Anda di halaman 1dari 6

MUHAMMAD LUTHFI THAHIR YAMANI

E041201063
MK. SISTEM HUKUM INDONESIA A

“PAPER HUKUM TATA NEGARA DAN SUMBER HUKUMNYA”


Hukum Tata Negara mencakup berbagai isu mengenai relasi antarlembaga negara dan
antara negara dan warganya: bagaimana negara ditata, diorganisasikan, untuk dikelola dalam
mencapai tujuan negara. Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang
mengatur organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat
dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.
Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan
politik karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-
Lembaga politik, sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk
hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan Negara yang diberi wewenang melalui
prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.
Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata Negara
sebaliknya Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku politik/kekuasaan. Menurut
Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik
diibaratkan sebagai daging yang membalut kerangka tersebut.
Produk hukum, baik itu hukum tata negara maupun produk hukum lain, pasti memiliki
sumber-sumber hukum sebagai acuan, di mana Sumber hukum memiliki istilah yang berbeda-
beda, tergantung dari sudut pandang mana sumber hukum itu dilihat.
Paton George Whitecross, dalam bukunya “Text Book of Jurisprudence” mengatakan
bahwa: istilah sumber Hukum itu memiliki banyak arti yang sering menimbulkan kesalahan-
kesalahan kecuali kalau diteliti dengan seksama mengenai arti tertentu yang diberikan
kepadanya dalam pokok pembicaraan (sudut pandang) tertentu.
Utrecht, mengatakan bahwa kebanyakan para ahli memberikan istilah sumber hukum
berdasarkan sudut pandang keilmuannya. Yakni:
1. Sumber hukum ditinjau dari sudut pandang ahli sejarah; yang membedakan sumber
hukum dalam arti pengenalan hukum dan sumber hukum dalam arti sumber darimana
pembentuk ikatan hukum memperoleh bahan dan alam arti sistem-sistem hukum dari
mana tumbuh hukum positif suatu negara.
2. Sumber hukum ditinjau dari sudut para ahli filsafat
3. Sumber hukum ditinjau dari sudut para ahli sosiolog
4. Sumber hukum ditinjau dari sudut ahli ekonomi.
5. Sumber hukum ditinjau dari sudut ahli religius
6. Sumber hukum ditinjau dari sudut pandang ahli hukum, yakni: sumber hukum formil
dan sumber hukum materiil
Sumber Hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang memiliki
kekuatan yang memaksa, mengikat,dan apabila aturan tersebut dilanggar terdapat sanksi yang
tegas.
Utrecht membagi sumber hukum, yakni:
1. Sumber Hukum Materiil
yakni sumber hukum yang menentukan isi hukum
2. Sumber Hukum Formil
yakni sumber hukum yang dikenal dari bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan
hukum berlaku umum

Adapun Sumber Hukum Tata Negara Indonesia meliputi sebagai berikut


1. Sumber Hukum Materiil
2. Sumber Hukum Formil

Sumber Hukum Materiil


Ialah sumber hukum yang menentukan isi hukum. Sumber hukum ini diperlukan ketika
akan menyelidiki asal-usul hukum dan menentukan isi hukum. Misalnya Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia yang kemudian menjadi falsafah negara merupakan sumber
hukum dalam arti materiil yang tidak saja menjiwai bahkan dilaksanakan oleh setiap peraturan
hukum. Menurut TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan Republik Indonesia, yang menjadi sumber hukum perundang-undangan Republik
Indonesia adalah Pancasila. artinya Pancasila Merupakan sumber tertib hukum dalam arti
sumber dari segala sumber hukum, hal ini mengandung pengertian bahwa pancasila merupakan
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita kemerdekaan, individu,
masyarakat, bangsa indonesia, jiwa dari rakyat indonesia.
Dengan Kata Lain, Pancasila Sebagai Sumber Tertib Hukum bahwa sumber hukum
yang berlaku di indonesia baik formal maupun materiil seluruhnya bersumber pada pancasila.
Beberapa alasan Pancasila sebagai sumber tertib Hukum di Indonesia, yakni:
a. Pancasila merupakan isi dari sumber hukum;
b. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah negara;
c. Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat, diberlakukan, segala
sesuatu peraturan perundang-undangan atau hukum apapun bertentangan dengan jiwa
pancasila haris dibatalkan/tidak berlaku

