Nathanael Yoga S.
BAB I
PENDAHULUAN
yang memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidang ilmunya dan juga memiliki
perilaku etis yang tinggi (Hastuti, 2007). Perguruan tinggi akuntansi perlu
mengasah kemampuan keputusan etis mahasiswa melalui diskusi maupun
simulasi penuntasan kasus yang berkaitan dengan etika, sehingga para
mahasiswa nantinya akan menjadi para professional dalam bidang akuntansi
yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan etis yang baik karena
sudah terbiasa untuk mengambil keputusan etis. Richmond (2001)
menyatakan bahwa pemahaman yang lebih baik dalam proses-proses
pertimbangan etis dan perilaku moral dari mahasiswa akuntansi dapat
meningkatkan kesadaran etis mahasiswa yang memungkinkan mahasiswa
punya persiapan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan dalam dunia
kerja.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan etis antara lain
perilaku Machiavellian, pertimbangan etis, gender, dan Love of Money.
Perilaku Machiavellian merupakan persepsi yang akan membentuk suatu
kepribadian yang mendasari sikap dalam berhubungan dengan orang lain.
Christie dan Geis (dalam Purnamasari, 2006) mendefinisikan perilaku
Machiavellian sebagai suatu proses dimana manipulator mendapatkan
imbalan lebih ketika
mereka
memanipulasi, sementara
orang lain
keuntungan pribadi dan lebih memiliki keinginan untuk tidak taat pada
aturan. Individu yang memiliki perilaku Machiavellian yang tinggi cenderung
melakukan tindakan tidak etis dibandingkan dengan individu dengan perilaku
Machiavellian rendah.
Pertimbangan etis adalah pertimbangan-pertimbangan yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis (Wibowo, dalam Suliani dan
Marsono 2010). Pertimbangan etis menyangkut penilaian tentang tindakan
yang secara moral lebih dibenarkan. Pertimbangan etis dapat digunakan untuk
menentukan keputusan etis saat seseorang dihadapkan pada dilema etis
karena pertimbangan etis meliputi pemikiran etis dari pertimbangan
profesional dalam sebuah pemecahan yang ideal untuk sebuah dilema etis
(Thorne, dalam Suliani dan Marsono 2010).
Gender menurut Ferijani dan Mareta (dalam Suliani dan Marsono,
2010) adalah interprestasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin
dan hubungan antara laki laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial
maupun budaya. Perbedaan nilai dan sifat secara gender dapat mempengeruhi
pria dan wanita dalam membuat keputusan dan praktik. Pria cenderung untuk
melanggar aturan saat bersaing untuk mencapai sukses, sedangkan wanita
lebih menekankan pada pelaksanaan tugas yang baik dan hubungan kerja
yang harmonis. Perbedaan secara gender tersebut juga dapat mempengaruhi
perbedaan dalam mengambil suatu keputusan etis.
Uang merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Love of money (cinta uang) adalah konsep yang diperkenalkan
(2012),
Widyaningrum
Suliani
dan
dan
Sarwono
Marsono
(2012).
(2010),
Penelitian
Yeltsinta
(2013),
Christmastuti
dan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya fokus pada pengaruh pertimbangan etis, perilaku
Machiavellian, Gender dan Love of Money terhadap pembuatan keputusan
etis mahasiswa akuntansi. Sedangkan aspek-aspek lain yang mungkin juga
berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis mahasiswa akuntansi tidak
ikut diteliti. Penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa akuntansi di
Surakarta.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan memberikan bukti empiris :
a.
Bagaimana
pengaruh
tingkat
pertimbangan
etis
terhadap
b.
c.
d.
2.
Manfaat Penelitian
a.
b.
c.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini memuat pengertian pertimbangan etis, perilaku
Machiavellian, gender, Love of Money dan keputusan etis
mahasiswa. Selain itu juga memuat penelitian terdahulu, hipotesis
dan kerangka penelitian.
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan data
yang dilakukan dan saran-saran yang direkomendasikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keputusan Etis
B. Pertimbangan Etis
Ditinjau dari sudut bahasa, sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia didefinisikan sebagai perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan
pendirian, pendapat atau keyakinan (Dani, 2002). Menurut Ika (2010), sikap
dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap suatu obyek yang
merupakan konstelasi kognitif, afektif, dan konatif yang disebabkan oleh
suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (pendirian).
