BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etos Kerja
yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok. Istilah Ethos
dalam kamus bahasa Inggris yang diartikan sebagai watak atau semangat
kebiasaan atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi etos kerja berkaitan
Etos kerja adalah segala ilmu kebaikan dan keburukan didalam hidup
seseorang akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan
pada keyakinan bahwa bekerja itu ibadah,dengan ciri-ciri sebagai berikut yang
(Tasmara, 2002).
Menurut Chong dan Tai (dalam Wirawan, 2007) etos kerja adalah
perilaku kerja positif yang berakal pada kesadaran yang kental, keyakinan yang
fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral.
Istilah paradigma di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang
dicapai, termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral dan
sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu dalam
komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi
manusia, maka etos kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan
pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi kehidupan,
bahwa etos kerja merupakan suatu konsep kerja seorang pegawai yang
tercermin pada perilakunya dalam bekerja. Pegawai yang memiliki etos kerja
yang tinggi akan bekerja keras, tidak membuang-buang waktu selama bekerja,
jujur, mau bekerja sama, dan sebagainya. Etos kerja merupakan tata nilai yang
mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan menjalin
komunikasi.
sesuatu, dalam hal ini jika dikaitkan dengan etos kerja maka dapat diartikan
lain adalah:
a. Motivasi.
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
yang diungkapkan oleh Maslow yang dikutip oleh Siagian ( 2007) yaitu
kebutuhan ini bisa membentuk etos kerja pada setiap pegawai, di mana
mempunyai pandangan cara bekerja yang baik, karena secara tidak langsung
b. Penilaian Prestasi
bergairah bekerja, penilaian harus dilakukan secara objektif dan jujur serta
2) Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses
dalam pekerjaannya.
perusahaan.
c. Peraturan Organisasi
bagaimana melakukan pekerjaan itu, jadi apabila peraturan itu tidak terumus
dengan baik maka hal ini akan menjadi celah bagi setiap karyawan untuk
melakukan kelalaian dan melepaskan diri dari tanggung jawab, dan apabila
organisasi tentu saja akan memberikan dampak yang positif apabila terjadi
yang tinggi, namun jika ketidak cocokan terjadi maka akan menimbulkan
souatu sikap yang merugikan, yaitu sifat lesu dan menjemukan dan hal ini
e. Pengawasan
tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak,
f. Pembinaan
sebagai berikut :
a. Agama
Sistem nilai ini tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para
beragama. Sejak Weber menelurkan karya tulis The Protestant Ethic and the
Spirit of Capitalism berbagai studi tentang Etos Kerja berbasis agama sudah
b. Budaya
Menurut Rosmiani (1996) Etos Kerja terkait dengan sikap mental, tekad,
disiplin dan semangat kerja. Sikap ini dibentuk oleh sistem orientasi nilai-nilai
teologi tradisional. Kualitas Etos Kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi
nilai budaya maju akan memiliki Etos Kerja yang tinggi dan sebaliknya,
masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki
Etos Kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki Etos Kerja.
c. Sosial Politik
struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat
menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. Orientasi ke depan dengan
d. Kondisi Lingkungan/Geografis
e. Pendidikan
f. Struktur Ekonomi
ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi
anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras
Kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos Kerja
merupakan suatu pandangan dan sikap, yang tentunya didasari oleh nilai-
motivasi kerja., maka Etos Kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang.
Roh inilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras,
2) Karyawan selain menerima gaji tau upah dalam bekerja, juga menerima
4) Bahan baku yang dipakai dan diolah dalam bekerja juga telah tersedia
kuat untuk:
yang ditetapkan.
Kerja itu ibadah, yang intinya tindakan memberi atau membaktikan harta,
prestasi.
ekonomis.
dan perbuatan.
performance).
paripurna dengan tetap rendah hati. Apabila semua orang bekerja sesuai
mendasari bagi seseorang dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan
sebagai berikut:
berbakti
memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu individu atau kelompok
b. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur
manusia,
Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang
rendah, maka akan ditunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya (Kusnan, 2004), yaitu;
dilihat bahwa aspek-aspek yang diusulkan oleh dua tokoh berikutnya telah
termuat dalam beberapa aspek Etos Kerja yang dikemukakan oleh Sinamo.
ruh seseorang dalam bekerja yang memberi motivasi murni untuk meraih dan
khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung
paradigma.
memiliki perasaan atau sikap terhadap kerja yang dilakukan dan sikap tersebut
pencapaian hasil yang berbeda. Etos kerja adalah segala ilmu kebaikan dan
melakukan perbuatan kerja seseorang akan tampak dalam sikap dan tingkah
ciri-ciri sebagai berikut yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung
kerja merupakan bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang akan tampak
a. Disiplin
penggunaan alat, bekerja dengan baik dan sesuai dengan prosedur kerja.
b. Kejujuran
Jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang
telah diperbuatnya tersebut. Jujur pada diri sendiri maka, kesungguhan yang
adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
ditetapkan.
c. Percaya diri
Percaya diri memiliki sesuatu pengertian tindakan atau sikap dan keyakinan
d. Tanggung Jawab
yang diserahkan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam jangka waktu
optimal.
