Setelah kita mengetahui bersama pengertian dari hukum tata negara sekarang kita
akan membahas tentang hal yang menyebabkan hukum tata negara tersebut ada yang sering
disebut dengan sumber hukum tata negara. sumber hukum adalah segala apa yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan
yang kalau dilanggarakan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Secara umum, sumber
hukum tata negara adalah sumber materiil, sumber formil, konvensi, dan traktat. Sedangkan
di Indonesia memiliki sumber hukum yang akan dijabarkan lebih spesifik dalam uraian
berikut ini.
Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum tata
negara secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga bersumber pada sumber
hukum materiil, formiil, konvensi dan traktat. Berikut akan dijelaskan apa yang ada didalam
sumber hukum tersebut di Indonesia.
1. Sumber Materiil
Seperti yang kita ketahui bersama segala sesuatu yang ada di Indonesia haruslah berasal
dan bersumber dari pancasila. Pancasila merupakan sumber hukum materiil bagi semua
hukum yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan sumber hukum tata negara Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila Menjadi Inspirasi sekaligus Bahan (Materi) dalam Menyusun Semua
Peraturan Hukum Tatanegara. Pancasila sekaligus sebagai Alat Penguji Setiap Peraturan
Hukum Tatanegara yang Berlaku, Apakah Bertentangan atau Tidak dengan Nilai-nilai
Pancasila seperti yang tercantum dalam ketetapan MPR No. III/2000 Pasal 1, 2, 3, Serta
UU. No. 12 Tahun 2012 Pasal 2.
2. Sumber Formil
Sumber Formil hukum di Indonesia adalah UUD 1945. UUD 1945 Sebagai Hukum
Dasar Tertulis Merupakan Bentuk Peraturan Perundang-undangan Tertinggi yang Menjadi
Dasar dan Sumber (Formil) Bagi Semua Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur
Ketatanegaraan Indonesia seperti yang tercantum dalam Ketetapan MPR No. III/2000 Pasal
3, Serta UU. No. 12 Tahun 2011 Pasal 3. Bentuk & Tata Urutan Perundangan Sebagai
Bagian Dari Sumber Formil Htn Indonesia (UU. No. 12 tahun 2011 pasal 7) antara lain:
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
2. Ketetapan MPR (TAP MPR)
3. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).
4. Peraturan Pemerintah (PP).
5. Peraturan Presiden (PERPRES).
6. Peraturan Daerah (PERDA).
a. PERDA provinsi
b. PERDA Kota/Kabupaten
c. Peraturan Desa.
3. Konvensi
Setelah sumber hukum formil dan materiil dari hukum tata negara Indonesia. Di
Indonesia hukum tata negara juga bersumber dari konvensi. Konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan merupakan sumber dari hukum tata negara Indonesia. Kebiasaan dalam
Praktek Ketatanegaraan yang Dilakukan Berulang-ulang, sehingga Mempunyai Kekuatan
yang Sama dengan Undang-undang. Karena Diterima dan Dijalankan, Tidak Jarang Dapat
Menggeser Peraturan Hukum Tertulis.
Contoh :
Pidato Presiden Setiap Tanggal 17 Agustus
Pidato Presiden Setiap Awal Tahun Minggu Pertama Bulan Januari.
4. TRAKTAT
Yang terakhir menjadi sumber dari hukum tata negara adalah traktat atau perjanjian
internasional. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang Terkait dengan
Hukum Tatanegara Suatu Negara. Perjanjian Internasional (Bilatral Maupun Multilatral) yang
Terkait dengan Hukum Tatanegara Indonesia. Misalnya : Traktat Asean, UDHR PBB.
Diposting oleh jefri ruby di 16.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: HUKUM TAT NEGARA
HUKUM INDONESIA
Blog ini merupakan uraian-uraian seputar ilmu hukum
A. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang
dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. Menurut
Tjipto Rahardjo “Sumber yang melahirkan hukum digolongkan dari dua kategori, yaitu
sumber-sumber yang bersifat hukum dan yang bersifat sosial. Sumber yang bersifat hukum
merupakan sumber yang diakui oleh hukum sendiri sehingga secara langsung bias melahirkan
atau menciptakan hukum. Menurut Edward Jenk, terdapat tiga sumber hukum yang biasa ia
sebut dengan istilah “forms of law”yaitu:
(1) Statutory;
(2) Judiciary;
(3) Literaty.
Menurut G.W. Keeton, sumber hukum terbagi atas :
Binding Sources (formal), yang terdiridari:
a) Custom;
b) Legislation;
c) Judicial precedents
Persuasive Sources (materiil), yang terdiri:
a) Principles of morality or equity;
b) Professional opinion.
C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala apa
saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Yang
dimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum
secara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat ditemukan , dari mana asal mulanya
hukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagai
dasar dari putusannya.
Sedangkan sumber hukum menurut Sudikno Mertokusumo yaitu terbagi
atas dua hal :
1. Sumber Hukum Materiil
Adalah tempat dari mana materi itu diambil. Sumber hukum matriil ini merupakan faktor
yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik,
situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, keadaan geografis, dll.
UUD 1945
PERATURAN PEMERINTAH
KEPPRES
Dalam penjabaran yang lebih lanjut hierarki sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut
1. Undang-undang dasar 1945
UUD1945 mulai berlaku sejak 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949, setelah itu terjadi
perubahan dasar negar yang mengakibatkan UUD 1945 tidak berlaku, namun melalui dekrit
presiden tanggal 5 juli tahun 1959, ahirnya UUD 1945 berlaku kembali sampai dengan
sekarang.
2. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR ini merupakan produk MPR yang secara umum memuat ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. garis-garis besar dalam bidang legislatif yang dilaksanakan dengan undang-undang
b. garis-garis besar dalam bidang eksekutif yang dilaksanakan dengan keputusan presiden.
Dengan kata lain ketetapan MPR ini juga dilaksanakan dengan keputusan presiden.
5. Keputusan presiden
Seperti hanya peraturan pemerintah, kepres juga dikeluarkan oleh presiden. Yang menjadi
pembeda antara keduanya adalah jika dilihat dari sifatnya, PP bersifat umum sedangkan
keppres bersifat khusus, seperti mengangkat duta besar, guru besar ataupun jabatan
administrasi penting lainnya.
8. Yurisprudensi
Yurisprudensi dapat diartikan sebagai himpunan putusan-putusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap dan tersusun secara sistematis dari dan dalam peradilan yang kemudian
dijadikan sebagai salah satu landasan hukum.
12. Doktrin
Yang dimaksud dengan doktrin adalah pendapat-pendapat dari para pakar dalam bidangnya
masing-masing yang berpengaruh. Pendapat yang dikemukakan ini sering digunakan sebagai
sumber dalam pengambilan keputusan, terutama oleh para hakim.
Daftar pustaka
http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/sumber_tatahukum.htm diakses
pada selasa 9 maret 2010
http://dewaputu.co.cc/ diakses pada selasa 9 maret 2010
Diposting oleh Galih Devtayudha di 12.52
Reaksi:
MENGGAPAI MIMPI
NGINTIP BLOG SAYA
Skip to content
Home
Media Pembelajaran
PPKN
Class
JANGAN BUKA (BAHAYA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup berdampingan ,
bahkan berkelompok kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesama. Hubungan
ini terjadi karena adanya kebutuhan hidupnya yang tak mungkin dapat terpenuhi sendiri,
kebutuan hidup manusia bermacam macam, pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari
hasil yang diperoleh melalui daya upaya yang dilakukan. Setiap waktu manusia ingin
memenuhi kebutuhan dengan baik. Kalau dua orang ingin memenuhi kebutuhan hidup yang
sama dengan hanya I objek kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah bentrok
dapat terjadi. Suatu bentrok akan juga terjadi juga dalam suatu hubungan antar manusia satu
dan manusia yang lain ada yang tidak memenuhi kewajiban.