Menurut Griffin dan Ebert (dalam Maryani dan Ludigdo, 2001), sikap
dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan normanorma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakantindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan. Kaitan dengan etika
profesi, sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan etika profesi tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut,
sikap etis mahasiswa akuntansi adalah sikap atau respon mahasiswa akuntansi
terhadap kejadian yang mengandung situasi dilematis berdasarkan etika
profesi akuntansi.
The person must be able to identify alternative actions and how those
alternatives will effect the welfare of interested parties.
2.
3.
4.
oleh dua tahap. Kohlberg melihat sikap manusia yang semakin terbuka
kepada sekitarnya dari satu tingkat ke tingkat lainnya. Semakin dewasa
pertumbuhan kesadaran etis seseorang, semakin terbuka dia kepada orang lain
(Darmaputera, 1085:26). Tingkatan kesadaran etis dapat dilihat dalam tabel
berikut
Tabel 2.1
Tingkatan Kesadaran Etis Kohlberg
Level
Stages
3. Post
Disposition
Conventional
2. Conventional
Avoid punishment
1. Pre
Conventional
terutama
orang
yang
memiliki
autoritas.
Pada
tingkat
pascakonvensional, seseorang mendiferensiasi self-esteem-nya dari aturanaturan dan ekspektasi orang lain serta menentukan nilai-nilai pribadi terkait
dengan prinsip-prinsip yang dipilihnya sendiri.
Etika sebagai praksis, sama dengan moral atau moralitas yang berarti
adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam
kelompok atau masyarakat.
b.
atau tidak baik, mengapa perilaku tersebut dianggap baik atau tidak baik,
mengapa menjadi baik itu sangat bermanfaat, dan sebagainya.
Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah proses
pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan
pelaporan transaksi keuangan yang berakhir pada pembuatan laporan
keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan oleh
berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Pemakai laporan keuangan
meliputi investor, kreditur, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan
pemerintah. Terdapat Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang
berguna untuk menyeragamkan sajian informasi di dalam akuntansi keuangan
sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat
dibandingkan dengan lebih mudah. Standar dalam pembuatan laporan
keuangan sudah ditetapkan di Indonesia sebagai dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan
Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), yang terdiri dari : (a) Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK); (b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan beberapa syarat
yang disebutkan dalam PSAK yaitu :
a.
b.
c.
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasilan dan
beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima
dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya.
Berdasarkan definisi di atas, muatan etika dalam pengajaran akuntansi
2.
3.
4.
kuliah
yang
mempunyai
kemungkinan
besar
untuk
2.
3.
In discussing the case in the class, raise the following questions and
issues :
a) What are the fact of the case
b) What are the ethics issues in the case
c) What are the norms, principles, and value related to the case
d) What are alternatif coursers of action
e) What is the best course of action that consistent with the norms,
principles, and value indentified in (c)
f)
g) What is decision
4.
Tujuan pengajaran etika diharapkan dapat tercapai jika tahap tersebut di atas
dapat direalisasikan.
D. Gender
E. Love Of Money
Pengertian aspek adalah sudut pandangan (Poerwodarminto, 1995).
Pengertian individual adalah berhubungan dengan manusia secara pribadi;
bersifat perseorangan (Poerwodarminto, 1995). Berdasarkan kedua definisi
tersebut maka aspek individual adalah sudut pandang yang berhubungan
dengan manusia secara pribadi. Penelitian Tikollah (2006) menyebutkan
aspek individual yang mempengaruhi perilaku etis adalah :
a.
Kecerdasan Intelektual
Kemampuan intelektual merupakan logika deduktif dan pemikiran
abstrak, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dan sanggup
menyelesaikan
dilema
etis.
Intelligent
Quotient
(IQ)
dihitung
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang secara mendalam
mempengaruhi seluruh kemampuan lainnya, baik memperlancar maupun
menghambat kemampuan-kemampuan tersebut (Goleman, 1996:112).
Lebih lanjut, Goleman (2001) mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan
orang lain.
Kecerdasan emosi tidak hanya berarti bersikap ramah melainkan
bersikap
tegas
yang
walaupun
tidak
menyenangkan
tetapi
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia
yang menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna,
nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama
makhluk hidup karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan, sehingga
membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif
dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki
(Rachmi, 2010). Menurut Ginting (2011) kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadi kreatif ketika
dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang
terkandung didalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar
memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai, yaitu untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang
lain (Zohar danMarshall, 2002)
Indikasi dari SQ yang telah berkembang dengan baik menurut
Zohar & Marshall (2002) mencakup: a) Kemampuan untuk bersikap
fleksibel, b) Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi, c) Kemampuan
untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, d) Kemampuan untuk
F. Kerangka Pikir
Pengaruh antara variabel muatan etika dalam pengajaran akuntansi
keuangan dan aspek individual yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi
dalam kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :
Aspek
Individual
Sumber :
1.
