 Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlakuhanya untuk kepentingan
penguasa saja.Dalam memobilisasi kekuatan,penguasa menggunakan konstitusi
sebagai alat untuk melaksanakan kekuatan politik
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA BERDASAR PADA KERANGKA
IMPLEMENTASI KONSTITUSI DAN UNDANG-UNDANG DASAR
Sebagaimana dalam penjelasan konstitusi atau UUD 1945 bahwa Indonesia adalah
Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(machtstaat). Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia, istilah Negara hukum
merupakan terjemahaan dari rechtsstaat dan tire rule of law.
Konsep rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebgai berikut:
1. adanya perlindungan terhadap HAM;
2. adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga Negara untuk
menjamin perlindungan HAM;
3. pemerintahan berdasarkan peraturan;
4. adanya peradilan administrasi. Dalam kaitan dengan Negara hukum tersebut, tertib
hukum yang berbentuk adanya tata urutan perundang-undangan menjadi suatu
keniscayaan atau kesetian dalam penyelenggaraan Negara atau pemerintahaan.

Sejak 1966 telah dilakukan perubahaan atas hierarki ( tata urutan) peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Tata urutan (hierarki) perundang-undangan perlu diatur
untuk menciptakan keteraturan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di awal tahun 1966, melalui ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 lampiran 2,
disebutkan bahwa hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai
berikut:
a. undang-undang dasar 1945
b. ketetapan MPR
c. undang-undang atau peraturan pemerintahan pengganti undang-undang
d. peraturan pemerintah
e. keputusan presiden
f. peraturan menteri
g. intruksi menteri
h. dan lain-lainnya.
Penyempurnaan terhadap tata urutan perundang-undangan Indonesia terjadi
kembali pada tanggal 24 mei 2004 ketika DPR menyetujui RUU pembentukan peraturan
perundang-undangan (PPP) menjadi undang-undang. Dalam UU No. 10 tahun 2004 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan (PPP), yang berlaku efektif pada bulan
November 2004. Tata peraturan perundang-undangan dalam UU PPP ini sebagaiman diatur
dalam pasal 7 adalah sebagai berikut:
1. undang-undang dasar 1945
2. undang-undang / peraturan pemerintah pengganti undang-undang
3. peraturan pemerintah
4. peraturan presiden
5. peraturan daerah , yang meliputi:
a. peraturan daerah provinsi
b. peraturan daerah kabupaten/kota
c. peraturan desa.

Dengan dibentuknya tata urutan perundang-undangan, maka segala peraturan


dalam hierarki perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan di
atasnya, tidak bias dilaksanakan dan batal demi hukum. Sebagai contoh peraturan
pemerintah daerah yang bertentangan dengan peraturan presiden atau peraturan
pemerintah bahkan dengan undang-undang, secara otomatis tidak bisa
dilaksanakan, begitu juga peraturan presiden sendirinya tidak dapat dilaksanakan
bila bertentangan dengan undang-undang, apalagi bertentangan dengan undang-
undang dasar 1945.

KESIMPULAN
*Konstitusi berlaku disuatu negara sebagai hukum dasar yang selalu mengikat atas kekuatan
tertinggi atau suatu prinsip dia yang di sebuah kacang dalam suatu negara.Konstitusi dapat
juga diartikan dalam ketatanegaraan dan mempunyai arti Lebih luas dari pada Undang-
Undang Dasar.
*Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar Suatu pengertian undang-undang dasar
hanya meliputi konstitusi tertulis saja dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis
yang tidak tercakup dalam Undang-undang dasar.
Memiliki tata perundang-undangan. Konstitusi selalu terkait dengan paham
konstitusionalisme.Konstitusi onalisme di zaman sekarang di pendapat sebagai suatu konsep
yang pasti bagi setiap negara modern suatu organisasi dalam negara diperlukan oleh warga
masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau sakit melalui
pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut juganegara.Jika kesepakatan
ituruntuh,maka runtuh pula legitimasi kekuatan negara yang orang,dan pada kalah perang
saudara(sipil perang)atau kamu revolusi dapat terjadi juga.Hal ini penampilan juga dalam
peristiwa besar dalam sejarah umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai