Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Tata Negara merupakan salah satu cabang dari ilmu hukum yang menjadi

disiplin ilmu tersendiri yang berkonsentrasi dalam ketatanegaraan dalam menjaga keteraturan

hokum yang berjalan di suatu Negara.

Pemikiran Negara hukum dimulai sejak Plato dengan konsepnya bahwa

penyelenggaraan Negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan-pengaturan

(hukum) yang baik disebut dengan istilah nomoi, kemudian ide tentang pemikiran Negara

hukum popular pada abad ke 17 sebagai akibat dari situasi politik di Eropa yang didominasi

oleh absolutism.

Ada beberapa pembagian didalam asas-asas hukum tata Negara, yang meliputi : asas

pembagian kekuasaan; asas Negara pancasila dipandang sebagai dasar Negara Indonesia,

karena didalamnya mengandung 5 asas sebagai berikut : asas ketuhanan Yang Maha Esa, asas

perikemanusiaan; asas kebangsaan; asas kedaulatan rakyat; dan asas keadiln sosial.

Setelah kita tahu beberapa materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya,

kini saatnya kami menyampaikan hasil kerja kami sebagai berikut : salah satu dalam

pembahasan Hukum Tata Negara yang akan dibahas adalah Asas-asas Hukum Tata Negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hukum Tata Negara?

2. Apakah Asas-asas Hukum Tata Negara Indonesia?

3. Apa sajakah sumber-sumber Hukum Tata Negara Indonesia ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Hukum Tata Negara.

2. Untuk mengetahui asas-asas Hukum Tata Negara Indonesia.

3. Untuk mengetahui sumber-sumber Hukum Tata Negara Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Tata Negara

Istilah hukum tata Negara disebut juga Hukum Negara yang berarti HTN dalam arti

luas. Penggunaan istilah hukum Negara dimaksudkan untuk membedakan arti HTN dalam

arti sempit (staatrecht in engere zin). HTN dalam arti luas atau hukum Negara termasuk

didalamnya Hukum Administrasi Negara (HAN) atau Hukum Tata Usaha Negara (HTUN)

atau Hukum Tata pemerintahan (Administratief recht). Sedangkan HTN dalam arti sempit

meliputi HTN itu sendiri, yaitu hukum tata Negara suatu Negara tertentu yang berlaku pada

waktu tertentu (HTN positif dari suatu Negara.

Hukum Negara menurut van Apeldoorn sebagai staatsrecht dalam arti yang sempit.

Sementara itu, dalam arti luas, staatsrecht meliputi pula pengertian hukum administrasi

Negara. Hukum tata Negara menurut Mac-Iver adalah hukum yang mengatur Negara,

sedangkan hukum yang oleh Negara dipergunakan untuk mengatur sesuatu selain Negara

disebut sebagai hukum biasa (ordinary law).

Secara hakiki, hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan

yang disebut Negara beserta seluk-beluk yang ada didalamnya. Berdasarkan pendapat-

pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara adalah sekumpulan

peraturan (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur mekanisme pembentukan,

fungsi dan wewenang dari alat-alat perlengkapan Negara serta hubungan antar alat-alat

perlengkapan Negara tersebut.

3
2.2 Asas-asas Hukum Tata Negara Indonesia

1. Asas Negara Hukum

Pemikiran Negara hujum dimulai sejak Plato dengan konsepnya “bahwa

penyelenggaraan Negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hokum) yang

baik yang disebut dengan istilah nomoi” konsep Negara hukum tersebut selanjutnya

berkembang dalam dua sistem hukum, yaitu sistem Eropa Kontinental dengan istilah

Rechtstaat dan Anglo-Saxon dengan istilah Rule of Law.

Konsep Negara hokum Eropa Kontinental Rechtstaat dipelopori oleh Immanue Kant

dan Frederich Julius Stahl. Sedangkan konsep Negara hokum Anglo-Saxon Rule of Law

dipelopori oleh A.V. Dicey (Inggris). Indonesia secara formal sudah sejak tahun 1945 (UUD

NRI 1945 pra amandemen) mendeklarasikan diri sebagai Negara hokum terbukti dalam

penjelasan UUD NRI 1945 pernah dinyatakan, “Indonesia adalah Negara yang berlandaskan

hokum dan bukan Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka”. Konsep Negara hokum

Indonesia dipertegas UUD NRI 1945 hasil amandemen dalam pasal 1 Ayat 3 yang

menetapkan “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.

