Anda di halaman 1dari 34

 Beranda

Halaman Civic Education


 BADAN PEMERINTAHAN INDONESIA
 HUKUM TAT NEGARA
 IDEOLOGI
 KONSTITUSI

Kamis, 24 Juli 2014


SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA

Setelah kita mengetahui bersama pengertian dari hukum tata negara sekarang kita
akan membahas tentang hal yang menyebabkan hukum tata negara tersebut ada yang sering
disebut dengan sumber hukum tata negara. sumber hukum adalah segala apa yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan
yang kalau dilanggarakan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Secara umum, sumber
hukum tata negara adalah sumber materiil, sumber formil, konvensi, dan traktat. Sedangkan
di Indonesia memiliki sumber hukum yang akan dijabarkan lebih spesifik dalam uraian
berikut ini.
Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum tata
negara secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga bersumber pada sumber
hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan dijelaskan apa yang ada didalam
sumber hukum tersebut di Indonesia.
1. Sumber Materiil
Seperti yang kita ketahui bersama segala sesuatu yang ada di Indonesia haruslah berasal
dan bersumber dari pancasila. Pancasila merupakan sumber hukum materiil bagi semua
hukum yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan sumber hukum tata negara Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila Menjadi Inspirasi sekaligus Bahan (Materi) dalam Menyusun Semua
Peraturan Hukum Tatanegara. Pancasila sekaligus sebagai Alat Penguji Setiap Peraturan
Hukum Tatanegara yang Berlaku, Apakah Bertentangan atau Tidak dengan Nilai-nilai
Pancasila seperti yang tercantum dalam ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 1, 2, 3, Serta
UU. No. 12 Tahun 2012 Pasal 2.
2. Sumber Formil
Sumber Formil hukum di Indonesia adalah UUD 1945. UUD 1945 Sebagai Hukum
Dasar Tertulis Merupakan Bentuk Peraturan Perundang-undangan Tertinggi yang Menjadi
Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur
Ketatanegaraan Indonesia seperti yang tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000 Pasal
3, Serta UU. No. 12 Tahun 2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai
Bagian Dari Sumber Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) antara lain:
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
2. Ketetapan MPR (TAP MPR)
3. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).
4. Peraturan Pemerintah (PP).
5. Peraturan Presiden (PERPRES).
6. Peraturan Daerah (PERDA).
a. PERDA provinsi
b. PERDA Kota/Kabupaten
c. Peraturan Desa.
3. Konvensi
Setelah sumber hukum formil dan materiil dari hukum tata negara Indonesia. Di
Indonesia hukum tata negara juga bersumber dari konvensi. Konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan merupakan sumber dari hukum tata negara Indonesia. Kebiasaan dalam
Praktek Ketatanegaraan yang Dilakukan Berulang-ulang, sehingga Mempunyai Kekuatan
yang Sama dengan Undang-undang. Karena Diterima dan Dijalankan, Tidak Jarang Dapat
Menggeser Peraturan Hukum Tertulis.
Contoh :
 Pidato Presiden Setiap Tanggal 17 Agustus
 Pidato Presiden Setiap Awal Tahun Minggu Pertama Bulan Januari.
4. TRAKTAT
Yang terakhir menjadi sumber dari hukum tata negara adalah traktat atau perjanjian
internasional. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang Terkait dengan
Hukum Tatanegara Suatu Negara. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang
Terkait dengan Hukum Tatanegara Indonesia. Misalnya : Traktat Asean, UDHR PBB.
Diposting oleh jefri ruby di 16.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: HUKUM TAT NEGARA

HUKUM INDONESIA
Blog ini merupakan uraian-uraian seputar ilmu hukum

Rabu, 24 Maret 2010


Sumber Hukum Tata Negara (HTN)

A. Sumber Hukum

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang
dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. Menurut
Tjipto Rahardjo “Sumber yang melahirkan hukum digolongkan dari dua kategori, yaitu
sumber-sumber yang bersifat hukum dan yang bersifat sosial. Sumber yang bersifat hukum
merupakan sumber yang diakui oleh hukum sendiri sehingga secara langsung bias melahirkan
atau menciptakan hukum. Menurut Edward Jenk, terdapat tiga sumber hukum yang biasa ia
sebut dengan istilah “forms of law”yaitu:
(1) Statutory;
(2) Judiciary;
(3) Literaty.
Menurut G.W. Keeton, sumber hukum terbagi atas :
Binding Sources (formal), yang terdiridari:
a) Custom;
b) Legislation;
c) Judicial precedents
Persuasive Sources (materiil), yang terdiri:
a) Principles of morality or equity;
b) Professional opinion.
C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala apa
saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Yang
dimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum
secara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat ditemukan , dari mana asal mulanya
hukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagai
dasar dari putusannya.
Sedangkan sumber hukum menurut Sudikno Mertokusumo yaitu terbagi
atas dua hal :
1. Sumber Hukum Materiil
Adalah tempat dari mana materi itu diambil. Sumber hukum matriil ini merupakan faktor
yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik,
situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, keadaan geografis, dll.

2. Sumber Hukum Formal


Merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal
ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal
berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber hukum formal ialah UU, perjanjian antarnegara,
yuris prudensi dan kebiasaan.
Sumber Hukum Menurut Joeniarto terdiri dari :
o Sumber hukum dalam penggunaan pengertian sebagai asalnya hukum
positip.
o Sumber hukum dalam penggunaan pengertian sebagai bentuk-bentuknya hukum dimana
sekaligus merupakan tempat diketemukannya aturan-aturan dan ketentuan hukum positipnya.
o Sumber hukum dalam penggunaan pengertian sebagai hal-hal yang seharusnya menjadi isi
hukum positip.
o Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum RI.
o Proklamasi merupakan tindakan pertama dari Tata Hukum Indonesia.

Sumber-sumber hukum dalam pengertian sosiologis


Sumber-sumber hukum dalam arti sosiologis merupakan lapangan pekerjaan bagi seorang
sosiolog hukum. Namun penelaahan sosiologis juga dapat relevan gagi seorang yang
mempelajari sumber-sumber hukum dalam arti formal. Sumber-sumber tersebut terahir
seringkali lebih baik dipahami dibandingkan dengan sumber-sumber sosiologis hukum.

Sumber hukum dalam pengertian sejarah


Dalam arti sejarah istilah sumber hukum punya dua makna :
sebagai sumber pengenal dari hukum yang berlaku pada suatu saat tertentu
sebagai sumber tempat asal pembuat undang-undang menggalinya dalam penyusunan suatu
aturan menurut undang-undang.
Bagi para sejarawan hukum hal yang terutama penting adalah sumber pertama. Yang
dimaksud ialah dokumen-dokemen resmi kuno, buku-buku ilmiah, majalah-majalah dan
sebagainya.

B. Sumber-sumber Hukum Tata Negara Indonesia

Pancasila sebagai sumber hukum Indonesia


Pancasila dinyatakan sebagai sumber dari segala sumber hukum, arti dari kalimat tersebut
adalah bahwa pandangan hidup, cita-cita hukum, perikemanusiaan, keadilan sosial, serta
tujuan hidup bangsa harus sesuai dengan pancasila serta tidak menyimpang dari pancasila.
Sumber hukum dalam arti formal Artinya adalah tempat digalinya hukum yang dibuat positif
oleh pemerintah yang berwenang. Sumber hukum administrasi dalam arti formal dapat
digambarkan skema sebagai berikut

UUD 1945

Undang-undang dan atau PERPU

PERATURAN PEMERINTAH

KEPPRES

Peraturan Pelaksanaan Bawahan Lainnya

Dalam penjabaran yang lebih lanjut hierarki sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut
1. Undang-undang dasar 1945
UUD1945 mulai berlaku sejak 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949, setelah itu terjadi
perubahan dasar negar yang mengakibatkan UUD 1945 tidak berlaku, namun melalui dekrit
presiden tanggal 5 juli tahun 1959, ahirnya UUD 1945 berlaku kembali sampai dengan
sekarang.

2. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR ini merupakan produk MPR yang secara umum memuat ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. garis-garis besar dalam bidang legislatif yang dilaksanakan dengan undang-undang
b. garis-garis besar dalam bidang eksekutif yang dilaksanakan dengan keputusan presiden.
Dengan kata lain ketetapan MPR ini juga dilaksanakan dengan keputusan presiden.

3. Undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang


Perlu diketahui bahwa undang-undang merupakan produk bersama dari presiden dan DPR
(produk legislatif), dalam pembentukan undang-undang ini bisa saja presiden yang
mengajukan RUU yang akan sah menjadi Undang-undang jika DPR menyetujuinya, dan
begitu pula sebaliknya.
Undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang pada dasarnya memiliki
derajat yang sama, namun Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara keduanya,
perbedaan tersebut antara lain :
a. Perpu dibuat oleh presiden saja , tanpa adanya keterlibatan DPR
b. Perpu hanya dapat dibuat dalam keadaan genting saja (Negara dalam keadaan darurat)
Akan tetapi dalam pelaksanaanya perpu ini harus mendapat persetujuan dari DPR
dikemudian hari. Apabila perpu tersebut tidak disetuju maka harus dicabut serta akibat
hukum yang timbul harus diatur.

4. Peraturan pemerintah (PP)


Menurut pasal 2 ayat (2) UUD 1945, PP ini dibuat dan dikeluarkan oleh presiden untuk
melaksanakan undang-undang. PP ini memuat aturan-aturan yang bersifat umum dan tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

5. Keputusan presiden
Seperti hanya peraturan pemerintah, kepres juga dikeluarkan oleh presiden. Yang menjadi
pembeda antara keduanya adalah jika dilihat dari sifatnya, PP bersifat umum sedangkan
keppres bersifat khusus, seperti mengangkat duta besar, guru besar ataupun jabatan
administrasi penting lainnya.

6. Peraturan menteri dan surat keputusan menteri


Peraturan menteri adalah suatu peraturan yang dikeluarkan ole seorang menteri yang berisi
ketentuan-ketentuan tentang bidang tugasnya. SK menteri ini dapat dibuat oleh lebih dari dua
menteri sekaligus atau lebih yang disebut SK bersama.

7. Peraturan daerah dan keputusan kepala daerah


Negara Indonesia adalah Negara yang menganut asas desntralisasi yang berarti wilayah
Indonesia dibagi dalam beberapa daerah otonom dan wilayah administrio. Daerah otonom ini
dibagi menjadi daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Dalam pelaksanaannya kepala daerah
dengan persetujuan DPRD dapat menetapkan peraturan daerah. Peraturan daerah ini tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundangan diatasnya serta tidak boleh mengatur
mengenai urusan rumah tangga daerah tingkat dibawahnya.

8. Yurisprudensi
Yurisprudensi dapat diartikan sebagai himpunan putusan-putusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap dan tersusun secara sistematis dari dan dalam peradilan yang kemudian
dijadikan sebagai salah satu landasan hukum.

9. Hukum tidak tertulis


Hukum tidak tertulis pada umumnya berisi hukum adat dan atau hukum kebiasaan yang
secara nyata tidak dibuat oleh badan legislatif serta tumbuh berkembang dalam masyarakat.
Biasanya hokum tidak tertulis ini merupakan pencerminan dari hokum asli suatu Negara, oleh
karena itulah hokum adat dan hukum kebiasaan seharusnya dipakai oleh para hakim sebagai
salah satu landasan hukum dalam pengambilan keputusan.

10. Hukum Internasional


Hukum internasional bisa juga disebut hukum bangsa-bangsa, menurut pakar hukum
internasional, yang dimaksud hukum internasional adalah keseluruhan kaedah-kaedah dan
asas-asas yang mengatur hubungan ataupersoalan yang melintasi batas-batas Negara, yaitu
a. antara Negara dengan Negara
b. antara Negara dengan subjek hukum bukan Negara satu sama lain
Biasanya hukum internasional bersumber pada konvensi-konvensi internasional yang
mengutamakan kepentingan internasional pula tentunya.

11. Keputusan Tata usaha Negara (administratieve beschikking)


Keputusan tata usaha Negara bertujuan untuk mencapai cita-cita Negara serta untuk
menyelenggarakan hubungan dalam lingkup alat-alat perlengkapan Negara yang membuatnya
dengan seorang partikelir.

12. Doktrin
Yang dimaksud dengan doktrin adalah pendapat-pendapat dari para pakar dalam bidangnya
masing-masing yang berpengaruh. Pendapat yang dikemukakan ini sering digunakan sebagai
sumber dalam pengambilan keputusan, terutama oleh para hakim.

Daftar pustaka
http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/sumber_tatahukum.htm diakses
pada selasa 9 maret 2010
http://dewaputu.co.cc/ diakses pada selasa 9 maret 2010
Diposting oleh Galih Devtayudha di 12.52
Reaksi:

Label: Sumber Hukum Tata Negara


Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.

MENGGAPAI MIMPI
NGINTIP BLOG SAYA

Skip to content

 Home
 Media Pembelajaran
 PPKN
 Class
 JANGAN BUKA (BAHAYA)

MAKALAH HUKUM TATANEGARA


MAKALAH HUKUM TATANEGARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup berdampingan ,
bahkan berkelompok kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesama. Hubungan
ini terjadi karena adanya kebutuhan hidupnya yang tak mungkin dapat terpenuhi sendiri,
kebutuan hidup manusia bermacam macam, pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari
hasil yang diperoleh melalui daya upaya yang dilakukan. Setiap waktu manusia ingin
memenuhi kebutuhan dengan baik. Kalau dua orang ingin memenuhi kebutuhan hidup yang
sama dengan hanya I objek kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah bentrok
dapat terjadi. Suatu bentrok akan juga terjadi juga dalam suatu hubungan antar manusia satu
dan manusia yang lain ada yang tidak memenuhi kewajiban.

Oleh kerena itu untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok social, baik dalam
situasi kebersamaan maupun dalam situasi social diperlukan ketentuan-ketentuan. Ketentuan
itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan yang dilakukan adalah
ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar kesadaran dan biasanya
dinamakan hokum, jadi hokum adalah ketentuan-ketentuan hidup manusia yang timbul dari
pergaulan hidup manusia. Hal ini berdasarka dari kesadaran hidup manusia itu sendiri,
sebagai gejala-gejala social, gejala social itu merupakan hasil dari pengukuran baik dalam
tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya.

