Disusun oleh:
1.SANTOSO SIMAMORA - 22211164
2. ZAQY ABIYAMAN – 22211217
3. YAFI MAHARDIKA -22211243
Dosen Pengampu :
Dr. S. ENDANG PRASETYAWATI,S.H.,M.H.
Pendahuluan
Hukum yang berlaku di negara adalah hukum tertulis yang dimana diakui oleh
badan otoritas yang berwenang, dalam hal ini DPR RI dan atau unsur
pemerintah kementrian hukum dan ham.Rule of law dari hukum tata negara
indonesia adalah UUD 1945. Perubahan kewenangan ruang lingkup HTN
berkembang tidak hanya sekadar merupakan hukum yang mengatur
mengenai organisasi negara dan lembaga- lembaga negara, akan tetapi
berkembang pula bahwa pengaturan tersebut harus pula mencakup jaminan
hak asasi manusia (HAM) dalam UUD.1945 pasal 28.
Pembahasan mengenai HTN tidak akan bisa dilepaskan dari berbagai bidang
ilmu lainnya yang terkait dengan organisasi negara, kekuasaan, dan
penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini setelah
membahas pengertian HTN, kemudian akan dibahas mengenai sumber-sumber
hukum Tata Negara .
Rumusan masalah :
1. Van Vollenhoven
Van Vollenhoven mengemukakan bahwa HTN adalah rangkaian peraturan-peraturan
hukum, yang mendirikan badan-badan sebagai alat (orgaan) suatu negara dengan
memberikan wewenang-wewenang kepada badan-badan itu dan yang membagi-bagi
pekerjaan Pemerintah kepada banyak alat-alat-Negara baik yang tinggi
maupun yang rendah kedudukannya.
2. Paul Schoten
Menurut Scholten, HTN adalah hukum yang mengatur organisasi bukan negara. 15
Scholten membedakan antara HTN (dalam arti sempit hukum organisasi Negara) di
satu sisi, dan hukum gerejawi dan hukum majelis dalam kerangka hukum sipil, dengan
satu-satunya syarat bahwa hukum gerejawi dan majelis hukum tidak memancarkan.
Paul Scholten sebagaimana dikutip dalam Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, op cit.,
hal. 24
III. Sumber-sumber Hukum Tata
Negara
Hukum materil dan hukum formil merupakan sumber-sumber HTN yang terbagi
2(dua). Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum yang menentukan
isi undang-undang, sedangkan sumber hukum dalam arti formil adalah sumber
hukum yang diketahui dari bentuknya, ketika bentuknya menyebabkan hukum
dapat diterima, diketahui dan dipatuhi secara umum. Selain sumber hukum materil
dan sumber hukum formil, L.J. van Apeldoorn menjelaskan bahwa terdapat pula
faktor-faktor yang turut membentuk hukum, yaitu perjanjian, hukum kasus dan
ajaran hukum (communis opiniondo doctorum).
Sumber HTN Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sumber hukum materiil, yaitu Pancasila
2. Sumber hukum formil, terdiri dari:
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, ibid., hal. 45.
a.UUD 1945 (baik Pembukaan maupun Pasal-Pasalnya) dan peraturan perundang-
undangan lain yang mengatur/memuat ketentuan- ketentuan ketatanegaraan, yang
terdiri dari:
1) UUD 1945 (baik Pembukaan maupun Pasal-Pasalnya).
2) Ketetapan MPR/MPRS.
3) UU dan Peraturan Pemerintah Pengganti UU.
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden.
6) Peraturan Menteri.
7) Peraturan Daerah.
b. Konvensi Ketatanegaraan
c. Traktir (perjanjian Internasional)
Selain sumber hukum materiil dan sumber hukum formal HTN Indonesia,
menurut pendapat L.J. van Apeldoorn, terdapat pula faktor-faktor yang
mendukung terbentuknya HTN Indonesia yang terdiri dari perjanjian,
yurisprudensi dan ajaran hukum (communis opiniono doctorum ) yang memuat
ketentuan konstitusional.
A.Sumber Hukum Materil
Sumber HTN terbagi 2 (dua), yaitu sumber hukum material dan sumber hukum
formal.Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber hokum yang
menentukan isi hukum, sedangkan sumber hukum dalam arti formal adalah
sumber hukum yang dikenal dari bentuknya, ketika bentuknya menyebabkan
hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati.Sumber hukum materiil terdiri
dari pancasila ; sumber hukum formil UUD 1945 , konvensi ketatanegaraan
dan traktat ( perjanjian internasional ).