Oleh kerena itu untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok social, baik dalam
situasi kebersamaan maupun dalam situasi social diperlukan ketentuan-ketentuan. Ketentuan
itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan yang dilakukan adalah
ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar kesadaran dan biasanya
dinamakan hokum, jadi hokum adalah ketentuan-ketentuan hidup manusia yang timbul dari
pergaulan hidup manusia. Hal ini berdasarka dari kesadaran hidup manusia itu sendiri,
sebagai gejala-gejala social, gejala social itu merupakan hasil dari pengukuran baik dalam
tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya.
Jadi tentunya tidak berlebihan dalam mempelajari hukum Indonesia dan hukumannya dengan
hukum sebagai ilmu, sebagai pengantar, sistematika uraian sebagai berikut. Pendahuluan ini
menguraikan hukum pada umumnya, selanjutnya akan diuraikan hukum berupa arti hukum
tata Negara yang berdiri dari pengertian hukum tata Negara, sejarah hukum tata Negara dan
politik hukum yang meliputi tinjauan pada zaman Indonesia dijajah dan Indonesia merdeka,
dan juga akan dijelaskan sumber hukum dan sebagainya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan makalah
2. Dapat mengetahui apa saja aspek yang dibahas dalam Hukum tata Negara
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM TATA NEGARA
BEBERAPA orang sarjana mengemukakan pendapatnya yang satu dengan lainnya tidak
sama tentang pengertian hukum, tata negara. Para sarjana itu, antara lain:
1. Van der Pot yang berpendapat, bahwa hukum tata negara adalah peraturan-
peraturan yang menentukan badan-badan yang. diperlukan, wewenang masing masing
badan, hubungan antara badan yang satu dengan Iainnya, serta hubungan antara
badan-badan itu dengan individu-individu di dalam suatu negara.
2. Van Vollenhoven berpendapat, bahwa hukum. tata negara adalah hukum yang
mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menu-
rut tingkatannya, dan masing-masing masyarakat hukum itu menentukan. wilayah
lingkungan rakyatnya dan menentukan badan-badan serta fungsinya masing-masing
yang berkuasa dalam masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan dan
wewenang dan badanbadan tersebut.
Baca selanjutnya
1. L.J. Van Apeldoorn berpendapat, bahwa hukum tata negara adalah hukum negara
dalam arti sempit.
2. Kusumadi Pudjosewojo yang berpendapat, bahwa htikum tata negara adalah
hukum yang mengatur bentuk negara, bentuk pemerintahan, menunjukkan masyarakat
hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya, selanjutnya
menegaskan wilayah lingkungan rakyatnya masing-masing masyarakat hukum,
menunjukkan alat-alat perlengkapan negara yang berkuasa dalam masing-masing
masyarakat hukum itu dan susunan, wewenang serta imbangan dan alat perlengkapan
tersebut.
3. Logemann berpendapat, bahwa hukum tata negara adaIah hukum yang mengatur
organisasi negara.
Negara Republik Indonesia lahir pada tanggal 17 Agustus 1945, melalui pernyataan
prokiamasi kemerdekaan Indonesia oleh Dung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa
Indonesia.
Dengan demikian, sejak saat itu (17-8-1945) telah lahir negara baru, yaitu negara Republik
Indonesia dan bersamaan dengan itu berdiri pula tata hukum dan tata negara Indonesia
sendiri.
