PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan UUD 1945, negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik. Sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1) UUD 1945, dalam
penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan.
Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas, UUD 1945 beserta
perubahannya telah memberikan landasan konstitusional mengenai
penyelenggaraan pemerintahan daerah diIndonesia. pengakuan dan penghormatan
negara terhadap satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa. Sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari dasar konstitusional
tersebut, satuan pemerintahan di bawah pemerintah pusat yaitu daerah provinsi
dan kabupaten/kota memiliki urusan yang bersifat wajib dan pilihan. Provinsi
memiliki urusan wajib dan urusan pilihan. Selain itu ditetapkan pula kewenangan
pemerintah Pusat menjadi urusan Pemerintahan yang meliputi : a) politik luar
negeri; b) pertahanan; c) keamanan; d) yustisi; e) moneter dan fiskal nasional; dan
f) agama. Walaupun dengan ketentuan pemberlakuan otonomi seluas-luasnya
dalam UUD 1945,namun muncul pula pengaturan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2007 yang membagi urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Hubungan-hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki
empat dimensi penting untuk dicermati, yaitu meliputi hubungan kewenangan,
kelembagaan, keuangan, dan pengawasan.
Untuk mencapai cita-cita UUD 1945 telah memberikan kerangka susunan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Norma-norma dalam UUD 1945 tidak hanya
mengatur kehidupan politik tetapi juga kehidupan ekonomi dan sosial. Hal itu
karena para pendiri bangsa menghendaki bahwa rakyat Indonesia berdaulat secara
penuh, bukan hanya kedaulatan politik.
1
Maka UUD 1945 merupakan konstitusi politik, konstitusi ekonomi,
konstitusi budaya, dan konstitusi sosial yang harus menjadi acuan dan landasan
secara politik, ekonomi, dan sosial, baik oleh negara (state), masyarakat (civil
society), ataupun pasar (market).
Pengaturan yang demikian menunjukkan bahwa tarik menarik hubungan
tersebut kemudian memunculkan apa yang oleh Bagir Manan disebut dengan
spanning antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dewan Perwakilan
Daerah juga mengidentifikasi adanya kewenangan yang tumpah tindih antar
instansi pemerintahan dan aturan yang berlaku, baik aturan di tingkat pusat
dan/atau peraturan di tingkat daerah.
Hal tersebut terutama berhubungan dengan a) otoritas terkait
tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah; b) kewenangan yang didelegasikan
dan fungsi-fungsi yang disediakan oleh Departemen kepada daerah; dan c)
kewenangan yang dalam menyusun standar operasional prosedur bagi daerah
dalam menterjemahkan setiap peraturan perundang – undangan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan tujuan diatas, rumusan masalah yang kami gunakan
adalah:
1. Apa sajakah lembaga negara menurut Montesquieu?
2. Apa sajakah tugas dan fungsi dari lembaga negara menurut UUD 1945?
3. Bagaimanakah hubungan dan kerjasama antarlembaga negara menurut UUD
1945?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk;
1. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Mendefinisikan tugas dan fungsi dari lembaga negara menurut UUD 1945
3. Mendefinisikan hubungan dan kerjasama antarlembaga negara menurut UUD
1945
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lembaga Negara
Lembaga negara menurut Montesquieu dibagi menjadi 3 yakni
1. Lembaga Eksekutif
2. Lembaga Legislatif
3. Lembaga Yudikatif
3
sistem presidensiil, legislatif adalah cabang pemerintah yang sama dan bebas dari
eksekutif. Sebagai tambahan atas menetapkan hukum, lembaga legislatif juga
memiliki kuasa untuk menaikan pajak dan menerapkan budget dan pengeluaran
uang lainnya. Lembaga lesgislatif juga kadangkala menulis perjanjian dan
memutuskan perang.
4
B. Tugas Dan Fungsi Lembaga Negara
1. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus
sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan
wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden
dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah
dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan,
presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden
dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
5
Abolisi : Ampun yang diberikan oleh presiden kepada tertuduh
sebelum hakim memutuskan perkaranya.
Rehabilitasi : Usaha pemulihan nama baik seseorang yang telah
tercemar namanya
7) Kekuasaan untuk memberi gelar, tanda-tanda jasa dan tanda-tanda
kehormatan.
8) Kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
6
1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2. Melantik presiden dan wakil presiden
3. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
7
berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu
N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
1. Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang
2. Jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan
sebanyak-banyak 100 orang
3. Jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-
banyaknya 50 orang.
8
4. Memperhatikan pertimbangan dpd atas rancangan undang-undang apbn dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
agama
5. Menetapkan apbn bersama presiden dengan memperhatikan pertimbangan
dpd; melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
anggaran pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan pemerintah
6. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh dpd
terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
apbn, pajak, pendidikan, dan agama
7. Memilih anggota badan pemeriksa keuangan dengan memperhatikan
pertimbangan dpd
8. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban
keuangan negara yang disampaikan oleh badan pemeriksa keuangan
9. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota komisi yudisial
10. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan komisi yudisial
untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
11. Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya
kepada presiden untuk ditetapkan
12. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta,
menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam
pemberian amnesti dan abolisi
13. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau
pembentukan undang-undang
14. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat
9
15. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam undang-
undang.
16. Melaksanakan pengawasan terhadap :
1) pelaksanaan Undang-undang
2) pelaksanaan APBN
3) kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan Ketetapan
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
1. Hak Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan
kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis
serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
2. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang
luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-
komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
10
bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota
DPD adalah lima tahun. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan
DPD, antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-
undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,
pajak, pendidikan, dan agama.
