Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PAPER MATA KULIAH

SOSIOLOGI EKONOMI B

“ETOS KERJA”

Di Susun Oleh:

NURUL AZIZAH
1910813022

Dosen Pengampu :

Drs. Mira Elfina, M. Si

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
Abstrak

Etos kerja merupakan seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang di pegang karyawan
untuk menilai bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan kualitas kehidupan
sehingga mempengaruhi perilaku kerja dalam organisasi. Paper ini bertujuan untuk
mengetahui etos kerja dalam kajian sosiologi ekonomi dan juga bertujuan untuk memenuhi
tugas akhir dari mata kuliah sosiologi ekonomi B. Etos kerja merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mendapatkan kinerja karyawan yang tinggi dalam suatu
perusahaan.

Kata kunci: etos kerja, perilaku kerja, peningkatan kinerja karyawan.


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran yang sangat vital dalam mewujudkan prestasi kinerja seorang karyawan
adalah dirinya sendiri. Bagaimana dia memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi
untuk dapat memberikan pengaruh positif pada lingkungannya (Sinamo, 2011:18).
Anoraga (2001:10) berpendapat bahwa keberhasilandalam persaingan kerja tidak
hanya membutuhkan keahlian dan kemampuan saja tetapi juga diperlukan adanya
dedikasi, kerja keras, dan kejujuran dalam bekerja. Seseorang yang berhasil harus
memiliki pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur
untuk eksistensi manusia. Karyawan yang memiliki pemikiran yang luhur mengenai
pekerjaannya dapat bekerja dengan tulus. Suatu pandangan dan sikap terhadap kerja
dikenal dengan istilah etos kerja. Etos kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan,
ciri-ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau
suatu bangsa (Dodi, dkk, 2013). Etos kerja adalah semangat kerja yang terlihat dalam
cara seseorang menyikapi pekerjaan, motivasi yang melatarbelakangi melakukan
suatu pekerjaan (Fadillah, 2010).

Salah satu fenomena dalam suatu perusahaan atau instansi yang akan
menerapkan etos kerja yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bogor yang
merupakan suatu instansi yang melakukan pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan
pembangunan kehutanan dan perkebunan kepada masyarakat untuk wilayah Kota
Bogor, di mana keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam instansi
tergantung pada kinerja para pegawai yang ada di instansi tersebut, pentingnya kinerja
pegawai yang ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bogor sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan tujuan instansi itu, yaitu untuk meningkatkan
pelayanan terhadap para masyarakat terutama dalam proses pengawasan dan
pembinaan terhadap pembangunan hutan. Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kota Bogor dituntut memiliki kesadaran akan tanggung jawab mengenai semangat
etos kerja dan motivasi hanya sebagian kecil dari pegawai yang melakukannya.
Bahkan sesuai pengamatan terlihat para pegawai mulai bersikap acuh tah acuh
terhadap tupoksi yang ada cenderung ke arah kapan di perintah pimpinan baru
melaksanakan tugas sementara tupoksi yang ada mulai terabaikan.
Jadi, berdasarkan uraian diatas penulis akan memberikan argumentasi tentang
etos kerja dalam kajian sosiologi ekonomi yang juga pernah dijelaskan oleh dosen
matakuliah Sosiologi Ekonomi dalam perkuliahan, serta akan di rangkum dan
dilengkapi dari berbagai sumber yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu Etos Kerja?
2. Apa pentingnya etos kerja dalam suatu perusahaan?
3. Apa faktor Etos Kerja dalam perusahaan?
4. Apa saja karakteristik, indicator, dan elemen etos kerja?
5. Bagaimana pandangan sosiologi terhadap etos kerja?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Etos Kerja
2. Untuk mengetahui pentingnya etos kerja dalam suatu perusahaan
3. Untuk mengetahui faktor etos kerja dalam suatu perusahaan
4. Untuk mengetahui karakteristik, indicator, dan elemen etos kerja
5. Untuk mengetahui pandangan sosiologi terhadap etos kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etos Kerja


Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu, Maka secara lengkapnya
"etos" ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang
bersifat khusus tentang seorang individu atau kelompok manusia. Etos disini memiliki
sifat khusus tentang seorang individu atau kelompok manusia yang berkaitan erat juga
dengan kebiasaan dan kepercayaan.

