PENDAHULUAN
Hukum Tata Negara merupakan salah satu cabang dari ilmu hukum yang menjadi
disiplin ilmu tersendiri yang berkonsentrasi dalam ketatanegaraan dalam menjaga keteraturan
(hukum) yang baik disebut dengan istilah nomoi, kemudian ide tentang pemikiran Negara
hukum popular pada abad ke 17 sebagai akibat dari situasi politik di Eropa yang didominasi
oleh absolutism.
Ada beberapa pembagian didalam asas-asas hukum tata Negara, yang meliputi : asas
pembagian kekuasaan; asas Negara pancasila dipandang sebagai dasar Negara Indonesia,
karena didalamnya mengandung 5 asas sebagai berikut : asas ketuhanan Yang Maha Esa, asas
perikemanusiaan; asas kebangsaan; asas kedaulatan rakyat; dan asas keadiln sosial.
Setelah kita tahu beberapa materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya,
kini saatnya kami menyampaikan hasil kerja kami sebagai berikut : salah satu dalam
pembahasan Hukum Tata Negara yang akan dibahas adalah Asas-asas Hukum Tata Negara.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah hukum tata Negara disebut juga Hukum Negara yang berarti HTN dalam arti
luas. Penggunaan istilah hukum Negara dimaksudkan untuk membedakan arti HTN dalam
arti sempit (staatrecht in engere zin). HTN dalam arti luas atau hukum Negara termasuk
didalamnya Hukum Administrasi Negara (HAN) atau Hukum Tata Usaha Negara (HTUN)
atau Hukum Tata pemerintahan (Administratief recht). Sedangkan HTN dalam arti sempit
meliputi HTN itu sendiri, yaitu hukum tata Negara suatu Negara tertentu yang berlaku pada
Hukum Negara menurut van Apeldoorn sebagai staatsrecht dalam arti yang sempit.
Sementara itu, dalam arti luas, staatsrecht meliputi pula pengertian hukum administrasi
Negara. Hukum tata Negara menurut Mac-Iver adalah hukum yang mengatur Negara,
sedangkan hukum yang oleh Negara dipergunakan untuk mengatur sesuatu selain Negara
Secara hakiki, hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan
yang disebut Negara beserta seluk-beluk yang ada didalamnya. Berdasarkan pendapat-
pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara adalah sekumpulan
peraturan (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur mekanisme pembentukan,
fungsi dan wewenang dari alat-alat perlengkapan Negara serta hubungan antar alat-alat
3
2.2 Asas-asas Hukum Tata Negara Indonesia
penyelenggaraan Negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hokum) yang
baik yang disebut dengan istilah nomoi” konsep Negara hukum tersebut selanjutnya
berkembang dalam dua sistem hukum, yaitu sistem Eropa Kontinental dengan istilah
Konsep Negara hokum Eropa Kontinental Rechtstaat dipelopori oleh Immanue Kant
dan Frederich Julius Stahl. Sedangkan konsep Negara hokum Anglo-Saxon Rule of Law
dipelopori oleh A.V. Dicey (Inggris). Indonesia secara formal sudah sejak tahun 1945 (UUD
NRI 1945 pra amandemen) mendeklarasikan diri sebagai Negara hokum terbukti dalam
penjelasan UUD NRI 1945 pernah dinyatakan, “Indonesia adalah Negara yang berlandaskan
hokum dan bukan Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka”. Konsep Negara hokum
Indonesia dipertegas UUD NRI 1945 hasil amandemen dalam pasal 1 Ayat 3 yang
Berdasarkan uraian konsep tentang Negara hukum tersebut ada dua dua substansi
dasar, yaitu : 1) adanya paham kontitusi : memiliki makna bahwa pemerintahan berdasarkan
atas hukum dasar (konstitusi), tidak berdasarkan kekuasaan belaka, dan 2) sistem demokrasi
atau kedaulatan rakyat : secara harfiah identik dengan makna kedaulatan rakyat yang berarti
“trichotomy” yang terdiri dari ekskutif, legislatif, dan yudikatif dan biasa disebut dengan trias
politika. Asas pembagian kekuasaan yang dianut Indonesia adalah UUD NRI 1945 pra-
