Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PAPER

MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu:
A.Ramli Rasyid S.Sos.M.Pd

JUDUL PAPER
KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI
NEGARA INDONESIA

FIRMANSYAH
210201602009
C/03

PRODI D4 TEKNIK SIPIL BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ABSTRAK

Penetapan Indonesia sebagai negara hukum di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NKRI
1945 adalah merupakan cita-cita Konstitusi, dan salah satu dimensinya negara hukum
itu adalah menjadikan Indonesia menjadi masyarakat yang adil dan makmur (welfare
state), untuk itu dengan semangat developmentalisme negara melibatkan korporasi
dalam pembangunan, dengan harapan Indonesia dapat bersaing dalam era globalisme.
Ternyata pelibatan korporasi tersebut juga berdampak buruk, ada korporasi yang
justru terlibat dalam tindak pidana penyuapan dan korupsi. Di dalam hukum pidana
Indonesia penyuap dan penerima suap (gratifikasi) samasama diminta
pertanggungjawabannya secara pidana. Metode penelitian yang digunakan adalah
yuridis normatif, dengan menganalis data sekunder, berupa bahan hukum sekunder,
KUHP dan UU No. 31/1999 Jo. UU 20/2001 Tentang Pemberantasan Tipikor dan
Anti-bribery And Books & Records Provisions of The Foreign Corrupt Practices Act
(FCPA) Amerika. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa Indonesia hanya dapat
mengadili penerima suap (gratifikasi) sedangkan korporasi penyuapnya diadili di
Amerika, karena itu mendesak untuk dilakukan perluasan dan pembaharuan hukum
pidana mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi, sebagai pengejawantahan
Konstitusi dalam hukum pidana Indonesia, agar dapat mengimbangi Antibribery
Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) Amerika
PENDAAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan
yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi
Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya
suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada
konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu
konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi
Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide,
gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi
pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945
sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan
Indonesia.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar


belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu
berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam
kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa.
Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara.
Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar
dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan
karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya
yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation”
(dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara?
2. Apa saja pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia?
4. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi
Republik Indonesia?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara
Republik Indonesia.
4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai
Konstitusi Republik Indonesia.
PEMBAHASN

A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang
hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih
dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut
sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara
yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut
Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya
negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.
Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang
merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu
Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan Civites Terrena atau civites
Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak Oleh
Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies
Dei.

Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang
memiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk
mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang
mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya
yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk
mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang
mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang diluar
gereja itu terasing sama seklai dari Civites Dei (Kusnardi, 1995).
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan
prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus
untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,
prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum
yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara
mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah
konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm peraturan
yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Peraturan perundang-
undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam
praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi
sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis.
Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :
a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi
mencerminkan kehiupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.
2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang
hidup dalammasyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan
kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah mengandung
pengertian yuridis.

Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum


tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal
ini sesuai dengan dalil “Goverment by law, not by men” ( pemerintahan
berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada permulaan abad ke-19 dan awal
abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan
hak dasar warga negara). Mendapatkan perumusan secara yuridis. 3

C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia


Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-
undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut
jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok
Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang
di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam
empat priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945.
UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab),
37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan
bagian penjelasan.

b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya


UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa
bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri
atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian
berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun
2000, tahun 2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19
Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18
Agustus 2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10
November 2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus
2002;

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan


oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI
tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-
sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli
sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan
hukum dasar dari BPUPKI itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD
Negara Indonesia setelah mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI.
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai


berikut.

1. Bentuk Negara adalah kesatuan


2. Bentuk pemerintahan adalah republik.
3. Sistem pemerintahan adalah presidensial.
4. Sistem politi adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.

a. Bentuk Negara Kesatuan


Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara
Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau federal. Dasar penetapan ini
tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “ Negara
Indnesia ailah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
b. Bentuk Pemerintahan Republik
UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah Indonesia adalah republic
bukan monarki atau kerajaan. Yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD
1945 yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesaruan, yang
berbentuk republik”. Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa “
kesatuan” adalah bentuk Negara, sedang “republik” adalah bentuk
pemerintah.
a) Sistem Pemerintahan Presidensial
Bedasarkan ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Secara teoritis, sistem pemerintahan dibagi
dalam dua klafikasi besar, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan
sistem pemerintahan presidensial.
PENUTUP

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang
hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-
undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.

Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya


menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama
kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-
undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Amandemen
(bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan. Perubahan yang
dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi
yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa,
Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi , Yogyakarta:
Paradigma, 2016.
Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan:
AKASHA SAKTI, 2018.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.

Anda mungkin juga menyukai