Menurut Sinamo (2011) dalam jurnal Yuliarti (2016) etos kerja adalah
seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kerjasama yang kental, keyakinan
yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral.
Etos kerja yang tinggi seyogyanya harus dimiliki oleh setiap pegewai karena setiap
organisasi sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi setiap pegawai,
kalau tidak organisasi akan sulit berkembang, dan memenangkan persaingn dalam
merebut pangsa pasarnya. Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan
anggota untuk kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki etos kerja.
Individu atau kelompok masyrakat dapat dinyatakan memiliki etos kerja yang tinggi.

Work Ethic (Etika/Etos Kerja) dapat disebut sebagai norma budaya yang
menganjurkan orang untuk meminta pertanggungjawaban dan bertanggung jawab
untuk pekerjaan yang mereka lakukan berdasarkan pada keyakinan bahwa bekerja
memiliki nilai intrinsik untuk individu (Cherington, 1980; Yankelovich & Immerwahr,
1984). Sebuah kode etik perusahaan adalah pernyataan dari perusahaan prinsip, etika,
aturan perilaku, kode praktek atau perusahaan filsafat tentang tanggung jawab kepada
karyawan, pemegang saham, konsumen, lingkungan atau aspek-aspek lain dari
masyarakat eksternal kepada perusahaan (Langlois & Schlegelmilch, 1990) dalam
jurnal internasional Shahrul Nizam, 2016.

Menurut Anoraga (2009), dalam Donny Juni Priansa (2014: 282) etos kerja
merupakan suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja.
Sedangkan menurut Sinamo (2005), dalam Donny Juni Priansa (2014: 283)
menyatakan bahwa etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada
keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang
integral. Menurutnya, jika seseorang suatu organisasi atau suatu komunitas menganut
paradigma kerja mempercayai dan berkomitmen pada paradigma kerja tersebut semua
itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja mereka yang khas itulah yang akan
menjadi budaya. Berdasarkan pengertian Anoraga dan Sinamo dapat disimpulkan
bahwa etos kerja merupakan seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang
dipegang karyawan untuk menilai bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi
peningkatan kualitas kehidupan sehingga mempengaruhi perilaku kerja dalam
organisasi.

2.2 Urgensi Etos Kerja dalam Perusahaan


Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan
kegiatan individu. Menurut A. Tabrani (1989) dalam penelitian Arischa Octarina
(2013) fungsi etos adalah: Pendorong timbulnya perbuatan; Penggairah dalam
aktivitas; dan sebagai alat penggerak, maka besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.

Etos kerja dapat membantu pengembangan karier. Selain itu, saat seorang
karyawan memiliki etos kerja yang baik, ia juga akan memiliki nilai yang tinggi. Hal
tersebut senada dengan yang disebutkan oleh indeed. Menurut mereka, seorang
karyawan dengan etos kerja yang baik pasti akan selalu mendapatkan ulasan baik di
setiap tempat kerjanya. Jadi, misalnya kamu ingin mencari sebuah pekerjaan baru,
maka akan lebih mudah mendapatkan rekomendasi dari atasan karena memiliki etos
kerja yang baik. Baik saat mulai mencari pekerjaan hingga meningkatkan jabatan di
kantor bisa dilakukan dengan mudah saat memiliki hal yang satu ini. Pasalnya,
dengan memiliki etos kerja yang kuat kita bisa dipandang sebagai anggota tim yang
berharga sehingga akan lebih mudah untuk dipromosikan jabatannya. Jadi, etos kerja
merupakan hal penting yang perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mendapatkan
kinerja karyawan yang tinggi.
2.3 Faktor Etos Kerja dalam Perusahaan
Faktor- faktor yang mempengaruhi etos kerja Menurut Donni Juni Priansa (2014:
285) etos kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