4
Teori Ivor Jenning dapat dilihat bahwa pemisahan kekuasaan dalam arti materiil
dalam arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dengan prinsipil dalam fungsi-fungsi
kenegaraan yang secara karakteristik memperlihatkan adanya pemisahan itu kepada tiga
bagian dan tidak dianut oleh UUD NRI 1945. UUD NRI 1945 hanya mengenal pemisahan
kekuasaan dalam arti formal, oleh karena itu pemisahan kekuasaan itu tidak dapat
dipertahankan secara prinsipil. Dengan kata lain, UUD NRI 1945 hanya mengenal pembagian
Adapun dalam pandangan Soepomo, bahwa UUD NRI 1945 mempunyai sistem
itu setiap lembaga Negara sudah mempunyai tugas tertentu, namun dalam sistem ini
UUD NRI 1945 hasil amandemen menetapkan 4 kekuasaan dan 7 lembaga Negara
sebagai berikut :
b. Kekuasaan legislatif, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang tersusun atas
d. Kekuasaan Kehakiman, yaitu Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK)
Pancasila sering disebut dengan falsafah Negara dan ideoloi. Negara. Namun, dalam
hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara. Atau dengan kata
lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila
sebagai dasar Negara, hal ini berarti setiap tindakan rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai
5
Pancasila dipandang sebagai dasar Negara Indonesia karena didalamnya mengandung
Realisasi dari asas Ketuhanan Yang Maha Esa tercermin dalam tiga bidang ketatanegaraan
Republik Indonesia antara lain : dalam bidang eksekutif (dengan adanya Departemen Agama
dan segala bagian yang mengatur segala soal yang menyangkut dengan agama di Indonesia),
dalam bidang legislatif tercermin pelaksanaannya dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang UU
Perkawinan, dalam bidang yudikatif tertuang dalam UU No. 14 Tahun 1970 yang telah
b) Asas Perikemanusiaan
Asas perikemanusiaan adalah asas yang mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, juga mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, ras, warna kulit, kedudukan sosial, dll. Dari segi legislatif dapat dilihat dari lahirnya
kemanusiaan.
c) Asas Kebangsaan
Dalam asas kebangsaan setiap warga mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama. Asas ini menunjukkan, bahwa Indonesia bebas untuk menunjukkan, bahwa
bangsa Indonesia bebas untuk menentukan nasibnya sendiri, dan berdaulat yang berarti
pulabahwa bangsa Indonesia tidak memperbolehkan adanya campur tangan (intervensi) dari
bangsa lain dalam hal mengenai urusan dalam negeri. Asas kebangsaan tertuang pula dalam
simbol atau lambang Negara RI, yaitu Garuda Pancasila (Pasal 36A), bendera Kebangsaan,
6
yaitu Sang Saka Merah Putih (Pasal 35), bahasa persatuan “Bahasa Indonesia” (Pasal 36),
lagu kebangsaan “Indonesia Raya” (Pasal 36B), dan lambang persatuan dan kesatuan
“Bhinneka Tunggal Ika” (Pasal 36A). selain itu asas kebangsaan termuat dalam Pembukaan
alenia pertama dan pasal-pasal UUD NRI 1945. Dibidang legislative asas ini terlihat dengan
lahirnya UU Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun 2006) dan UU Agraria (UU No. 5 Tahun
1960) yang berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat. Aplikasi asas kebangsaan dalam
Asa kedaulatan rakyat dalam bidang legislatif merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat
ada wewenang yang dimiliki DPR. Sedangkan dalam Yudikatif terlihat bahwa hakim-hakim
baru dapat diangkat setelah ada pengusulan dari Komisi Yudisial kepada anggota DPR untuk
menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat, yang
pada akhirnya semua tindakan pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat
melalui wakil-wakilnya.