2.
G. Hipotesis
Sikap Etis
Mahasiswa
Mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan
diajarkan kepada mahasiswa dan keberadaan pendidikan etika ini memiliki
peranan sangat penting dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi di
Indonesia (Sari dkk, 2010). Hasil penelitian Utami & Indriawati (2006)
menyatakan bahwa muatan etika dalam pengajaran akuntansi tidak berpengaruh
terhadap persepsi etika mahasiswa, namun adanya interaksi antara muatan etika
dengan prestasi mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap persepsi etika
mahasiswa. Utami & Indriawati menyatakan lebih lanjut bahwa pemberian
muatan etika yang diintegrasikan dalam kurikulum dapat meningkatkan
sensitivitas mahasiswa terhadap isu-isu etika. Agustina & Susilawati (2012) juga
meneliti dampak muatan etika dalam pengajaran akuntansi terhadap persepsi etika
mahasiswa. Hasil penelitian Agustina & Susilawati (2012) menyatakan bahwa
muatan etika berpengaruh terhadap persepsi etika. Adanya interaksi antara muatan
etika, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi berpengaruh signifikan
terhadap persepsi etika.
Selain aspek lingkungan, ada penelitian yang melihat aspek individu
dalam perilaku etis. Penelitian Tikollah dkk (2006) serta Lisda (2009) menguji
faktor kecerdasan individu yang memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang.
Penelitian yang dilakukan Tikollah dkk (2006) menekankan dimensi kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial kecerdasan intelektual
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis, sedangkan kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap perilaku etis. Berbeda dengan
penelitian Tikollah dkk, hasil penelitian Lisda (2009) menunjukkan bahwa secara
parsial kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis,
sedangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap
perilaku etis. Hasil penelitian Tikollah dkk (2006) serta Lisda (2009) sama-sama
menunjukkan bahwa secara simultan kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap perilaku etis seseorang.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa muatan etika
dalam pengajaran akuntansi keuangan, dan aspek individual yang meliputi
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual berpengaruh
terhadap sikap etis mahasiswa. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H1 : Muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan berpengaruh signifikan
terhadap sikap etis mahasiswa.
H2 : Aspek individual yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap sikap
etis mahasiswa.
H3 : Muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan dan aspek individual
yang meliputi: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa secara
simultan.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.
b.
c.
3.
Aspek Individual
Aspek Individual adalah sudut pandang yang berhubungan dengan
manusia secara pribadi. Aspek individual yang mempengaruhi perilaku
etis adalah :
a.
Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan mental, berpikir, menalar dan memecahkan
masalah. Kecerdasan intelektual diukur dengan kuesioner yang
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang secara mendalam
mempengaruhi seluruh kemampuan lainnya, baik memperlancar
maupun menghambat kemampuan-kemampuan tersebut. Kecerdasan
emosional diukur dengan kuesioner yang dibuat oleh Safaria (2004)
dalam bukunya yang berjudul tes kepribadian untuk seleksi
pekerjaan. Indikator empiris dalam variabel ini adalah :
1) Kemampuan pengenalan diri
2) Kemampuan pengendalian diri
3) Kemampuan memotivasi
4) Mempunyai rasa empati
5) Memiliki keterampilan sosial.
c.
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu untuk menempatkan
perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual
diukur dengan kuesioner yang dibuat oleh Safaria (2004) dalam
bukunya yang berjudul tes kepribadian untuk seleksi pekerjaan.
Indikator empiris dalam variabel ini adalah :
1) Kedekatan dengan Tuhan
2) Pemahaman kehidupan spiritual
3) Perbuatan baik
4) Kemampuan menyelesaikan masalah.
kemudian
daftar
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner, suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan
validitas
dalam
penelitian ini
dilakukan dengan
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui reliabel
atau tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan melihat
nilai Cronbach Alpha. Kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut ini: (Ghozali, 2005).
a.
b.
2.
3.
Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
(muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan dan aspek
individual) terhadap variabel dependen yaitu sikap etis mahasiswa
akuntansi. Alat analisis regresi berganda dengan derajad kepercayaan
95% ( = 5%) dan pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + 1X1 + 2X2+ e
Keterangan :
Y = Sikap etis mahasiswa
a = konstanta
1, 2= koefisien regresi
X1 = Muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan
X2 = Aspek Individual
e = Faktor Error/Disturbance
Test hipotesis yang dirumuskan adalah Ho dan Ha sebagai berikut :
Ho1 : 0, tidak ada pengaruh antara variabel muatan etika dalam
pengajaran akuntansi keuangan dan aspek individual
terhadap variabel sikap etis mahasiswa.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah model regresi variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian pada uji t adalah sebagai berikut :
Daerah Tolak
Daerah Tolak
Daerah Terima
c. Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,
2009:88). Uji F digunakan untuk melihat pengaruh signifikan semua
variabel independen secara bersama-sama atau serentak terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujian pada uji t adalah sebagai berikut :
Daerah Tolak
Daerah Tolak
Daerah Terima
yang kecil
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA
Dengan melihat nilai r hitung dari lampiran dapat dilihat bahwa setiap
item-item pertanyaan kuesioner memiliki nilai r hitung di atas nilai r tabel
sebesar 0.1966. Untuk variabel Muatan Etika dalam Akuntansi Keuangan,
nilai r hitung berada diantara 0.301 0.584 Variabel Aspek Individual
memiliki nilai r hitung 0.324 0.672 Sedangkan variabel Sikap Etis memiliki
nilai r hitung 0.337 0.753. Melihat nilai r hitung setiap item-item pertanyaan
yang memiliki nilai r hitung di atas nilai t tabel (0.1966) maka dapat
disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan kuesioner dapat dikatakan
valid.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran.
Reliabilitas menunjukan bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach Alpha di atas 0.6 maka
instrumen dapat dikatakan reliabel (handal).
Dengan melihat nilai koefisien Cronbach Alpha pada tabel 4.1, maka
dapat dinyatakan bahwa semua instrumen tersebut reliabel karena memiliki
nilai koefisien Cronbach Alpha di atas 0.6.
Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Crobach
Alpha
Muatan Etika
Aspek Individual
Sikap Etis
0.758
0.907
0.883
residual
Asymp.Sig. (2-tailed)
0.214
Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Hal ini
merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi berganda.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat persoalan multikolinearitas, karena
seharusnya tidak boleh terjadi korelasi antar variabel independennya. Uji
Nilai VIF
1.182
Aspek Individual
1.182
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokolerasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian pada penelitian ini
adalah dengan Uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Uji Heterokedastisitas
Uji Heterodektisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan
varian
dari
residual
pada
model
regresi.
Uji
1.
2.
3.
Nilai t hitung
Sig.
Keterangan
2.504
0.014
Ha diterima
Aspek Individual
4.427
0.000
Ha diterima
Daftar Pustaka
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. 2011. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta : Salemba Empat.
Agustina, Lidya dan Susilawati, Christine.D.K. 2012.Dampak Muatan Etika
Dalam Pengajaran Akuntansi Keuangan Dan Audit Terhadap Persepsi
Etika Mahasiswa Yang Dimoderasi Oleh Kecerdasan Kognisi Dan
Kecerdasan Emosional: Studi Eksperimen Semu. Jurnal Akuntansi
Vol.4 No. 1 Mei : 22-32.
Dani, K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Putra Harsa,
Surabaya.
Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial Terhadap
Pemahaman Akuntansi. Skripsi tidak dipublikasikan.Jakarta : FE
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Lisda, Afria. 2009. Pengaruh Kemampuan Intelektual, KecerdasanEmosional,
Dan Kecerdasan Spiritual TerhadapPerilaku Etis Auditor Serta
Dampaknya Pada Kinerja(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
Di Jakarta). Skripsi tidak dipublikasikan.Jakarta :Jurusan
AkuntansiFakultas Ekonomi Dan Ilmu SosialUniversitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Djarwanto, 2001, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta: BPFE.
Ginting,
Mahdalena S. 2011.
Hubungan Kecerdasan Intelektual,
KecerdasanEmosional Dan Kecerdasan Spiritual TerhadapPrestasi
Belajar Siswa Dalam Mata PelajaranEkonomi Kelas X(Studi Kasus
Sma
Stella
Duce
2
Yogyakarta
).
Skripsi
tidak
dipublikasikan.Yogyakarta
:Program
Studi
Pendidikan
AkuntansiJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP
Universitas Sanata Dharma