2.2. Lahirnya Pemerintahan Indonesia
Pada tanggal 29 April 1945 pemerintah bala tentara Jepang di Jakarta membentuk suatu
badan yang diberi nama Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usah usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Ir. So karno, Drs. Muhammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, A Kusno Tjokrosujoso, Abdulkahar
Muzakir, Haji Agus Sali Mr. Achmad Subardjo, KHA. Wahid Hasjim, dan Mr. Muhammad
Yamin.anggal 22 Juni 1945 BPUPKI berha meryusun naskah rancàngan Pembukaan UUD
1945 da tanggai 16 Juli 1945 selesai menyusun naskah rancangan UUD 1945 Setelah itu
BPUPKI dibubarkan. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk badan baru dengan nama Dokurit
Zyunbi Iinkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indon sia (PPKI)
PPKI menyaksikan pula pembacaan naskah proklamasi oleh Bung Karno pada tanggal. 17
Agustus 1945. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI bersidang dan hasilnya
menetapkan :
c) Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI bersidang lagi dan hasilnya menetapkan:
b) Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi 8 propinsi dan tiap propinsi dibagi
menjadi karesidenan-karesidenan.
Dengan selesainya sidang PPKI tanggal 18 dan 19 Agustus 1945 dengan hasil seperti tersebut
di atas, secara formal negara Republik Indonesia telah memenuhi semua unsur yang
diperlukan untuk terbentuknya suatu organisasi negara yaitu adanya rakyat, wilayah,
kedaulatan, dan pemerintahan, serta mempunyai tujuan negara.
Pengertian tentang sistem pemerintahan adalah sama dengan pengertian tentang bentuk
pemerintahan. Pengertian tentang bentuk pemerintahan adalah suatu sistem yang berlaku,
yang menentukan bagaimana hubungan antar alat perlengkapan negara yang diatur oleh
konstitusinya
1) Referendum Obligator
2) Referendum Fakultatif
3) Referendum Konsultatif
b) Usul inisiatif rakyat, yaitu hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-
undang kepada parlemen dan pemerintah.
Dalam kepustakaan Belanda perkataan Staatsrecht, dalam bahasa istilah inggeris dikenal
dengan “constitusional law” bahasa prancis droit constitusionnel (hukum Tata Negara)
mempunyai dua macam arti, Pertama sebagai staatsrechtswetenschap (Ilmu Hukum Tata
Negara) kedua sebagai Positif staatsrecht (hukum tata Negara posistif).
Sebagai ilmu HTN ; HTN mempunyai obyek penyelidikan dan mempunyai metode
penyelidikan, sebagaimana dikatakan Burkens; bahwa obyek penyelidikan Ilmu HTN adalah
system pengambilan keputusan dalam Negara sebagaimana distrukturkan dalam hukum (tata)
positif. Seperti UUD (konstitusi), UU, peraturan tata tertib berbagai lembaga-lembaga negara.
Kedua, positif staatsrecht (hukum tata Negara positif) yaitu ada berbagai sumber hukum yang
dapat kita kaji, HTN positi mempunyai beberapa sumber hukum ; 1) hk. Tertulis, 2) Hk. Tak
tertulis, 3) yurispridensi 4) Pendapat Pakar Hukum
Sedangkan Hukum tata negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur dari pada
Negara.
Menurut A.M. Donner (guru besar belanda; bahwa obyek penyelidikan ilmu HTN yaitu
penerobosan Negara dengan HUkum “ de doordringing van de staat met het recht” artinya
Negara sebagai organisasi kekuasaan/jabatan/rakyat) diterobos oleh aneka ragam Hukum.
2. Pola pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi perorganisasian
institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisasi Negara, serta mekanisme kerja
organisasi oeganisasi Negara dalam menjalankan fungsi fungsi pemerintahan dan
pembangunan.
4. Prinsip prinsip kewarga negaraan dab hubungan antara Negara dengan warga Negara
beserta hak hak dan kewajiban asasi manusia, bentuk bentuk prosedur penganbilan putusan
hakim, serta mekanisme melawan putusan hakim.