Jadi tentunya tidak berlebihan dalam mempelajari hukum Indonesia dan hukumannya dengan
hukum sebagai ilmu, sebagai pengantar, sistematika uraian sebagai berikut. Pendahuluan ini
menguraikan hukum pada umumnya, selanjutnya akan diuraikan hukum berupa arti hukum
tata Negara yang berdiri dari pengertian hukum tata Negara, sejarah hukum tata Negara dan
politik hukum yang meliputi tinjauan pada zaman Indonesia dijajah dan Indonesia merdeka,
dan juga akan dijelaskan sumber hukum dan sebagainya.
B. Rumusan masalah

Masalah yang dibahas dalam Makalah ini adalah :

1. Apa itu hukum tata Negara?

2. Apa saja ruang lingkup Hukum tata Negara?:

3. Bagaimana hubungan dengan hukum yang lain?

4. Sumber hukum tata Negara?

C. Tujuan makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui apa itu Hukum tatanegara

2. Dapat mengetahui apa saja aspek yang dibahas dalam Hukum tata Negara

3. Kita dapat mempelajari secara mendalam semua pembahasan Hukum tatanegara

4. Mengetahui Sumber hukum tata Negara

BAB II

PEMBAHASAN
HUKUM TATA NEGARA

1. PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA

BEBERAPA orang sarjana mengemukakan pendapatnya yang satu dengan lainnya tidak
sama tentang pengertian hukum, tata negara. Para sarjana itu, antara lain:

1. Van der Pot yang berpendapat, bahwa hukum tata negara adalah peraturan-
peraturan yang menentukan badan-badan yang. diperlukan, wewenang masing masing
badan, hubungan antara badan yang satu dengan Iainnya, serta hubungan antara
badan-badan itu dengan individu-individu di dalam suatu negara.
2. Van Vollenhoven berpendapat, bahwa hukum. tata negara adalah hukum yang
mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menu-
rut tingkatannya, dan masing-masing masyarakat hukum itu menentukan. wilayah
lingkungan rakyatnya dan menentukan badan-badan serta fungsinya masing-masing
yang berkuasa dalam masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan dan
wewenang dan badanbadan tersebut.

Baca selanjutnya

1. L.J. Van Apeldoorn berpendapat, bahwa hukum tata negara adalah hukum negara
dalam arti sempit.
2. Kusumadi Pudjosewojo yang berpendapat, bahwa htikum tata negara adalah
hukum yang mengatur bentuk negara, bentuk pemerintahan, menunjukkan masyarakat
hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya, selanjutnya
menegaskan wilayah lingkungan rakyatnya masing-masing masyarakat hukum,
menunjukkan alat-alat perlengkapan negara yang berkuasa dalam masing-masing
masyarakat hukum itu dan susunan, wewenang serta imbangan dan alat perlengkapan
tersebut.
3. Logemann berpendapat, bahwa hukum tata negara adaIah hukum yang mengatur
organisasi negara.

2. SEJARAH KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

2.1 Lahirnya Negara Republik Indonesia

Negara Republik Indonesia lahir pada tanggal 17 Agustus 1945, melalui pernyataan
prokiamasi kemerdekaan Indonesia oleh Dung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa
Indonesia.

Dengan demikian, sejak saat itu (17-8-1945) telah lahir negara baru, yaitu negara Republik
Indonesia dan bersamaan dengan itu berdiri pula tata hukum dan tata negara Indonesia
sendiri.
2.2. Lahirnya Pemerintahan Indonesia

Pada tanggal 29 April 1945 pemerintah bala tentara Jepang di Jakarta membentuk suatu
badan yang diberi nama Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usah usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Ir. So karno, Drs. Muhammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, A Kusno Tjokrosujoso, Abdulkahar
Muzakir, Haji Agus Sali Mr. Achmad Subardjo, KHA. Wahid Hasjim, dan Mr. Muhammad
Yamin.anggal 22 Juni 1945 BPUPKI berha meryusun naskah rancàngan Pembukaan UUD
1945 da tanggai 16 Juli 1945 selesai menyusun naskah rancangan UUD 1945 Setelah itu
BPUPKI dibubarkan. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk badan baru dengan nama Dokurit
Zyunbi Iinkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indon sia (PPKI)

PPKI menyaksikan pula pembacaan naskah proklamasi oleh Bung Karno pada tanggal. 17
Agustus 1945. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI bersidang dan hasilnya
menetapkan :

a) Pembukaan UTD 1945.

b) Undang-Undang Dasar 1945 sebagai UUD negara Republik Indonesia.

c) Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.

d) Pekerjaan presiden untuk sementara dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI bersidang lagi dan hasilnya menetapkan:

a) Membentuk 12 Departemen Pemerintahan.

b) Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi 8 propinsi dan tiap propinsi dibagi
menjadi karesidenan-karesidenan.

Dengan selesainya sidang PPKI tanggal 18 dan 19 Agustus 1945 dengan hasil seperti tersebut
di atas, secara formal negara Republik Indonesia telah memenuhi semua unsur yang
diperlukan untuk terbentuknya suatu organisasi negara yaitu adanya rakyat, wilayah,
kedaulatan, dan pemerintahan, serta mempunyai tujuan negara.

2.3. Sistem Pemerintahan di Indonesia

Pengertian tentang sistem pemerintahan adalah sama dengan pengertian tentang bentuk
pemerintahan. Pengertian tentang bentuk pemerintahan adalah suatu sistem yang berlaku,
yang menentukan bagaimana hubungan antar alat perlengkapan negara yang diatur oleh
konstitusinya

Ada tiga macam sistem pemerintahan:


1. Sistem pemerintahan parlementer adalah suatu sistem pemerintahan di mana hubungan
antara pemegang kekuasaan eksekutif dan parlemen sangat erat.

2. Sistem pemerintahan presidensil ialah sistem pemerintahan yang memisahkan secara


tegas badan legislatif, ba dan eksekutif, dan badan yudikatif.

3. Sistem pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap badan


legislatif. Maksudnya, dalam sistem pemerintahan seperti ini parlemen tunduk kepada kontrol
langsung dan rakyat. Kontrol tersebut dilaksanakan dengan cara :

a) Referendum, Ada tiga macam referendum, yaitu:

1) Referendum Obligator

2) Referendum Fakultatif

3) Referendum Konsultatif

b) Usul inisiatif rakyat, yaitu hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-
undang kepada parlemen dan pemerintah.

Sistem pemerintahan menurut UUD yang pernah berlaku di Republik Indonesia:

a. Menurut Konstitusi RIS.

b. Menurut UUDS 1950.

c. Menurul UUD 1945.

3. RUANG LINGKUP KAJIAN HTN

Dalam kepustakaan Belanda perkataan Staatsrecht, dalam bahasa istilah inggeris dikenal
dengan “constitusional law” bahasa prancis droit constitusionnel (hukum Tata Negara)
mempunyai dua macam arti, Pertama sebagai staatsrechtswetenschap (Ilmu Hukum Tata
Negara) kedua sebagai Positif staatsrecht (hukum tata Negara posistif).

Sebagai ilmu HTN ; HTN mempunyai obyek penyelidikan dan mempunyai metode
penyelidikan, sebagaimana dikatakan Burkens; bahwa obyek penyelidikan Ilmu HTN adalah
system pengambilan keputusan dalam Negara sebagaimana distrukturkan dalam hukum (tata)
positif. Seperti UUD (konstitusi), UU, peraturan tata tertib berbagai lembaga-lembaga negara.

Kedua, positif staatsrecht (hukum tata Negara positif) yaitu ada berbagai sumber hukum yang
dapat kita kaji, HTN positi mempunyai beberapa sumber hukum ; 1) hk. Tertulis, 2) Hk. Tak
tertulis, 3) yurispridensi 4) Pendapat Pakar Hukum
Sedangkan Hukum tata negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur dari pada
Negara.

Menurut A.M. Donner (guru besar belanda; bahwa obyek penyelidikan ilmu HTN yaitu
penerobosan Negara dengan HUkum “ de doordringing van de staat met het recht” artinya
Negara sebagai organisasi kekuasaan/jabatan/rakyat) diterobos oleh aneka ragam Hukum.

Objek Kajiannya adalah:

1. Konstitusi sebagai hokum dasar beserta berbagai aspek mengenai erkembangannya


dalam sejarah kenedaraan yang bersangkutan, proses pembentukannya dan perubahanyan,
kekuatan mengikatnya dalam peraturan perundang undangan, cakupan substansinya, ataupun
muatan isinya sebagai hokum dasar yang tertulis

2. Pola pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi perorganisasian
institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisasi Negara, serta mekanisme kerja
organisasi oeganisasi Negara dalam menjalankan fungsi fungsi pemerintahan dan
pembangunan.