Berdasarkan uraian konsep tentang Negara hukum tersebut ada dua dua substansi

dasar, yaitu : 1) adanya paham kontitusi : memiliki makna bahwa pemerintahan berdasarkan

atas hukum dasar (konstitusi), tidak berdasarkan kekuasaan belaka, dan 2) sistem demokrasi

atau kedaulatan rakyat : secara harfiah identik dengan makna kedaulatan rakyat yang berarti

pemerintahan yang seluruh rakyatnya turutnserta memerintah (pemerintahan rakyat).

2. Asas Pembagian Kekuasaan

Secara umum, suatu sistem kenegaraan membagi kekuasaan pemerintahan kedalam

“trichotomy” yang terdiri dari ekskutif, legislatif, dan yudikatif dan biasa disebut dengan trias

politika. Asas pembagian kekuasaan yang dianut Indonesia adalah UUD NRI 1945 pra-

amandemen tidak memberikan ketentuan yang tegas tentang pembagian kekuasaan.

4
Teori Ivor Jenning dapat dilihat bahwa pemisahan kekuasaan dalam arti materiil

dalam arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dengan prinsipil dalam fungsi-fungsi

kenegaraan yang secara karakteristik memperlihatkan adanya pemisahan itu kepada tiga

bagian dan tidak dianut oleh UUD NRI 1945. UUD NRI 1945 hanya mengenal pemisahan

kekuasaan dalam arti formal, oleh karena itu pemisahan kekuasaan itu tidak dapat

dipertahankan secara prinsipil. Dengan kata lain, UUD NRI 1945 hanya mengenal pembagian

kekuasaan bukan pemisahan kekuasaan.

Adapun dalam pandangan Soepomo, bahwa UUD NRI 1945 mempunyai sistem

tersendiri, yaitu berdasarkan pembagian kekuasaan. Walaupun dalam pembagian kekuasaan

itu setiap lembaga Negara sudah mempunyai tugas tertentu, namun dalam sistem ini

dimungkinkan adanya kerjasama antarlembaga Negara.

UUD NRI 1945 hasil amandemen menetapkan 4 kekuasaan dan 7 lembaga Negara

sebagai berikut :

a. Kekuasaan Eksaminatif, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

b. Kekuasaan legislatif, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang tersusun atas

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

c. Kekuasaan Pemerintahan Negara (Eksekutif), yaitu Presiden dan wakil presiden

d. Kekuasaan Kehakiman, yaitu Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK)

e. Lembaga Negara Bantu, yaitu Komisi Yudisial (KY).

3. Asas Negara Pancasila

Pancasila sering disebut dengan falsafah Negara dan ideoloi. Negara. Namun, dalam

hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara. Atau dengan kata

lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila

sebagai dasar Negara, hal ini berarti setiap tindakan rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai

dengan Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar Negara.

5
Pancasila dipandang sebagai dasar Negara Indonesia karena didalamnya mengandung

beberapa asas (lima asas) yaitu :

a) Asas Ketuhanan Yang Maha Esa

Realisasi dari asas Ketuhanan Yang Maha Esa tercermin dalam tiga bidang ketatanegaraan

Republik Indonesia antara lain : dalam bidang eksekutif (dengan adanya Departemen Agama

dan segala bagian yang mengatur segala soal yang menyangkut dengan agama di Indonesia),

dalam bidang legislatif tercermin pelaksanaannya dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang UU

Perkawinan, dalam bidang yudikatif tertuang dalam UU No. 14 Tahun 1970 yang telah

diubah melalui UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

b) Asas Perikemanusiaan

Asas perikemanusiaan adalah asas yang mengakui dan memperlakukan manusia sesuai

dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, juga mengakui persamaan derajat,

persamaan hak dan kewajiban asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,

agama, ras, warna kulit, kedudukan sosial, dll. Dari segi legislatif dapat dilihat dari lahirnya