Dalam membagi HTN dalam arti luas itu dibagi atas dua golongan hukum, yaitu :
1. Hukum tata Negara dalam arti sempit
Arti “ilmu negara” diambil dari istilah bahasa Belanda Staatler yang berasal dari istilah
bahasa Jerman Staatslehre dalam bahasa inggeris disebut teory of state dalam bahasa Perancis
Theorie d’etat. Ilmu Negara adalah menyelidiki asas –asas pokok dan pengertian-pengertian
pokok tentang Negara dan hukum tata Negara. George Jellinek dikenal sebagai Bapak Ilmu
Negara. Membagi ilmu kenegaraan menjadi dua bagian, yaitu :
ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften menurut Jellinek adalah Hukum public yang
menyangkut soal kenegaraan, misalnya Hukum tata Negara, hukum administrasi Negara,
hukum pidana, dan sebagainya.
Ilmu Politik
Menurut Hoetink bahwa ilmu politik adalah semacam sosiologi Negara. Ilmu Negara dan
hukum tata Negara meyelidiki kerangka yuridis dari Negara, sedangkan ilmu politik
menyelidiki bagiannya yang ada di sekitar kerangka itu. Maka kedua-duanya
menggambarkan bahwa masing-masing menyelidiki obyek yang sama yaitu Negara,
perbedaan hanya pada metode yang digunakan. Dimana ilmu Negara metosenya adalah
yuridis sedangkan ilmu politik adalah sosiologis
Sedangkan menurut Barents menggambarkan bahwa hukum tata Negara adalah kerangkanya
sedangkan ilmu politik merupakan daging yang disekitarnya. Perbedaannya adalah Ilmu
Negara menitip beratkan pada sifat-sifat teoritis tentang asas pokok dan pengertian-
pengertian pokok tentang Negara, makanya ilmu Negara kurang dinamis. Sementara ilmu
politik lebih menitip beratkan pada kejalah-gejalah kekuasaan, baik mengenai organisasi
Negara maupun yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara, oleh karena itu ilmu
politik dinamis dan hidup.
Sumber hukum bermacam-macam pengetian adalah tergantung pada sudat mana kita
melihanya. Namun demikian sebagai gambaran berikut dua pakar hukum dibawah ini sebagai
gambaran tentang sumber hukum
b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang
berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi dan lain-lain
c. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum (penguasa atau masyarakat)
d. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum seperti; dokumen, undang-
undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya.
• sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif, wujudnya dalam bentuk yang
konkrit berupa keputusan dari yang berwewenang
• sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan hukum positif. Entah tertulis atau tak tertulis.
• sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan masyarakat. Kita dapatkan
sumber hukum filosofis histories dan sosiologis.
sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Atau menurut Utrecht sumber hukum formil adalah sumber
hukum yang dikenal dari bentuknya.
Sedangkan hukum materiil adalah sumber hukum yang mentukan isi hukum.Dengan
demikian bahwa sumber hukum formal ini sebagai bentuk pernyataan berlakuknya hukum
materiil
bahwasanya sumber hukum tata Negara tidak terlepas dari pada sumber hukum formil dan
materil
pertama, sumber hukum materil tata Negara adalah sumber hukum yang menentukan isi
kaidah hukum tata Negara, yaitu:
• kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah hokum tataNegara.
Sepeti halnya denga kekuatan dalam proses perumusan dan perancangan perundang-
undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan kelompok partai dalam merumuskan
hukum.
b. hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang tertulis, namun
tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.
c. hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam
praktik penyelenggaraan Negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan
(mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat
ketatanegaraan.
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama
dengan gubernur;
Hirarki perundang undangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum
dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
3) Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden
untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI
B). DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan.
7) Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. .
a. Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
propinsi bersama dengan gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama Bupati/walikota
b. Peraturan daerah kabupaten / kota dibuat oleh DPRD kabupaten / kota bersama bupati /
walikota.
c. Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau yang
setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh
peraturan daerah kabupaten / kota yang bersangkutan.
Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup Keppres diatur lebih
lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang mengatur apa
saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan PP
7. PENGERTIAN ASAS HTN
Obyek asas HTN sebagaimna obyek yang dipelajari dalam HTN, sebagai tambahan menurut
Boedisoesetyo bahwa mempelajari asas HTN sesuatu Negara tidak luput dari penyelidikan
tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah kemudian ditentunkan tipe Negara
dan asaa kenegaraan bersangkutan.
asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi yang
memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat kedua, adanya pembagian kekuasaan,
diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.