Dalam bidang legislatif, asas keadilan sosial pelaksanaannya tertuang dalam rangka
mewujudkan undang-undang tentang jaminan sosial. Dalam bidang yudikatif terlihat bahwa
setiap keputusan hakim senantiasa berpedoman kepada keadilan sosial. Adapun dalam bentuk
lembaga terlihat adanya lembaga Negara yang bergerak dibidang sosial yang
Setelah kita mengetahui bersama pengertian dari hukum tata negara sekarang kita
akan membahas tentang hal yang menyebabkan hukum tata negara tersebut ada yang sering
7
disebut dengan sumber hukum tata negara. sumber hukum adalah segala apa yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan
yang kalau dilanggarakan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Secara umum, sumber
hukum tata negara adalah sumber materiil, sumber formil, konvensi, dan traktat. Sedangkan
di Indonesia memiliki sumber hukum yang akan dijabarkan lebih spesifik dalam uraian
berikut ini.
Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum tata
negara secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga bersumber pada sumber
hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan dijelaskan apa yang ada didalam
1. Sumber Materiil
Seperti yang kita ketahui bersama segala sesuatu yang ada di Indonesia haruslah berasal
dan bersumber dari pancasila. Pancasila merupakan sumber hukum materiil bagi semua
hukum yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan sumber hukum tata negara Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila Menjadi Inspirasi sekaligus Bahan (Materi) dalam Menyusun Semua
Peraturan Hukum Tatanegara. Pancasila sekaligus sebagai Alat Penguji Setiap Peraturan
Hukum Tatanegara yang Berlaku, Apakah Bertentangan atau Tidak dengan Nilai-nilai
Pancasila seperti yang tercantum dalam ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 1, 2, 3,
2. Sumber Formil
Sumber Formil hukum di Indonesia adalah UUD 1945. UUD 1945 Sebagai Hukum
Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur
Ketatanegaraan Indonesia seperti yang tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000
8
Pasal 3, Serta UU. No. 12 Tahun 2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai
Bagian Dari Sumber Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) antara lain:
a. PERDA provinsi
b. PERDA Kota/Kabupaten
c. Peraturan Desa.
3. Konvensi
Setelah sumber hukum formil dan materiil dari hukum tata negara Indonesia. Di
Indonesia hukum tata negara juga bersumber dari konvensi. Konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan merupakan sumber dari hukum tata negara Indonesia. Kebiasaan dalam
yang Sama dengan Undang-undang. Karena Diterima dan Dijalankan, Tidak Jarang Dapat
Contoh :
4. Traktat
Yang terakhir menjadi sumber dari hukum tata negara adalah traktat atau perjanjian
9
Hukum Tatanegara Suatu Negara. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang
Terkait dengan Hukum Tatanegara Indonesia. Misalnya : Traktat Asean, UDHR PBB.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara hakiki, hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan
yang disebut Negara beserta seluk-beluk yang ada didalamnya. Berdasarkan pendapat-
pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara adalah sekumpulan
peraturan (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur mekanisme pembentukan,
fungsi dan wewenang dari alat-alat perlengkapan Negara serta hubungan antar alat-alat
penyelenggaraan Negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang
baik yang disebut dengan istilah nomoi” konsep Negara hukum tersebut selanjutnya
berkembang dalam dua sistem hukum, yaitu sistem Eropa Kontinental dengan istilah
“trichotomy” yang terdiri dari ekskutif, legislative, dan yudikatif dan biasa disebut dengan
trias politika. Asas pembagian kekuasaan yang dianut Indonesia adalah UUD NRI 1945 pra-
Pancasila sering disebu dengan falsafah Negara dan ideology Negara. Namun, dalam
hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara. Atau dengan kata
11
lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila
dipandang sebagai dasar Negara Indonesia karena didalamnya mengandung beberapa asas
b) Asas Perikemanusiaan
c) Asas Kebangsaan
1. Sumber Materiil
2. Sumber Formil
3. Konvensi
4. Traktat
12
DAFTAR PUSTAKA
Assiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2013
Handoyo, B. Hestu Cipto, Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia,
Tutik, Triwulan Tiitik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD
13