11
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
Lembaga ini terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, dan seorang
sekretaris. Pimpinan dan hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung.
jumlah hakim agung paling banyak 60 (enam puluh) orang.
12
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh
Presiden. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi.
13
8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai
dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK
dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh
presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. Demikian, semoga bermanfaat.
Dalam UU 1945 hasil amandemen, keanggotaan BPK telah diatur dengan jelas
dalam pasal 23F sebagai berikut :
(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh Presiden.
(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan olah anggota.
14
C. Hubungan Dan Kerjasama Lembaga Negara
1. Hubungan antara MPR dengan DPR, DPD, dan Mahkamah Konstitusi
Dalam UUD 1945 MPR merupakan salah satu lembaga Negara (sebelum
Amandemen dikenal dengan istilah lembaga tertinggi Negara). Anggota MPR
yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD menunjukan bahwa MPR masih
dipandang sebagai lembaga perwakilan rakyat karena keanggotaannya dipilih
dalam pemilihan umum. Unsur anggota DPR untuk mencerminkan prinsip
demokrasi politik sedangkan unsur anggota DPD untuk mencerminkan prinsip
keterwakilan daerah agar kepentingan daerah tidak terabaikan. Dengan adanya
perubahan kedudukan MPR, maka pemahaman wujud kedaulatan rakyat tercermin
dalam tiga cabang kekuasaan yaitu lembaga perwakilan, Presiden, dan pemegang
kekuasaan kehakiman.
Adapun yang menjadi kewenangan MPR adalah mengubah dan
menetapkan UUD, memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam hal terjadi
kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden, melantik Presiden dan/atau
Wakil Presiden, serta kewenangan memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD.
Dalam hubungannya dengan DPR, khusus mengenai penyelenggaraan
sidang MPR berkaitan dengan kewenangan untuk memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden, proses tersebut hanya bisa dilakukan apabila didahului
oleh pendapat DPR yang diajukan pada MPR.
Dalam hubungannya dengan DPD. Seperti halnya peran DPR, peran DPD
dalam MPR juga sangat besar misalnya dalam hal mengubah UUD yang harus
dihadiri oleh 2/3 anggota MPR dan memberhentikan Presiden yang harus dihadiri
oleh 3/4 anggota MPR maka peran DPD dalam kewenangan tersebut merupakan
suatu keharusan.
Dalam hal hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat
dipahami dari Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu
wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD. Karena kedudukan MPR
sebagai lembaga negara maka apabila MPR bersengketa dengan lembaga negara
15
lainnya yang sama-sama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka
konflik tersebut harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.
16
menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan
kepentingan daerah.
Dalam hubungannya dengan BPK, DPD berdasarkan ketentuan UUD
menerima hasil pemeriksaan BPK dan memberikan pertimbangan pada saat
pemilihan anggota BPK.
Ketentuan ini memberikan hak kepada DPD untuk menjadikan hasil
laporan keuangan BPK sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas dan
kewenangan yang dimilikinya, dan untuk turut menentukan keanggotaan BPK
dalam proses pemilihan anggota BPK. Disamping itu, laporan BPK akan
dijadikan sebagai bahan untuk mengajukan usul dan pertimbangan berkenaan
dengan RUU APBN.
Dalam kaitannya dengan MK, terdapat hubungan tata kerja terkait dengan
kewenangan MK dalam hal apabila ada sengketa dengan lembaga negara lainnya.
17
kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Disamping itu, MK juga
wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD.
Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata
kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga
negara atau apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga
negara pada MK.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan singkat diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Lembaga negara adalah lembaga yang dibentuk untuk mengatur jalannya
kepemerintahan yang tiap-tiap lembaga negara memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing.
2. Lembaga negara menurut Montesquieu terdiri atas tiga hal yakni (a) Lembaga
Eksekutif atau lembaga yang menjalankan undang-undang; (b) Lembaga
Legislatif atau lembaga yang membuat undang-undang;dan (c) Lembaga
Yudikatif atau lembaga yang mengadili atas pelanggaran undang-undang.
3. Tugas dan Funsi dasar lembaga negara adalah: (a) Eksekutif: Distribusi
keuangan, Fungsi yudisial, Mengadakan diplomasi dengan pihak luar negeri,
Kekuasaan atas militer, Menjalankan hukum dan pemerintahan; dan Kekuatan
legislatif. (b) Legislatif: Badan pembuat undang-undang, Keuangan, Fungsi
yudisial, Fungsi unsur pokok constituent, Fungsi pelaksana pemilihan,
Pengontrol kebijakan luar; dan Pendengar keluhan rakyat. (c) Yudikatif:
Mentapkan hukum khusus, Menerjemahkan hukum, Menjelaskan undang-
undang, Memberi gagasan atau nasihat; dan Memperjuangkan hak rakyat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanniirahim
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah penulis ini yang berjudul
“ Lembaga Negara ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah penulis ini sangat jauh dari apa yang
diharapkan baik susunan bahasa maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
sangat berterima kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan motivasi maupun
materil
2. Yang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk
dalam penyusunan bahasa dan metode penulisan makalah.
3. Kepada teman-teman penulis yang telah memberikan saran dan masukan
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
21
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
22
MAKALAH PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN
LEMBAGA NEGARA
OLEH
YUNI SHINTIYA
SEMESTER : VI
23