3. Struktur kelembagaan Negara dan mekenisme hubungan antar organ organ


kelembagaan Negara, baik secara vertical maupun secara horizontal.

4. Prinsip prinsip kewarga negaraan dab hubungan antara Negara dengan warga Negara
beserta hak hak dan kewajiban asasi manusia, bentuk bentuk prosedur penganbilan putusan
hakim, serta mekanisme melawan putusan hakim.

Sedangkan ilmu HTN dalam arti sempit menyelidiki :

1. jabatan apa yang terdapat dalam suatu Negara

2. siapa yang mengadakan

3. bagaimana cara melengkapi mereka dengan pejabat-pejabat

4. apa yang menjadi tugasnya

5. apa yang menjadi wewenangnya

6. perhubungan kekuasaan satu sama lain

7. di dalam batas-batas apa organisasi Negara. Dan bagaimana menjalankan tugasnya.

Dalam membagi HTN dalam arti luas itu dibagi atas dua golongan hukum, yaitu :
1. Hukum tata Negara dalam arti sempit

2. hukum tata usaha Negara administrative recht)

menurut Van Volenhoven membagi HTN atas golongan

1. hukum pemerintahan (berstuurecht)


2. hukum peradilan (justitierecht ) :peradilan ketatanegaraan , peradilan perdata.

Peradilan tata usaha, peradilan pidana

3. Hukum kepolisian (politierecht)

4. hukum perundang-undangan (regelaarecht)

4. HTN HUBUNGANNYA DENGAN ILMU LAINNYA

Arti “ilmu negara” diambil dari istilah bahasa Belanda Staatler yang berasal dari istilah
bahasa Jerman Staatslehre dalam bahasa inggeris disebut teory of state dalam bahasa Perancis
Theorie d’etat. Ilmu Negara adalah menyelidiki asas –asas pokok dan pengertian-pengertian
pokok tentang Negara dan hukum tata Negara. George Jellinek dikenal sebagai Bapak Ilmu
Negara. Membagi ilmu kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu :

a) ilmu Negara dalam arti sempit staatswissenschaften

b) ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften

ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften menurut Jellinek adalah Hukum public yang
menyangkut soal kenegaraan, misalnya Hukum tata Negara, hukum administrasi Negara,
hukum pidana, dan sebagainya.

Ilmu Politik

Menurut Hoetink bahwa ilmu politik adalah semacam sosiologi Negara. Ilmu Negara dan
hukum tata Negara meyelidiki kerangka yuridis dari Negara, sedangkan ilmu politik
menyelidiki bagiannya yang ada di sekitar kerangka itu. Maka kedua-duanya
menggambarkan bahwa masing-masing menyelidiki obyek yang sama yaitu Negara,
perbedaan hanya pada metode yang digunakan. Dimana ilmu Negara metosenya adalah
yuridis sedangkan ilmu politik adalah sosiologis

Sedangkan menurut Barents menggambarkan bahwa hukum tata Negara adalah kerangkanya
sedangkan ilmu politik merupakan daging yang disekitarnya. Perbedaannya adalah Ilmu
Negara menitip beratkan pada sifat-sifat teoritis tentang asas pokok dan pengertian-
pengertian pokok tentang Negara, makanya ilmu Negara kurang dinamis. Sementara ilmu
politik lebih menitip beratkan pada kejalah-gejalah kekuasaan, baik mengenai organisasi
Negara maupun yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara, oleh karena itu ilmu
politik dinamis dan hidup.

5. SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Pengertian Sumber Hukum

Sumber hukum bermacam-macam pengetian adalah tergantung pada sudat mana kita
melihanya. Namun demikian sebagai gambaran berikut dua pakar hukum dibawah ini sebagai
gambaran tentang sumber hukum

Pengertian Sumber Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo, yaitu :


a. sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak
Tuhan, akal manusia, jiwa bangs, dans ebagainya.

b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang
berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi dan lain-lain

c. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum (penguasa atau masyarakat)

d. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum seperti; dokumen, undang-
undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya.

e. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum.

Sedangkan menurut Joeniarto bahwa sumber hukum dapat dibedakan menjadi :

• sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif, wujudnya dalam bentuk yang
konkrit berupa keputusan dari yang berwewenang

• sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan hukum positif. Entah tertulis atau tak tertulis.

• sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan masyarakat. Kita dapatkan
sumber hukum filosofis histories dan sosiologis.

Macam-macam sumber hukum

sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Atau menurut Utrecht sumber hukum formil adalah sumber
hukum yang dikenal dari bentuknya.

Sedangkan hukum materiil adalah sumber hukum yang mentukan isi hukum.Dengan
demikian bahwa sumber hukum formal ini sebagai bentuk pernyataan berlakuknya hukum
materiil

sumber hukum Tata Negara

bahwasanya sumber hukum tata Negara tidak terlepas dari pada sumber hukum formil dan
materil

pertama, sumber hukum materil tata Negara adalah sumber hukum yang menentukan isi
kaidah hukum tata Negara, yaitu:

• dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti pancasila

• kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah hokum tataNegara.
Sepeti halnya denga kekuatan dalam proses perumusan dan perancangan perundang-
undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan kelompok partai dalam merumuskan
hukum.

Kedua, sedangkan sumber hukum dalam arti formal, yaitu


a. hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis yang dibentuk dengan
cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwewenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis.

b. hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang tertulis, namun
tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.

c. hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam
praktik penyelenggaraan Negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan
(mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat
ketatanegaraan.

d. yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan.

e. Trakta atau hukum perjanjian internasional ketatanegaraan adalah persetujuan yang


diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain,

f. doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang ditemukan dan


dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran
saksama berdasarkan logika formal yang berlaku.

6. HIRARKHI PERUNDANG UNDANGAN

Pasal 7 (1) UU No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan


bahwa;

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Yang dimaksudkan dengan peraturan daerah (perda) meliputi ;

a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama
dengan gubernur;

b. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah


kabupaten/kota bersama bupati/walikota;
c. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama
lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

Hirarki perundang undangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum
dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

1) tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah:


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia,
memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia merupakan putusan


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang
ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.

3) Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden
untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI

4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Perpu dibuat oleh Presiden


dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut:

A). Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut.

B). DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan.

C). Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.

5) Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah undang-


undang

6) Keputusan Presiden(Keppres) Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh


Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi
negara dan administrasi pemerintahan

7) Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. .

a. Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
propinsi bersama dengan gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama Bupati/walikota

b. Peraturan daerah kabupaten / kota dibuat oleh DPRD kabupaten / kota bersama bupati /
walikota.

c. Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau yang
setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh
peraturan daerah kabupaten / kota yang bersangkutan.

Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup Keppres diatur lebih
lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang mengatur apa
saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan PP
7. PENGERTIAN ASAS HTN

Obyek asas HTN sebagaimna obyek yang dipelajari dalam HTN, sebagai tambahan menurut
Boedisoesetyo bahwa mempelajari asas HTN sesuatu Negara tidak luput dari penyelidikan
tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah kemudian ditentunkan tipe Negara
dan asaa kenegaraan bersangkutan.

Sebagaimana asas-asas HTN yaitu :

asas pancasila bahwasanya setiap Negara didirikan atas falsafah tertentu.

asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi yang
memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat kedua, adanya pembagian kekuasaan,
diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.