Sumber Hukum Formil


Yaitu, sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya. Karena bentuknya inilah, sumber hukum
formil diketahui dan ditaati sehingga hukum itu berlaku umum.
Sumber hukum formil Hukum Tata Negara, meliputi:
1. Peraturan perundang-undangan (Undang-undang);
2. Kebiasaan (costum) dan adat
3. Perjanjian antara negara (traktat)
4. Keputusan hakim (jurisprudensi)
5. Pendapat ahli hukum terkemuka (doktrin)

Adapun penjelasan secara detail yang dimuat dalam sumber hukum formiil ialah sebagai
berikut :

1. Undang-undang dasar 1945

Undang-undang dasar 1945 merupakan segala induk dari peraturan perundang-


undangan di Indonesia dan merupakan hukum tertinggi di Indonesia dan segala
peraturan perundang- undangan yang dibuat ,tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.

2. Ketetapan MPR

Istilah ketetapan MPR tidak terdapat dalam UUD 1945, namun berdasarkan surat
Presiden yang ditujukan kepada DPR no.2262/HK/1959 tanggal 20 Agustus
1959,dikenal bentuk peraturan perundang-undangan salah satunya adalah Keputusan
MPRS yaitu peraturan perundang- undangan yang dibuat berdasarkan pasal 2 UUD
1945. Istilah ketetapan itu sendiri baru dikenal pada sidang pertama MPRS yang
didasarkan pada pasal 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa MPR bertugas untuk
menetapkan Undang-undang dan Garis-garis besar haluan negara (GBHN). Kemudian
berdasarkan memorandum DPR-GR bahwa sumber hukum Republik Indonesia dan tata
urutan peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia ditetapkan dalam TAP
MPRS No.XX/MPRS/1966 jo Tap MPR No.V/MPR/1973 bahwa Tap MPR tersebut
telah ditetapkan dalam hierarki perundang-undangan Republik Indonesia.

3. Undang-undang/ PERPU

Undang-undang pada dasarnya memiliki arti secara formil dan materiil. Undang-
undang dalam arti formil adalah suatu bentuk keputusan atau ketentuan yang
dikeluarkan oleh pembentuk Undang-undang dengan prosedur tertentu. Undang-
undang dalam arti materiil adalah Setiap bentuk keputusan pemerintah yang
mempunyai kekuatan mengikat tanpa memperhatikan prosedur pembuatannya dan tata
cara serta lembaga yang membuatnya. Dasar dari pembuatan Undang-undang ialah
Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) UUD 1945.

Asas-asas Perundang-undangan yaitu:

• Undang-undang tidak boleh berlaku surut.


• Undang-undang yang berlaku kemudian,membatalkan Undang-undang yang
terdahulu.
• Undang-undang yang dibuat lembaga yang lebih tinggi,lebih tinggi pula
kekuatan berlakunya (Lex superiori derogat lex inferiori).
• Lex Spesialis derogat lex generalis.
• Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.
• Dalam pasal 22 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa Dalam keadaan ihwal
dan kegentingan yang memaksa maka presiden berhak mengeluarkan PERPU.
• Yang dimaksud dengan kegentingan yang memaksa (Noodverordeningsrecht)
adalah keadaan yang mendesak sehingga Presiden dalam hal ini Pemerintah
perlu bertindak cepat membuat dan mengeluarkan peraturan yang sederajat
dengan Undang-undang tanpa melalui persetujuan DPR.

