Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HUKUM KONSTITUSI

Judul:
Hukum Konsitusi Undang-undang Dasar 1945

DOSEN PEMBIMBING :
Badri, S.Hi.MH

DISUSUN OLEH:
Rausyan Fikry ( 190106107 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
ILMU HUKUM
2022-2023

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi ......................................................................................... 3
2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945 ...................................................... 4
2.3 Proses Perubahan Konstitusi .............................................................................. 5
2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 .......................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam bernegara, kita tidak bisa lepas dari suatu hukum. Tidak ada satupun negara
tanpa hukum. Karena fungsi hukum sangatlah penting untuk mengatur kehidupan daam
bernegara. Dalam suatu lingkungan negara, ada 2 macam hukum. Ada hukum yang
memerintah negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi negara untuk
memerintah.hukum yang pertama yakni “Constitutional law” (Hukum tatanegara), dan
Hukum yang kedua, berfungsi untuk membedakannya dari hukum yang pertama, dapat
disebut “Ordinary law” (Hukum biasa yang dipergunakan untuk bergerak, “actief dienend.”)
1 Dari kutipan tersebut, dapat diartikan bahwa didalam hidup bernegara, dapat ditemukan 2
macam hukum, yaitu:
1. Hukum tata negara (Constitutional law) sebagai yang mengatur negara. Unsur
pokok dalam Hukum ini adalah Konstitusi.Unsur pokok inilah yang akan menjadi
Headline dalam makalah ini.
2. Hukum biasa (Ordinary Law) sebagai hukum yang digunakan negara untuk
mengatur sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum pidana dan
hukum perdata.
Indonesia disini juga merupakan negara hukum. Hal itu terbukti dengan adanya
sebuah konstitusi yang berlaku di Negara Indonesia yakni Undang – Undang Dasar 1945,
akan tetapi warga negara Indonesia sendiri, seperti kurang menganggap adanya UUD 1945
tersebut. Kondisi ini dapat dilihat secara nyata dimana dalam kehidupanya masyarakat NKRI
seringkali menghiraukan hukum, dengan melakukan berbagai macam penyimpangan-
penyimpangan hukum, baik hukum sosial, maupun Hak Asasi Manusia (HAM).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Konstitusi ?
2. Bagaimana pembentukan awal konstitusi UUD 1945 ?
3. Bagaimana proses perubahan Konstitusi atau amandemen ?
4. Bagaimana klasifikasi UUD 1945 dalam berbagai perspektif ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Konstitusi
2. Mengetahui proses terbentuknya Konstitusi UUD 1945
3. Mengetahui proses perubahan pada kostitusi
4. Mengetahui klasifikasi UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi


Pada dasarnya istilah konstitusi ini berasal dari kata constituer (Prancis) yang
memiliki arti membentuk. Maksudnya yakni menata, membentuk maupun menyusun sebuah
negara. Dalam bahasa Inggris kata constitute berarti mengangkat, mendirikan ataupun
menyusun. Lalu pada bahasa Belanda, istilah konstitusi ini dikenal sebagai gronwet yang
memiliki arti yaitu undang-undang dasar.
Istilah konstitusi sendiri menggambarkan suatu keseluruhan sistem ketatanegaraan
pada suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut :
1. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah
yang hidup di dalam mayarakat.
c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.
2. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.
3. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
4. CF. Strong

3
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. L.J Van Apeldoorn,
konstitusi merupakan suatu hukum yang memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwasanya ada dua
pengertian konstitusi, yaitu dalam arti luas, yang merupakan suatu keseluruhan aturan dan
ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur tentang pemerintahan yang diselenggarakan dalam suatu negara.
Kemudian Dalam arti sempit, diartikan sebagai undang-undang dasar, yaitu sebuah dokumen
yang berisi aturan-aturan maupun ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran bernegara.
Satjipto Rahardjo pernah mengemukakan, salah satu sifat yang melekat pada
perundang-undangan atau hukum tertulis adalah sifat otoritatif dari rumusan-rumusan
peraturannya, akan tetapi pengutaran dalam bentuk tulisan atau litera scripta itu
sesungguhnya hanyalah bentuk dari usaha untuk menyampaikan sesuatu ide atau pikiran.