Salah satu yang terpenting dalam Negara hukum adalah asas legalitas, dimana asas
legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang
yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum demikian
maka harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip2 demokrasi.

asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat
dalam Negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam
kebijakan demokrasi politik dan ekonomi.

asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada
dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, system pemerintahan
diindonesia yang salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang di desentralisasikan
menyebabkan adanya tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga menimbulkan
hubungan timbal balik yang melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan.

asas pemisahan kekuasaan dan chek and balance (perimbangan kekuasaan)

8. LEMBAGA –LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945

 perkembangan ketata Negaraan Indonesia

sebelum perubahan UUD 1945, RI menganut prinsip supremasi MPR sebagai salah satu
bentuk varian system supremasi MPR parlemen yangdikenal didunia. Maka paham
kedaulatan rakyat diorganisasikan melalui pelembagaan MPR sebagai lembaga penjelmaan
rakyat Indonesia yang berdaulat yang disalurkan melalui prosedur perwakilan politik
(political representation) melalui DPR, perwakilan daerah (regional representation) melalui
utusan daerah, dan perwakilan fungsional (fungcional representation) melalui utusan
golongan. Ketiga-tiganya dimaksudkan untuk menjamin agar kepentingan seluruh rakyat
yang berdaulat benar-benar tercermin dalam keanggotaan MPR, sehingga menjadi lembaga
tertinggi yang say sebagai penjelmaan rakyat. Sebagaimana dalam pasal I ayat (2) UUD 1945
“kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat” setelah amandemen ketiga UUD 1945 sebagaimana pasal 1 ayat (2) bahwa
“kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan undang undang dasar.
dengan demikian dengan berdasar pada UUD 1945 pasca amandemen ke-empat tersebut,
maka terdapat delapan buah organ Negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang
langsung menerima kewenangan konstitusi dari UUD, kedelapan organ tersebut adalah;

1. DPRD (dewan perwakilan rakyat daerah)

2. DPD (dewan perwakilan darah)

3. MPR (majelis permusyawaratan rakyat.)

4. BPK (badan pemeriksa keuangan)

5. presiden dan wakil presiden

6. mahkamah agung

7. mahkama konstitusi

8. komisi yudicial

Juga terdapat lembaga atau institusi yang juga diatur kewenangannya dalam UUD, yaitu

1. TNI

2. kepolisian Negara RI

3. pemerintah daerah

4. Partai politik

Adapun lembaga yang tidak disebut namanya namun disebut fungsinya, namun
kewenangannya dinyatakan akan diatur dalam UU yaitu BANK indonesai (BI) dan komisi
pemilihan umum yang juga bukan nama karena ditulis dalam huruf kecil. Sedangkan lembaga
yang berdasarkan perintah menurut UUD yang kewenangannya diatur dalam UU seperti;
KOMNAS HAM, KPI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan lain
sebagainya.

 lembaga-lembaga Negara Indonesia

struktur lembaga negara sebagaimana gambar berikut, dibawah ini :

• Lembaga independent

dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan demokratisasi yang lebih efektif maka dibentuk
beberapa lembaga-lembaga independent, seperti

1. Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2. Kepolisian Negara (polri)

3. Bank Indonesia
4. kejaksaan agung

5. KOMNAS HAM

6. KPU

7. Komisi Ombusdman

8. Komisi Pengawasan dan persaingan Usaha (KPPU)

9. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN)

10. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU)

11. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan lain sebagainya

9. GOOD GOVERNANCE

Good governance diartikans sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-
nilai yangbersifat mengarahkan, mengendalikan dan memperngaruhi masalah public untuk
mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari .

Good govermant adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan
bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Indicator pemerintah yang baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan
indicator kemampuan ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun
dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualnya terus meningkat, dengan indicator rasa aman,
tenang dab bahagia serta sense of nationality yang baik.

Prinsip-prinsip good governance, yaitu

1. Partisipasi (participation) bahwa msyarakat berhak dalam pengambilan keputusan baik


langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka.

2. penegakan hukum sebagaimana karakter penagakan hukum yaitu,

a) supremasi hukum the supremacy of law,

b) keputusan hakim legal certaintly.

c) hukum yang responsive.

d) penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif.

e) independensi peradilan.
3. Transparansi (transparency) menurut Gaffar bahwa delapan aspek penyelenggaraan negara
yang harus ditransparansikan, yaitu ;

a) penetapan posisi, jabatan atau kedudukan.


b) kekayaan pejabat public.

c) pemberian pengharhgaan.

d) penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.

e) kesehatan.

f) moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan public.

g) keamanan dan ketertiban.

h) kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.


4. responsive (responsiveness) yakni pemerintah harus pekah dan cepat tanggap terhadap
persoalan-persoalan masyarakat.

5. Konsensus (consensus orientation) yakni pengambilan keputusan secara musyawarah dans


emaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama.

6. kesetaraan dan keadilan (equity) yaitu kesetaraan dan keadilan baik suku, agama, ras,
etnik, budaya, geopolitik, dan lain sebagainya.

7. efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency) atau tepat guna dan tepat waktu

8. akuntabilitas (accountability) artinya pertanggung jawaban pejabat public terhadap


masyarakat yang memberikan delegasi atau kewenangan dalam berbagai urusan untuk
kepentinganmereka.

9. visi strategis (strategic vision) adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi


masa akan dating langkah-langkah perwujudan Good Governance

a. penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan

b. kemandirian lembaga peradilan

c. aparat pemerintah yang professional dan penuh integritas

d. masyarakat madani yang kuat dan partisipatif

e. penguatan upaya otonomi daerah.

good governance merupakan factor kunci dalam otonomi daerah karena penyelenggaraan
otonomi daerah pada dasarnya betul-betul akan terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip good governance.
ALQUR'AN

ALQUR'AN

ALQUR'AN
ALQUR'AN

Kamis, 17 April 2014


Makalah Tentang HUKUM TATA NEGARA

HUKUM TATA NEGARA


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pengantar Tata Hukum Indonesia
Dosen Pengampu: Ibu Novita Dewi Masyithoh, S.H.

1. Dzulfa Arifah Ahdiyani (132111013)

AHWAL AL-SYAKHSYAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa dahulu, istilah “asas-asas hukum indonesia “ belumlah sangat terpopuler,
bahkan jarang sekali terdengar, apalagi membahasnya dalam forum-forum perkuliahan pada
saat ini, di karenakan Tatanan ketatanegaraan berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat itu
adalah pelaksanaan dari Pancasila dan UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan asas
tunggal Pancasila dan penerapan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Akibatnya, pembahasan sisi teoritis dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan
dikekang karena dianggap sebagai pikiran yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu
stabilitas nasional.
Kemudian untuk zaman yang semakin maju dengan perkembanganya, dan sesuai
realitasnya untuk mengajukan adanya sebuah komitmen bersama dalam setiap elemen
masyarakat untuk mengamandemenkan UUD 1945. Kemudian kita berfikir, bagaimana kita
cara kita dalam perwujudan komitmen itu dan siap yang berwenang melakukanya serta dalam
suatu seperti apa perubahan itu bkal terjadi menjadikan suatu bagian terpenting dari proses
perubahan konstitusi itu. Karna dengan hal itu kita dapat mengetahui seberpa hal
pengetahuan untuk masyarakat indonesia kedepanya, yaitu wajah indonesia yang bersifat
demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial , kesejahteraan rakyat dan
kemanusiaan, yang tertera di dalam teks Pancasila.
Untuk itu, setelah adanya perubahan konstitusi bersama kita dapat mempelajari
hukum tata negara yang ada di negeri kita, semoga kita dapat memahami sekaligus
menyikapinya sebagaimana negara kita dimasa ini itu penuh dengan permaslahan-
permasalahan dalam penyusunan ketatanegaraan di era sesudah reformasi ini. Dan kemudian
di dalam makalah ini akan kami bahas yang bermula dari apa sih maksud dari masalah-
masalah sekaligus fungsi dari “HUKUM TATANEGARA” itu sendiri.