e. Mandiri
Mandiri yaitu jiwa yang merdeka yang mampu mengeluarkan kreatifitas dan
inovasinya sehingga mampu memperoleh hasil dan usaha atas karsa dan
karya yang dibuahkan dari dirinya sendiri. Prinsip mandiri sangat erat
hubunganya dengan prinsip percaya pada diri sendiri yang keduanya tidak
berarti tertutup untuk menerima bantuan orang lain baik berupa saran, atau
yang lain tetapi jangan sampai apa yang diterima membuat tergantung
dengan orang lain (Tarmuji, 1996). Sikap mandiri dapat dilihat saat
menyelesaikan masalah.
f. Jalinan Komunikasi.
gagasan) dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
yang baik maka akan tercipta keharmonisan dalam bekerja sehingga akan
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Semakin tinggi etos kerja pegawai
semakin tinggi pula prestasi kerja yang dihasilkan. Ciri-ciri etos kerja di atas
harus dimiliki oleh setiap individu dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam
disampaikan oleh Puspitasari (2009) sebagai indikator etos kerja yaitu tata
nilai yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, mandiri,
B. Konflik Kerja
Pada dasarnya konflik bermula pada saat satu pihak dibuat tidak
senang oleh pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama dianggap
penting. Konflik di perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang
bahwa mereka harus membagi sumber daya, sumber daya yang terbatas atau
perbedaan status, tujuan dan nilai persepsi. Konflik di dalam perusahaan tidak
konflik adalah suatu proses interaktif yang termanifestasi dalam hal-hal seperti
terjadi dalam suatu organisasi dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat
unit kerja, para manajer yang bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi)
yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja
dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan,
kerja adalah ketidak sesuaian antara dua orang atau lebih di dalam perusahaan
c. Konflik staf dengan kepala unit (line staff conflict), yaitu konflik yang terjadi
konflik kerja yang biasa terjadi dalam suatu perusahaan diantarnnya yaitu :
harus dipilih atau dilakukan. Konflik dalam diri seseorang juga dapat terjadi
b. Konflih antar-individu.
isu tertentu, tindakan dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentukan,
konflik antar individu ini biasanya akan berkelanjutan apabila tidak ada
substantif adalah konflik yang terjadi karena latar belakang keahlian yang
d. Konflik antar-kelompok.
pemasaran.
e. Konflik intra-perusahaan.
horizontal, lini staf dan konflik peran. Konflik vertikal terjadi antara
f. Konflik antar-perusahaan.
perusahaan.
konflik.
sasaran atau tujuan, secara struktural yang tercipta. Adanya sesuatu yang
c. Pribadi : yaitu hal-hal yang ada pada diri pribadi orang per orang, seperti
konflik.
menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari aspek konflik itu
sendiri, yaitu:
1. Konflik Fungsional;
yang diambil, yang mungkin didasarkan pada asumsi yang lemah, atau tidak
relevan. Konflik ini juga menentang status quo dan memunculkan atau
2. Konflik Disfungsional
Konflik ini terjadi karena adanya salah satu pihak yang tidak
adalah :
c. Menghambat komunikasi
anggota
menurut Rahim yang dikutip oleh Sofiyati dkk (2011), dapat berdampak
secara fungsi dan disfungsi juga. Fungsi diartikan sebagai dampak positif
dan disfungsi dapat diartikan juga sebagai dampak negatif. Berikut adalah
masalah; dan
posisi mereka.
ketidakpuasan;
dikutip oleh Fauji (2013) membagi konflik menjadi dua aspek: Functional
1. Konflik fungsional :
2. Konflik Disfungsional :
a. Mendominasi diskusi.
c. Benturan kepribadian.
e. Ketegangan.
bekerja.
atau sekedar menjalankan tugas dan asal selesai tidak memperhatikan baik
menimbulkan konflik.
7. Imbalan dan balas jasa; imbalan dan balas jasa yang diperoleh dari institusi
apabila tidak sesuai atau tidak sebanding dengan beban kerja, jam kerja,
dan kontribusi yang diberikan saat bekerja juga dapat menciptakan konflik
bekerja di sutu tempat bekerja. Indikator konflik kerja yang dimaksud dalam
C. Kerangka Pemikiran
beranggapan bahwa konflik kerja ini adalah sebagai tatangan maka mereka
akan lebih kuat dan tahan banting terhadap situasi dan kondisi seperti apapun
Jika di dalam perusahaan karyawan tidak menemukan lagi iklim kerja yang
kondusif maka semangat kerjapun akan menurun. Tetapi semua kembali lagi
kerja mengacu pada teori Mangkunegara (2008) yang menyatakan bahwa etos
kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain beban kerja yang dirasakan
terlalu berat, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat,
otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab,
konflik kerja, dan perbedaan nilai antar karyawan dengan pimpinan yang frustasi
dalam kerja. Hubungan antara konflik kerja terhadap etos kerja diteliti oleh
signifikan terhadap etos kerja. dan menyatakan bahwa konflik kerja yang
penurunan etos kerja. Berdasarkan dari hasil penelitian Fauji (2013) maka
D. Hipotesis Penelitian
karena ketidakcocokan atau perbedaan pendapat dalam hal tujuan yang akan
dicapai. Konflik atau perbedan merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam
suatu organisasi. Robbin (1996 dalam Sofiyati dkk, 2011) mengatakan konflik
bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan etos kerja dan kinerja