Salah satu yang terpenting dalam Negara hukum adalah asas legalitas, dimana asas
legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang
yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum demikian
maka harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip2 demokrasi.
asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat
dalam Negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam
kebijakan demokrasi politik dan ekonomi.
asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada
dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, system pemerintahan
diindonesia yang salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang di desentralisasikan
menyebabkan adanya tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga menimbulkan
hubungan timbal balik yang melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan.
sebelum perubahan UUD 1945, RI menganut prinsip supremasi MPR sebagai salah satu
bentuk varian system supremasi MPR parlemen yangdikenal didunia. Maka paham
kedaulatan rakyat diorganisasikan melalui pelembagaan MPR sebagai lembaga penjelmaan
rakyat Indonesia yang berdaulat yang disalurkan melalui prosedur perwakilan politik
(political representation) melalui DPR, perwakilan daerah (regional representation) melalui
utusan daerah, dan perwakilan fungsional (fungcional representation) melalui utusan
golongan. Ketiga-tiganya dimaksudkan untuk menjamin agar kepentingan seluruh rakyat
yang berdaulat benar-benar tercermin dalam keanggotaan MPR, sehingga menjadi lembaga
tertinggi yang say sebagai penjelmaan rakyat. Sebagaimana dalam pasal I ayat (2) UUD 1945
“kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat” setelah amandemen ketiga UUD 1945 sebagaimana pasal 1 ayat (2) bahwa
“kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan undang undang dasar.
dengan demikian dengan berdasar pada UUD 1945 pasca amandemen ke-empat tersebut,
maka terdapat delapan buah organ Negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang
langsung menerima kewenangan konstitusi dari UUD, kedelapan organ tersebut adalah;
6. mahkamah agung
7. mahkama konstitusi
8. komisi yudicial
Juga terdapat lembaga atau institusi yang juga diatur kewenangannya dalam UUD, yaitu
1. TNI
2. kepolisian Negara RI
3. pemerintah daerah
4. Partai politik
Adapun lembaga yang tidak disebut namanya namun disebut fungsinya, namun
kewenangannya dinyatakan akan diatur dalam UU yaitu BANK indonesai (BI) dan komisi
pemilihan umum yang juga bukan nama karena ditulis dalam huruf kecil. Sedangkan lembaga
yang berdasarkan perintah menurut UUD yang kewenangannya diatur dalam UU seperti;
KOMNAS HAM, KPI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan lain
sebagainya.
• Lembaga independent
dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan demokratisasi yang lebih efektif maka dibentuk
beberapa lembaga-lembaga independent, seperti
3. Bank Indonesia
4. kejaksaan agung
5. KOMNAS HAM
6. KPU
7. Komisi Ombusdman
9. GOOD GOVERNANCE
Good governance diartikans sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-
nilai yangbersifat mengarahkan, mengendalikan dan memperngaruhi masalah public untuk
mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari .
Good govermant adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan
bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Indicator pemerintah yang baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan
indicator kemampuan ekonomi rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun
dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualnya terus meningkat, dengan indicator rasa aman,
tenang dab bahagia serta sense of nationality yang baik.
e) independensi peradilan.
3. Transparansi (transparency) menurut Gaffar bahwa delapan aspek penyelenggaraan negara
yang harus ditransparansikan, yaitu ;
c) pemberian pengharhgaan.
e) kesehatan.
6. kesetaraan dan keadilan (equity) yaitu kesetaraan dan keadilan baik suku, agama, ras,
etnik, budaya, geopolitik, dan lain sebagainya.
7. efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency) atau tepat guna dan tepat waktu
good governance merupakan factor kunci dalam otonomi daerah karena penyelenggaraan
otonomi daerah pada dasarnya betul-betul akan terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip good governance.