B. Rumusan Makalah
1. Apa maksut dari hukum tata negara?
2. Apa asas-asas hukum tata negara?
3. Apa masalah pokok yang di atur hukum tata negara?
4. Apa saja Sistim pemerintahan negara?

BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM TATA NEGARA
A. Pengertian Hukum Tata Negara
Hukum tatanegara adalah suatu hukum yang mengenai suatu negara. Untuk lebih
jelasnya kita menguraikan apakah arti dari negara itu sendiri.
1. Logemanbuah merumuskan negara itu sebagai organisasi kemasyarakatan, yaitu suatu
pertmbahan kerja(werkverband) yang bertujuan dengan kekuasaanya mengatur serta
menyelenggarakan masyarakat. Atau sering di sebut dengan pertambahan-pertambahan
sebuah jabatan atau lapangan pekerjaan yang teetap.
2. Van A pel doorn mengemukakan bahwa sebagai “ tanda” menunjukkan “negara”, pengertian
“kedaulatan” sebetulnya tidk dapat di pakai karena pengertian tersebut tidak tentu, tidak pasti,
dan sifatnya “kedaulatan” itu senantiasa berubah. 1[1]
Dapat kita lingkup kajian hukum tata negara mempunya dua arti, pertama sebagai
staatsrechtswetenschap(ilmu hukum tata negara) dan kedua, sebagai positief staatsrecht
(hukum tata negara positif).2[2]
Istilah “hukum tata negara” dapat dianggap identik dengan pengertian “Hukum
Konstitusi” yang merupakan terjemahan langsung dari perkataan Constitutional Law
(Inggris), Droit Constitutionnel (Perancis), Diritto Constitutionale (Italia), atau
Verfassungsrecht (Jerman). Dari segi bahasa, istilah Constitutional Law dalam bahasa Inggris
memang biasa diterjemahkan sebagai “Hukum Konstitusi”. Namun, istilah “Hukum Tata
Negara” itu sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, niscaya perkataan yang
dipakai adalah Constitutional Law. Oleh karena itu, Hukum Tata Negara dapat dikatakan
identik atau disebut sebagai istilah lain belaka dari “Hukum Konstitusi”. Kemudian hasil
terjemahan dari perkataan bahasa Belanda saatsrecht. Sudah menjadi kesatuan pendapat
diantara para sarjana hukum Belanda untuk membedakan antara “hukum tata negara arti luas
dan hukum tata negara dalam arti sempit”. Dan untuk membagi hukum tata negara dalam arti
luas itu atas dua golongan hukum yaitu:
1. Hukum tata negara dalam arti sempit (staatsrecht in enge zin) Atau untuk singkatnya
dinamakan hukum tata negara(staatscrecht).
2. Hukum tata usaha negara(atministratief recht).
Contohnya Seperti yang terjadi di hindia Belanda, di hindia Belanda mengatakan bahwa
hukum tata negara hindia Belanda terdiri dari kaidah-kaidah hukum mengenai tata(

1[1] “E.utrecht moh.shaleh djindang,Sh pengantar dalam hukum indonesia (jakarta: Sinar harapan,
1983) hlm.324

2[2]:Dr.ni’matul huda,Sh.,M.HUM. HUKUM TATA NEGARA INDINESIA.(Jakarta:Raja Grafindo


Persada,2007), hal.67
inrichting)Hindia Belanda alat-alat perlengkapan kekuasaan negara yang harus menjalankan
tugas Hindia Belanda, Susunan, tata, wewenang, dan perhubungan kekuasaan dan diantara
alat-alat perlengkapan itu. Sementara itu untuk hukum tata usaha negara Hindia Belanda di
rumuskan oleh Kleintjes sebagai kaidah hukum mengenai penyelenggaraan tugas masing-
masing alat perlengkapanya.
Van Vollenhoven menerangkan bahwa hukum tata usaha negara itu adalah semua
kaidah hukum yang bukan hukum tata negara material bukan hukum perdata material, dan
bukan hukum pidana material. Kemudian ia membuat skema pembagian untuk hukum usaha
tata negara atas golonganya:
1. Hukum pemerintahan
2. Hukum peradilan
a. Peradilan ketatanegaraan
b. Peradilan perdata
c. Peradilan tata usaha
d. Peradilan pidana
3. Hukum kepolisian
4. Hukum perundang-undangan
Menurut J.H.A. Logemann hukum tata negara adalah serangkaian kaidah hukum
mengenai pribadi hukum dari jabatan atau kumpulan jabatan mengenai berlakunya hukum
tersebut di suatu negara. Pribadi hukum jabatan adalah pengertian yang meliputi serangkaian
persoalan mengenai subjek ewajiban kita dalam mendapatkan batasan wewenang.
Dan didalam bukunya college-aantekeningen over het staatsrecht van nederlands
indie juga mengatakan bahwa ilmu hukum tata negara mempelajari sekumpulan kaidah
hukum yang di dalamnya tersimpul kewajiban dan wewenang kemasyarakatan dari organisasi
negara, dari pejabat-pejabatnya ke luar yang berhubungan satu sama lain dengan pihak lain
atau dengan kata lain satu kesatuan dari sebuah organisasi.3[3]
Menurut Van praag, hukum tata negara atau hukum usaha negara adalah suatu sistim
delegasi dari peraturan peraturan tentang keuasaan yang bertingkat-tingkat. Dan di dalam tata
negara terdapat kaidah kaidah yang mendelegasikan kekuasaan dari pembuat UUD pada
pembuat UU, dari organ tertinggi ke organ yang terendah untuk membuat peraturan yg

3[3] Ibid hlm: 6-7


berlaku. Seperti KUH Perdata, KUH Pidana, dan lain lain. Dan pendelegasian yang tertera itu
tadi adalah tingkat tertinggi. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat yang d kemukakan
oleh para ilmuan lain. Kemudian dari beberapa pendapat-pendapat diatas dapat kita
simpulkan Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari
pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal
serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.

B. Asas-asas Hukum Tata Negara


1. Pengertian Asas-asas HTN
Asas hukum adalah dasar-dasar yang menjadi sumber pandangan hidup,kesadaran, cita-
cita hukum dari masyarakat.4[4] Menurut Boedisoesetyo,mempelajari asas-asas hukum
ketatanegaraan suatu negara tidak luput dari penyelidikan tentang hukumpositifnya. Dan dari
hukum positifnya ini yang terutama dan karenanya terpenting adalah Undang-Undang
Dasarnya, sebab dari ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang Dasar itu, akan dapat
disimpulkan antara lain tipe negara dan asas-asas kenegaraan dari negara yang bersangkutan.
Disamping itu, yang dimaksud dengan asas-asas hukum tatanegara, bukan berarti bahwa
yang dibahas hanyalah mengenai asas-asasnya saja dari hukum tatanegara, melainkan
meliputi pula mempelajari tentang pengertian-pengertian. Asas-asas dan pengertian-
pengertian, masing –masing mempunyai makna berbeda. Bangunan hukum yang bersumber
pada perasaan manusia disebut asas-asas hukum, sedangkan yang bersumber pada akal
pikiran manusia disebut pengertian-pengertian hukum. Pengertian-pengertian yang terdapat
dalam hukum tata negara pada umumnya bersifat tetap, sedangkan asas-asasnya seringkali
berubah-ubah.perubahan pada asas-asas itu disebabkan karena pandangan hidup
masyarakatnya yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dapat dikemukakan disini bahwa suatu
bangunan demokrasi dalam hukum tata negara dapat dilihat dari segi pengertiannya maupun
dari segi asasnya.5[5]