1. Faktor- faktor internal


Faktor- faktor internal yang mempengaruhi etos kerja pegawai, adalah:
a. Agama, membentuk nilai-nilai keyakinan dan perilaku. Sistem nilai tersebut
akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara
berpikir, bersikap dan bertindak pegawai pastilah diwarnai oleh ajaran agama
yang dianutnya
b. Pendidikan, pendidikan yang baik dapat menginternalisasikan etos kerja dengan
tepat sehingga individu akan memiliki etos yang tinggi. Karena pendidikan,
merupakan proses yang berkelanjutan
c. Motivasi, individu yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
memiliki motivasi yang tinggi. Etos kerja merupakan pandangan dan sikap, yang
tentunyadidasari oleh nilai-nilai yang diyakini, yang juga dipengaruhi oleh
motivasi yang timbul dari dalam dirinya
d. Usia, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai dengan usia
dibawah 30 tahun memiliki etos kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pegawai yang berusia di atas 30 tahun
e. Jenis Kelamin, sering kali diindentikkan dengan etos kerja, beberapa pakar
mempublikasikan hasil penelitiannya bahwa perempuan lebih cenderung
memiliki etos kerja, komitmen, dan loyalitas lebih tinggi terhadap pekerjaan,
dibandingkan dengan laki-laki.
2. Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal yang mempengaruhi etos kerja pegawai adalah:
a. Budaya, sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja maasyarakat juga
disebut sebagai etos budaya. Kemudian etos budaya ini secara operasional juga
disebut sebagai etos kerja
b. Sosial Politik, tinggi atau rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi juga
oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja
keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh
c. Kondisi Lingkungan (Geografis), etos kerja dapat muncul dikarenakan faktor
kondisi geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia
yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil
manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari
penghidupan di lingkungan tersebut
d. Struktur Ekonomi , negara yang pro terhadap kemandirian bangsa dan mendukung
tumbuh kembangnya produkproduk dalam negeri akan cenderung mendorong
masyarakatnya untuk berkembang dalam kemandirian
e. Tingkat Kesejahteraan , negara maju dan makmur biasanya memiliki masyarakat
yang memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mendorong negara tersebut
mencapai kesuksesan
f. Perkembangan Bangsa Lain, dewasa ini, dengan berbagai perkembangan
perangkat teknologi serta arus informasi yang tanpa batas, telah mendorong
banyak negara berkembang untuk meniru etos kerja negara lain.

Sedangkan, menurut Darwish A. Yuosef Jurnal Managerial Psychology (2000)


dalam penelitian Arischa Octarina (2013) bahwa etos kerja sangat ditekankan pada
beberapa faktor berikut, yaitu :

1. Kerja keras
2. Komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan
3. Kreativitas selama bekerja
4. Kerja sama serta persaingan di tempat kerja
5. Ketepatan waktu dalam bekerja
6. Keadilan dan kedermawanan di tempat kerja

2.4 Karakteristik, Indikator, dan Elemen Etos Kerja


A. Karakteristik Etos Kerja
Menurut Cherrington Boatwright dan Slate (2000) dalam buku Donny Juni
Priansa 2014, Etos kerja memiliki sejumlah karakteristik yang menjadi indetintas dari
makna etos kerja itu sendiri. Tiga karakteristik utama dari etos kerja adalah:
1. Keahlian Interpersonal
Aspek yang berkaitan dengan kemampuan pegawai untuk menjalin hubungan
kerja dengan orang lain. Keahlian interpersonal meliputi kebiasaan, sikap, cara,
penampilan dan perilaku yang digunakan karywan pada saat berada di sekitar
orang lain serta, mempengaruhi bagaimana indivindu berinteraksi dengan orang
lain. Terdapat sifat yang menggambarkan keahlian interpersonal pegawai, yaitu:
Sopan, Bersahabat, Gembira, Perhatian, Menyenangkan, Kerjasama, Menolong,
Tekun, Loyal, Rapi, Kerja Keras dan Emosi yang stabil.
2. Inisiatif
Karakteristik yang dapat memfasilitasi pegawai agar terdorong untuk lebih
meningkatkan kinerjanya dan tidak langsung merasa puas dengan kinerja yang
biasa. Aspek ini sering dihubungkan dengan iklim kerja yang terbentuk di dalam
lingkungan pekerjaan yang ada di dalam organisasi.
3. Dapat Diandalkan
Aspek yang berhubungan dengan adanya harapan terhadap kinerja pegawai dan
merupakan suatu perjanjian implisit pegawai untuk melakukan beberapa fungsi
pekerjaan. Sifat yang dapat menggambarkan seseorang pegawai mampu
diandalkan, yaitu : Mengikuti pentunjuk, Mematuhi peraturan, Dapat diandalkan,
Dapat dipercaya, Berhati-hati, Jujur, dan Tepat Waktu.

