NPM : 041477218
Pelajaran : Sistem Hukum Indonesia -19
Tugas 2
1. Sebutkan defenisi hukum tata negara menurut pendapat para ahli (minimal 3) serta sebutkan sumber
hukum tata negara indonesia !
2. Sebutkan prosedur perubahan konstitusi menurut C.F.Strong !
3. Jelaskan hak-hak kebendaan dalam KUHP !
4. Sebutkan pengertian hukum dagang, Ruang Lingkup hukum dagang dan sumber hukum dagang!
Jawab
1. A. Kusumadi Pudjosewojo
Definisi Hukum tata negara menurut ahli ini adalah Hukum yang mengatur bentuk negara
(kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan
masyarakat hukum yang atasan maupun yang bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya
(hierarchy), yang selanjutnya menegaskan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-
masyarakat hukum itu, beserta susunan (terdiri dari seseorang atau sejumlah orang) wewenang,
tingkatan imbangan dari dan antara alat perlengkapan itu.
B. R. Bonard
Hukum Tata Negara adalah mempelajari ketentuan mengenai alat-alat perlengkapan negara yang
tertinggi.
C. V Dicey.
Hukum tata negara baginya merupakan hukum tertinggi pada suatu negara. Karena hukum ini
mengatur pembagiaan kekuasaan dan tugas yang harus diemban masing-masing individu untuk
meninggikan sebuah negara.
- Ketetapan MPR
Dalam Pasal 3 UUD 1945 ditentukan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-
Undang Dasar dan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dengan istilah menetapkan tersebut maka orang
berkesimpulan, bahwa produk hukum yang dibentuk oleh MPR disebut Ketetapan MPR.
- Keputusan Presiden
UUD 1945 menentukan Keputusan Presiden sebagai salah satu bentuk peraturan perundang-undangan.
Bentuk peraturan ini baru dikenal tahun 1959 berdasarkan surat presiden no. 2262/HK/1959 yang
ditujukan pada DPR, yakni sebagai peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh presiden untuk
melaksanakan Penetapan Presiden. Kemudian melalui Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966,
Keputusan Presiden resmi ditetapkan sebagai salah satu bentuk peraturan perundang-undangan menurut
UUD 1945. Keputusan Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus (einmalig) adalah untuk
melaksanakan UUD 1945, Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dan
Peraturan Pemerintah.
- Traktat
Traktat atau perjanjian yaitu perjanjian yang diadakan dua negara atau lebih. Kalau kita amati praktek
perjanjian internasional bebrapa negara ada yang dilakukan 3 (tiga) tahapan, yakni perundingan
(negotiation), penandatanganan (signature), dan pengesahan (ratification). Disamping itu ada pula yang
dilakukan hanya dua tahapan, yakni perundingan (negotiation) dan penandatanganan (signature).
2. Menurut C.F. Strong, ada empat macam prosedur perubahan kosntitusi adalah sebagai berikut.
a. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetap yang
dilaksanakan menurut pembatasanpembatasan tertentu. Perubahan ini terjadi melalui tiga macam
kemungkinan sebagai berikut.
1) Pertama, untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan legislatif harus dihadiri
oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu (kuorum) yang ditentukan secara pasti.
2) Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan rakyat harus dibubarkan
terlebih dahulu dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum. Lembaga perwakilan rakyat
harus diperbaharui inilah yang kemudian melaksanakan wewenangnya untuk mengubah konstitusi.
3) Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem majelis dua kamar. Untuk
mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus mengadakan
sidang gabungan. Sidang gabungan inilah, dengan syaratsyarat seperti dalam cara pertama,
yang berwenang mengubah kosntitusi.
b. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu referendum. Apabila ada kehendak untuk
mengubah konstitusi maka lembaga negara yang diberi wewenang untuk itu mengajukan usul perubahan
kepada rakyat melalui suatu referendum. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan lebih dulu
oleh badan yang diberi wewenang untuk itu. Dalam referendum atau plebisit ini rakyat menyampaikan
pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang telah disampaikan kepada
mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatu usul perubahan diatur dalam konstitusi.
c. Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian.
Perubahan konstitusi pada negara serikat harus dilakukan dengan persetujuan sebagian terbesar negara-
negara tersebut. Hal ini dilakukan karena konstitusi dalam negara serikat dianggap sebagai perjanjian
antara negara-negara bagian. Usul perubahan konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal
ini adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada pada negara-negara bagian. Di samping
itu, usul perubahan dapat pula berasal dari negara-negara bagian.
d. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara
khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. Cara ini dapat dijalankan baik pada negara
kesatuan ataupun negara serikat. Apabila ada kehendak untuk mengubah konstitusi, maka sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, dibentuklah suatu lembaga negara khusus yang tugas serta wewenangnya hanya
mengubah konstitusi. Usul perubahan dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan
dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundangundangan dan dapat pula berasal dari lembaga
negara khusus tersebut. Apabila lembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan tugas serta
wewenang sampai selesai,dengan sendirinya lembaga itu bubar.
3. Menurut Prof. Subekti, hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas
suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang. Ilmu hukum dan perundang-undangan telah
lama membagi segala hak-hak manusia atas hak-hak kebendaan dan hak-hak perseorangan. Suatu hak
kebendaan memberikan kekuasaan atas suatu benda, sedangkan suatu hak perseorangan memberikan
suatu tuntutan atau penagihan terhadap seseorang. Suatu hak kebendaan dapat dipertahankan terhadap
tiap orang yang melanggar hak itu, sedangkan suatu hak perseorangan hanyalah dapat dipertahankan
terhadap sementara orang tertentu saja atau terhadap sesuatu pihak.
4. Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan pihak lain yang
berkaitan dengan urusan-urusan dagang. Definisi lain menyatakan bahwa hukum dagang merupakan
serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha atau kegiatan perusahaan.