2. Asas-asas HTN

4[4]H.Alwi Wahyudi,S.H,M.Hum.Hukum Tata Negara Indonesia.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2012)


hlm.60

5[5] Ni’matul Huda,S.H.M.Hum.HUKUM TATA NEGARA INDINESIA.(Jakarta:Raja Grafindo


Persada,2007), hlm.67
 Asas konstitusi

Istilah konstitusi berasaal dari bahasa perancis (constutuer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara. Dinegara-negara yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa nasional, dipakai istilah constitution yang dalam bahasa indonesia berarti
konstitusi.
K.C.Wheare, mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari
suatu negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, yang mengatur atau memerintah
dalam pemerintahan suatu negara yang didalamnya terdapat berbagai aturan pokok yang
berkaitan dengan kedaulatan, pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga negara, cita-cita dan
ideologi negara, hak asasi manusia, politik, masalah ekonomi, budaya,dll.6[6]
Setiap negara didirikan atas dasar falsafah tertentu. Tafsir itu merupakan perwujudan dari
keinginan rakyatnya. Oleh karena itu, setiap negara memiliki falsafah yang berbeda. Karena
suatu falsafah itu identik dengan keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, tidak mungkin
untuk mengambil untuk mengambil falsafah negara lain untuk dijadikan falsafah bangsanya
begitu juga. Karena falsafah itu merupakan perwujudan dari watak dan keinginan dari suatu
bangsa, segala aspek kehidupan bangsa tersebut harus sesuai dengan falsafahnya.
Dalam bidang hukum, pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya. Dalam
penjelasan UUD 1945, dapat diketahui bahwa pembukaan UUD 1945 mengandung empat
pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Republik Indonesia.
Pokok pikiran ini merupakan cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar
negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah
sebagai berikut:
Pokok pikiran pertama: “Negara”_begitu bunyinya_”melindungi segenap bangsa
Indonesia dan dan seluruh tumpah darah indonesia dengan berdasarkan atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh indonesia “. Dalam pembukaan ini,
diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa indonesia seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan dan segala
paham perseorangan.

6[6] H.Alwi wahyudi,S.H.,M.Hum.Hukum Tata Negara Indonesia.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2012)


hlm.70
Pokok pikiran kedua:”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”.
Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial, yang didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kwajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat.
Pokok pikiran ketiga:”Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”. Oleh karena itu, sistem negara yang terbentuk dalam Undang-
undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas
permusyawaratan perwakilan. Pokok pikiran yang ketiga ini menunjukkan bahwa didalam
negara Indonesia, yang berdaulat adalah rakyat Indonesia sehingga kedaulatan ada ditangan
rakyat.
Pokok pikiran keempat:”negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beadab”. Oleh karena itu, Undang-Undang dasar harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Pokok pikiran yang keempat ini menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa, adanya cita kemanusiaan dan cita harkat dan martabat manusia
bahkan semua itu menjadi dasar negara yang mengikat, baik pemerintah maupun rakyatnya.
Keempat pokok pikiran tersebut jelas merupakan pancaran dari pandangan hidup dan dasar
falsafah negara pancasila. 7[7]
 Asas Negara Hukum
Pada pengertian negara hukum, ada dua kata yang perlu mendapat penjelasan terlebih
dahulu, yaitu kata negara dan kata hukum. Secara etimologi negara berasal dari kata staat
(Belanda dan Jerman);state (inggris); etat (Prancis); status atau statuum (Latin). Kata-kata
tersebut berarti “ meletakkan dalam keadaan berdiri”, “menempatkan”, atau “membuat
berdiri”.
Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia hendak bergaul antara seorang dengan
orang lain dalam rangka menyempurnakan kebutuhan hidupnya. Semakin luas pergaulan
manusia dan semakin banyak kebutuhan nya pada suatu organisasi negara yang akan
melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. Menurut pendapat Bellefroid, bahwa
negara itu suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah selama-lamanya dan

7[7] Ni’matul Huda,S.H,M.Hum.HUKUM TATA NEGARA INDONESIA.(Jakarta:Raja Grafindo


Persada,2007)hlm.70
yang dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran
rakyat yang sebesar-besarnya.
Apakah hukum itu? Hukum yang kita maksud dalam kaitannya dengan negara disini
adalah hukum positif yang berlaku mengikat sebagaimana dasar negara dan peraturan
perundang-undangan yang ditaati dan diterapkan oleh warga negara dan lembaga-lembaga
negara secara sama tanpa mengenyampingkan teori-teori hukum yang ada.
Menurut Satjipto Rahardjo, Hukum itu merupakan bagian dari perangkat kerja sistem
sosial. Menurut para ahli hukum, bahwa negara hukum pada hakikatnya adalah negara yang
menolak melepaskan kekuasaan tanpa kendali. Negara yang cara penyelenggaraannya
berdasarkan hukum yang adil dan demokratis.
Paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan sebab pada akhirnya,
hukum yang mengatur dan membatasi kekuasan negara atau pemerintah diartikan sebagai
hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Perubahan UUD 1945 pasal
1 ayat (3) menegaskan bahwa “negara indonesia adalah Negara Hukum”. Konsekuensi
ketentuan ini bahwa setiap sikap, kebijakan, dan perilaku alat negara dan masyarakat harus
berdasarkan dan sesuai dengan ketentuan hukum, dengan memerhatikan pancasila sebagai
dasar negara dan falsafah hidup bangsa indonesia.
Konsep negara hukum menurut Julius Stahl ditandai oleh emopat unsur pokok:
 Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
 Negara didasarkan pada pemisahan kekuasaan.
 Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang.
 Ada peradilan administrasi negara
Menurut Jimly Assiddiqie, konsep negara belum pernah dirumuskan secara komprehensif.
Yang ada hanya pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral. Hukum hendaknya
dipahami dan dikembangkan sebagai suatu sistem. Dalam hukum sebagai satu kesatuan
sistem terdapat:
 Elemen kelembagaan (elemen institusional)
 Elemen kaidah aturan (elemen instrumental)
 Elemen perilaku para subyek hukum yang menyandang hak dan kwajiban yang ditentukan
oleh norma aturan itu (elemen subjektif dan kultural).
Dalam sistem hukum menurut UUD 1945, dianut prinsip-prinsip hukum sebagai berikut:
pertama, bahwa pancasila bukan hanya norma dasar dari kehidupan hukum dan tertib hukum
indonesia, tetapi juga norma dasar bagi norma-norma yang lain,seperti norma moral,
kesusilaan, etik, dan sebagainya yang hidup dibumi Indonesia.
Kedua, kelembagaan indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung, ditetapkan oleh
Undang-Undang, yang dibentuk oleh lembaga legislatif. Undang-Undang adalah bentuk
yuridis.
Ketiga, bahwa sifat, bentuk maupun kewenangan yang pokok, telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945, walaupun tidak berdasarkan “trias politika” namun kedudukan,
fungsi dan kewenangan, lembaga-lembaga negara telah dirumuskan secara tegas dalam
konstitusi.
Keempat,ketertiban hukum , peringkat tertinggi kekuasaan ada pada rakyat yang didasarkan
pada pancasila sebagai dasar hukum dan sumber hukum, hukum yang ada pada peringkat
dibawahnya tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan pancasila.
Kelima, negara yang berdasarkan atas hukum, yaitu adanya suatu peradilan bebas.
Terdapat empat syarat negara hukum secara formal yang menurut Ismail Suny menjadi
konsep dasar negara hukum indonesia, yaitu:
 Hak asasi manusia
 Pemisahan kekuasaan
 Pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
 Peradilan administrasi8[8]
 Asas pembatasan kekuasaan
Salah satu ciri negara hukum adalah adanya ciri pembatasan kekuasaan dalam
penyelenggaraan kekuasaan negara. Konsep negara hukum juga disebut sebagai negara
konstitusional, yaitu negara yang dibatasi oleh konstitusi. Secara umum suatu sistem
kenegaraan memisahkan kekuasaan pemerintah kedalam “trichotomy” yang terdiri dari
eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan biasa disebut dengan trias politica.9[9]
Reformasi Mei 1998 yang ditandai dengan runtuhnya kekuasaan orde baru telah membawa
berbagai perubahan mendasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.
Pertama,sejak jatuhnya Soeharto, kita tidak lagi memiliki seorang pemimpin sentral dan
menentukan.
Kedua, munculnya kehidupan politik yang lebih liberal, yang melahirkan proses politik yang
juga liberal.
Ketiga,reformasi politik juga telah mempercepat pencerahan politik rakyat.