B. Indikator Etos Kerja


Indikator etos kerja yang profesional menurut Sinamo (2011) dalam penelitian
Arischa Octarina (2013) antara lain :
1. Kerja adalah rahmat : harus bekerja tulus penuh syukur
2. Kerja adalah amanah : harus bekerja penuh dengan integritas
3. Kerja adalah panggilan : harus bekerja tuntas penuh dengan tanggung jawab
4. Kerja adalah aktualisasi : harus bekerja penuh semangat
5. Kerja adalah ibadah : harus bekerja serius dengan penuh pengabdian
6. Kerja adaah seni : harus bekerja kreatif penuh suka cita
7. Kerja adalah kehormatan : harus bekerja unggul penuh dengan ketekunan
8. Kerja adalah pelayanan : harus bekerja sempurna penuh kerendahan hati

C. Elemen Etos Kerja


Setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk
meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah yang menjelma menjadi perilaku yang
khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional dan bertanggung
jawab. Sinamo (2005) dalam Donny. Juni Priansa (2014: 286), menyederhanakan
menjadi empat pilar teori utama. Keempat pilar tersebut sesungguhnya
bertanggungjawab menopang semua jenis dan sistem keberhasilan yang berkelanjutan
pada semua tingkat. Keempat elemen lalu dikonstrusikan menjadi sebuah konsep
besar yang disebutnya menjadi Catur Darma Mahardika (bahasa Sansakerta) yang
artinya memiliki Empat Darma keberhasilan utama, yaitu :
1. Mencetak prestasi dengan motivasi superior
2. Membangun masa depan dengan kepentingan visioner
3. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif
4. Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani

2.5 Perspektif Sosiologi Terhadap Etos Kerja


Salah satu ahli yang mengkaji tentang etos kerja ini ialah Max Weber.
Penjelasan Weber mengenai etos kerja banyak ditemukan dalam Tesis Weber mengenai
etika Protestan dan spirit kapitalisme. Pada awalnya tesis tersebut didasari pada
pembaharuan reformasi terhadap gerejawi sehingga memunculkan agama Protestan.
Secara garis besar, Weber mengikuti reformasi yang dicetuskan oleh beberapa tokoh
salah satunya adalah John Calvin yang sekaligus sebagai penggerak reformasi gereja.
Adanya reformasi gereja yang kemudian menimbulkan sekte baru yakni Calvinisme.
Aliran Calvinisme terlahir karena terjadi banyaknya tuntutan masyarakat Eropa untuk
melakukan pembaharuan terhadap gereja terutama bidang administratif, moral dan
hukum.

Dalam tesisnya menjelaskan secara jelas mengenai ajaran agama Protestan


aliran Calvinis dalam meningkatkan motivasi kerja dan tindakan dalam menjalankan
hidup di dunia. Penjelasan Weber mengenai hal tersebut dimulai ketika Weber
tertarikan dengan perubahan sosial yang disektor ekonomi terjadi dibelahan Eropa yang
dipengaruhi agama. Menurut pengamatan Weber dikalangan sekte Protestan Calvinis
terdapat suatu kebudayaan yang menganggap bahwa kerja keras adalah suatu keharusan
bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahtraan spiritual. Kerja keras bagi umat
Protestan sekte Calvinis adalah suatu panggilan (calling) rohani untuk mencapai
kesempurnaan kehidupan mereka. Akibat dari dorongan semangat kerja keras ini
ternyata sangat berpengaruh dengan semakin melimpahruahnya pada peningkatan
kehidupan ekonomi mereka.

Sikap hidup keagamaan yang diinginkan Weber adalah askese (innerweltliche


askese, innerwordly ascesticism), yaitu intensifikasi pengabdian agama yang dijalankan
dalam kegairahan kerja sebagai gambaran dalam pernyataan manusia yang terpilih
asketisme adalah suatu persyaratan yang penting dan memadai bagi tumbuhnya
kapitalisme rasional namun asketisme perlu diletakkan dengan sejumlah variabel pokok
lainnya asketisme merupakan suatu pola kegiatan yang diletakkan atas dasar-dasar etis
dan keagamaan yang menganjurkan pengekangan diri dan kegiatan ekonomi yang rajin
dan teliti.

Weber mendefinisikan etos sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan


tingkah laku seseorang, sekelompok atau sebuah institusi (guiding beliefs of a person in
institution). Jadi etos kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini
oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai hal yang baik dan benar dan berwujud
nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka.