2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945


Pada saat pembahasan oleh BPUPKI, naskah UUD 1945 pertama kali yang
dipersiapkan oleh suatu badan bentukan pemerintahan Jepang bernama “Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai” yang dalam bahasa Indonesia “Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI). BPUPKI ini memiliki jumlah anggota yaitu 62 orang,
yang dipimpin oleh ketuanya yaitu K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, serta Itibangase Yosio
dan Raden Panji Suroso. Badan ini melakukan sidang dalam 2 periode, yakni sidang pertama
pada tanggal 29 mei hingga 1 juni 1945. Pada sidang pertama membicarakan tentang dasar
falsafah yang seharusnya dipersiapkan untuk negara indonesia merdeka dan mengenai
pembentukan sebuah negara merdeka.
Kemudian selanjutnya dilangsungkan sidang kedua pada tanggal 10 juli hingga
tanggal 17 agustus 1945 yang dimana membentuk suatu panitia Hukum Dasar dengan
anggota yang terdiri dari 19 orang yang dipimpin oleh Ir.Soekarno. Panitia ini kemudian
membentuk panitia kecil yang dipimpin oleh Prof. Dr Soepomo, yang anggotanya terdiri dari
wongsonegoro, R.Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman.

4
Panitia kecil ini pun berhasil menyelesaikan tugasnya dan akhirnya BPUPKI setuju terhadap
hasil kerja sebagai Rancangan Undang-Undang Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
Kemudian dilakukannya Pengesahan oleh PPKI yang disaat Pemerintah Bala Tentara
Jepang membentuk “panitia persiapan kemerdekaan Indonesia” (PPKI), dan dilantik pada
tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno sebagai ketua dan Drs. Mohhamat
Hata sebagai wakil dan yang beranggotakan 21 orang. Sidang ini memiliki tujuan untuk, (I)
Menetapkan Undang-undang Dasar, (II) Memilih Presiden dan Wakil Presiden, (III) Dan
Perihal lainnya. Setelah mendengar hasil laporan kerja BPUPKI, lalu pada sidang PPKI 18
agustus 1945 para anggota sidang PPKI berencana untuk mengajukan usul perubahan pada
UUD hasil rancangan BPUPKI. Namun akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan
menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-
40)

2.3 Proses Perubahan Konstitusi


Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
1. By the ordinary legislature but under certain restrictions, Misalnya: UUD 1945.
2. By the people through a referendum (konstitusi dirubah oleh DPR yang baru
terbentuk). Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
3. By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di negara-negara federal.
4. By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukan badan khusus.
Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia.

Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus dilalui
dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:
1. Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih membutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
2. Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.
3. Atau setelah pemilu.
4. Atau setelah pembahasan selama tiga bulan

Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk dari hasil revolusi ini yang terkadang
membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.

5
2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945
Sebagi Konstitusi UUD 1945 sangatlah pasti memiliki fungsi, dan jika dituliskan
secara singkat maka fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang
tertinggi.
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman dalam memberi arah kehidupan bangsa.
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara.
Fungsi tersebut dapat dijadikan sebuah acuan dalam melakukan segala kehidupan
berbangsa dan menjaga keseimbangan dalam berprilaku bila saja pedoman tersebut dapat
diterapkan dengan baik dan benar.

Macam Konstitusi Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:


1. Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen constitution) adalah aturan –
aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan
dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan
hukum negara.
2. Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondokumentary constitution) adalah berupa
kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.

Kemudian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ini merupakan suatu
konstitusi tertulis dimana dapat dilihat bahwasanya Undang-Undang disini sudah jelas tertata
secara sistematis dan jelas tertulis.

Kemudian Konstitusi yang di bagi berdasarkan sifatnya, yaitu : Konstitusi Fleksibel


dan Konstitusi Rigid
1. Ciri-ciri konstitusi fleksibel
a Elastis
b Dapat diumumkan dan diubah dengan cara yang sama

6
2. Ciri-ciri konstitusi Rigid (kaku)
a Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-
undang yang lain.
b Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
Demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 juga merupakan
golongan konstitusi Rigid, hal ini dibuktikan dengan secara nyata bahwasanya Undang-
Undang Dasar 1945 ini sebagai dasar negara dalam melakukan perubahan atau amandemen
sangat lah sulit dan sudah seharusnya sebelum melakukan perubahan dalam UUD harus
dilihat dari segi manapun apakah perubahan tersebut dapat memberi dampak baik atau buruk.
Hal ini juga bisa ditujukan untuk menjaga stabilitas hukum dalam negara agar tidak berubah-
ubah dan goyah.