UU Perburuhan yang menghilangkan prinsip pengisapan manusia oleh manusia. Dalam

bidang eksekutif terbentuknya Departemen Sosial yang menangani masalah-masalah

kemanusiaan.

c) Asas Kebangsaan

Dalam asas kebangsaan setiap warga mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban

yang sama. Asas ini menunjukkan, bahwa Indonesia bebas untuk menunjukkan, bahwa

bangsa Indonesia bebas untuk menentukan nasibnya sendiri, dan berdaulat yang berarti

pulabahwa bangsa Indonesia tidak memperbolehkan adanya campur tangan (intervensi) dari

bangsa lain dalam hal mengenai urusan dalam negeri. Asas kebangsaan tertuang pula dalam

simbol atau lambang Negara RI, yaitu Garuda Pancasila (Pasal 36A), bendera Kebangsaan,

6
yaitu Sang Saka Merah Putih (Pasal 35), bahasa persatuan “Bahasa Indonesia” (Pasal 36),

lagu kebangsaan “Indonesia Raya” (Pasal 36B), dan lambang persatuan dan kesatuan

“Bhinneka Tunggal Ika” (Pasal 36A). selain itu asas kebangsaan termuat dalam Pembukaan

alenia pertama dan pasal-pasal UUD NRI 1945. Dibidang legislative asas ini terlihat dengan

lahirnya UU Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun 2006) dan UU Agraria (UU No. 5 Tahun

1960) yang berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat. Aplikasi asas kebangsaan dalam

pengadilan berupa keputusan.

d) Asas Kedaulatan Rakyat

Asa kedaulatan rakyat dalam bidang legislatif merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat

ada wewenang yang dimiliki DPR. Sedangkan dalam Yudikatif terlihat bahwa hakim-hakim

baru dapat diangkat setelah ada pengusulan dari Komisi Yudisial kepada anggota DPR untuk

mendapat penetapan selanjutnya diangkat oleh Presiden. Asas kedaulatan rakyat

menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat, yang

pada akhirnya semua tindakan pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

melalui wakil-wakilnya.

e) Asas Keadilan Sosial

Dalam bidang legislatif, asas keadilan sosial pelaksanaannya tertuang dalam rangka

mewujudkan undang-undang tentang jaminan sosial. Dalam bidang yudikatif terlihat bahwa

setiap keputusan hakim senantiasa berpedoman kepada keadilan sosial. Adapun dalam bentuk

lembaga terlihat adanya lembaga Negara yang bergerak dibidang sosial yang

menyelenggarakan masalah-masalah sosial dalam Negara.

2.3 Sumber Hukum Tata Negara Indonesia

Setelah kita mengetahui bersama pengertian dari hukum tata negara sekarang kita

akan membahas tentang hal yang menyebabkan hukum tata negara tersebut ada yang sering

7
disebut dengan sumber hukum tata negara. sumber hukum adalah segala apa yang

menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan

yang kalau dilanggarakan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Secara umum, sumber

hukum tata negara adalah sumber materiil, sumber formil, konvensi, dan traktat. Sedangkan

di Indonesia memiliki sumber hukum yang akan dijabarkan lebih spesifik dalam uraian

berikut ini.

Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum tata

negara secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga bersumber pada sumber

hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan dijelaskan apa yang ada didalam

sumber hukum tersebut di Indonesia.

1. Sumber Materiil

Seperti yang kita ketahui bersama segala sesuatu yang ada di Indonesia haruslah berasal

dan bersumber dari pancasila. Pancasila merupakan sumber hukum materiil bagi semua

hukum yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan sumber hukum tata negara Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila Menjadi Inspirasi sekaligus Bahan (Materi) dalam Menyusun Semua

Peraturan Hukum Tatanegara. Pancasila sekaligus sebagai Alat Penguji Setiap Peraturan

Hukum Tatanegara yang Berlaku, Apakah Bertentangan atau Tidak dengan Nilai-nilai

Pancasila seperti yang tercantum dalam ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 1, 2, 3,

Serta UU. No. 12 Tahun 2012 Pasal 2.