ALQUR'AN
ALQUR'AN
ALQUR'AN
ALQUR'AN
AHWAL AL-SYAKHSYAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa dahulu, istilah “asas-asas hukum indonesia “ belumlah sangat terpopuler,
bahkan jarang sekali terdengar, apalagi membahasnya dalam forum-forum perkuliahan pada
saat ini, di karenakan Tatanan ketatanegaraan berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat itu
adalah pelaksanaan dari Pancasila dan UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan asas
tunggal Pancasila dan penerapan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Akibatnya, pembahasan sisi teoritis dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan
dikekang karena dianggap sebagai pikiran yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu
stabilitas nasional.
Kemudian untuk zaman yang semakin maju dengan perkembanganya, dan sesuai
realitasnya untuk mengajukan adanya sebuah komitmen bersama dalam setiap elemen
masyarakat untuk mengamandemenkan UUD 1945. Kemudian kita berfikir, bagaimana kita
cara kita dalam perwujudan komitmen itu dan siap yang berwenang melakukanya serta dalam
suatu seperti apa perubahan itu bkal terjadi menjadikan suatu bagian terpenting dari proses
perubahan konstitusi itu. Karna dengan hal itu kita dapat mengetahui seberpa hal
pengetahuan untuk masyarakat indonesia kedepanya, yaitu wajah indonesia yang bersifat
demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial , kesejahteraan rakyat dan
kemanusiaan, yang tertera di dalam teks Pancasila.
Untuk itu, setelah adanya perubahan konstitusi bersama kita dapat mempelajari
hukum tata negara yang ada di negeri kita, semoga kita dapat memahami sekaligus
menyikapinya sebagaimana negara kita dimasa ini itu penuh dengan permaslahan-
permasalahan dalam penyusunan ketatanegaraan di era sesudah reformasi ini. Dan kemudian
di dalam makalah ini akan kami bahas yang bermula dari apa sih maksud dari masalah-
masalah sekaligus fungsi dari “HUKUM TATANEGARA” itu sendiri.
B. Rumusan Makalah
1. Apa maksut dari hukum tata negara?
2. Apa asas-asas hukum tata negara?
3. Apa masalah pokok yang di atur hukum tata negara?
4. Apa saja Sistim pemerintahan negara?
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM TATA NEGARA
A. Pengertian Hukum Tata Negara
Hukum tatanegara adalah suatu hukum yang mengenai suatu negara. Untuk lebih
jelasnya kita menguraikan apakah arti dari negara itu sendiri.
1. Logemanbuah merumuskan negara itu sebagai organisasi kemasyarakatan, yaitu suatu
pertmbahan kerja(werkverband) yang bertujuan dengan kekuasaanya mengatur serta
menyelenggarakan masyarakat. Atau sering di sebut dengan pertambahan-pertambahan
sebuah jabatan atau lapangan pekerjaan yang teetap.
2. Van A pel doorn mengemukakan bahwa sebagai “ tanda” menunjukkan “negara”, pengertian
“kedaulatan” sebetulnya tidk dapat di pakai karena pengertian tersebut tidak tentu, tidak pasti,
dan sifatnya “kedaulatan” itu senantiasa berubah. 1[1]
Dapat kita lingkup kajian hukum tata negara mempunya dua arti, pertama sebagai
staatsrechtswetenschap(ilmu hukum tata negara) dan kedua, sebagai positief staatsrecht
(hukum tata negara positif).2[2]
Istilah “hukum tata negara” dapat dianggap identik dengan pengertian “Hukum
Konstitusi” yang merupakan terjemahan langsung dari perkataan Constitutional Law
(Inggris), Droit Constitutionnel (Perancis), Diritto Constitutionale (Italia), atau
Verfassungsrecht (Jerman). Dari segi bahasa, istilah Constitutional Law dalam bahasa Inggris
memang biasa diterjemahkan sebagai “Hukum Konstitusi”. Namun, istilah “Hukum Tata
Negara” itu sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, niscaya perkataan yang
dipakai adalah Constitutional Law. Oleh karena itu, Hukum Tata Negara dapat dikatakan
identik atau disebut sebagai istilah lain belaka dari “Hukum Konstitusi”. Kemudian hasil
terjemahan dari perkataan bahasa Belanda saatsrecht. Sudah menjadi kesatuan pendapat
diantara para sarjana hukum Belanda untuk membedakan antara “hukum tata negara arti luas
dan hukum tata negara dalam arti sempit”. Dan untuk membagi hukum tata negara dalam arti
luas itu atas dua golongan hukum yaitu:
1. Hukum tata negara dalam arti sempit (staatsrecht in enge zin) Atau untuk singkatnya
dinamakan hukum tata negara(staatscrecht).
