Judul:
Hukum Konsitusi Undang-undang Dasar 1945
DOSEN PEMBIMBING :
Badri, S.Hi.MH
DISUSUN OLEH:
Rausyan Fikry ( 190106107 )
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Konstitusi
2. Mengetahui proses terbentuknya Konstitusi UUD 1945
3. Mengetahui proses perubahan pada kostitusi
4. Mengetahui klasifikasi UUD 1945
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. L.J Van Apeldoorn,
konstitusi merupakan suatu hukum yang memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwasanya ada dua
pengertian konstitusi, yaitu dalam arti luas, yang merupakan suatu keseluruhan aturan dan
ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur tentang pemerintahan yang diselenggarakan dalam suatu negara.
Kemudian Dalam arti sempit, diartikan sebagai undang-undang dasar, yaitu sebuah dokumen
yang berisi aturan-aturan maupun ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran bernegara.
Satjipto Rahardjo pernah mengemukakan, salah satu sifat yang melekat pada
perundang-undangan atau hukum tertulis adalah sifat otoritatif dari rumusan-rumusan
peraturannya, akan tetapi pengutaran dalam bentuk tulisan atau litera scripta itu
sesungguhnya hanyalah bentuk dari usaha untuk menyampaikan sesuatu ide atau pikiran.
4
Panitia kecil ini pun berhasil menyelesaikan tugasnya dan akhirnya BPUPKI setuju terhadap
hasil kerja sebagai Rancangan Undang-Undang Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
Kemudian dilakukannya Pengesahan oleh PPKI yang disaat Pemerintah Bala Tentara
Jepang membentuk “panitia persiapan kemerdekaan Indonesia” (PPKI), dan dilantik pada
tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno sebagai ketua dan Drs. Mohhamat
Hata sebagai wakil dan yang beranggotakan 21 orang. Sidang ini memiliki tujuan untuk, (I)
Menetapkan Undang-undang Dasar, (II) Memilih Presiden dan Wakil Presiden, (III) Dan
Perihal lainnya. Setelah mendengar hasil laporan kerja BPUPKI, lalu pada sidang PPKI 18
agustus 1945 para anggota sidang PPKI berencana untuk mengajukan usul perubahan pada
UUD hasil rancangan BPUPKI. Namun akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan
menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-
40)
Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus dilalui
dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:
1. Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih membutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
2. Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.
3. Atau setelah pemilu.
4. Atau setelah pembahasan selama tiga bulan
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk dari hasil revolusi ini yang terkadang
membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
5
2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945
Sebagi Konstitusi UUD 1945 sangatlah pasti memiliki fungsi, dan jika dituliskan
secara singkat maka fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang
tertinggi.
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman dalam memberi arah kehidupan bangsa.
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara.
Fungsi tersebut dapat dijadikan sebuah acuan dalam melakukan segala kehidupan
berbangsa dan menjaga keseimbangan dalam berprilaku bila saja pedoman tersebut dapat
diterapkan dengan baik dan benar.
Kemudian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ini merupakan suatu
konstitusi tertulis dimana dapat dilihat bahwasanya Undang-Undang disini sudah jelas tertata
secara sistematis dan jelas tertulis.
6
2. Ciri-ciri konstitusi Rigid (kaku)
a Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-
undang yang lain.
b Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
Demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 juga merupakan
golongan konstitusi Rigid, hal ini dibuktikan dengan secara nyata bahwasanya Undang-
Undang Dasar 1945 ini sebagai dasar negara dalam melakukan perubahan atau amandemen
sangat lah sulit dan sudah seharusnya sebelum melakukan perubahan dalam UUD harus
dilihat dari segi manapun apakah perubahan tersebut dapat memberi dampak baik atau buruk.
Hal ini juga bisa ditujukan untuk menjaga stabilitas hukum dalam negara agar tidak berubah-
ubah dan goyah.
Dalam perspektif ini dapat dilihat pula bahwa indonesia yang menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945 menganut sistem konstitusi yang bersifat supreme, dimana
dalam UUD sendiri merupakan urutan tertinggi jika dilihat dalam hierarki yang ada saat ini.
7
seluruh kekuasaanya terpusat di pemerintah pusat, sistem ini juga dikenal sebagai sistem
desentralisasi. Hal ini juga diatur dalam konstitusi kesatuannya. Seperti tercantum dalam
Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik. Sehingga dalam hal ini UUD termasuk dalam konstitusi kesatuan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian dalam sebuah negara pastilah memiliki konstitusi yaitu yang merupakan
suatu peraturan pokok (fundamental) mengenai tiang-tiang, pegangan atau sendi-sendi
pertama untuk mengokohkan sebuah bangunan besar yang bernama “Negara”. Tiang-tiang
penting ini haruslah kuat dan tidak mudah runtuh dalam mengatasi berbagai masalah yang
timbul suatu saat nanti, agar Negara tetap berdiri tegak. Oleh karena itu, Konstitusi disini
haruslah tahan uji, bilamana ada serangan dari sisi-sisi nakal yang bertujuan akan
menggantikan tiang-tiang tersebut dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan
merubah wajah negara, sehingga bangunan yang asli dan kemudian negara itu sendiri bukan
lah negara yang ada sejak dahulunya.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah yang cukup panjang. Hingga akhirnya,
Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal. Pada UUD inilah
juga Bangsa Indonesia berpegang teguh secara kuat kepada konstitusi ini untuk menjaga
keutuhan bangsa bernegara. Seperti halnya yang berpegang kuat pada klasifikasi konstitusi
yang ada seperti konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and no
written constitution), Kosntitusi fleksibel dan kosntitusi rijid (flexible constitution and rigid
constitution), Kosntitusi derajat-tinggi dan konstitusi tidak derajat-tinggi (supreme
cosntitution dan not supreme constitution), Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal
constitution and unitary constitution).
3.2 Saran
Dalam bernegeara sebuah rasa persatuan dan kesatuan sangatlah penting, maka dari
itu dalam perlu disadari bahwasaanya ketetapan konstitusi ini haruslah disadari dan dijaga
dengan hati yang terbuka agar bangsa tetap berdiri kokoh walau banyak yang ingin
menjatuhkan dari berbagai sisi, jati diri bangsa Indonesia juga berupa sejarah perubahan-
perubahan konstitusi yang cukup melelahkan. Dengan begitu dapat dilihat bahwa konstitusi
8
ini sangat lah penting maka dari itu rakyat, wakil rakyat maupun pemimpin atau siapapun
warga Negara haruslah sadar dan tetap kokoh dalam berpegang teguh terhadap konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Sekretariat Jendral
Kepaniteraan MK RI.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
Jakarta : Konstitusi Pers.
Rendra Graha Dwi, Bachtiar. 2015. Klasifikasi Konstitusi (UUD 1945) Negara Republik
Indonesia : http://www.kompasiana.com/bachtiar_endra/klasifikasi-konstitusi-uud-1945-
negara-republik-indonesia_55103620a33311ae2dba873a”.
(diakses pada tanggal 18 April 2017).
Fahmie, Adlan. Makalah Konstitusi. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/23883076/makalah-konstitusi. (diakses pada tanggal 18
April 2017)