2. Sumber Formil

Sumber Formil hukum di Indonesia adalah UUD 1945. UUD 1945 Sebagai Hukum

Dasar Tertulis Merupakan Bentuk Peraturan Perundang-undangan Tertinggi yang Menjadi

Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur

Ketatanegaraan Indonesia seperti yang tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000

8
Pasal 3, Serta UU. No. 12 Tahun 2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai

Bagian Dari Sumber Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) antara lain:

1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)

2. Ketetapan MPR (TAP MPR)

3. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).

4. Peraturan Pemerintah (PP).

5. Peraturan Presiden (PERPRES).

6. Peraturan Daerah (PERDA).

a. PERDA provinsi

b. PERDA Kota/Kabupaten

c. Peraturan Desa.

3. Konvensi

Setelah sumber hukum formil dan materiil dari hukum tata negara Indonesia. Di

Indonesia hukum tata negara juga bersumber dari konvensi. Konvensi atau kebiasaan

ketatanegaraan merupakan sumber dari hukum tata negara Indonesia. Kebiasaan dalam

Praktek Ketatanegaraan yang Dilakukan Berulang-ulang, sehingga Mempunyai Kekuatan

yang Sama dengan Undang-undang. Karena Diterima dan Dijalankan, Tidak Jarang Dapat

Menggeser Peraturan Hukum Tertulis.

Contoh :

v Pidato Presiden Setiap Tanggal 17 Agustus

v Pidato Presiden Setiap Awal Tahun Minggu Pertama Bulan Januari.

4. Traktat

Yang terakhir menjadi sumber dari hukum tata negara adalah traktat atau perjanjian

internasional. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang Terkait dengan

9
Hukum Tatanegara Suatu Negara. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang

Terkait dengan Hukum Tatanegara Indonesia. Misalnya : Traktat Asean, UDHR PBB.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara hakiki, hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan

yang disebut Negara beserta seluk-beluk yang ada didalamnya. Berdasarkan pendapat-

pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara adalah sekumpulan

peraturan (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur mekanisme pembentukan,

fungsi dan wewenang dari alat-alat perlengkapan Negara serta hubungan antar alat-alat

perlengkapan Negara tersebut.

Asas-asas Hukum Tata Negara Indonesia

a. Asas Negara Hukum

Pemikiran Negara hukum dimulai sejak Plato dengan konsepnya “bahwa

penyelenggaraan Negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang

baik yang disebut dengan istilah nomoi” konsep Negara hukum tersebut selanjutnya

berkembang dalam dua sistem hukum, yaitu sistem Eropa Kontinental dengan istilah

Rechtstaat dan Anglo-Saxon dengan istilah Rule of Law.

b. Asas Pembagian Kekuasaan

Secara umum, suatu sistem kenegaraan membagi kekuasaan pemerintahan kedalam

“trichotomy” yang terdiri dari ekskutif, legislative, dan yudikatif dan biasa disebut dengan

trias politika. Asas pembagian kekuasaan yang dianut Indonesia adalah UUD NRI 1945 pra-

amandemen tidak memberikan ketentuan yang tegas tentang pembagian kekuasaan.

c. Asas Negara Pancasila

Pancasila sering disebu dengan falsafah Negara dan ideology Negara. Namun, dalam

hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara. Atau dengan kata

11
lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila

dipandang sebagai dasar Negara Indonesia karena didalamnya mengandung beberapa asas

(lima asas) yaitu :

a) Asas Ketuhanan Yang Maha Esa

b) Asas Perikemanusiaan

c) Asas Kebangsaan

d) Asas Kedaulatan Rakyat

e) Asas Keadilan Sosial

Adapun Sumber Hukum Tata Negara Indonesia, yaitu :

1. Sumber Materiil

2. Sumber Formil

3. Konvensi

4. Traktat

12
DAFTAR PUSTAKA

Assiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2013

Handoyo, B. Hestu Cipto, Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia,

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2003

Tutik, Triwulan Tiitik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD

1945, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

13

Anda mungkin juga menyukai