2. Hukum tata usaha negara(atministratief recht).
Contohnya Seperti yang terjadi di hindia Belanda, di hindia Belanda mengatakan bahwa
hukum tata negara hindia Belanda terdiri dari kaidah-kaidah hukum mengenai tata(
1[1] “E.utrecht moh.shaleh djindang,Sh pengantar dalam hukum indonesia (jakarta: Sinar harapan,
1983) hlm.324
2. Asas-asas HTN
Istilah konstitusi berasaal dari bahasa perancis (constutuer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara. Dinegara-negara yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa nasional, dipakai istilah constitution yang dalam bahasa indonesia berarti
konstitusi.
K.C.Wheare, mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari
suatu negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, yang mengatur atau memerintah
dalam pemerintahan suatu negara yang didalamnya terdapat berbagai aturan pokok yang
berkaitan dengan kedaulatan, pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga negara, cita-cita dan
ideologi negara, hak asasi manusia, politik, masalah ekonomi, budaya,dll.6[6]
Setiap negara didirikan atas dasar falsafah tertentu. Tafsir itu merupakan perwujudan dari
keinginan rakyatnya. Oleh karena itu, setiap negara memiliki falsafah yang berbeda. Karena
suatu falsafah itu identik dengan keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, tidak mungkin
untuk mengambil untuk mengambil falsafah negara lain untuk dijadikan falsafah bangsanya
begitu juga. Karena falsafah itu merupakan perwujudan dari watak dan keinginan dari suatu
bangsa, segala aspek kehidupan bangsa tersebut harus sesuai dengan falsafahnya.
Dalam bidang hukum, pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya. Dalam
penjelasan UUD 1945, dapat diketahui bahwa pembukaan UUD 1945 mengandung empat
pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Republik Indonesia.
Pokok pikiran ini merupakan cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar
negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah
sebagai berikut:
Pokok pikiran pertama: “Negara”_begitu bunyinya_”melindungi segenap bangsa
Indonesia dan dan seluruh tumpah darah indonesia dengan berdasarkan atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh indonesia “. Dalam pembukaan ini,
diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa indonesia seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan dan segala
paham perseorangan.
C. Masalah Ketatanegaraan
Perihal Negara
Didalam kehidupan berkelompok tersebut meningkat menjadi bernegara maka falsafah
hidup tersebut didalam rapat-rapat BPUPKI disebut sebagai filosofische gronslag dari negara
yang didirikan. Falsafah hidup suatu negara akan menjelma suatu tata nilai yang dicita-
citakan bangsa yang bersangkutan. Sebagai yang dicita-citakan maka ia membentuk ide-ide
dasar dari segala hak aspek kehidupan manusia didalam kehidupan berkelompoknya.
Tata Organisasi
Didalam Undang-Undang Dasar kita disebut dengan istilah “berserikat” sedangkan
apabila tidak permanen disebut “berkumpul”. Karena itu tata organisasi merupakan
12[12] A.Siti Soetami,S.H.pengantar tata hukum Indonesia (Bandung: PT ERESCO, 19932) hlm : 49
.