Kemudian berdasar subyek yang berhak mengamandemen konstitusi. Melalui


perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yakni :
1. Konstitusi yang supreme terhadap legislatif yaitu yang tidak dapat
diamandemen oleh badan legislatif.
2. Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif.

Dalam perspektif ini dapat dilihat pula bahwa indonesia yang menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 menganut sistem konstitusi yang bersifat supreme, dimana
dalam UUD sendiri merupakan urutan tertinggi jika dilihat dalam hierarki yang ada saat ini.

Selanjutnya yakni konstitusi yang berdasarkan pada Proses Pendistribusian


Kekuasaan Pemerintahan. Berdasar perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi
2, yaitu :
1. Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur
legislatif di bawahnya.
2. Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah
untuk seluruh negara dan pemerintah untuk negara- negara bagian

Kemudian selanjutnya dalam konstitusi yang berdasar pada proses pendristribusian


kekuasaan pemerintah ini juga dapat disimpulkan bahwasanya Indonesia menganut suatu
sistem konstitusi kesatuan, dimana dalam negara kesatuan seperti Indonesia, pembagian

7
seluruh kekuasaanya terpusat di pemerintah pusat, sistem ini juga dikenal sebagai sistem
desentralisasi. Hal ini juga diatur dalam konstitusi kesatuannya. Seperti tercantum dalam
Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik. Sehingga dalam hal ini UUD termasuk dalam konstitusi kesatuan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian dalam sebuah negara pastilah memiliki konstitusi yaitu yang merupakan
suatu peraturan pokok (fundamental) mengenai tiang-tiang, pegangan atau sendi-sendi
pertama untuk mengokohkan sebuah bangunan besar yang bernama “Negara”. Tiang-tiang
penting ini haruslah kuat dan tidak mudah runtuh dalam mengatasi berbagai masalah yang
timbul suatu saat nanti, agar Negara tetap berdiri tegak. Oleh karena itu, Konstitusi disini
haruslah tahan uji, bilamana ada serangan dari sisi-sisi nakal yang bertujuan akan
menggantikan tiang-tiang tersebut dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan
merubah wajah negara, sehingga bangunan yang asli dan kemudian negara itu sendiri bukan
lah negara yang ada sejak dahulunya.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah yang cukup panjang. Hingga akhirnya,
Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal. Pada UUD inilah
juga Bangsa Indonesia berpegang teguh secara kuat kepada konstitusi ini untuk menjaga
keutuhan bangsa bernegara. Seperti halnya yang berpegang kuat pada klasifikasi konstitusi
yang ada seperti konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and no
written constitution), Kosntitusi fleksibel dan kosntitusi rijid (flexible constitution and rigid
constitution), Kosntitusi derajat-tinggi dan konstitusi tidak derajat-tinggi (supreme
cosntitution dan not supreme constitution), Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal
constitution and unitary constitution).

3.2 Saran
Dalam bernegeara sebuah rasa persatuan dan kesatuan sangatlah penting, maka dari
itu dalam perlu disadari bahwasaanya ketetapan konstitusi ini haruslah disadari dan dijaga
dengan hati yang terbuka agar bangsa tetap berdiri kokoh walau banyak yang ingin
menjatuhkan dari berbagai sisi, jati diri bangsa Indonesia juga berupa sejarah perubahan-
perubahan konstitusi yang cukup melelahkan. Dengan begitu dapat dilihat bahwa konstitusi

8
ini sangat lah penting maka dari itu rakyat, wakil rakyat maupun pemimpin atau siapapun
warga Negara haruslah sadar dan tetap kokoh dalam berpegang teguh terhadap konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945.

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Sekretariat Jendral
Kepaniteraan MK RI.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
Jakarta : Konstitusi Pers.
Rendra Graha Dwi, Bachtiar. 2015. Klasifikasi Konstitusi (UUD 1945) Negara Republik
Indonesia : http://www.kompasiana.com/bachtiar_endra/klasifikasi-konstitusi-uud-1945-
negara-republik-indonesia_55103620a33311ae2dba873a”.
(diakses pada tanggal 18 April 2017).
Fahmie, Adlan. Makalah Konstitusi. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/23883076/makalah-konstitusi. (diakses pada tanggal 18
April 2017)

Anda mungkin juga menyukai