Jadi menurut Max Weber, etos kerja adalah sikap dari masyarakat terhadap
makna kerja sebagai pendorong keberhasilan usaha dan pembangunan. Etos Kerja
merupakan Fenomena sosiologi yang Exsitensinya terbentuk oleh hubungan produktif
yang timbul sebagai akibat dari Struktur ekonomi yang ada dalam masyrakat. Etos
kerja menyangkut potensi dan kondisi manusia dengan menghadapi atau melakukan
interaksi dengan lingkungan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya:

1. Etos kerja merupakan seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang dipegang
karyawan untuk menilai bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan
kualitas kehidupan sehingga mempengaruhi perilaku kerja dalam organisasi.
2. Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan
kegiatan individu. Menurut A. Tabrani (1989) dalam penelitian Arischa Octarina
(2013) fungsi etos adalah: Pendorong timbulnya perbuatan; Penggairah dalam
aktivitas; dan sebagai alat penggerak, maka besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.
3. Etos kerja merupakan hal penting yang perlu diperhatikan lebih lanjut untuk
mendapatkan kinerja karyawan yang tinggi.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi etos kerja Menurut Donni Juni Priansa (2014:
285) terbagi 2 yaitu factor internal dan eksternal.
5. Menurut Cherrington Boatwright dan Slate (2000) dalam buku Donny Juni Priansa
2014, Karakteristik etos kerja meliputi Keahlian Interpersonal, inisiatif, dan dapat
diandalkan.
6. Di dalam Tesis Weber mengenai etika Protestan dan spirit kapitalisme. Weber
mendefinisikan etos sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku
seseorang, sekelompok atau sebuah institusi (guiding beliefs of a person in
institution). Jadi etos kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini
oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai hal yang baik dan benar dan berwujud
nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran,
antara lain:

1. Saran Teoritis
Paper ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian berikutnya
terutama mengenai etos kerja terhadap kinerja karyawan dengan mengembangkan
variabel yang lebih luas, dan bisa menambahkan faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, seperti kompensasi, disiplin kerja, stress kerja,
motivasi kerja dan lain sebagainya.
2. Saran Praktis
- Berdasarkan materi di atas, menunjukkan bahwa aspek kerja adalah amanah
memiliki pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan perusahaan, maka
diharapkan untuk memperhatikan dan mengembangkan aspek-aspek etos kerja
yang lain agar dapat terus meningkatkan pandangan dan sikap yang positif
mengenai pekerjaannya dan kinerja karyawan dapat terus meningkat.
- Untuk perusahaan, diharapkan untuk dapat meningkatkan pandangan kerja para
karyawan dengan berbagai cara, seperti melaksanakan pelatihan, membuat
berbagai slogan mengenai etos kerja di berbagai tempat di perusahaan agar dapat
meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja.
- Untuk para karyawan ,diharapkan untuk tetap mempertahankan dan
mengembangkan pandangan kerja yang positif, seperti dengan terus mempercayai
bahwa seseorang yang bekerja perlu untuk terus bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan kepadanya, yakin bahwa harus mensyukuri apa yang telah
dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

N. Nurjaya, Dkk. (2021). Pengaruh Etos Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bogor. http://openjournal.unpam.ac.id.

Abdul Rachman Saleh, H. U. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Etos Kerja,
dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT.
Inko Java Semarang. https://jurnal.stieama.ac.id.
Andri Hadiansyah, Rini Purnamasari Yanwar. (2015). Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. AE. https://jurnal.uai.ac.id/index.php/SH/article/view/204/192.
Muhlis Adi Putra. (2020). Etos Kerja Dalam Ajaran Agama Islam Ditinjau Dari Perspektif
Max Weber. http://etheses.uinmataram.ac.id/1219/1/Muhlis%20Adi%20Putra
%20160304080.pdf.
Rohana Sianipar, Vania Salim. (2019). Faktor Etos Kerja Dan Lingkungan Kerja Dalam
Membentuk “Loyalitas Kerja” Pegawai Pada Pt Timur Raya Alam Damai.
http://digilib.uinsby.ac.id/195/3/Bab%202.pdf
https://www.kompasiana.com/muldamzamrualfaris0276/601567aad541df49177e52c2/
pentingnya-etos-kerja-dalam-islam-dan-keutamaan-dalam-bekerja

Anda mungkin juga menyukai