Penulisan Undang-undang : UU No.52 Prp 1960 : Prp artinya Peraturan


pemerintah pengganti Undang-undang (Perpu). Prps artinya Peraturan Presiden.
Pnps artinya Penetapan Presiden. Apabila dibelakang No dalam UU itu
maksudnya adalah bahwa Undang-undang tersebut berasal dari kata-kata
tersebut.
4. Peraturan pemerintah (PP)

Pasal 5 ayat (2) UUD 1945,Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk


menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.Presiden tidak akan menetapkan
peraturan pemerintah tersebut sebelum ada Undang-undangnya,mengingat bahwa
Undang-undang tersebut merupakan sumber hukum tata negara,maka Peraturan
pemerintah tersebut juga merupakan sumber hukum tata negara.

5. Keputusan Presiden

Keputusan Presiden pertama kalinya dikenal sebagai bentuk peraturan perundang-


undangan berdasarkan surat Presiden yang ditujukan kepada DPR tertanggal 20
Agustus 1959 No.2262/HK/1959. Keputusan Presiden tersebut dimasukkan kedalam
peraturan perundang- undangan guna melaksanakan peraturan Presiden maupun
Undang-undang dibidang pengangkatan dan pemberhentian baik personalia,pegawai
atau anggota DPR.

6. Peraturan pelaksana lainnya

Yang dimaksud dengan peraturan pelaksana lainnya adalah Peraturan Pelaksanaan


yang ada setelah Tap.MPR no.XX/MPR/1966, misalnya Peraturan menteri,yang dibuat
berdasarkan pada peraturan yang lebih tinggi sesuai dengan hierarkinya.

7. Konvensi
Pengertian Konvensi menurut pendapat para ahli yaitu:

1. Menurut Mr.J.H.P Bellefroid dalam bukunya ” Inleiding tot de rechtwetemchap


nederland” menyatakan bahwa Convention adalah suatu peraturan walaupun tidak
ditetapkan oleh pemerintah,tetapi ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin
peraturan itu berlaku sebagai hukum.
2. Menurut A.K Pringgodigdo,Convention adalah kelaziman yang timbul dalam
praktek hidup.
3. Menurut Prof.Dr Ismail Suny menyatakan bahwa Convention tersebut ada karena
kebutuhan akan ketentuan-ketentuan untuk pelengkap rangka dasar hukum
konstitusi karena sebagaimana disebutkan UUD 1945 bahwa UUD hanyalah
merupakan sebagian dari hukum dasar yang tertulis saja, dan disamping itu masih
ada hukum dasar yang tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktek
ketatanegaraan.

Konvensi sama dengan kebiasaan ketatanegaraan dengan adanya keyakinan hukum


dari golongan atau orang-orang yang berkepentingan dan keyakinan tersebut dipercaya
memuat hal- hal yang baik dan karena adanya nilai-nilai yang baik dalam aturan
tersebut maka harus ditaati.

8. Traktat

Traktat ketatanegaraan tidak sama persis dengan perjanjian,namun ada kemiripan


karena traktat tersebut merupakan suatu perjanjian,hanya saja prosesnya berbeda
dengan perjanjian pada umumnya.

Berdasarkan negara yang mengikutinya,Traktat dikelompokkan menjadi :

1. Traktat bilateral (diikuti dua negara saja)


2. Traktat multilateral (diikuti oleh beberapa negara).
3. Traktat kolektif/terbuka yaitu Traktat yang terbuka yang memberikan
kesempatan

kepada negara-negara lain yang semula tidak ikut menandatangani traktat


tersebut,kemudian ikut.

9. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah keputusan hakim ahli dan terdahulu yang diikuti oleh hakim-
hakim setelahnya sebagai bentuk acuan dalam memutuskan perkara
10. Doktrin
Doktrin adalah pendapat ahli hukum yang diikuti dan dijadikan acuan sebagai bahan
kajian ahli hukum setelahnya

Anda mungkin juga menyukai