8[8] H.Alwi Wahyudi,S.H.M.Hum.Hukum Tata Negara Indonesia.(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2012)


hlm.61

9[9] Ibid hal.78


Keempat,pada tataran lembaga tinggi negara, untuk memperkuat proses antara cabang-cabang
kekuasaan telah berkembang sedemikian rupa.
Kelima,reformasi politik telah mempertebal keinginan sebagian elite berpengaruh dan publik
politik indonesia.
Ketiga cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif itu sama-sama sederajat dan
saling mengontrol satu sama lain sesuai dengan prinsip checks and balances. Dengan adanya
prinsip checks and balances ini maka kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi bahkan
dikontrol dengan sebaik-baiknya sehingga penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat negara
ataupun pribadi-pribadi yang kebetulan sedang menduduki jabatan dalam lembaga-lembaga
negara yang bersangkutan dapat dicegah dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya.10[10]
 Asas negara pancasila
Keadaan pancasila sebagai falsafah kenegaraan atau cita negara, karena pancasila sebagai
penyangga konstitusi. Keberadaan pancasila sebagai dasar filosofis terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 yang merupakan kesepakatan pertama penyangga konstitusionolisme.
Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia memiliki perbedaan dengan sistem kapitalisme-
liberalisme maupun sosialisme-komunisme. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-
hak individu maupun hak-hak masyarakat baik dibidang ekonomi maupun politik. Dengan
demikian pancasila mengakui secara selaras, baik kolektivisme maupun individualisme.
Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan aparatur negara dan
rakyat harus sesuai dengan pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara tersebut.

C. Masalah Ketatanegaraan
 Perihal Negara
Didalam kehidupan berkelompok tersebut meningkat menjadi bernegara maka falsafah
hidup tersebut didalam rapat-rapat BPUPKI disebut sebagai filosofische gronslag dari negara
yang didirikan. Falsafah hidup suatu negara akan menjelma suatu tata nilai yang dicita-
citakan bangsa yang bersangkutan. Sebagai yang dicita-citakan maka ia membentuk ide-ide
dasar dari segala hak aspek kehidupan manusia didalam kehidupan berkelompoknya.
 Tata Organisasi
Didalam Undang-Undang Dasar kita disebut dengan istilah “berserikat” sedangkan
apabila tidak permanen disebut “berkumpul”. Karena itu tata organisasi merupakan

10[10] Ni’matul Huda,S.H.M.Hum.Hukum Tata Negara Indonesia.(Jakarta:Raja Grafindo


Persada,2007) hlm.107
pengelompokan pertama yang kita lakukan terhadap analisis negara dalam strukturnya.
Apabila suatu organisasi kita dalilkan sebagai suatu kerja sama berdasarkan pembagian kerja
yang tetap, maka suatu pekerjaan yang tetap didalam organisasi kita sebut fungsi yang
diselenggarakan atau diemban oleh seseorang . fungsi tersebut adalah tetap sifatnya
sedangkan pelakunya dapat diganti-ganti.
 Kekuasaan Tertinggi didalam Negara
Beberapa teori yang terkenal ialah teori kedaulatan Tuhan, Kedaulatan Raja, teori
Kedaulatan Rakyat dan teori Kedaulatan negara. Berdasarkan teori bernegara bangsa
indonesia,maka kedaulatan rakyat diorganisasi melalui organisasi sosial politik dan
dilembagakan didalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang melakukan sepenuhnya
kedaulatan rakyat atas nama rakyat karena kedaulatan adalah ditangan rakyat demikian
rumusan Undang-Undang Dasar 1945. Dari Majelis Permusyawaratan Rakyat kedaulatan
rakyat diorganisasi lebih lanjut pada mandatarisnya bersama-sama bagian Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat, melalui persetujuan
diantara mereka yang disebut undang-undang, maka terbentuklah lembaga-lembaga lainnya
berdasarkan undang-undang tersebut.
 Perwakilan
Secara ringkas masalah perwakilan diindonesia meliputi ragam lembaga perwakilan,
penbentukannya serta kewenangannya. Ragam perwakilan menurut UUD 1945, ialah adanya
Majelis Permusywaratan Rakyat sebagai lembaga perwakilan tertinggi, dimana sebagian dari
padanya disebut Dewan Perwakilan Rakyat Pusat. Disamping itu ada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah sebagai aparat pemerintahan didaerah(tingkat 1 dan tingkat 2)
 Aparatur Negara
Tuntutan pada masyarakat sekarang ialah aparatur pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. Untuk itu muncullah pelbagai pemikiran tentang pembinaan dan pengawasan.
Timbul problematik tentang manajemen negara atau ada yang menyebutkannya sebagai
sistem manajemen nasional.
 Tata Hukum
analisis kenegaraan tidak dapat dipisahkan dari analisis tata hukum, bahkan aliran yuridis
murni beranggapan bahwa negara adalah tidak lain daripada personifikasi hukum, suatu
himpunan tata hukum berdasarkan suatu sistem tertentu. Dengan demikian analisis tata
hukum meliputi: konstitusi atau hukum dasar, fungsi-fungsi kenegaraan, hak dan kwajiban
konstitutional warga negara dan penduduk, dan konsep-konsep negara hukum.
 Konstitusi Negara
Bangsa indonesia didalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, menuangkan susunan
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar, berarti bangsa
indonesia menuangkan konstitusinya kedalam suatu hukum dasar tertulis, disamping itu
ditegaskan bahwa disamping hukum dasar tertulis ada hukum dasar tidak tertulis yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek dan penyelenggaraan negara
sekalipun tidak tertulis.
 Fungsi Kenegaraan
Fungsi-fungsi kenegaraan seperti fungsi legislatif menjadi terbatas peraturan
perundangan . namun karena didalam perkembangan materi muatan perundang-undangan
dianggap sangat penting terutama yang menyangkut anggaran pendapatan dan belanja negara,
maka pengawasan pelaksanaannya menjadi kewenangan legislatif pula. Sedangkan fungsi
kehakiman dijalankan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman. 11[11]
D. Sistem Pemerintahan Negara
 Indonesia ialah negara yang berdasarkan Hukum, bukan yang berdasarkan dengan kekuasaan
belaka.
 Sistim konstitusional(hukum dasar) tidak bersifat absilutisme( kekuasaan tidak terbatas).
 Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR.
 Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah majlis.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
 Mentri Negara ialah pembentu Presiden; mentri negara tidak bertanggung jawab atas
presiden.
 Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas.12[12]

11[11] Prof.Drs.C.S.T.Kansil,S.H.Hukum Tata Negara Republik Indonesia 2,(Jakarta:Rineka Cipta,2003)


hlm.62

12[12] A.Siti Soetami,S.H.pengantar tata hukum Indonesia (Bandung: PT ERESCO, 19932) hlm : 49
.

Anda mungkin juga menyukai